Hari ini, Arman dan keluarganya datang ke rumah Riana untuk lamaran.Taklupa sepasang cincin berada di sakunya. Senyum terukir di wajah keluarga Arman karena putranya akan menikahi anak pengusaha. ''Mari Bu silahkan masuk !" ucap Pak WIjaya dengan ramahArman dan keluarga masuk ke rumah tersebut. Mata mereka memandang takjub rumah Pak Wijaya yang memang memiliki tata ruang, desain yang cantik dan elegan. Seluruh ruangan di isi dengan perabot berharga mahal. ''Silahkan duduk Nak Arman,Bu Ida !"Mereka semuanya duduk di sofa ruang tamu,dimeja sudah di sediakan berbaga ijenis kue dan buah. Setelah berbincang sebentar, akhirnya Arman mengutarakan maksudnya."Maaf pak Wijaya,kedatangan saya dan Ibu ingin melamar Putri bapak. Riana. Saya harap Bapak berkenan jika saya menikahi Putri Bapak.''" Kalau Bapak sih terserah Riana, Jika dia mencintai Nak Arman dan menikah dengan Nak Arman, Bapak bisa apa.'' Ucap Pak Wijaya''Jadi Bapak terima Lamaran Arman ?'' tanya lelaki itu""Sebaiknya ki
"Arman, semua rencana kita gagal. Bagaimana Arumi sama Riana bisa kenal baik ? Apsti Arumi sudah menghasut Riana agar di menolak lamaran kamu. Dan apamaksud Pak Wijaya menyebut Arumi seorang kontraktor,padahal kita sudah tahu bagaimana keluarganya dan kedua orang tuanya hanya seorang petani. Bahkan rumah mereka saja hanya terbuat dari kayu.Kamu harus cari tahu kebenarannya Arman,kenapa kita bisa kecolongan !" omel Bu Ida setealah sampai di rumah.Arman berdiri membelkangi Bu Ida sambil memijit pelipisnya. dari mana mereka kenal.dan mengapa Pak Wijaya sangat hormat pada Arumi. Itu yang dia pikirkan.''Besok Arman akan cari tahu , sekarang ibu istirahatlah.'' ucap Arman''Besok Yuni juga mau cari Info , Udah Ibu istirahat. "Mereka hanya takut ibunya drop karena banyak pikiran. Terakhir Bu Ida sakit, Arman harus menuruti permintaan aneh ibu ya. Berbagai macam makanan dan barang barang mahal di minta nya dengan alasan itu adalah permintaan terakhir.Bu Ida masuk kamar nya, pun juga Yu
"Oh...Bu Arumi sudah datang. Kamu selama ini menipuku dengan pura-pura miskin didepanku.'' ucap Arman sambil berkacak pinggang."Siapa yang menipu kamu mas, dan siapa yang pura pura miskin. Selamaini kamu tidak jujur soal keuangan, dan kamu lebih mementingkan keluarga kamu. Aku tidak pernah menipu tapi mata kamu tertutupoleh kesombongan. Kamu hanya melihatdari luar bagaimana keluargaku hidup, tapi kamu tak pernah melihat kedalam seperti apa kehidupan kami. Itu semua kesalaham kamu sendiri." Jawab Arumi''Jika demikian maka aku minta pembagian harta gono gini. Kalau tidakaku akan menuntutmu.''''Apa gono gini ? pun jika kamu menuntut aku,kamu yang akan kalah. Selama ini berapa yang kamu berikan padaku setiap hari , dua puluh lima ribu rupiah dikali seratus dua puluh hari. jika di hitung jumlah semuanya adalah Tiga juta rupiah. Apa kamu tidak malu minta gono gini.''Arumi membuka tas nya dan mengeluarkan uang tiga juta rupiah dari dalam nya. "Ambillah uang yang kamu berikan padaku selam
"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi binti Lukman dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang satu juta rupiah di bayar tunai !'' Ucap Arman di hadapan penghulu. "Bagaimana saksi , sah ?'' tanya pak penghulu dengan lantang. ''Sah....!'' ucap semua saksi yang hadir juga tamu yang menghadiri acara pernikahan Arumi. Antara senang dan tidak, Arumi menjalani pernikahan ini dengan perasaan yang datar. Dia memang mencintai Arman, tapi ada bebrapa hal yang tidak di sukai dari suaminya itu. Tapi hatinya yakin bahwa suaminya bisa merubah sifat nya itu setelah menikah. Pesta memang di adakan secara sederhana. Arumi tidak begitu menyukai pesta yang terlalu mewah. Dia tidak ingin menonjolkan apa yang dia dan keluarganya miliki.Selama ini Arumi dan Keluarganya hidup dengan kesederhanaan. Ayah Arumi mengelola kebun milik Keluarganya, sedangkan Ibunya hanya ibu rumah tangga biasa yang membantu suaminya mengelola kebun. Setelah pesta pernikahan selesai, Bu Dini meminta Arumi untuk men
Arumi keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah, kemudian dia melaksanakan sholat subuh . Arman masih terlelap dalam tidurnya, sebenarnya Arumi sudah membangunkannya untuk sholat berjama'ah, tapi Arman meminta Arumi untuk sholat sendiri dengan alasan dirinya masih mengantuk dan udara dingin. Mau tak mau akhirnya Arumi sholat subuh sendirian, sebenarnyadia berharap jika kelak dia memiliki suami bisa melaksanakan sholat berjamaah bersama suaminya. Tapi sepertinya dia harus lebih bersabar.''Apa suami mu sudah bangun Arumi ?'' tanya Ibu nya saat Arumi ke dapur membantu ibunya memasak makanan yang akan di bawa ke rumah Arman."Belum Bu,capek bangunin nya. Sudah Arumi bangunkan berkali kali tapi susah sekali.''''Kamu yang sabar hadapi suami kamu, semoga dia bisa berubah. Sebenarnya....Ah,sudahlah. Semoga Arman sayang sama kamu. Semoga pernikahanmu bahagia ya Rum."' ucap Bu Dini''Amiin. Ibu do'akan saja semoga Arum bahagia .''''Ibu akan do'akan yang terbaik buat kamu. Ingat, jika
Arman mematut di rinya di cermin,hari ini dia mulai bekerja . Kemeja biru muda telah Arumi siapkan di atas kasur sejak Arman dikamar mandi. ''Istri cerdas ." gumam nya Ponsel nya di atas nakas berbunyi, Arman mengambilnya kemudian membaca chat dari sang Ibu . "Arman, hari ini Ibbutuh uang untuk Arisan sama bayar uang buku adekmu. Jangan lupa nanti mampir ke rumah ibu. Istrimu jangan kamu kasih uang belanja berlebih,kalian kan cuma berdua. Dankebutuhan kalian belum banyak. " Arman kemudian membalas pesan dari ibunya tersebut " Iya Bu, Arumi hanya aku kasih sedikit kok. Ibu tenang saja." Setelah memastikan pesannya di baca ibunya, Arman segera menghapus chat tersebut agar tidak ketahuan Arumi. Istrinya masuk ke kamar dengan membawa secangkir kopi dan roti bakar untuk sarapan dirinya. ''Sarapan dulu mas.'' ucap Arumi sambil meletakkan sarapan Arman di atas meja. "Makasih dek. Oh Iya,ini uang buat belanja hari ini. dicukupkan ya. Mas gajian masih lama,mas nantipulang buat m
"Assalamualaikum...!'' ketuk seseorang dari luar. "Waalaikumsalam " jawab arumi sambil membuka pintu "Yuni, ada apa ?'' tanya Arumi lagi "Mbak, hari ini Yuni pinjam motor nya. Yuni ada keperluan sebentar masalah kuliah. Kalau Yuni naik angkot takut terlambat. Ada tugas yang harus Yuni kerjakan, Ini deadline mbak. Tolongin Yuni Mbak,kalau sudah selesai nanti Yuni balikin motor nya." "Ya sudah pake saja, tapi nanti sore balikin.Mbak mau pake. Ini Kontak nya." ucap Arumi sambil menyerahkan Kontak motor nya. "Maksih mbak.Nanti Yuni balikin.'' ucap nya langsung menaiki motor Arumi. Ada rasa gak rela sebenar nya di hati Arumi.Tapi dia juga gak tega jika itu usrusan kuliah. Biarlah kali ini dia pinjamkan motornya kepada adek ipar nya itu. Arumi kembali melanjutkan pekerjaan rumah ya, jadi saat suaminya pulang semuanya sudah terlihat rapi. Masih ada waktu satu jam sebelum kepulangan suaminya,Arumi mengambil ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya. Setengah jam Arumimenyelesaikan p
Arman memang tidak pulang ke rumah nya semalam. Arumi sengaja tidak menghubunginya atau hanya sekedar mengirim pesan kepada suaminya. Pagi ini Arumi bersiap siap untuk pergi menemui Ibunya. Sudah satu bulan lebih Arumi belum ke sana,hanya lewat telpon saja dia komunikasi dengan ibu nya. Arumi juga sengaja tidak memasak apa pun untuk suaminya jika nanti dia pulang. "Assalamualaikum...?'' ucap Arumi setelah sampai di rumah nya" Waalaikumsalam...Arumi ? Kok sendirian, Arman mana ?'' tanya Ibu nya"Dia tidak ikut Bu. Dia mengantar kakaknya sekeluarga pergi ke pantai buat liburan. Anak nya ulang tahun.""kamu gak di ajak Rum ?'' tanya Ibu nyaArum menggidikan bahunya,kemudian dia cerita tentang motor yang Yuni pinjam kepada Ibunya. Bukan maksud ngadu hanya utarakan isi hati. Lagi pula Ibunya tidakakan ikut campur urusan rumah tangganya."Kerjaan kamu masih lancar kan ?'' tanya Ibu nya''Masih Bu, Sesekali Arumi datang ke kantor. Kan lebih deket dari rumah Arum daripada dari sini.''"Ap