Share

BAB 101

Author: Faisalicious
last update Last Updated: 2025-03-18 13:29:40

Bab 101 – Bayangan di Balik Kekaisaran

Angin malam berhembus pelan saat Ryuu dan tiga murid Paviliun Bayangan bergerak melintasi hutan menuju wilayah Kekaisaran. Dengan langkah yang nyaris tak bersuara, mereka menyusup melalui rute-rute tersembunyi, menghindari patroli tentara Kekaisaran yang semakin ketat sejak ancaman mereka kepada Sekte Lembah Babi dikirimkan.

Di antara mereka, Jin, murid dengan spesialisasi teknik pengelabuan, berjalan di depan, matanya tajam memperhatikan setiap gerakan di sekitar. Di belakangnya, Kaede dan Shun, dua ahli pergerakan cepat dan penyusupan, mengikuti dengan napas teratur.

“Kita sudah dekat dengan perbatasan,” bisik Ryuu, matanya memeriksa keadaan sekitar. “Setelah ini, kita harus lebih berhati-hati. Kekaisaran memiliki pasukan pengintai yang tidak bisa diremehkan.”

Jin mengangguk dan menempelkan telinganya ke tanah. Beberapa saat kemudian, ia mengangkat wajahnya. “Ada kelompok kecil di depan, sekitar enam orang. Mereka diam di satu titik, kemungkina
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 102

    Bab 102 – Gelombang di Balik KetenanganMalam itu, di dalam aula utama Sekte Lembah Babi, para pemimpin sekte berkumpul. Cahaya lentera menerangi ruangan, memantulkan bayangan di dinding kayu yang kokoh. Kenta, sang Ketua Sekte, duduk di posisi utama dengan wajah serius. Di sampingnya, Kakek Hakka, lima Jenderal Paviliun, serta beberapa tetua sekte lainnya mengelilingi meja bundar besar.Di hadapan mereka, Ryuu berdiri tegak, menyerahkan gulungan yang telah mereka rebut dari mata-mata Kekaisaran. Haru, pemimpin Paviliun Bayangan, mengambil gulungan itu dan membacanya dengan mata menyipit.“Kekaisaran sudah menandai kita,” kata Ryuu dengan nada tegas. “Mereka tidak hanya ingin menaklukkan sekte ini, tetapi juga menghilangkan pemimpin-pemimpin utamanya.”Ruangan dipenuhi keheningan. Para jenderal dan tetua saling bertukar pandangan.Mei, pemimpin Paviliun Angin, menghela napas panjang. “Jadi mereka berencana membunuh kita satu per satu sebelum peperangan dimulai?”Daichi, pemimpin Pavil

    Last Updated : 2025-03-18
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 103

    Bab 103 – Bayangan di Ambang PerangMalam itu, langit di atas Sekte Lembah Babi tampak lebih gelap dari biasanya. Awan pekat menggantung, seolah menandakan badai yang akan datang. Di dalam aula utama, para pemimpin sekte kembali berkumpul. Cahaya lentera menerangi ruangan, memantulkan bayangan di wajah-wajah yang dipenuhi ketegangan.Kenta duduk di kursi utama dengan ekspresi serius. Di sampingnya, Kakek Hakka tampak tenang, meski sorot matanya tajam. Para Jenderal Paviliun, Haru, Mei, Daichi, Souta, dan Renji, duduk mengitari meja, bersama lima Wakil Jenderal yang telah ditunjuk: Akemi, Fumio, Kenshiro, Ryuu, dan Goro.Di hadapan mereka, seorang pengintai sekte berlutut, menyampaikan laporannya dengan suara berat."Pasukan Kekaisaran telah bergerak."Ruangan langsung dipenuhi keheningan yang menyesakkan.Kenta mengangkat alisnya. "Seberapa besar pasukan mereka?"Pengintai itu menelan ludah sebelum menjawab, "Sedikitnya lima ribu prajurit dari Divisi Tempur Utama Kekaisaran telah meni

    Last Updated : 2025-03-18
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 104

    Bab 104 – Api Perang yang BerkobarDarah mengalir membasahi tanah. Udara dipenuhi suara dentingan pedang dan pekikan kematian. Medan perang di luar Sekte Lembah Babi telah berubah menjadi lautan kehancuran.Di tengah kekacauan, Mei memutar pedangnya dengan presisi. Setiap tebasannya tak hanya menghentikan serangan musuh, tetapi juga membuka celah bagi pasukan Paviliun Angin untuk bergerak."Jangan biarkan mereka mendekati barisan belakang!" serunya, memerintahkan murid-muridnya yang bertempur di garis depan.Di sisi lain, Daichi menerjang dengan kekuatan dahsyat, tinjunya menghantam tanah dan menciptakan gelombang kejut yang membuat prajurit Kekaisaran terlempar ke udara."Dorong mereka mundur!" raungnya, matanya berkilat penuh gairah pertempuran.Namun, pasukan Kekaisaran bukanlah lawan yang mudah. Mereka segera mengatur ulang formasi mereka. Deretan pemanah naik ke bukit, menarik busur mereka dan membidik ke arah murid-murid sekte.Souta, yang telah mengamati dari kejauhan, langsung

    Last Updated : 2025-03-18
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 105

    Bab 105 – Perang di Ambang SenjaUdara terasa berat oleh bau darah dan debu yang beterbangan. Matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, mewarnai langit dengan semburat merah yang mencerminkan kekacauan di medan perang. Sekte Lembah Babi, yang selama ini tersembunyi dari konflik besar, kini harus menghadapi amukan Kekaisaran secara langsung.Di tengah pertempuran, Mei berdiri dengan pedang terhunus, napasnya memburu. Tubuhnya dipenuhi luka, tetapi matanya tetap tajam.“Kita tidak bisa mundur,” gumamnya pada dirinya sendiri, menggenggam erat gagang pedang.Di sampingnya, Daichi menggeram, menepis dua lawan sekaligus dengan kekuatan brutalnya. Dia menoleh ke arah Mei dan berteriak, “Dimana Haru?!”Mei mengayunkan pedangnya, menebas seorang prajurit Kekaisaran sebelum menjawab. “Dia masih di hutan! Aku yakin dia sedang menahan Divisi Bayangan Kekaisaran.”Souta, yang berada di garis belakang, menyiapkan strategi baru. “Kita harus bertahan sampai bala bantuan dari dalam sekte datang. Jika

    Last Updated : 2025-03-18
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 106

    Bab 106 – Kobaran Api dan Bayangan KekaisaranSuara dentingan senjata masih menggema di seluruh medan perang. Meskipun langit telah gelap, kobaran api dari perkemahan Kekaisaran dan ledakan teknik para petarung menerangi malam seperti siang. Sekte Lembah Babi berada dalam titik kritis, dengan pasukan Kekaisaran terus menekan dari berbagai arah.Di garis depan, Mei berputar di antara para prajurit Kekaisaran, pedangnya bergerak seperti angin, menebas setiap lawan yang mendekat. Napasnya mulai memburu, tetapi matanya tetap penuh fokus.“Bertahanlah! Jangan biarkan mereka menembus barisan kita!” serunya.Di sisi lain medan perang, Daichi menerjang dengan pukulan-pukulan yang menghancurkan. Tanah di sekitarnya retak setiap kali tinjunya mengenai musuh. Salah satu prajurit Kekaisaran mencoba menyerangnya dari belakang, tetapi sebelum pedang itu bisa mengenai tubuhnya, Renji muncul, menebas lawan tersebut dengan gerakan cepat.“Kau mulai lengah, Daichi.”Daichi menyeringai. “Aku hanya membi

    Last Updated : 2025-03-18
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 107

    Bab 107 – Akhir Pertempuran dan Bayangan KekaisaranDentingan senjata masih menggema di udara, bercampur dengan teriakan pertempuran dan gemuruh api yang membakar perkemahan Kekaisaran. Pasukan Sekte Lembah Babi terus bertahan, tetapi tekanan dari Divisi Naga Hitam semakin intens.Mei, Renji, dan Daichi bertarung dengan sekuat tenaga di garis depan, menghadapi lima petarung elite yang kekuatannya melampaui prajurit Kekaisaran biasa.Tombak besar di tangan salah satu anggota Divisi Naga Hitam berayun ke arah Mei dengan kecepatan luar biasa. Ia hanya memiliki sepersekian detik untuk menghindar. Mei memutar tubuhnya, membiarkan angin membantunya melewati serangan itu, lalu membalas dengan tebasan cepat.Namun, lawannya memprediksi serangannya. Dengan satu gerakan tajam, tombak itu berputar dan menangkis pedangnya, memaksa Mei melompat mundur.“Kalian benar-benar keras kepala,” gumam pria bertombak itu dengan nada bosan.Mei me

    Last Updated : 2025-03-19
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 108

    Bab 108 – Langkah Menuju Balas DendamApi masih menyala di berbagai sudut medan perang, menyisakan aroma besi dan darah yang pekat di udara. Malam belum sepenuhnya berganti pagi, tetapi langit mulai memperlihatkan semburat merah di ufuk timur. Tubuh-tubuh tak bernyawa berserakan di sepanjang jalur pertarungan, baik dari pihak Kekaisaran maupun Sekte Lembah Babi.Haru berdiri di atas bukit kecil yang memberikan pandangan luas ke seluruh area. Nafasnya masih berat, luka di lengannya terasa perih, tetapi pikirannya jauh lebih kacau dibandingkan rasa sakit yang ia rasakan. Kekaisaran telah mundur untuk sementara setelah kehilangan Jenderal Shizuru, tetapi ini bukanlah kemenangan yang sebenarnya.Di bawah bukit, para murid sekte yang masih hidup mulai mengumpulkan tubuh rekan-rekan mereka. Beberapa menangis, beberapa hanya bisa menggertakkan gigi dalam diam, menahan emosi mereka.Mei berjalan mendekati Haru, pedangnya masih berlumuran da

    Last Updated : 2025-03-19
  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 109

    Bab 109 – Satu Tebasan untuk KemenanganHujan deras mengguyur medan perang, menciptakan kubangan lumpur yang bercampur dengan darah. Petir menyambar langit malam, menerangi dua sosok yang berdiri di tengah kekacauan.Kenta, dengan jubah sektenya yang telah robek di beberapa bagian, berdiri tegak. Napasnya terengah, darah segar mengalir dari luka di bahunya, tapi sorot matanya tetap tajam, penuh tekad. Di hadapannya, Jenderal Kekaisaran, Ryuzen, berdiri dengan tombak hitam yang menancap ke tanah, tubuhnya dikelilingi oleh aura kekuatan yang menindas.Pasukan di sekeliling mereka telah mundur, memberikan ruang bagi dua pemimpin ini untuk menyelesaikan pertempuran dengan satu pertarungan penentu.Mei, Daichi, dan Renji yang masih

    Last Updated : 2025-03-19

Latest chapter

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   TAMAT

    Bab 140 – Sampai JumpaKenta menatap langit malam yang dipenuhi bintang. Angin sepoi-sepoi bertiup melewati wajahnya, membawa ketenangan yang aneh. Dunia ini… dunia nyata… terasa begitu berbeda dari dunia sistem yang selama ini ia jalani.Ia sudah kembali. Segalanya sudah berakhir. Namun, entah kenapa hatinya masih terasa berat. Maya… Apakah ia benar-benar pergi? Apakah tidak ada cara lain untuk bertemu dengannya lagi? Kenta mengepalkan tangannya, lalu menghela napas panjang.“Kau terlihat seperti orang yang kehilangan sesuatu.”Sebuah suara yang familiar terdengar dari belakangnya. Kenta menoleh dan mendapati seseorang berdiri di sana, seseorang yang seharusnya tidak mungkin ada di dunia ini.Matanya melebar. “…Maya?”Maya berdiri di sana, mengenakan pakaian serba putih yang bercahaya samar di bawah sinar bulan. Wajahnya tetap seperti yang Kenta ingat, tenang, lembut, dan penuh teka-

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 139

    Bab 139 – Tamat: Menerima KenyataanKenta berdiri di depan sebuah gedung tua yang terlihat tak terawat.Alamat yang tertulis di surat membawanya ke sini. Bangunan ini berada di pinggiran kota, jauh dari keramaian. Tidak ada tanda-tanda kehidupan di sekitarnya, hanya cahaya redup dari lampu jalan yang sesekali berkelap-kelip.Hatinya masih dipenuhi keraguan."Apa ini jebakan?" pikirnya.Namun, jika ini adalah satu-satunya petunjuk untuk menemukan Maya atau mendapatkan jawaban tentang apa yang terjadi, ia tidak bisa mundur sekarang.Ia menarik napas dalam, lalu mendorong pintu kayu besar di hadapannya.Saat Kenta melangkah masuk, suara derit kayu memenuhi ruangan.Bangunan ini tampaknya adalah sebuah gudang lama. Debu memenuhi lantai, dan beberapa rak besi di sudut tampak berkarat.Namun, yang paling menarik perhatiannya adalah sosok seorang pria tua yang duduk di kursi kayu, tepat di tengah ruangan.Pria itu

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 138

    Bab 128 – Arch Akhir: Tanpa Maya, Kenta Hanya PecundangKenta duduk di tepi tempat tidurnya, menatap kosong pada lantai kamarnya yang berantakan. Kertas-kertas catatan, botol minuman kosong, dan beberapa buku berserakan di sana. Cahaya matahari sore masuk melalui jendela, tetapi ia tidak merasa hangat sedikit pun.Sudah sebulan sejak ia kembali ke dunia nyata. Sudah sebulan sejak ia melihat sosok Maya di gang sempit itu atau lebih tepatnya, sejak ia berhalusinasi melihatnya. Kenta menarik napas panjang, lalu menghembuskannya dengan berat."Bangkitlah sekali lagi, Kenta."Kata-kata itu masih terngiang di benaknya. Tapi bagaimana caranya? Tanpa sistem, tanpa status, tanpa teknik bertarung, tanpa Maya… ia bukan siapa-siapa. Di dunia sistem, ia bisa mengalahkan lawan yang lebih kuat, menerobos batasan dirinya, dan berdiri sebagai pemain terkuat.Di dunia ini? Ia bahkan tidak bisa mendapatkan pekerjaan paruh waktu karena riwayat medisnya. S

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 137

    Bab 137 – Arch Akhir: Kembali Sebagai Kenta si Pecundang di Dunia NyataBIP. BIP. BIP.Suara mesin monitor berdenting pelan di ruangan yang sunyi. Aroma antiseptik bercampur dengan udara dingin dari pendingin ruangan. Kelopak mata Kenta bergerak sedikit, lalu perlahan membuka.Seketika cahaya putih menyilaukan matanya.Ia merasakan sesuatu yang berat di tubuhnya—seperti ada beban yang tak kasat mata menekannya. Sensasi itu terasa aneh, jauh berbeda dari medan perang yang selama ini ia jalani.Kenta mencoba menggerakkan jarinya.Lambat.Lemah.Seolah-olah tubuhnya adalah milik orang lain."Dimana aku…?" gumamnya dengan suara serak.Matanya perlahan menyesuaikan diri. Ia bisa melihat langit-langit putih, ventilasi udara yang mengeluarkan suara halus, dan… tabung infus yang terhubung ke tangannya.Ini rumah sakit.Aku… kembali?Hatinya berdebar. Ia b

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 136

    Bab 127 – Arch Akhir: Menempuh Jalan untuk KembaliLangit masih dipenuhi retakan dimensi yang berpendar dalam warna keemasan dan hitam. Sisa-sisa kekuatan yang bertarung di medan perang tadi kini mereda, menyisakan ketegangan yang menggantung di udara.Di tengah-tengahnya, Kenta berdiri dengan tatapan teguh, meski dalam hatinya masih ada goncangan yang tak bisa ia redam.Ia telah membuat keputusannya.Sekarang, ia hanya perlu mencari jalan untuk mewujudkannya.Maya berdiri di hadapannya, matanya yang tajam menelisik ekspresi Kenta. "Kau sudah memutuskan?"Kenta mengangguk. "Ya."Maya menghela napas, lalu melangkah mendekat. "Jika kau benar-benar ingin kembali… maka ada satu cara. Tapi aku tidak yakin kau akan menyukainya."Kenta menajamkan pandangannya. "Apa itu?"Maya terdiam sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Sistem yang telah memulihkan dirinya sepenuhnya kini memiliki fungsi otomatis untuk mengembalika

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 135

    Bab 134 – Arch Akhir: Lalu Bagaimana Caraku Kembali?Langit masih dipenuhi retakan-retakan dimensi. Pusaran energi kekacauan melayang di udara, menciptakan percikan cahaya yang terus menerus menyambar seperti petir abadi. Di tengah kehancuran yang melanda, Kenta berdiri terengah-engah, tubuhnya dipenuhi luka dan pakaiannya compang-camping.Di hadapannya, Maya menatapnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Mereka baru saja mengungkap kebenaran tentang sistem, tentang asal usul dunia ini, dan mengapa Kenta menjadi bagian dari semua ini.Namun, satu pertanyaan besar masih menggantung di benaknya."Lalu… bagaimana caraku kembali?"Suara Kenta terdengar serak, nyaris berbisik. Entah kenapa, setelah semua ini, pertanyaan itu baru benar-benar menghantamnya dengan kesadaran yang menyakitkan.Apa yang akan terjadi setelah semuanya berakhir?Maya menutup matanya sejenak sebelum menjawab."Itu bukan sesuatu yang mudah dijawab

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 134

    Bab 134 – Pemecahan Misteri Asal Usul Sistem (Bagian 3) – Mengapa Kenta Terpilih sebagai Player?Celah besar yang terbuka di atas mereka memperlihatkan lapisan dimensi lain—cahaya keemasan yang berkilauan bersanding dengan pusaran kegelapan yang meliuk-liuk, seolah mencoba menelan satu sama lain.Kenta masih berdiri diam, mencoba mencerna semua yang baru saja terungkap.Maya adalah bagian dari sistem.Ia adalah keseimbangan, eksistensi yang tidak seharusnya ada.Dan kini, ada satu pertanyaan yang masih belum terjawab.Mengapa dirinya yang terpilih sebagai Player?Dari semua orang di dunia ini—dari sekian banyak individu yang memiliki potensi—mengapa ia, Kenta, yang harus menanggung beban ini?Maya menatapnya dengan tatapan lembut, seakan tahu apa yang sedang dipikirkannya."Kau akhirnya sampai pada pertanyaan itu, ya?" katanya pelan.Kenta mendongak, menatap Maya dengan

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 133

    Bab 133 – Pemecahan Misteri Asal Usul Sistem (Bagian 2) – Siapa Maya?Langit retak.Sebuah celah menganga di atas mereka, mengungkapkan kilauan cahaya keemasan dan kegelapan pekat yang berputar seperti pusaran tak berujung.Kenta dan Maya berdiri di tengah kekosongan itu. Mereka baru saja kembali dari Gerbang Ingatan, tempat di mana mereka menyaksikan bagaimana dunia dan Wadah Sistem tercipta. Namun, masih ada pertanyaan besar yang belum terjawab.Siapa Maya sebenarnya?Kenta menoleh ke arah Maya, yang berdiri dalam diam, wajahnya sulit dibaca. Sejak awal perjalanannya, Maya selalu berada di sisinya, terkadang sebagai sekutu, terkadang sebagai musuh. Namun, dalam ingatan yang mereka lihat tadi, Maya sama sekali tidak muncul.Itu tidak masuk akal. Jika Maya adalah bagian dari Wadah Sistem, seharusnya ada petunjuk tentang keberadaannya dalam sejarah itu.“Maya…” Kenta akhirnya berbicara, suaranya terdengar

  • PENDEKAR PEWARIS SISTEM   BAB 132

    Bab 132 – Pemecahan Misteri Asal Usul Sistem (Bagian 1)Langit yang semula dipenuhi kilatan cahaya akibat pertarungan dahsyat mulai meredup, menyisakan langit kelam yang perlahan kembali tenang. Kenta berdiri di tengah reruntuhan, napasnya terengah-engah sementara tubuhnya dipenuhi luka. Maya, yang berdiri tak jauh darinya, juga dalam kondisi serupa.Keduanya selamat… untuk saat ini.Namun, perasaan ganjil menyelimuti udara. Seakan ada sesuatu yang belum berakhir.Kenta menatap ke langit, dan untuk sesaat, ia merasa seperti dunia ini berbicara padanya.“Warisan yang kau kejar… kini tinggal satu misteri terakhir.”Seketika, kesadaran Kenta terguncang. Suara itu—ia pernah mendengarnya sebelumnya, dalam mimpi-mimpi samar yang terus menghantuinya.Maya berjalan mendekat, matanya menyorot keprihatinan. “Kau merasakannya juga, bukan?”Kenta mengangg

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status