Share

22

Penulis: Puspita
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-23 21:00:55

Sungguh hiburan yang sangat menarik. Ternyata sedalam itu rasa yang dimiliki Sinta pada Mas Haris. Lalu untuk apa pernikahannya dengan Mas Wisnu? Kasihan sekali lelaki berkulit cokelat itu.

Setelah urusannya selesai aku pun segera berlalu, tanpa menoleh sedikitpun pada Sinta. Sebenarnya ada rasa tak tega walaupun cuma sedikit, mengingat kedekatan kami dulu. Namun, aku akan tetap maju, agar Sinta bisa belajar dari semua ini. Mungkin, ini adalah cara Tuhan menegurnya.

Sekarang aku akan fokus pada kasus penjualan rumah. Semoga saja prosesnya semudah kasus Sinta ini. Hingga tak membutuhkan waktu lama untuk memberi kejutan pada lelaki tak tahu malu itu.

Di luar kantor, terlihat Mas Wisnu tengah bersitegang dengan mertuanya juga Mas Haris dan Rindu tentunya. Entah apa yang diperdebatkan. Sepertinya cukup serius.

"Apa?!" seru ibunya Sinta, raut wajahnya nampak tidak terima. Tangannya yang penuh dengan emas itu bertolak pinggang.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   23

    Aku yang masih masih ada di kamar segera keluar. Siapapun dia akan kuucel-ucel perutnya.Ibunya Sinta dan Mas Wisnu sedang berdiri tepat di depan pintu. Jika Mas Wisnu terlihat sungkan, tidak dengan wanita setengah baya di sampingnya."Kenapa ribut-ribut? Ada perlu apa? Ini bukan hutan, jadi pakailah sopan santun." Sengaja hanya membuka pintu sebatas badanku."Hei, Nyia. Kurang ajar kamu ya, kamu itu yang tidak punya sopan santun sama orang tua. Ngomong kok ngawur!""Ini masih pagi, Bu. Dan ibu sudah bikin kegaduhan. Apa mau tak panggilin Pak Rt?""Kamu ini benar-benar wanita jahat ya, Nyia. Rugi aku datang ke sini pagi-pagi! Ingat ya, Nyia. Aku akan selalu datang ke sini sebelum kamu cabut tuntunannya! Ayo, Nu!"Setelah berucap ibunya Sinta itu langsung berbalik dan melangkah pergi. Sementara Mas Wisnu, lelaki berkulit cokelat itu masih menyempatkan diri untuk tersenyum. Namun, senyum manis itu beru

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-24
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Dua puluh empat

    Bukan Sinta namanya kalau tidak bisa bersandiwara. Melihatku masuk ke ruang sidang, wanita itu langsung berdiri dan menghampiri kemudian memelukku. "Maafkan aku, Nyia. Kemarin itu aku hanya bercanda, tak mengira kamu akan semarah ini. Hingga mau memenjarakanku. Lupakah kamu dengan persahabatan kita? Apa ini salah satu balas dendammu? Menganggapku telah menghancurkan pernikahanmu dengan Mas Haris?" Sinta menjeda kalimatnya untuk membersihkan ingusnya yang meler karena menangis."Mas Haris sendiri yang memintaku mencarikan madu untukmu, dia bilang pernikahannya denganmu sudah dititik bosan. Dia jenuh denganmu, Nyia. Harusnya kamu bangga, Mas Haris tidak selingkuh, dia memilih memberimu jalan terbaik menuju surga. Harusnya kamu mikirnya ke sana, Nyia!" Sinta meraung. Posisinya masih merangkulku, sementara aku sendiri sudah mati rasa dengannya. Sahabat? Ingin rasanya aku tertawa mendengar kata itu keluar dari mulutnya yang penuh dengan kebusukan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-24
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   dua puluh lima

    Benar saja, setelah petugas itu menyerahkan surat penangkapan. Rindu terlihat histeris. Wanita yang bodynya memang aduhai itu menahan lengan suaminya ketika hendak dibawa petugas. Mas Haris terlihat menolak. Sepertinya dia tak terima, setelah berdebat dengan petugas, lelaki yang terlihat gagah dengan jas hitam itu mengedarkan pandangannya. Bibirku tersenyum ketika tatapannya menemukanku. Seketika wajahnya memerah menahan marah dan malu, mungkin.Dari tempatku berdiri, aku bisa melihat kepanikan seluruh keluarga besarnya. Mereka semua meringsek maju kepada petugas. Entah apa yang diucapkan mereka, sepertinya mereka tidak terima dengan semua ini. Sayang aku tak bisa mendengar karena suasana benar-benar berisik.Ratusan kamera dari para undangan menyoroti mereka. Sepertinya tak ada yang menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Beberapa petugas yang bertanggung jawab untuk acara tersebut ikut turun tangan, menghalau para undangan yang mengambil video. Namun, jumlah mereka kalah banyak, akhirny

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   dua puluh enam

    [Maafkan aku, Nyia. Mulai saat ini lebih baik kita tak saling berhubungan. Maaf, kalau kemarin-kemarin aku sudah keterlaluan, memberi perhatian yang tak seharusnya. Sekali lagi maaf, Nyia]Berkali-kali aku membaca isi pesan dari Mas Wisnu. Ada apa dengan lelaki itu? Mengapa membaca pesannya membuat hatiku nelangsa. Lagi, aku membaca deretan huruf yang sama, berharap tadi hanya salah baca. Namun, kalimat itu tidak berubah. Berkali-kali pula kuketik setiap huruf di keyboard untuk membalas dan bertanya mengapa, tetapi yang terjadi hanya ketik-hapus ketik-hapus terus. Aku bingung dan ada perasaan tak rela.Apa ini, Tuhan? Inikah caraMu untuk menyelamatkanku dari fitnah dunia? Inikah caraMu untuk melindungiku dari dosa mencintai suami orang yang bahkan istrinya sendiri sudah memberi izin? Sepanjang perjalanan menuju kantor polisi, pikiran ini benar-benar tidak bisa tenang. Ada peperangan hebat di dalam batinku. Ingin sekali meminta penjelasan pada Mas Wisnu te

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Dua puluh tujuh

    "Dobrak saja, Mas." Samar aku mendengar suara dari luar. Suara langkah terdengar tergesa-gesa, setelah bunyi bedebam. Sepertinya pintu berhasil didobrak."Tania! Ya Allah ... apa yang terjadi denganmu, Ndok?!" seru Bibik setelah mengetahui keadaanku yang terkapar tak berdaya di sisi pintu kamar.Aku masih bisa mendengar dan melihat walaupun samar, tetapi tubuhku benar-benar tidak bisa digerakkan. Lemas dan tak bertenaga. Bahkan baju yang kukenakan sudah basah oleh keringat yang sedari tadi mengucur deras."Langsung kita bawa ke rumah sakit aja, Buk," ucap Adam. Sepertinya dia yang tadi kutelpon, nyatanya dia yang datang. **Sampai di rumah sakit aku langsung diperiksa oleh dokter jaga. Untuk sementara aku didiagnosa terkena usus buntu. Namun, untuk memastikan kejelasannya masih menunggu hasil pemeriksaan besok pagi.Rasa nyeri di perut masih datang dan pergi, begitu juga dengan keringat. B

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Dua puluh delapan

    "Tidak perlu tahu siapa orangnya, yang penting Mbak Tania sembuh. Setelah ini saya akan memberikan beberapa doa dan amalan yang harus Mbak Tania lakukan agar terjauh dari hal-hal buruk," sahut Pak Isa dengan suara yang terdengar menyejukkan.Aku menyimak dengan baik petuah dari lelaki berpeci hitam tersebut. Setelah menatapku sejenak, lelaki berpenampilan sederhana itu tersenyum dan kembali berucap, "nanti aku kirim beberapa doa dan sholawat yang harus Mbak Tania baca. Ikuti saja apa yang nanti tertulis di pesan," imbuhnya. Setelah itu Pak Isa dan Paman ngobrol, samar kudengar kedua lelaki baya itu membahas tentang pagar gaib rumahku. Kesempatan itu digunakan Adam untuk mendekatiku.Adam, aku hampir lupa untuk memperkenalkannya. Adam adalah teman sepermainanku. Bukan teman sekolah, karena walaupun satu kampung, dia tidak pernah satu sekolah dengan kami teman rumahnya. Orang tua Adam lebih senang menyekolahkannya di tempat yang berbeda. Entah apa alasannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Dua puluh sembilan

    Bibik dan Paman kembali datang setelah sholat magrib, pengganti orang tuaku itu belum tega membiarkanku sendirian di rumah. Kami menunggu waktu isya' datang dengan mengobrol ringan di teras. Saat sedang bercengkrama, kami bertiga serentak terdiam. Tiba-tiba perut terasa mual, saat indera penciuman mencium aroma busuk bercampur anyir. Sepertinya paman dan bibik juga merasakan hal yang sama. Kami saling menatap, tanpa ada yang bersuara."Masuk ke rumah, sambil baca dzikir dan sholawat," titah paman. Aku dan bibik menjerit, ketikan terdengar ledakan di atap rumah. Ya Allah, bahkan hari masih sore dan kejadian kemarin kembali terulang.Aku, paman dan bibik duduk di ruang tengah sambil berdzikir, setelah kami menyempatkan diri untuk mengambil wudhu.Hawa panas mulai memenuhi ruangan, mengalahkan kipas yang sedari tadi berputar. Keringat dingin mulai bercucuran sejalan dengan dzikir yang kulantunkan.Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Tiga puluh

    "Siapa sebenarnya mereka?" tanya Mbak Yuni setelah sampai di rumah. Dahiku mengernyit. "Mereka?""Keluarga mantan suamimu?" sahutnya semakin membuatku tak mengerti ke arah mana pembicaraannya. Melihatku kebingungan, Mbak Yuni meneruskan ucapannya, "mereka mengirim sesuatu padaku. Jika tidak karena keprofesionalan, aku memilih nyerah menangani kasus ini. Anakku kena, Tania." Mendengar penuturan mataku membola, sementara kedua tangannya menutup mulut yang terbuka."Innalilahi," gumamku setelah meredam keterkejutan. "Untung suamiku ada di rumah. Sedikit banyak dia paham dengan hal seperti itu," imbuhnya dengan tatapan menerawang."Kamu yakin keluarga Mas Haris pelakunya?""Siapa lagi? Saat ini aku hanya megang kasusmu. Intinya, mereka ingin menggagalkan sidang yang akan berlangsung."Apa yang diucapkan Mbak Yuni hampir sama dengan apa yang diucapkan Pak Isa. Pelakunya ingin aku sakit aga

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28

Bab terbaru

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   tujuh puluh

    "Serius kamu sudah nikah?" tanyanya dengan wajah jenaka, nampak jelas kalau dia meremehkanku, menganggap ucapanku adalah candaan belaka."Alhamdulillah, iya, Sin," sahutku sambil tersenyum."Kenapa dia nggak kamu ajak ke sini? Harusnya diajak dong, biar nggak disangka hoax.""Dia suamiku," ucapku sambil menoleh sekilas pada Mas Wisnu.Aku tersenyum melihat perubahan pada wajah Sinta, sepertinya dia menahan napasnya. Wajahnya perlahan memerah, menandakan kalau saat ini dia tengah dikuasai angkara."Kalian?! Tidak mungkin! Mas! Kamu jangan diam saja! Katakan kalau yang dikatakan Tania tidak benar, Mas!" teriaknya, secepat kilat Sinta mendorong tubuhku, beruntung Mas Wisnu sigap menangkap."Semua yang dikatakan Tania adalah kebenarannya, Sin. Kami telah menikah beberapa bulan yang lalu. Ingat, kamu juga sudah mengizinkannya," ucap Mas Wisnu. Saat ini dia sudah berada diantara aku dan Sinta."Aku memang mengizinkanmu menikah

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh sembilan

    "Lakukan kalau kamu ingin melakukannya." Aku yang mendengar ucapan Mas Wisnu sampai menggigit bibir. "Apa? Kamu tega Mas! Kamu tega menyuruhku bunuh diri? Kamu tega meninggalkanku sendirian? Sekarang aku sudah tak punya siapa-siapa!""Ini adalah jalan terbaik untuk kita," sahut Mas Wisnu suaranya tetap terdengar tenang."Ini pasti hasutan wanita itu! Istri keduamu! Ternyata dia memang benar-benar ular. Semuanya breng sek! Kamu, orang tuaku, Haris, orang tuanya, ibumu, Tania! Semua breng sek!" Bahkan, dalam setiap amarahnya, Sinta masih saja menyebut namaku."Tak ada yang menghasutku. Semua ini sudah lama kupikirkan. Jika dulu kamu selalu mengancamku karena rasa balas budi. Sekarang aku sudah membayarnya. Jadi, tak ada lagi yang memberatkan langkahku untuk pergi. Jangan menyalahkan orang lain atas perpisahan ini. Karena sejatinya kita tidak pernah bersama. Renungkan kenapa semua ini bisa terjadi. Aku juga bukan orang suci, tapi aku belajar untuk m

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh delapan -Pov Sinta

    "Ibu setelah punya menantu lagi, jadi pinter ya, atau jangan-jangan memang dia yang mengajari."Wanita itu menghela napas, sepertinya ucapanku telah menyentil perasaan, masa bodoh. Aku lakukan itu biar dia tahu kalau aku tidak suka dia terlalu dekat dengan maduku."Ibu tadi bawa buah jeruk kamu mau ibu kupasin?" tanyanya mengalihkan pembicaraan."Nggak, Bu. Malas! Oh iya, kenapa ya, Bu? maduku itu nggak mau ke sini? Ibu pernah tanya ke dia nggak?""Enggak, Sin, tapi dia pernah bilang ke ibu. Dia akan menemuimu kalau kondisimu sudah sehat." Ibu mengambil buah jeruk yang ada di kresek, kemudian mengupasnya tanpa bertanya padaku. Sepertinya dia benar-benar ingin menantangku"Sok peduli, padahal aslinya dia seneng kan aku seperti ini? Biar bisa mendapatkan Mas Wisnu seutuhnya. Buktinya sampai sekarang dia tak mau bertemu denganku.""Sinta, kondisimu baru saja pulih, jadi sebaiknya kamu tidak usah memikirkan hal-hal seperti itu. Istir

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh tujuh - Pov Sinta

    Baru sekarang aku merasakan sangat dicintai oleh seorang lelaki. Mas Wisnu, suami yang selama ini ku anggap tidak berguna, bahkan kehadirannya tak kuanggap sama sekali, selalu ada untukku. Aku yakin dia lebih memilihku daripada istri mudanya.Setiap malam dia selalu menjagaku di rumah sakit, walaupun sikapnya masih dingin dan tak banyak bicara. Wajar, karena selama ini kamu memang jarang berkomunikasi. Mulai sekarang aku akan belajar mencintainya, melupakan masa lalu dan juga Tania. Ternyata, kebencianku pada Tania telah menghancurkan hidupku. Entah ke mana wanita itu, sejak kedatangannya waktu itu, dia tak lagi menampakkan batang hidungnya ke sini. Padahal aku ingin berterima kasih padanya karena dulu menolak Mas Wisnu. Juga ingin memberitahunya, jika aku mampu dimadu.Aku bisa membuktikan apa yang dulu pernah kuucapkan padanya, karena selama ini tak ada masalah yang berarti antara aku dan maduku. Mas Wisnu cukup adil, dan itu membuatku semakin kagum padanya.

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh enam

    "Kekurangan dan keterbatasan ekonomi, membuatnya menjadi pribadi pekerja keras, dan sangat menghormati serta menghargai orang-orang yang membantu dan berjasa dalam hidupnya. Salah satunya Sinta. Ibu sendiri kurang paham, tepatnya kapan mereka berkenalan. Setelah pergi merantau, tiba-tiba dia datang bersama dengan Sinta, dan mengatakan kalau dia adalah istrinya."Aku masih dia menyimak, sambil memijat kaki ibu. Sebenarnya Ibu menolak, bahkan tadi dia yang mau memijit kakiku. "Aku sangat bahagia, Nak Nyia. Dulu, di mataku Sinta adalah wanita yang baik, tutur katanya lembut. Tak tahunya semua itu hanyalah topeng sandiwara. Ibu benar-benar tertipu, Nak Nyia. Kasihan Wisnu, harus menikung hutan batin yang cukup berat. Saat ini pun, dia dalam posisi sulit. Satu sisi Dia sangat mencintaimu, di sisi lain dia tak tega melihat kondisi Sinta. Tak jarang Ibu melihatnya menangis di masjid rumah sakit."Tak terasa air mataku menetes mendengar penuturan i

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh lima

    "Soal Mas Haris bagaimana, Mas?" tanyaku pada Mas Wisnu ketika dia keluar dari kamar mandi. Sengaja menunggunya karena ada banyak hal yang ingin kutanyakan dan kukatakan padanya. Lelaki itu hanya menatapku sekilas, kemudian sibuk memakai bajunya."Apanya? Dia udah dimakamkan?" sahutnya. kali ini dia tengah mengeringkan rambutnya. "Kronologinya bagaimana, Mas? Kok dia bisa meninggal?" Aku benar-benar penasaran."Kalau menurut keterangan polisi, dia terjatuh dari kursi roda, kepalanya membentur ujung ranjang. Hanya itu karena memang tak ada luka yang berarti di tubuhnya." Mas Wisnu melangkah mendekatiku."Haris terlihat sehat, tubuhnya berisi dan juga bersih. Berbeda dengan kondisi Sinta saat kami menemukannya. Sangat miris, Nyia. Tangan dan kakinya dirantai, sementara mulutnya dilakban. Tapi tak ditemukan memar di tubuhnya," imbuhnya setelah duduk di sampingku."Aku tahu, tadi aku dari rumah sakit," kataku sambil

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh empat - Pov Sinta

    Pagi ini tubuhku terasa sakit semua, sebenarnya setiap hari aku juga merasakannya, tapi hari ini sakitnya lebih parah. Dari kepala sampai ujung kaki, semua terasa ngilu. Tubuhku menggigil dalam gudang yang gelap dan pengap ini. Biasanya bude akan membangunkanku, mengapa hari ini dia tak kunjung membuka pintu.Setelah menunggu dan mulai gelisah karena rasa sakit di kepala yang semakin kuat. Aku mendengar derap langkah, entah milik siapa. Apakah ini sebuah pertolongan? Memikirkan itu semangatku berkorbar, dan dengan sisa-sisa tenaga kupaksakan diri ini bangkit, lalu merangkak ke arah pintu, setelah itu berteriak sekuat yang kumampu."Sepertinya ada orang di dalam!" seru seseorang dari balik pintu. Aku pun semakin bersemangat untuk berteriak."Dobrak saja pintunya!" Mendengar itu, aku langsung bergeser agar tidak terkena daun pintu yang mungkin akan lepas dari bingkainya.Air mataku tumpah setelah pintu berhasil didobrak. "Sinta!" Itu seperti su

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh tiga - Pov Sinta

    "Kalau melakukan pekerjaan itu yang bener, Sin. Lihat semua masih kotor, dah kamu kerjakan lagi," titah bude sambil melempar piring yang dipegangnya. Badanku gemetar mendengar benturan antara piring dan lantai. Wanita yang dulu sangat kucintai itu memang tak pernah berkata keras, tapi sangat menakutkan."Bersihkan, setelah itu baru makan," imbuhnya sambil melangkah pergi. Aku tak bisa menjawab, karena mulutku dilakban sangat banyak sampai memutari kepala. Sedangkan tangan dan kakiku di rantai. Entah sudah berapa kali aku tak sadarkan diri dan sadar di tempat yang sama. Jika bisa meminta, aku ingin Tuhan mencabut nyawaku saja, dari pada hidup seperti ini.Mereka memang tak menyiksa ragaku, tak pernah memukul atau melakukan kekerasan fisik, hanya saja bude dan pakde tak membiarkan aku beristirahat, ada saja yang harus kukerjakan. Semua semakin berat karena aku tidak leluasa bergerak, dan dalam kondisi lapar.Mas Haris hanya bisa menatapku dari atas kurs

  • PEMBALASAN UNTUK SAHABAT TUKANG HASUT   Enam puluh dua

    "Apa yang aneh, Mas?" Aku semakin bingung dengan sikapnya."Sinta. Setiap hari yang menghubungiku itu budenya. Setiap aku mau bicara dengan Sinta, dia selalu bilang kalau Sinta sibuk mengurus Haris. Sementara setiap hari budenya meminta uang lebih.""Mungkin, Sinta beneran sibuk, Mas. Bisa aja, kan?""Iya, sih, tapi tetap saja aneh, Nyia." Setelah itu kami sama-sama diam, aku kembali memikirkan Ratna. Entah Mas Wisnu tengah memikirkan apa. Sinta mungkin. Terserah lah.Setelah beberapa saat dalam keheningan, ibu memanggil untuk mengajak makan malam. Aku dan Mas Wisnu pun segera bangkit."Ibu kok repot-repot masak toh, Bu?""Nggak pa-pa, Nyia. Ibu jenuh kalau diam saja. Lagian kan ibu sudah sehat."Penampilan sambel terasi buatan ibu mertua sangat menggugah selera. Saat hendak duduk, aku baru teringat Ratna. Setelah bilang pada Mas Wisnu kalau hendak mencari Ratna, aku segera beranjak mencari keberadaan adik

DMCA.com Protection Status