Share

045

Author: Novisi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Panggilan Batari hanya ditanggapi dengan gumaman oleh Xabier. Apa Pak Xabier mabuk? tanya Batari dalam hati.

Saat Batari ingin keluar dari kamar Xabier. Pria itu mengigau tidak jelas, sesekali merintih kesakitan seperti orang yang mengalami kekerasan.

Rintihan itu semakin intens, Batari bingung harus melakukan apa. Pria itu bahkan menggigil seperti orang kedinginan. Dengan ragu dan sedikit gemetaran, Batari menyentuh pundak Xabier yang tidak tertutup selimut.

"Pak... Pak Xabier," ucapnya sambil mengguncang pundak Xabier.

Pria itu tidur tanpa mengenakan kaos, topless, entah karena sentuhan Batari atau hal lain, rintihan Xabier berkurang hingga tidak terdengar lagi.

Batari merasakan di tangannya suhu tubuh Xabier tidaklah normal. Ia manaruh telapaknya di kening Xabier, suhu panas terasa di kulit tangannya.

Gegas Batari ke ruang tengah mengambil termometer dalam kotak obat yang tergantung di sana.

Ia mengepit termometer di pangkal lengan Xabier untuk mengetahui suhu tubuh suaminya.

Termo
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   046

    Batari sampai mengalihkan pandangannya melihat adegan keakraban antara Serafina dan Xabier."Aku khawatir begitu mendengar kabar dari Batari tentang kamu," ucapnya manja."Sera, sudah. Aku tidak bisa bernafas." Xabier menggerakkan tangannya menjauhkan Serafina dari tubuhnya.Mau tidak mau Serafina melepaskan tangannya dari tubuh Xabier. Perempuan itu menegakkan badannya."Maaf, Xabi, aku begitu sedih mendapat kabar mengenai dirimu," ucapnya dengan wajah lara."Aku sudah baikan, hanya sedikit demam," sahut Xabier sembari melirik Batari yang menaikkan pupilnya pertanda ucapan Xabier berlebihan. Demam Pak Xabier tidak sedikit, gerutu Batari dalam hati.Ingin rasanya Batari meninggalkan ruang rawat VIP Xabier. "Tari, ponselku mana?" Xabier menjeda pikiran melayang perempuan itu. Batari merogoh tas kecilnya lalu menyerahkan ponsel Xabier. Namun, pria itu menolak lalu memberi perintah."Kirim pesan pada seseorang dengan nama kontak Syamsuddin, sampaikan bahwa aku sedang sakit dan janji p

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   047

    Sepanjang perjalanan pulang, pandangan kosong Batari menembus kaca hitam mobil milik Xabier. Kendaraan melaju dengan kecepatan sedang."Bu Tari, kita sudah sampai." Lamunan Batari buyar begitu mendengar suara Jaka memanggilnya.Batari mengucapkan terima kasih pada Jaka. Dia memesankan agar kendaraan dalam kondisi standby.Dengan langkah gontai Batari masuk ke kamar Xabier. Dirinya merapikan kasur suaminya yang berantakan.Ia beralih ke lemari pakaian milik Xabier untuk memilih kaos yang diinginkan oleh suaminya. Ada benda terjatuh saat Batari menarik celana panjang dari lemari.Sebuah kalung dengan liontin tergeletak di lantai. Setelah menaruh kembali pakaian Xabier di tempatnya, Batari memungut kalung itu dengan kesusahan.Saat meraih dan memperhatikan liontin yang menggantung, mendadak tangan Batari gemetaran. Benda di genggamannya serasa familiar di ingatannya.Batari membuka liontin bulat warna perak, seketika air matanya jatuh membasahi pipi. Dia bahkan perlu berpegangan pada lem

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   048

    Xabier menunggu Batari kembali, sayangnya sampai malam tiba perempuan hamil itu tidak kunjung menampakkan diri. Serafina telah pulang sedari tadi.Xabier mencoba menghubungi Batari melalui pesan singkat dan panggilan suara, tetapi tidak ada balasan sama sekali. Entah bagaimana, kejadian tadi seperti mengganggu pikirannya.Apakah Batari marah padanya? Atau Batari tidak ingin menganggu mereka berdua? Namun, Xabier tidak yakin Batari marah karena melihatnya berciuman dengan Serafina. Kalaupun Batari tidak datang, mungkin dia lelah.Begitu banyak dugaan di dalam pikiran Xabier. Hingga larut malam, Xabier tidak berhasil menghubungi Batari. Pria itu menghabiskan malamnya di rumah sakit seorang diri.Sepulang dari rumah sakit mengunjungi Xabier, Serafina menyempatkan diri berkunjung ke sebuah rumah mewah. Dia tahu orang yang dicarinya ada di dalam rumah itu.Dengan terpaksa Serafina menunggu di teras menanti penghuni rumah membukakan pintu. Hal yang tidak pernah dilakukannya. Namun, demi mem

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   049

    Hingga siang tiba, Xabier diperbolehkan kembali pulang. Sebenarnya, ia masih disarankan untuk melakukan rawat inap. Namun, ia meminta dipulangkan saja dengan melakukan rawat jalan.Xabier beberapa kali melakukan panggilan ke nomor ponsel Batari, tetapi perempuan itu tetap tidak menunjukkan reaksi membalas pesan atau panggilannya. Jadi, ia pun langsung meminta Jaka yang menjemput ke rumah sakit."Ibu Batari ke mana, Pak Jaka?" tanya Xabier di perjalanan menuju ke rumah. Xabier tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, meskipun akhirnya ia menyesal menanyakannya."Ibu bekerja, Pak."Rahang Xabier mengetat begitu mendengar jawaban Jaka. Entah mengapa ia merasa Batari marah dan ngambek padanya karena peristiwa tempo hari di rumah sakit. Kenyataannya, perempuan itu bekerja hari ini dan tidak menanyakan kabar dirinya sama sekali."Kita ke restoran, Pak," perintah Xabier begitu saja."Tapi, Pak, maaf... Bapak baru saja keluar dari rumah sakit," ingat Jaka melalui spion dalam. Ia khawatir

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   050

    Xabier mengigau tidak jelas, Batari menegakkan tubuhnya hingga berlutut."Jangan pergi," igau Xabier sesekali."Pak Xabier, Pak...." Batari mengguncang pelan tubuh Xabier. Igauannya semakin terdengar kencang, Batari menepuk-nepuk pipi Xabier sembari memanggil namanya. Xabier sepertinya kesulitan bangun, bahkan pria itu tanpa sadar mencengkram lengan Batari erat, sampai-sampai wajah Batari mengenai wajah Xabier.Perempuan hamil itu bisa merasakan deru nafas Xabier. Ia berusaha meronta melepaskan diri."Pak Xabier, sadar...," ujarnya ketakutan.Tidak lama kemudian, igauan Xabier terhenti, deru nafasnya perlahan normal kembali, cengkramannya mengendur. Hanya saja, Xabier tetap dalam kondisi terlelap.Batari bisa bernafas lega, ia menarik lengannya. Terduduk di karpet dengan punggung menyender ke meja sofa yang berbahan kayu."Pak Xabier hampir membuat jantung saya copot," ucap Batari menyentuh dadanya, Xabier yang terlelap tidak mendengarnya.Siapa yang Pak Xabier minta jangan pergi? bat

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   051

    Serafina telah mengadukan perbuatan Batari pada Andalaska. Ibu kandung Xabier itu menunggu waktu yang tepat untuk melaporkannya pada putranya.Batari dinilai telah lancang mendorong Serafina saat mengunjungi rumah kekasihnya. Andalaska yakin begitu mendengar ceritanya, Xabier akan marah besar dan bisa jadi menceraikan Batari."Kenapa ponsel Xabier tidak aktif?" gerutu Andalaska saat menghubungi ponsel putranya."Xinda, coba kamu hubungi nomor kakakmu, sedari tadi mama tidak berhasil menghubunginya," perintah Andalaska pada putrinya yang sedang asyik membaca tugas kuliahnya melalui komputer jinjing miliknya. Xinda mencobanya, benar saja, nomor Xabier tidak aktif."Coba mama hubungi istrinya," saran Xinda.Andalaska berdecak keras. "Mana mau mama menyimpan nomor kontak pelayan restoran itu.""Ya sudah, mama tunggu saja nomor kakak sampai aktif," timpal Xinda, kembali menekuni tugas kampusnya.Andalaska sewot terhadap jawaban Xinda. Namun, ia tidak pernah bisa marah berlebihan pada putri

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   052

    Setiba di rumah, baik Batari maupun Xabier masuk ke kamar masing-masing. Xabier memeriksa ponselnya yang sudah mati karena kehabisan baterai. Segera pria itu memuat daya ponselnya di dalam kamar.Sementara itu, setelah membasuh tubuhnya Batari keluar kamar untuk memeriksa bahan makanan untuk sarapan pagi. Jaka tadi sempat menyampaikan kalau asisten rumah tangga akan tiba besok siang di kediaman mereka.Setelah menyediakan bahan makanan, Batari ingin masuk ke kamar untuk beristirahat. Dirinya teringat akan obat yang tadi belum sempat diminum oleh suaminya.Apakah Pak Xabier telah meminumnya? tanya Batari dalam hati.Perempuan itu mengabaikan dorongan hatinya untuk peduli pada Xabier. Ia berjalan melewati kamar Xabier, setelah menutup semua pintu rumah.Di waktu yang bersamaan, Xabier keluar dari kamarnya. Mereka berdua beridir dalam keadaan sama-sama canggung."Eeee... Bapak apa sudah minum obat?" tanya Batari. Hanya itu yang bisa menyelamatkannya dari ketegangan yang meliputi mereka b

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   053

    Hari Minggu pagi, Batari menyediakan sarapan seperti biasa. Selama mereka menempati rumah bersama, jam sarapan Batari dan Xabier berbeda.Mereka tidak duduk bersama di ruang makan, Batari lebih sering duluan barulah Xabier menyusul. Begitu pula pagi ini, Batari telah menyelesaikan sarapannya saat Xabier masuk ke ruang makan."Tunggu, duduk di sini," ucap Xabier melihat istrinya akan keluar setelah merapikan kembali perlengkapan makannya.Batari menuruti apa yang diperintahkan Xabier. Meja makan mereka berbentuk bulat, Batari mengambil posisi tepat di seberang Xabier.Xabier menyuapkan sesendok demi sesendok makanan. Batari merasa sungkan duduk tanpa diajak berbicara."Pak Xabier, saya duduk di sini, untuk apa?" tanya Batari setelah bermenit-menit tidak diajak bicara."Temani saya sampai selesai makan.""Tapi --"Tatapan Xabier mengurungkan niat Batari untuk menyanggah ucapan suaminya. Namun, tidak melakukan apa-apa bukannya membuat Batari tenang, malahan dirinya dilanda grogi.Tidak mu

Latest chapter

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 081 - Pesta Pernikahan [SELESAI]

    Kesehatan Ayasya membaik, suhu tubuh telah kembali normal dan muntah tidak lagi menghantui keseharian di rumah sakit. "Moga tidak sakit lagi menjelang pernikahan nanti," ucap Ayasya berjalan menuju lobi rumah sakit.Hari ini, Ayasya diizinkan pulang ke rumah oleh pihak rumah sakit. Betapa senang Ayasya karena ia pun merasa jauh lebih sehat dibanding beberapa hari lalu.Ayasya dijemput oleh Xaba, sementara itu keluarga Santos yang lain memiliki kesibukan sendiri.Xaba sengaja menggunakan jasa pengemudi agar dirinya bisa duduk berdekatan dengan Ayasya di bangku penumpang belakang."Ayas, aku mau bertanya."Ayasya yang duduk menyender ke lengan Xaba menegakkan tubuh lalu menoleh pada Xaba. Kendaraan melaju menuju kediaman Santos."Apa, Mas?" tanyanya."Kamu keturunan dari Dewandaru apakah kamu mau mengurus hak sebagai ahli waris?" tanya Xaba yang sejurus kemudian dihadiahi pelototan dari Ayasya. "Eh, bukan maksud aku macam-macam, tidak seperti pikiran kamu, ya. Hanya bertanya, bila kam

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 080 - Ungkap Kebenaran

    Elang masuk begitu saja ruang rawat Ayasya bermodalkan pesan alamat dan nama ruang rawat inap yang dikirim oleh Ayasya. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Elang di saat Ayasya tengah berbaring di ranjang pasien. Raut sendu memancarkan kecemasan dari Elang.Sontak Ayasya bangkit menyender dengan mata membelalak sejenak lalu normal kembali."Tidak."Elang mendekat hingga membuat gerakan bergeser ke sudut pada Ayasya."Stop di sana, Elang! Katakan cepat soal papa saya," tuntut Ayasya yang sebenarnya masih memerlukan istirahat. Dengan sisa keberanian, ia memberi tahu lokasi rumah sakit tempatnya dirawat dengan tujuan mengetahui kisah lama orang tuanya."Apa kita bisa bicara baik-baik, Ayas, tanpa ada nada suara yang tinggi?"Elang berjalan bertambah dekat ke arah Ayasya. Tangan Ayasya terkepal di balik selimut rumah sakit. Baginya, Elang terlalu mengulur waktu. "Sebagian sudah saya ceritakan pada kamu. Kamu adalah putri dari Sri dan seorang pengusaha bernama Dewandaru. Anak di luar pernikahan

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 079 - Infeksi Virus

    Elang sengaja bepergian ke Surabaya untuk menemui Ayasya. Sepanjang penerbangan, tidak luntur senyum di balik masker yang dikenakan.Beralasan akan mengunjungi makam orang tua dan lembaga pendidikan swasta yang dimiliki keluarga Dewandaru, langkah Elang menjejak ke Surabaya kembali.Bayangan Ayasya begitu lekat dalam pikiran Elang. Perempuan manis yang menarik hati sejak zaman mereka menimba ilmu di kampus milik keluarga Dewandaru.Lain hal dengan Ayasya yang gelisah pagi ini, suhu tubuhnya meningkat."40 derajat. Bagaimana perasaan kamu?" tanya Xinta yang duduk di samping ranjang. Ia seorang dokter yang mengetahui cara menurunkan demam, tetapi butuh pengujian lebih lanjut untuk mengetahui apakah ada penyakit tersembunyi di balik demam.Di situ berdiri pula Xaba dan Batari yang khawatir terhadap kondisi Ayasya. Xinta meminta mereka semua memakai masker selama berada di dekat Ayasya. "Pusing, sakit otot, dingin," jawab Ayasya sambil menggigil dan terbatuk-batuk serta hidung pun sampai

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 078 - Gangguan

    "Pak, lagi-lagi kita dikirim surat kaleng. Kali ini sarung tangan bayi dan foto lama Sri. Buat apa itu semua, Pak? Apa hubungan ke kita?"Sewaktu Batari dan Xabier berdiskusi di ruang keluarga, tanpa sengaja Ayasya menguping pembicaraan. Tadinya, hanya sekedar lewat menuju dapur.Namun, suara riuh menjelang tengah malam menarik Ayasya untuk mengetahui apa yang dibicarakan. "Sulit untuk dimengerti maksud pengirim. Mau dilaporkan ke pihak berwajib, tapi kali ini tidak ada ancaman di isi suratnya."Menggigit bibir sendiri, Ayasya gelisah berdiri di ujung dinding. Tidak ingin ketahuan, buru-buru Ayasya meninggalkan tempat menuju ke kamar pribadinya. "Apa maunya Elang? Sampai nekat. Jahat sekali," ujar Ayasya sambil duduk di ujung ranjang. Keesokan pagi, Ayasya sengaja bangun pagi lalu jalan-jalan ke halaman besar kediaman Santos. Rasa penasaran membuatnya singgah ke pos jaga. "Olahraga, Bu?" sapa seorang penjaga."Ya, Pak."Demi apa Ayasya menjadi pribadi berbeda hari ini. Biarlah pik

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 077 - Kembali ke Surabaya

    Mengingat hingga malam Xaba akan syuting, terlintas niat Ayasya untuk menemui Elang ke restoran, menagih nama siapa ayah kandungnya.Menimbang Xaba akan keberatan bila ia mengutarakan niat bertemu Elang, Ayasya masih menyimpan rahasia sendiri rapat-rapat. "Awww."Tangan Ayasya berdarah teriris pisau. Ia gegas membersihkan jari telunjuk kiri ke wastafel."Kamu kenapa?"Mendengar suara asing dari dapur, Xaba lantas beranjak dari kamar."Kurang hati-hati mengiris sayur, Mas."Tidak seperti biasa menurut Xaba."Melamun? Lamunin apa, sih?"Xaba mencolek dagu Ayasya, mencoba menghibur tunangannya."Gak ada, Mas. Hanya kurang fokus saja."Ayasya menuju kotak P3K, mengambil cairan antiseptik lalu membalut dengan plester luka."Sudah beres," ucap Ayasya. Xaba memerhatikan Ayasya dengan seksama."Jangan pikirkan hal lain sewaktu memegang pisau, harus konsentrasi, bila tidak, bisa melukai diri sendiri."Ayasya menghela napas lalu mengangguk menyetujui perkataan Xaba. Pesan Elang sangat memenga

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 076 - Pesan Kurang Adab

    "Pak, lengan saya ini sakit lagi," rungut Batari seraya menunjukkan pada Xabier yang telah siap beristirahat malam hari.Sejak pemberitaan tentang Wisang, Batari didiamkan oleh Xabier. Merasa ada yang kurang.Xabier bangkit dari rebahnya. "Sakit kenapa?" tanyanya dengan paras khawatir. Wajah Batari meringis menunjukkan kalau sakitnya benar-benar mengganggu."Perbannya tidak apa-apa. Di dalam sakit sekali, 'kah?" tanya Xabier sambil mengelus pelan luka Batari.Batari mengangguk sambil mengintip dari sudut mata bagaimana ekspresi suaminya. Ia tertawa samar, Xabier masih cemas bila dirinya kenapa-napa."Kamu jangan dulu urusan dapur sampai sembuh total, Bu." Xabier malah menggerutu. "Mau ke rumah sakit buat periksa?"Batari menggeleng, menolak ide Xabier. "Ini tadi karena Bapak tepis tangan saya waktu nonton, jadi agak sakit," rengek Batari. "Iya, 'kah? kekencengan aku awasin tangan kamu, ya."Batari mengangguk lagi membenarkan perkataan Xabier. "Maaf, ya. Aku kalau menyangkut 'orang

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 075 - Candle Light Dinner

    Restoran mewah yang dipesan oleh Xaba memikat hati Ayasya. Ini pengalaman baru lagi buatnya, masuk ke restoran yang mengusung interior elegan.Ruang makan menampilkan replika akar pohon yang menggantung di udara. Ada pula pepohonan di sekitar mereka.Dari ketinggian saat ini, mereka bisa melihat keluar pemandangan indah gemerlap lampu kota Jakarta. Sungguh menakjubkan bagi Ayasya."Kamu cantik."Ayasya terfokus pada arsitektur restoran, lain hal dengan Xaba yang sedari tadi menatap paras Ayasya yang ceria seolah-olah itulah pemandangan menarik dibanding yang lain.Ayasya tersipu malu, temaram lampu ruangan menyembunyikan bagaimana merona pipinya kini. Dipuji Xaba menjadi kesukaan bagi dirinya sendiri."Mas juga sangat tampan." Lagi-lagi Ayasya malu melontarkan pujian hingga ia tertunduk tidak mampu menatap manik pria yang sebentar lagi akan menjadi kekasihnya."Aku harap kamu suka tempat ini."Ayssya menyapu pandangan ke sekeliling ruangan. Hanya ada mereka berdua saat ini serta bebera

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 074 - Rahasia Lama

    Menemani Xaba bekerja ke Jakarta menjadi momen indah untuk Ayasya. Suasana berbeda ia rasakan."Mas, untuk berlian pesanan Mas itu, biar saya saja yang ambil ke tokonya, ya," tawar Ayasya malam hari seusai makan malam di unit Xaba. Xaba memberi perhatian, menaruh ponselnya di meja.Selagi Xaba mencerna tawaran itu. Ayasya kembali melanjutkan. "Kita tidak lama di Jakarta, sementara Mas masih harus bekerja. Biar saya saja," lanjut Ayasya."Setelah itu, tidak kemana-mana lagi, 'kan?""Tidak. Langsung pulang.""Ada pengawalan buat kamu seperti biasa, ya. Bila ada keperluan atau hal mencurigakan kamu bisa meminta bantuan mereka."Ayasya memasuki sebuah toko berlian. Pada hari-hari sebelumnya, Xaba menunjukkan sebuah berlian yang bakal dipakai calon istrinya di pernikahan mereka.Bantahan Ayasya untuk tidak menghabiskan uang membeli perhiasan mahal tidak didengar oleh Xaba."Berlian juga bentuk investasi, Ayas. Kamu akan terlihat cantik di pesta nanti," ucap Xaba kala itu."Berarti saat in

  • PELAYAN RESTORAN ITU, ISTRI BOS   S2 073 - Tertangkap

    Batari diharuskan untuk rawat inap lantaran ada luka terbuka di bagian lengan dan bahu akibat pecahan kaca mobil mengenai dirinya."Malam ini saya saja yang menjaga Ibu, Pak, Mas," tawar Ayasya. Akhirnya, Xaba meminta Ayasya datang ke rumah sakit.Xaba dan Xabier saling pandang."Bapak saja, tidak masalah.""Ayas benar, Pa. Keadaan Papa kena benturan juga akan sulit mengurus Ibu di rumah sakit. Aku yang bantu Papa di rumah. Ayas menjaga Ibu di sini."Melihat kondisinya sendiri, barulah Xabier menerima ide dari putra dan calon menantunya."Kamu cepat beritahu kalau ada yang janggal atau kondisi ibu terbaru Ibu, ya," ucap Xaba sembari membelai kepala Ayasya. "Ada penjaga yang bertugas. Kasus rem blong ini juga sudah ditangani pihak berwajib."Xabier mengatakan demikian agar ada rasa aman dalam diri Ayasya selama menjaga Batari di rumah sakit.Xaba dan Xabier berpamitan pada Ayasya, Batari berbaring di ranjang dalam keadaan terlelap.Ayasya mengusap lengan Batari, ia iba dengan keadaan ca

DMCA.com Protection Status