YUDHA POVAku seorang lelaki dari kalangan biasa saja, Ak harus banting tulang untuk keluargaku juga biaya sekolahku. Aku kerja serabutan,terkadang bantu di Toko AC,kadang jadi tukang parkir,juga menjadi kuli bangunan. Bapak dan Ibu hanya seorang petani,jadi aku tidak bisa bebankan semuanya kepada mereka. Aku menjadi tukang parkir hari itu karena menggantikan temanku yang sedang sakit.Karena kecerobohanku aku menggores mobil seseorang saat akan mengeluarkan sepeda motor . Jika mau,aku akan pura-pura tidak tahu bahkan aku akan kabur karena tidak ada yang melihat. Tapi aku tidak mau karena itu kesalahanku dan aku harus bertanggung jawab,itu yang kedua orang tuaku ajarkan. Aku menunggunya keluar sambil memarkirkan mobil atau motor yang datang. Hingga akhirnya aku melihat dua orang wanita datang dan menghampiri mobil tersebut.Aku mendekati mereka dan mengatakan bahwa mobilnya aku gores karena ketidak sengajaan, dan aku bersedia bertanggng jawab dengan mengganti biaya perbaikan. Aku juga
Arumi POVAku sangat menyayangi gadis yang sedang tidur di sampingku saat ini. Dia marah hanya karena Riana memelukku kemaren, alasan dia marah karena dia gak suka aku membagi perhatianku kepada orang lain. Ajeng ingin dialah satu-satunya gadis yang di anggap sebagai saudara atau adek olehku, juga semua perhatiaku untuk dia. Dia pernahkehilangan sosok kakak jadi wajar jika dia takut kehilangan untuk yang kedua kalinya.Dia mengubah posisi tidurnya dengan menghadapku, Aku amati wajah cantik nya, sedikit aku mengulassenyum jika mengingat pertemuan kami. Aku sempat tidak menyukainya,karena menurutku dia SKSD sehingga aku menjadi risih. Mungkin dia tahu sikapku kepadanya menjadi agak sadis dan mengabaikannya. Dan mulai saat itu dia benar-benar menjauhiku,bahkan menatap mataku pun tidak mau. Dia benar-benar menjaga sikapnya di depanku, sedangkan saat bersama Tim ku dia akan tertawa lepas jika aku tidak ada.Lama-lama sikapnya itu membuatku kalang kabut sendiri. Apalagi setelah tahu dia
Hari ini, Arman dan keluarganya datang ke rumah Riana untuk lamaran.Taklupa sepasang cincin berada di sakunya. Senyum terukir di wajah keluarga Arman karena putranya akan menikahi anak pengusaha. ''Mari Bu silahkan masuk !" ucap Pak WIjaya dengan ramahArman dan keluarga masuk ke rumah tersebut. Mata mereka memandang takjub rumah Pak Wijaya yang memang memiliki tata ruang, desain yang cantik dan elegan. Seluruh ruangan di isi dengan perabot berharga mahal. ''Silahkan duduk Nak Arman,Bu Ida !"Mereka semuanya duduk di sofa ruang tamu,dimeja sudah di sediakan berbaga ijenis kue dan buah. Setelah berbincang sebentar, akhirnya Arman mengutarakan maksudnya."Maaf pak Wijaya,kedatangan saya dan Ibu ingin melamar Putri bapak. Riana. Saya harap Bapak berkenan jika saya menikahi Putri Bapak.''" Kalau Bapak sih terserah Riana, Jika dia mencintai Nak Arman dan menikah dengan Nak Arman, Bapak bisa apa.'' Ucap Pak Wijaya''Jadi Bapak terima Lamaran Arman ?'' tanya lelaki itu""Sebaiknya ki
"Arman, semua rencana kita gagal. Bagaimana Arumi sama Riana bisa kenal baik ? Apsti Arumi sudah menghasut Riana agar di menolak lamaran kamu. Dan apamaksud Pak Wijaya menyebut Arumi seorang kontraktor,padahal kita sudah tahu bagaimana keluarganya dan kedua orang tuanya hanya seorang petani. Bahkan rumah mereka saja hanya terbuat dari kayu.Kamu harus cari tahu kebenarannya Arman,kenapa kita bisa kecolongan !" omel Bu Ida setealah sampai di rumah.Arman berdiri membelkangi Bu Ida sambil memijit pelipisnya. dari mana mereka kenal.dan mengapa Pak Wijaya sangat hormat pada Arumi. Itu yang dia pikirkan.''Besok Arman akan cari tahu , sekarang ibu istirahatlah.'' ucap Arman''Besok Yuni juga mau cari Info , Udah Ibu istirahat. "Mereka hanya takut ibunya drop karena banyak pikiran. Terakhir Bu Ida sakit, Arman harus menuruti permintaan aneh ibu ya. Berbagai macam makanan dan barang barang mahal di minta nya dengan alasan itu adalah permintaan terakhir.Bu Ida masuk kamar nya, pun juga Yu
"Oh...Bu Arumi sudah datang. Kamu selama ini menipuku dengan pura-pura miskin didepanku.'' ucap Arman sambil berkacak pinggang."Siapa yang menipu kamu mas, dan siapa yang pura pura miskin. Selamaini kamu tidak jujur soal keuangan, dan kamu lebih mementingkan keluarga kamu. Aku tidak pernah menipu tapi mata kamu tertutupoleh kesombongan. Kamu hanya melihatdari luar bagaimana keluargaku hidup, tapi kamu tak pernah melihat kedalam seperti apa kehidupan kami. Itu semua kesalaham kamu sendiri." Jawab Arumi''Jika demikian maka aku minta pembagian harta gono gini. Kalau tidakaku akan menuntutmu.''''Apa gono gini ? pun jika kamu menuntut aku,kamu yang akan kalah. Selama ini berapa yang kamu berikan padaku setiap hari , dua puluh lima ribu rupiah dikali seratus dua puluh hari. jika di hitung jumlah semuanya adalah Tiga juta rupiah. Apa kamu tidak malu minta gono gini.''Arumi membuka tas nya dan mengeluarkan uang tiga juta rupiah dari dalam nya. "Ambillah uang yang kamu berikan padaku selam
Arman tersenyum puas melihat foto Arumi terbaring di rumah sakit dengan kepala,kaki dan tangan yang di perban. Dan di hidungnya terpasang oksigen. ''Kerjaan kalian bagus sekali, akan aku kirim sisa pembayarannya. Hahahha......!!!" ''Baik Pak Arman, terima kasih." ''Rasakan kamu Arumi,Kamu telah main main denganku,kamu gagalkan lamaranku dengan Riana dan kamu membohongi aku selama ini. Sekarang rasakan akibat nya !" ucapnya Puas karena merasa telah membalas perbuatan Arumi. Sedangkan ketiga preman tersebut menelpon Arumi dan memberitahuakan bahwa Arman percaya dengan foto tersebut. "Saya ucapkan banyak terima kasih kepada kalian !" ''Kami yang ucapkan banyak terima kasih sama Ibu karena berkat Ibu, kami bisa bersama anak istri kami.'' ''Sama-sama,salam buat anak istrinya Ya.'' ucap Arumi di sebrang sana. Arumi menutup telponnya,Ajeng mendekat kemudian memeluk Arumi. ''Mulai sekarang kakak harus hati-hati. Minta Yudha untuk lebih ketat mengawal kakak.'' ''Yudah kan
Yuni berjalan dengan percaya diri menuju ruang Dekan, Celana skiny jeans dan kemeja yang ngepas di badannya semakin membuat badannya terlihat sangat menggoda di mata lelaki. Banyak Dosen laki-laki yang menyukai Yuni karena memang gadis itu mau di bayar untuk memenuhi fantasi sang Dosen. Tapi Yuni tidak mau menyerahkan kehormatannya kepada lelaki hidung belang,jika pun Yuni dibayar tapi dia hanya mengizinkan lelaki menyentuhnya dari pusar ke atas. "Kamu lama sekali Yuni, sebentar lagi saya harus pergi menjemput anak saya ke sekolah." ucap sang Dekan"Maaf Bu, tadi ada teman yang nanya tugas.'' ucapnyaSang Dekan kemudian menarik Yuni agar duduk di pangkuannya, Ups....tunggu sebentar.....Dekan nya perempuan. Yuni tidak perduli itulaki-laki atau perempuan asal dia mendapatkan bayaran yang sepadan. Memang hanya sang Dekan satu satunya wanita yang dia layani. Sang Dekan kemudian mencium lembut bibir Yuni, memang Yuni akui bahwa di antara ciuman yang pernah Yuni rasakan,hanya sang Dekan
Yudha menatap Arumi tanpa berkedip saat wanita itu sedang memimpin rapat. Sikap tenang nya,sikap pengendalian diri, juga sikap baik dan ramah tamah nya membawa kekaguman tersendiri bagi Yudha. Dirinya cukup tahu diri, mana mungkin dia bersanding dengan wanita sebaik Arumi . Seseorang yang begitu baik padanya. ''Mas Yudha, anda sudah mencatat semuanya ?'' tanya Arumi tiba-tiba karena Dia tahu Yudha sedang melamun.''Ah...Maaf Bu,sudah saya catat semua.'' ucapnya gugup karena ketahuan melamun.''Bagus,mohon fokus ya. " ''Baik Bu,Maaf !"''Oke, meeting kita akhiri. Jangan lupa poin poinnya tadi. Mas Yudha tolong ke ruangan saya setelah ini !'' pinta Arumi''B...baik Bu Arumi !'"Arumi meninggalkan ruang rapat kemudian di susul oleh karyawan yang lain. Yudha berdiri dan membereskan semua catatannya, kemudian menyusul Arumi ke ruangannya. ''Maaf Bu,ada yang bisa saya bantu ?'' tanya Yudha setelah berdiri di depan ArumiArumi sedang berdiri menghadap jendela, dan membelakangi Yudha. "
Hari ini Yuni bertemu dengan Arumi. Ajeng sudah membujuk Arumi untuk mau menemui Yuni,karena Yuni memiliki niat yang baik,maka Arumi menyetujuinya. Arumi duduk di sebuah resto dan Yudha berdiri dengan gagahnya di belakang Arumi. ''Duduklah Yud,kenapa kamu berdiri saja di situ !" ''Ah...iya Bu Arumi , biar saya duduk di belakang Ibu saja.'' ''Hemm...terserah kamu Yud. Apa menurut Kamu Yuni benar benar berubah ?'' ''Tidak ada salahnya Ibu memberi kesempatan kedua kepada Yuni." ''Dia sedang dekat dengan Ajeng, dan mereka seperti adek kakak. Saya hanya gak mau Yuni menyakiti Ajeng. Dan sekarang Arman mulai menggangguku lagi, apalagi Ibu mertuaku sering menelpon . Kapan saya lepas dari mereka.'' ''Selama mereka tidak melukai Ibu, masih bisa di maklumi. Tapi jika sampai mereka melukai Ibu, Saya yang akan berada digarda terdepan untuk melindungi Ibu.'' ucap Yudha "Kenapa kamu baik sekali Yud,kenapa kamu mau melindungi saya ?'' "Iiitu...sudah menjadi tugas saya Bu,karena saya
Yuni datang ke butik BU Risma dengan membawa ijazah SMA miliknya, sebelumnya Risma sudah memberitahu jika Yuni akan datang untuk melamar pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu. Dia di tugaskan melayani pembeli butik tersebut. Jika menjelang sore memang Butik tersebut tergolong ramai. ''Halo Yun, kamu sudah mulai bekerja hari ini ?"Tanya Risma . Saat ini Yuni sedang tidak ada pembeli jadi dia bisa menerima telepon. ''Sudah Bu."''Bisa gak panggilan Bu kamu hilangkan ? , kamu kan bisa panggil aku dengan panggilan lain !"''Heehe...memang mau di panggil apa, Tante ?''''Emang aku nikah sama Om kamu. panggil aku kakak !"''Iya kakak Risma....!""Hemm....!"''Dih...hem doang,kata minta dipanggil kakak....!"''Iya,dek Yuni....! Nanti tungguin kakak ke sana. Nanti aku antar pulang.""Iya Kak. aku mau layani pembeli dulu. Kakak tutup gih telponnya !"''Oke, bekerja yang rajin. Semangat Ya !" ucap Risma Risma menutup panggilannya kemudian kembali dengan Aktivitasnya. Dia senang karena Yuni
Yudha menemui Arumi di ruangannya,karena hari ini dia akan ikut ke proyek bersama Arumi. ''Kamu tadi ketemu Ajeng saat mau pulang ?'' taya Arumi sambil mengambil blazernya''Saya tadi ketemu Ajeng saat istirahat saja Bu. Dan sekarang......!" Yudha menghentikan ucapannya''Kenapa ?'' tanya Arumi''Non Ajeng dekat dengan mantan adek ipar anda, Yuni.""Apa,kenapa kamu tidak melarang nya. Saya takut Yuni menyakitinya." ''Tidak Bu, Yuni sangat baik dengan Non Ajeng. Kemaren Yuni juga yang mengantar Non Ajeng pulang.''''Tapi tetap saja kamu harus mengawasinya. Saya tidak mau Yuni menyakiti Ajeng. Ya sudah, nanti Saya bicara sama Ajeng. Sekarang kita berangkat Dulu.'' ucap Arumi sambil menghela nafas, dia tetap menghawatirkan Ajeng. ''Ibu tenang saja, saya akan mengawasi terus Non Ajeng. Jika Yuni berani menyakitinya, saya akan kasih Yuni pelajaran.'' ucap Yudha menenangkan ArumiArumi hanya mengangguk, sambil menghela nafas. Tidakmungkin dia mengawasi Ajeng dua puluh empat jam sedangka
Ajeng dan Yudha di antar Arumi ke kampusnya. Di depan Kampus Arumi melihat Yuni turun dari sebuah mobil, kemudian dari pintu kemudi turun seorang wanita berparas cantik "Itu siapa Jeng, yang baru saja turun dari mobil ?" Tanya Arumi''Itu Bu Risma kak, beliau Dekan di kampus ini." Jawab Ajeng''Oh...Ya udah kaian hati hati, belajar yang bener. Yud, Nanti setelah pulang kuliah tolong antar saya ke proyek. Mungkin akhir pekan kita akan ke Bukit.'' ''Benarkah kak , Hore....!''Arumi tersenyum melihat Ajeng bersorak, Dia tahu bahwa gadis itu merindukan kedua orang tuanya. Yudha ikut tersenyum senang karena dia juga mau pulang ketemu dengan kedua orang tuanya.Arumi lalu kembali ke kantornya karena masih ada yang harus dia kerjakan. Juga mempersiapkan yang akan di bawa untuk meeting nanti."Pagi Dek, sudah sarapan kah ?"Ajeng menoleh ke arah suara yang memanggilnya "Dek" setelah tahu siapa yang bicara, Ajeng mengangkat satu Alisnya. Ada angin apa hingga orang ini memanggil nya dengan se
''Kamu tinggal di sini,karena tidak mungkin aku membawamu pulang ke rumah ku. Di sana ada anak ku.'' ucap Wanita itu sambil membuka pintu kos yang di milikinya. ''Ibu sewa kos ini ?'' tanya Yuni ''Saya tidak sewa karena kos ini punya saya. Masuk dan istirahatlah....!" "Terima kasih sebelumnya, karena Ibu mau menjemput saya." Wanita itu mendekati Yuni dan membawanya agak masuk ke dalam kos. "Kamu tahu bahwa Saya menyukai kamu, dan saya harap Kamu mau menjadi milik ku dan meninggalkan pekerjaan lama kamu. Fokus cukup ke aku saja, aku akan izinkan kamu tinggal di sini semau kamu bahkan selamanya." Ucap Nya sambil tersenyum tipis "Berarti aku tak ubah nya seperti simpanan kamu, hanya bedanya saya perempuan dan anda seorang perempuan. Apa keluarga anda tahu orientasi anda seperti ini ?" Tanya Yuni Dekan itu menatap tajam ke arah Yuni "Jangan bawa bawa keluarga saya. Biarkan itu menjadi urusan saya. dan kamu harus tahu bahwa saya seorang janda, jadi kamu bukan simpanan. Apa be
Arumi pulang dengan membawa tiga kotak martabak pesanan Ajeng. Mendengar suara mobil Arumi berhenti di depan rumah,Ajeng segera mencuci tangannya karena saat ini dia sedang memasak. Kemudian dia berjalan ke depan dan membukakan pintu untuk Arumi. Tapi saat Arumi sudah di depan pintu danhendak membukanya,Ajeng sudah membuka pintu tersebut . Arumi tersenyum saat melihat Ajeng berdiri di depan pintu dengan senyum manis nya. ''Kenapa Adek selalu tahu kalau kakak sudah pulang dan tiba di depan pintu ?'' ''Entah...!"jawabnya dengan senyum lebar. Arumi hanya menggeleng kemudian mengangkat kantong plastik yang berisi martabak pesanan Ajeng. ''Aaaa......makasih kak. Masuk yuk,terus mandi. Ajeng lagi masak, nanti kita makan sama-sama.'' Arumi mengangguk kemudian masuk dan naik ke kamarnya untuk mandi. Ajeng menyiapkan makan malam di meja beserta martabak manis yang Arumi beli. Arumi turun dengan menggunakan celana pendek hitam dan kaoswarna biru langit. Dia melihat hasil karya Ajeng d
Yudha menatap Arumi tanpa berkedip saat wanita itu sedang memimpin rapat. Sikap tenang nya,sikap pengendalian diri, juga sikap baik dan ramah tamah nya membawa kekaguman tersendiri bagi Yudha. Dirinya cukup tahu diri, mana mungkin dia bersanding dengan wanita sebaik Arumi . Seseorang yang begitu baik padanya. ''Mas Yudha, anda sudah mencatat semuanya ?'' tanya Arumi tiba-tiba karena Dia tahu Yudha sedang melamun.''Ah...Maaf Bu,sudah saya catat semua.'' ucapnya gugup karena ketahuan melamun.''Bagus,mohon fokus ya. " ''Baik Bu,Maaf !"''Oke, meeting kita akhiri. Jangan lupa poin poinnya tadi. Mas Yudha tolong ke ruangan saya setelah ini !'' pinta Arumi''B...baik Bu Arumi !'"Arumi meninggalkan ruang rapat kemudian di susul oleh karyawan yang lain. Yudha berdiri dan membereskan semua catatannya, kemudian menyusul Arumi ke ruangannya. ''Maaf Bu,ada yang bisa saya bantu ?'' tanya Yudha setelah berdiri di depan ArumiArumi sedang berdiri menghadap jendela, dan membelakangi Yudha. "
Yuni berjalan dengan percaya diri menuju ruang Dekan, Celana skiny jeans dan kemeja yang ngepas di badannya semakin membuat badannya terlihat sangat menggoda di mata lelaki. Banyak Dosen laki-laki yang menyukai Yuni karena memang gadis itu mau di bayar untuk memenuhi fantasi sang Dosen. Tapi Yuni tidak mau menyerahkan kehormatannya kepada lelaki hidung belang,jika pun Yuni dibayar tapi dia hanya mengizinkan lelaki menyentuhnya dari pusar ke atas. "Kamu lama sekali Yuni, sebentar lagi saya harus pergi menjemput anak saya ke sekolah." ucap sang Dekan"Maaf Bu, tadi ada teman yang nanya tugas.'' ucapnyaSang Dekan kemudian menarik Yuni agar duduk di pangkuannya, Ups....tunggu sebentar.....Dekan nya perempuan. Yuni tidak perduli itulaki-laki atau perempuan asal dia mendapatkan bayaran yang sepadan. Memang hanya sang Dekan satu satunya wanita yang dia layani. Sang Dekan kemudian mencium lembut bibir Yuni, memang Yuni akui bahwa di antara ciuman yang pernah Yuni rasakan,hanya sang Dekan
Arman tersenyum puas melihat foto Arumi terbaring di rumah sakit dengan kepala,kaki dan tangan yang di perban. Dan di hidungnya terpasang oksigen. ''Kerjaan kalian bagus sekali, akan aku kirim sisa pembayarannya. Hahahha......!!!" ''Baik Pak Arman, terima kasih." ''Rasakan kamu Arumi,Kamu telah main main denganku,kamu gagalkan lamaranku dengan Riana dan kamu membohongi aku selama ini. Sekarang rasakan akibat nya !" ucapnya Puas karena merasa telah membalas perbuatan Arumi. Sedangkan ketiga preman tersebut menelpon Arumi dan memberitahuakan bahwa Arman percaya dengan foto tersebut. "Saya ucapkan banyak terima kasih kepada kalian !" ''Kami yang ucapkan banyak terima kasih sama Ibu karena berkat Ibu, kami bisa bersama anak istri kami.'' ''Sama-sama,salam buat anak istrinya Ya.'' ucap Arumi di sebrang sana. Arumi menutup telponnya,Ajeng mendekat kemudian memeluk Arumi. ''Mulai sekarang kakak harus hati-hati. Minta Yudha untuk lebih ketat mengawal kakak.'' ''Yudah kan