Share

Chapter. 33

Author: Paradista
last update Last Updated: 2022-01-28 18:41:45

Melihat Catrina yang kebingungan, Aditya pun segera meraih tangan perempuan itu agar duduk kembali.

"duduklah, aku ingin berbicara serius denganmu, tidak terjadi apa-apa semalam, aku tidak tertarik untuk melakukannya jika dengan perempuan yang sedang mabuk, karena bagi mereka itu hanya cinta semalam" ucap Aditya sambil melihat ke arah Catrina yang membelakangi dirinya.

"maafkan aku" ucap Catrina lirih.

"aku hanya berharap jika kamu mabuk datanglah kesini jangan ketempat lain, aku tidak tahu apa yang terjadi jika kamu pergi ke tempat lain, atau aku sarankan lebih baik kamu berhentilah minum jika tidak pernah sadar kamu ada dimana, itu sangat berbahaya, bukankah kamu seorang dokter?" tanya Aditya.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Barri Doank
lanjutkan ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 34

    Sore harinya Aditya pulang ke rumah sakit terlebih dahulu, sudah menjadi rutinitasnya setiap hari semenjak kejadian bersama Benny, dia tidak diperbolehkan pergi kemanapun kecuali penthouse dan rumah sakit, jika dia bisa ke Bar itupun mencuri-curi waktu meskipun Aditya tahu kemanapun dia pergi, bodyguard suruhan Paman Yosef pasti selalu mengikutinya. ••••••• Di Cafetaria Rumah Sakit … Hari sudah malam, Catrina malam ini berjaga malam menggantikan Profesornya, seperti biasa John dan Samantha juga ikut bertugas malam itu. Mereka duduk bersama sambil meminum kopi agar ngantuk tidak menyerang mereka karena mereka diwajibkan untuk terus terjaga hingga pagi hari. Catrina tidak

    Last Updated : 2022-01-29
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 35

    "oh tentu tidak Dok, silahkan" jawab Nyonya Sandra lalu mempersilahkan dokter Catrina melakukan tugasnya.Aletta terbangun karena mendengar suara dokter Catrina dan Nyonya Sandra. Dengan perlahan dia mengangkat kepala putranya itu untuk kembali ditidurkan di atas sofa, tidak lupa menggantikan pahanya yang tadi dijadikan sandaran oleh Aditya dengan bantal, lalu berjalan menghampiri Nyonya Sandra dan dokter Catrina dengan perlahan karena takut membangunkan putranya yang sedang terlelap itu.Catrina mencuri-curi pandang melihat perlakuan Aletta pada Aditya yang sungguh manis itu, tetapi hatinya terasa terbakar api cemburu, dia tidak rela Aditya sedekat itu dengan Aletta."dasar tante genit" gerutu Catrina di dalam hati.

    Last Updated : 2022-01-31
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 36

    Aditya hanya mengangguk saat mendengar ucapan Paman Yosef, meskipun dia sedikit heran, jika ayahnya membuat sandi rahasia itu dengan tanggal lahirnya, paman Yosef yang melihat Aditya sedang merenung menyadari betul jika Aditya sedang memikirkan ayahnya."ayah anda mungkin bagi anda adalah orang yang jahat, tetapi saya, ibu anda, nyonya sandra bahkan semua yang mengenalnya tahu betul sifat ayah anda, dia tidak pernah melupakan hari tanggal anda, beliau selalu mengingat anda, ingatlah apa yang sebenarnya terjadi pada anda, memori anda, bukanlah sesuatu yang sebenarnya terjadi karena unsur kesengajaan, suatu saat nanti anda akan tahu yang sebenarnya" ucap paman Yosef.Kali ini Aditya tidak mendengus atau memaki ayahnya dengan sebutan si tua bangka lagi, dia terlihat diam dan merenung dengan bolpoin yang dia pegang, setelah m

    Last Updated : 2022-02-01
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 37

    "iy-iya Tuan, aku dan mbak Sandra benar-benar sudah seperti saudara, Tuan tidak perlu khawatir, aku senang bisa menjadi bagian dari kalian berdua" ucap Aletta terdengar sangat tulus dengan senyuman cantik menghiasi wajahnya yang memang sudah cantik itu, apalagi semenjak bersama Sandra, Aletta didandani dan memakai pakaian bagus setiap harinya, Alerta muda dan cantik itu telah kembali, awalnya dia begitu lusuh.Sandra juga ikut tersenyum saat melihat Aletta yang begitu tulus, dia sudah bertekad akan menganggap Aletta seperti adiknya sendiri, berhubung Aletta memang pada awalnya hidup sebatang kara, untuk itulah hingga dia mau dan terjebak dengan skandal perjanjian menikah dengan Fajar untuk hanya menghasilkan anak, tetapi karena kebaikan dan ketampanan Fajar, Aletta menjadi jatuh cinta pada lelaki itu, Sandra tahu sekarang status Aletta pun masih sebagai istri siri suaminya, tapi dia sud

    Last Updated : 2022-02-03
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 38

    Catrina dan professor Rahman pun mendengarkan baik-baik penjelasan mereka dan mengerti bahwa terbangunnya pemimpin besar perusahaan itu harus dirahasiakan demi keselamatan mereka dan ahli waris mereka satu-satunya yaitu Aditya Rashaad."oh rupanya putramu sudah besar sekarang sobat?" tanya professor Rahman setelah mendengar penjelasan nyonya Sandra, Tuan Fajar mengangguk bahagia.Dokter Catrina dan profesor Rahman keluar dari ruangan tempat tuan Fajar dirawat. Profesor Rahman juga menginstruksikan pada dokter Catrina selaku bawahannya, agar tuan Fajar segera dipindahkan ke kamar lain untuk pemulihan dan dengan keamanan yang lebih ketat dari kamar sebelumnya. Dokter Catrina pun langsung melakukan tugasnya.Sementara Aditya yang tidak mengetahui j

    Last Updated : 2022-02-04
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 39

    "tidak Adit, aku sungguh hanya tergila-gila padamu" jawab Catrina dengan wajah yang sendu dan memelas.Aditya terlihat canggung, dia memang telah sedikit membuka hatinya untuk Catrina, tapi dia tidak suka jika Catrina datang selalu dalam keadaan mabuk, jika orang tuanya tahu pasti akan sangat tidak nyaman jika dilihat, untuk itu Aditya hanya bisa menjauh dari Catrina yang semakin tidak terkendali. Terhitung sudah dua kali Catrina ditolak oleh Aditya sejak pertama kali menyatakan cintanya di hotel tempat dia tinggal.Catrina hanya bisa menangis, harga dirinya terasa sangat jatuh karena Aditya benar-benar terus menolak cintanya."apa kamu tidak memiliki perasaan untukku sedikit saja?" tanya Catrina terlihat dia sudah sadar meskipun belum sepenuhnya tetapi pik

    Last Updated : 2022-02-05
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 40

    Sore itu sepulang dari kantor, Aditya ke rumah sakit, dia tidak langsung menuju ruangan dimana orang tuanya berada, melainkan dia pergi ke arah Cafetaria, tempat dimana Catrina suka nongkrong disana bersama teman-temannya.Dicafetaria terlihat ada dokter Samantha, terlihat Samantha sedang meminum kopinya sendirian, Aditya tidak mempedulikannya saat Samantha berusaha menggodanya dengan terus memandang ke arahnya, Aditya memesan kopi juga, terlihat dia tidak tenang karena Catrina ternyata tidak berada di sana.Melihat Aditya diam saja bahkan tidak menyapanya, Samantha yang dicap gadis penggoda oleh teman-temannya itu terlihat berjalan kearahnya, Samantha memang gadis yang sangat cantik, tubuhnya tinggi juga langsing, jika orang melihat Aditya dengan Samantha pasti akan dianggap sepasang kekasih, mengingat merwka berdua begi

    Last Updated : 2022-02-06
  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 41

    Samantha duduk di samping Catrina, lalu tersenyum dan berbicara lagi pada Catrina, "kamu ditolak yah sama tuh ganteng?" tanya Samantha tanpa basa basi hingga teman yang hadir sontak kompak memandang ke arah Catrina."sial! dasar pria tidak berperasaan, jika menolak ya menolak saja, tidak perlu mempermalukanku di hadapan Samantha" gerutu Catrina dalam hati, dia sangat kesal."woy, diem aja, atau kalian sudah pacaran tapi diam-diam ya?" tanya Ririn membuyarkan lamunan Catrina."gak mungkin, sudahlah Cat nyerah aja, aku mau maju sekarang, aku gak mau ketinggalan pria seperti itu" sahut Samantha."oh rupanya Sam belum tahu aku ditolak, kok aku jadi paranoid sih? orang ngomong gitu aku takut bange

    Last Updated : 2022-02-08

Latest chapter

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 199

    "Aditya kamu gak apa-apa?" teriak Jonathan panik dan segera melindungi Aditya jika saja ada serangan lagi dari Indra."Indra apa kau ingin mati!" seru Jonathan ke arah Indra."Ayolah kita sebaiknya mati bersama-sama." Balas Indra sambil bersiap kembali menarik pelatuk.Jonathan tidak bisa membiarkan Aditya, anak buahnya maupun dia mati begitu saja, akhirnya dengan spontan tanpa sengaja menarik pelatuk dan tembakan itu mendarat tepat di dada Indra yang langsung terpental hingga jatuh ke dalam air laut di belakangnya.Semua orang terdiam, Aditya tampak terperanjat kaget saat Indra terjatuh dan tak terlihat lagi berdiri di depannya."Aditya ayo pergi." Ajak Jonathan sambil menarik lengan temannya itu, dia tak peduli keadaan Indra."Kamu yakin dia sudah mati?" tanya Aditya, lalu berdiri dan melihat laut.Wajah Aditya tersenyum puas kala melihat tubuh Indra yang tersangkut oleh jaring, pria itu tampak masih berusaha bertahan sambil menahan rasa sakit."Belum mati rupanya." Dengus Jonathan

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 198

    Aditya tampak tak peduli dengan perkataan temannya itu, dia segera pergi dan berjalan lebih dulu. Sedangkan Jonathan sepertinya kini tak bisa mencegah Aditya lagi, dia menebak jika Aditya tahu kalau dia memiliki rencana terselubung."Maafkan aku kawan, aku tahu kamu berbuat begini karena ingin membuatku tetap aman." Batin Aditya mendesah saat dia menebak-nebak rencana yang dibuat temannya itu.Aditya berjalan semakin jauh menuju sebuah pelabuhan yang disana sudah mulai dipadati beberapa orang, mereka tampak bersiap untuk menurunkan barang dari kapal besar yang baru saja berlabuh.Kedua mata Aditya berkeliling mencari seseorang di sekitar sana, dengan wajah yang tegas dan pandangan yang tajam akhirnya tatapan matanya berhenti pada seseorang yang sedang duduk sambil melihat ke arah kapal di depannya.Jonathan mengawasi tatapan Aditya dan dia juga melihat sosok itu, Aditya akan melangkah pergi tapi Jonathan segera mencegahnya."Tunggulah disini, serahkan dia padaku." Kata Jonathan.Adity

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 197

    Tidak ada manusia normal manapun yang akan baik-baik saja kalau dalam waktu dekat kehilangan dua orang yang paling dicintai dalam hidupnya. Begitulah kiranya perasaan Aditya dan Jonathan dapat memahaminya, makanya dia harus waspada serta menyerahkan penangkapan Indra pada para pengikutnya agar keselamatan Aditya lebih terjamin daripada dia sendiri yang menangkapnya.Jonathan berusaha sebisa mungkin berkomunikasi dengan para pengikutnya untuk memberikan perintah tanpa sepengetahuan Aditya.Waktu sudah sangat larut, keadaan dermaga juga tidak terlalu ramai seperti saat siang. Mungkin karena di siang hari banyak kapal-kapal kecil yang singgah, sedangkan malam tidak ada.Suara klakson kapal feri yang baru datang terdengar nyaring dan menggema, Aditya mulai waspada."Ayo cepat kita kesana, mungkin pria itu akan menaiki kapal feri itu." Ajak Aditya sambil menunjuk."Tenanglah ada pengikut kita di depan, pergerakan mereka lebih smooth dibanding kita berdua." Jawab Jonathan disertai senyuman

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 196

    Jonathan melajukan kendaraannya dengan cepat, adrenalinnya benar-benar terpacu saat dia tahu akan menangkap penjahat itu. Penjahat yang sudah mengambil nyawa penolong keluarganya yaitu tuan Fajar, dia juga memiliki dendam bukan hanya Aditya saja."Aku juga sudah menghubungi ayahku, biarkan anak buahnya berjaga di pelabuhan agar penjahat itu tidak bisa pergi kemanapun.""Good job." Puji Aditya.Jonathan melirik sebentar, dia sangat senang ketika temannya itu bersemangat lagi.Perjalanan cukup jauh meskipun Jonathan sudah memacu kendaraannya dengan cepat, mereka berangkat dari pusat kota dan menuju ke pesisir pantai dimana Indra terlihat. Sementara Aditya tidak mau hanya diam saja dan menyia-nyiakan waktu berharganya itu, dengan cekatan dia terlihat merakit senjata api yang sudah disiapkan oleh Jonathan di kursi penumpang."Kamu memilih senjata kecil itu?" tanya Jonathan disela-sela memacu kendaraannya."Hem." Jawab Aditya pendek."Aku ingin membunuhnya perlahan dari jarak terdekat kami

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 195

    Sementara Aditya belum cukup puas memandangi wajah Catrina untuk terakhir kalinya, namun kini paramedis seakan memaksanya harus segera berpisah dengan wanita itu. Benar saja apa kata teman-temannya dan Sandra, kalau dia akan menyesalinya."Tolong, biarkan aku sebentar lagi. Tolonglah…." Pinta Aditya memohon."Maafkan kami tuan Aditya, jasadnya harus segera kami bersihkan sebelum terlambat." Kata-kata paramedis itu benar-benar menyakiti hati Aditya, "bukankah memang sudah terlambat? Dia sudah mati, apalagi yang membuat semua ini tidak terlambat?""Dia tidak akan hidup lagi, bukankah semuanya sudah terlambat?""Ya beliau memang sudah tiada, tubuhnya kaku dan kulitnya mulai membiru. Apa Anda akan puas saat tubuh ini mulai membusuk? Apa itu yang Anda inginkan?" balas paramedis tersebut.Rasanya jantung Aditya berhenti berdetak, dia menyesali segalanya tapi dia juga masih ingin melihat wajah Catrina untuk beberapa saat lagi."Sudahlah ikhlaskan dia, kasihan tubuhnya." Kata Jonathan sambil

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 194

    Sandra terus berbicara agar anak sambungnya itu sadar dari sikap omong kosongnya itu."Aditya dengarkan saya sekali ini_""Sejak kapan saya tidak pernah mendengarkanmu? Bukankah selama ini saya selalu menurut?" potong Aditya bertanya.Sandra menghela napas, dia juga tahu kalau putra sambungnya ini sedang dalam proses depresi akut. Hanya saja tingkat depresinya sangat mengkhawatirkan, yang lain bisa menangis, bersedih, menyalahkan diri sendiri atau marah-marah untuk meluapkan emosinya. Tapi Aditya hanya diam saja tanpa melakukan apapun, masalahnya jika dia tidak menghalangi orang-orang untuk mengurus mayat Catrina tidak jadi masalah mau bersikap begini, tapi Aditya menghalangi dan mengacaukan segalanya."Maksud ibu, apa harus ibumu yang langsung bicara padamu? Ibumu sekarang masih lemah dan terbaring di rumah sakit, tapi ibumu masih baik-baik saja. Sementara Catrina… dia sudah tiada, tubuhnya butuh segera diurus.""Lalu… apa kamu juga menganggap aku sehat sampai bisa datang kesini? Tid

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 193

    "Jo kamu harus hubungi seseorang." Kata Jhon setelah dia ingat sesuatu."Siapa?" tanya Jo penasaran."Orang tuanya, siapa tahu dia mau nurut." Jawab Jhon."Ah_"Jonathan akhirnya teringat seseorang yang mungkin saja bisa membujuk Aditya yang keras kepala itu. Akhirnya dia segera menghubungi orang tersebut agar segera datang, untungnya orang itu tidak sulit untukdia hubungi."Sudah, kita tunggu saja semoga nyonya besar cepat datang." Kata Jonathan pada Jhon.Jhon tampak mengelus-elus dadanya, sepertinya pria itu merasa sedikit lega. Tidak ada yang bisa dia lakukan, dia juga tidak bisa melihat Catrina secara langsung selain dari balik kaca ruangan tersebut karena Aditya duduk tepat di depan pintu ruangan itu dan menghalangi siapapun yang akan memasuki ruangan itu.Sedangkan Jonathan dengan perlahan tampak berjalan mendekati Aditya."Hey ayolah, kasian dia." Masih berusaha membujuk.Jonathan lalu berjongkok agar bisa berbicara lebih dekat dengan atasan sekaligus sahabatnya itu."Tuan Adi

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 192

    Aditya tidak menjawab, bahkan dia enggan untuk masuk dan melihat wajah Catrina yang terakhir kalinya. Dia memilih berdiam diri dan duduk di luar ruangan tempat tubuh tak bernyawa Catrina terlentang dengan tenang."Tolong beri aku ruang Jo, tinggalkan aku sendirian bersama Catrina. Siapapun yang masuk cegahlah, jangan biarkan siapapun mengganggu kami." Pinta Aditya terdengar lesu.Jonathan mengangguk lalu menjauh, dari kejauhan itu dia menghubungi para penjaga Aditya juga teman satu gengnya agar datang ke rumah sakit dan menjaga Aditya yang sedang sedih.Namun tampaknya Aditya masih belum masuk untuk menemui Catrina, para dokter dan staf rumah sakit sudah sangat khawatir dengan jasad Catrina yang tidak mungkin dibiarkan begitu saja karena bagaimanapun juga Catrina sudah meninggal."Bagaimana ini? Jasad tidak bisa dibiarkan begitu saja. Setidaknya berilah kami waktu untuk memandikannya, semakin kaku jasadnya akan semakin sulit kita urus." Celetuk seorang paramedis di rumah sakit tersebu

  • PEMBALASAN DENDAM SANG PEWARIS    Chapter. 191

    "Kami tahu, teman saya ini hanya asal bicara saja." jawab Aditya sedikit ketus."Oh iya Jo, dia kabur dimana?" lanjutnya bertanya pada Jonathan."Di rumah sakit, tadi di lobby." Jawab Jonathan.Aditya terdiam, jarak antara ruangan dia dan Lobby memang sangat jauh karena dia berada di gedung yang berbeda dan berada di atas beberapa lantai dari Lobby utama rumah sakit tersebut."Bilangnya mau ke toilet dulu, mau membersihkan diri sebelum bertemu putrinya. Eh siapa sangka kalau itu hanya akal bulus untuk mengelabui semua petugas." "Lagipula para petugas bodoh ini benar-benar terlalu meremehkan si tua bangka itu."Jonathan menjelaskan semua yang terjadi di bawah tadi, karena kebetulan dia mengikuti mobil para petugas yang membawa Indra. Siapa tahu apa yang dia pikirkan benar-benar terjadi, Indra benar-benar kabur. Hanya saja Jonathan pikir kalau Indra akan kabur di perjalanan, tapi rupanya orang itu lebih nekad lagi.Tepat setelah Jonathan berbicara demikian, terdengar ada pengumuman cod

DMCA.com Protection Status