Share

VIONA

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-23 20:12:40

104

Tak lama aku mencuci piring kotor. Lalu saat berbalik dan menghadap lagi ke arah meja makan, kulihat Pak Alvin dan Vino sedang berdiri berhadapan dengan tangan Pak Alvin digerakkan sepanjang bibirnya, seperti sedang menutup resleting. Yang kutahu isyarat itu adalah untuk mengunci mulut.

Keningku berkerut dalam.

Pak Alvin sepertinya menyadari jika aku tengah memperhatikan mereka. Lelaki itu menoleh dan langsung menjauhkan dirinya dari Vino dan memasang senyum manis lagi. Senyum yang menurutku dibuat-buat, karena biasanya Pak Alvin tidak seperti ini.

Pagi ini entah sudah berapa puluh kali ia menghadiahiku senyum manisnya itu.

“Kau tunggu lagi sebentar, ya. Aku ambil jas di kamar. Setelah itu kita langsung berangkat!”

Aku hanya mengangguk untuk menjawab ucapannya. Kemudian mengelap tupperware karena akan kubawa lagi, hingga tidak menyadari jika laki-laki bernama Vino berjalan menghampiri.

Dia memukul meja di depanku walaupun tidak keras, kemudian melipat tangan di dada, dan deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (24)
goodnovel comment avatar
Subaedah Sambara
koq aku yg deq deqkan thor membacax saking seriusx,...lanjuut
goodnovel comment avatar
Asnidar Ummu Syifa
waah.... beneran sy deg......deg'an banget serasa jadi Viola
goodnovel comment avatar
Epa Latipah
kasian viola lebih baik pergi saja tinggalin alvin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KETAKUTAN

    105Aku menyandar dengan lemas di dinding mengkilap warna silver itu. Sungguh, semua membuat duniaku hancur dalam sekejap. Aku menekan kuat dada yang terasa sakit luar biasa. Belum pernah aku merasakan sakit begitu hebat seperti ini. Sakit diperlakukan rendah oleh keluarga Arman. Sakit disiksa Yuni, sakit ditipu Tuan Sultan, tetapi semua bisa kulewati karena masih dalam batas wajar. Namun, sakit yang ini, sungguh luar biasa. Bagaimana tidak? Hari pernikahan yang tinggal beberapa hari, persiapan yang hampir rampung, calon suami sempurna dan idaman, calon mertua yang menyayangi. Semua begitu sempurna. Namun kini, apa yang kuterima? Bukan surga dunia yang Pak Alvin berikan, melainkan kotoran yang ia lemparkan ke wajah ini. Ia menjadikanku tameng agar hubungan terlarangnya aman. Ia menjadikanku topeng agar ibunya, dan semua orang yakin jika ia lelaki normal yang akan menjalani pernikahan pada umumnya. Ini, lebih menyakitkan daripada diputuskan sepihak. Atau dibatalkan pernikahan.

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SIAPA YANG MENCULIKKU?

    106Aku mengerjap untuk menghalau silau. Cahaya yang masuk ke mata membuatku yang baru terbangun harus mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan diri. Aku memicing sebelum mengedarkan pandangan ke seluruh sudut ruangan tempatku berada kini. Tempat yang pengap. Hanya sinar matahari yang masuk dari jendela kaca kecil di bagian atas dinding yang menerangi ruangan ini. Barang-barang yang disusun tak teratur di pojok ruangan. Bertumpuk dan saling menimbun. Sarang laba-laba di mana-mana, debu yang tebal, dan ah, tempat ini seperti ... gudang. Ya gudang yang lama tidak terjamah tangan manusia. Kenapa aku ada di sini? Aku memindai diri ini. Duduk di bangku kayu dengan kedua tangan ke belakang. Saat kugerakkan, terasa sulit sekali. Ternyata kedua tangan ini diikat, disatukan dengan bangku yang kududuki. Siapa yang mengikatku seperti ini? Di mana aku? Tiba-tiba ketakutan meraja, apalagi saat ingin berteriak meminta tolong, aku baru sadar jika mulut ini dibekap sesuatu. Mungkin sebuah kain k

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   PENAWARAN

    107Aku menajamkan penglihatan dengan menahan napas. Namun, beberapa detik kemudian memicingkan mata. Orang yang baru masuk pun asing bagiku. Kali ini pria lebih muda dari dua pria sebelumnya. Tangannya menenteng sebuah plastik hitam. “Bos, ada keperluan dulu. Belum bisa datang. Nih, suruh dia makan dulu, dan ingat jangan diapa-apakan dulu sebelum bos datang. Kalau dia kenapa-napa, kalian yang mati!”Pria muda yang baru datang, melemparkan bungkusan plastik di tangannya ke arah dua pria bertato. Salah satu pria bertato menangkap bungkusan itu. Kemudian menghampiriku lebih dekat setelah pria muda meninggalkan ruangan ini. “Ayo makan dulu, Cantik. Agar kau tetap kuat dan bertenaga. Kami tidak mau bersenang-senang dengan wanita lemas.”Lagi, kalimat kotor terlontar dari mulut busuk mereka. Aku ingin menangis, tetapi sekuat tenaga kutahan agar tidak terlihat lemah di depan dua preman ini. Tiba-tiba sebuah ide terlintas. “Berapa bos membayar kalian?” Dengan menguatkan hati, kutatap d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   YUNI

    108Suara tepuk tangan menggema memenuhi ruangan yang kini terang. Seseorang menyalakan lampu. Yuni yang terlihat semakin tua, bertepuk tangan dengan seringaian di bibirnya. “Oh, pantas saja kita kesulitan mencarinya. Ternyata dia sudah bisa bertransformasi menjadi wanita langsing dan cantik!” Yuni meraih daguku, lalu memindai wajah ini dengan beberapa kali di balik ke kanan dan kiri. “Sepertinya, kalau dijual akan laku dengan harga tinggi!”Mataku membola. Apa maksudnya dijual? “Dulu saja masih gendut dan jelek laku buat bayar utang, apalagi sekarang sudah cantik dan langsing. Kalian belum apa-apakan dia, kan?” Yuni beralih ke arah dua pria bertato di belakangku. “Kalau kalian sudah macam-macam sama dia, sini bayar! Sayang digratiskan kalau sudah bening begini! Dan kalian harus membayar mahal!”Aku menatap Yuni penuh kebencian. Bagaimana ada seorang ibu yang sanggup berkata seperti itu? Bukankah ia pun punya anak perempuan? Tidak pernahkah ia memosisikan bila Feli yang berada di

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   NASIB DIRI

    109Aku tidak tahu ke mana mereka membawaku, karena mata dan mulut ini ditutup. Sementara tangan yang diikat di depan, terus dipegangi kedua preman yang tidak berkutik di depan Yuni. Hanya kaki ini yang dibebaskan untuk berjalan. Yuni benar-benar tidak punya hati, bahkan sejak tadi ia terus bicara di telepon mencari laki-laki yang mau membayarku mahal. Ia melelangku dengan bayaran tertinggi. Seolah aku ini barang antik dengan nilai tinggi. Aku ingin menangis meraung-raung, tetapi percuma, air mataku tidak mempan di depan Yuni. Aku hanya bisa mengikuti langkah mereka dengan kaki diseret, karena tidak dapat melihat apa pun. Sepertinya mereka membawaku dengan mobil yang lagi-lagi entah ke mana. Hingga turun dari mobil, dan akhirnya tiba di sebuah ruangan, barulah mereka melepaskan tutup mata ini. Aku mengerjap berkali-kali agar pandangan menjadi jelas. Dipan berukuran sedang dengan seprei putih membungkus kasur menjadi pemandangan pertama yang kulihat. Kemudian lemari kayu yang juga b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-26
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   WANITA IBLIS

    110Aku menangis meraung-raung, tetapi itu tidak sedikit pun membuat Yuni mengasihaniku. Ia bahkan menyuruh dua preman itu untuk membekap lagi mulut ini agar tidak berisik katanya. Tangan diikat, mulut dibekap. Apa yang bisa kulakukan lagi selain menangis dalam hati? Tuhan, akan seperti apa nasibku ini? Kenapa nasib baik tak kunjung berpihak padaku? Aku memejam. Menangis dan berdoa, hanya itu yang bisa kulakukan dalam hati. Hingga mobil berhenti, aku baru membuka mata. Yuni gegas pindah ke sampingku, kemudian menyeka wajah yang berkeringat ini. “Diam! Aku harus mendandanimu agar nilai jualmu tinggi!” Ia menangkup rahangku dengan keras agar wajahku menengadah. Aku mencoba menggerakkan kepala ke kiri dan kanan dengan keras agar terlepas dari cengkeraman tangannya. “Hhmmm.” Aku menggeram marah. Namun, Yuni tak peduli, ia tetap mendandaniku. Si bajingan Reno membantu memegangi kepalaku. Hingga setelah mereka selesai mendandani dan merapikan rambut ini, Yuni menyuruh Reno melepaskan

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   PERJUANGAN

    111Pria paruh baya berperut buncit menatapku tanpa kedip. Aku bahkan menahan napas saat lidahnya bergerak melumat bibirnya sendiri. Tiba-tiba aku merasa berada di kandang harimau lapar yang siap memangsa. Aku bergerak ke samping saat pria itu maju. “Ternyata Yuni tidak menipuku. Kau sesuai seleraku!” Pria yang hanya memakai kimono tidur itu terus memindai diri ini dengan tatapannya yang menakutkan. Sepertinya, ia sudah sangat siap memangsaku. “Aku tidak rugi membayarmu dua ratus juta. Dari luar saja kau sudah terlihat sangat mulus. Tak terbayang bila sudah dibuka!”Mataku membola mendengar ucapan pria itu. Dua ratus juta? Yuni menjualku senilai itu? Aku memutar otak. Di antara ketakutan yang sudah meraja, aku harus tetap tenang dan mencari cara agar bisa terlepas dari pria hidung belang ini. Aku tidak sudi bila sesuatu yang kujaga selama ini harus direnggut paksa oleh pria yang sudah membayarku ini. Aku harus bisa kabur dari sini. Walaupun tidak tahu harus ke mana. “Jadi, bagai

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BERKORBANLAH!

    112Terlepas dari mulut harimau masuk mulut buaya. Itulah diriku saat ini. Bagaimana tidak? Setelah bersusah payah bisa melepaskan diri dari pria hidung belang yang sudah membayarku itu, kini harus tertangkap Pak Alvin yang wajahnya sama menakutkan. Sepertinya, amarah sedang menguasainya. “Apa kau ingin membunuh ibuku?” tanyanya dengan suara sarat emosi, saat mobilnya sudah melesat di jalanan. Meninggalkan villa laknat dan orang-orang yang mengejarku itu. “Bunda kalang kabut mencarimu ke sana ke mari! Apa kau tidak memikirkan perasaannya? Sekarang bahkan tidur di klinik karena hipertensinya kambuh!”Aku menoleh kasar ke arah lelaki yang sebenarnya sudah sangat menjijikkan di mataku. Setelah apa yang terjadi padaku hari ini, ia malah menyalahkanku karena ibunya sakit? “Aku bahkan hampir mati hari ini! Tapi kau menyalahkanku karena ibumu sakit? Asal kau tahu, jika hari ini aku dijual ibu tiriku! Aku hampir kehilangan kehormatan dan nyawaku, tapi kau memarahiku seakan yang terjadi d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-28

Bab terbaru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   HINGGA MAUT YANG MEMISAHKAN

    445 “Jadi begitu, De. Kamu sama Amanda tidak masalah, kan?” Sultan menatap sepasang suami istri muda yang duduk di hadapannya. Di mana bayi tiga bulan terus mengeluarkan suara-suara lucu khas bayi dalam pangkuan Dewa. “Papa sudah ingin pensiun. Menikmati hidup berdua saja dengan Mama kalian. Ya, itung-itung bulan madu lagi untuk mengganti masa-masa awal pernikahan kami yang sempat carut-marut.” Dewa, Amanda, dan Vino yang duduk di sofa lainnya saling pandang sebelum memiringkan bibir masing-masing. ‘Siapa yang nikah, siapa yang bulan madu.’ Batin mereka mengejek. “Vino memang baru memasuki dunia ini, dan ia juga masih sangat muda. Tapi jika ia ada kemauan untuk belajar, pasti bisa kok. Apalagi didampingi wanita yang berbakat. Papa yakin perusahaan tidak akan dibawa tenggelam. Lagipula, Papa tidak akan melepas sepenuhnya. Ada orang kepercayaan Papa yang akan membimbing dan mengawasi Vino.” Sekali ini Dewa melirik Amanda di sampingnya seraya membenahi bayi Devano yang sudah mulai t

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   DUA KALI

    443“Abang, emang nggak berat?” tanya Kirani sesaat setelah Vino menurunkan tubuhnya di sofa. Ia baru saja dari kamar mandi. Dan sejak kejadian jatuh itu, Vino selalu membopongnya setiap hendak ke kamar mandi.Kedua tangan Kirani masih melingkar manja di leher sang suami, hingga lelaki itu meminta dilepaskan dengan isyarat dagu. Awalnya Kirani tak mau melepaskan tangannya. Tentu saja untuk menggoda sang suami.“Ok,” ujar wanita itu akhirnya seraya melepaskan tangannya karena Vino menatapnya tanpa kedip seolah bersiap kembali menerkamnya. Mereka baru saja menyelesaikan satu ronde percintaan pagi ini. Masa iya mau mengulang lagi bahkan sebelum sarapan.Sungguh, mereka tidak menyangka jika pernikahan akan seindah ini. Tiga hari di hotel, hanya makan, tidur, dan bercinta. Begitu seterusnya selama tiga hari tanpa melakukan apa pun lagi.“Nggak berat, kan, aku?” ulang Kirani karena Vino belum menjawab pertanyaanya.“Nggak,” jawab Vino yang duduk di sampingnya. Tangannya meraih remote TV, m

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KEMBALIKAN

    442“Manis,” ujar Kirani seraya menarik wajahnya. Menjauhkan dari wajah lelaki di bawahnya. Semburat merah langsung menghiasi wajahnya. Ia ingin beranjak, tetapi tangannya ditahan.“Apanya yang manis?” tanya sang lelaki dengan tatapan lekat. Melihat wanita yang duduk di pangkuannya tersipu, adalah sesuatu yang membuatnya gemas. Padahal mereka sudah dua hari menikah. Tak terhitung sudah berapa kali melihat tubuh polos masing-masing. Tapi wanitanya selalu saja tersipu dan malu-malu.Tangan sang lelaki menarik lembut pinggang wanitanya agar kembali mendekat, kemudian berbisik di telinganya.“Apanya yang manis, hem?”Semburat merah tak henti-hentinya menghiasi wajah wanita yang pagi ini hanya memakai kemeja putih milik sang suami. Kemeja yang terlihat kebesaran di tubuh mungilnya, tetapi sangat seksi di mata sang suami.Cup.Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir sang wanita.“Ini yang manis?”“Ish, Abang apaan, sih?” Tangan sang wanita mengibas di depan wajah merahnya.“Jadi, kamu baru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SUAMI ISENG

    441Kirani mengerjap sebelum menoleh perlahan ke sisi kanannya di mana seorang lelaki tengah tertidur pulas dengan setengah tengkurap. Ditatapnya dengan seksama wajah yang walaupun terlihat lelah, tetapi senyum kebahagiaam dan kepuasan berpendar di sana. Tak terasa kedua sudut bibirnya tertarik ke samping. Ia ikut tersenyum melihat wajah sang lelaki yang penuh kepuasan.Pandangannya beralih perlahan menyusuri tangan kekar sang lelaki yang menumpang di atas tubuhnya. Dengan hati-hati, Kirani mengangkat tangan itu dan munurunkan dari atas tubuhnya, ia ingin ke kamar mandi. Rasa tidak nyaman di tubuh bagian bawah, membuatnya ingin ke kamar mandi.Namun, saat ia mencoba untuk bangkit, rasa tidak nyaman itu berubah perih yang membuatnya urung bangkit. Kirani menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya. Tapi gegas ia menutupnya lagi saat sadar jika tubuhnya masih polos.Wanita itu kembali merebahkan kepalanya. Matanya memejam, hingga semua yang terjadi semalam, terbayang dengan jelas. Die

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TRIK

    441Vino duduk di tepi ranjang pengantin yang sudah dihias demikian rupa. Aroma mawar yang segar menguar dari kelopak-kelopak merah yang terhampar di atas kasur. Kedua tangan pemuda tersebut menopang tubuhnya di belakang punggung. Wajahnya menengadah dengan bibir terus menyunggingkan senyum.Terbayang bagaimana Kirani memeluknya sepanjang jalan tadi karena ketakutan. Triknya membuat wanita yang sudah disahkan tadi pagi berhasil. Ia tidak lagi melepaskan pelukan bahkan hingga mereka tiba di hotel.Padahal semua hanya akal-akalannya saja. Vino tahu jika gadis itu sebenarnya hanya pura-pura tidur, untuk menghindarinya.“Kena, kau!” gumamnya geli masih sambil tersenyum-senyum sebelum menyadari sesuatu.Vino menegakkan duduknya, kemudian menoleh dan memandang pintu kamar mandi di kamar hotel itu. Baru disadarinya jika Kirani sudah sangat lama berada di dalam sana. Terlalu asyik melamun, membuat Vino bahkan melupakan jika ia tengah menunggu wanita itu keluar.Sang pemuda berdiri, kemudian b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TAK ADA YANG TIDAK BAHAGIA

    438“Dilihatin terus bininya. Nggak bakal aku ambil juga.” Sebuah sindiran disertai tepukan di pundak Vino membuat pemuda itu mengerjap dan menoleh. Hingga tampak olehnya Dewa yang tengah memiringkan bibir di sampingnya.“Abang manusia paling maruk dan munafik kalau sampai ngambil istriku juga.” Vino balas melemparkan sindiran pedas.“Sudah ditinggal nikah sama perempuan lain, eh masih mau diambil lagi? Ter-lan-jur.”“Ter-la-lu, kali ….”“Suka-suka akulah.” Setelah mengatakan itu, Vino langsung berjalan menyongsong mempelai wanitanya yang baru selesai berganti kostum.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditentukan untuk menyatukan cintanya dengan Kirani. Hari yang akan Vino catat dalam buku besar hidupnya sebagai hari bersejarah di mana ia akhirnya melepas masa lajang dengan gadis yang sejak lama menarik perhatiannya.Hari ini adalah hari bahagia yang bukan saja untuknya dan Kirani, tetapi juga untuk kedua keluarga. Terbukti dari wajah-wajah keluarga inti yang berbinar dan berseri ba

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   LAMARAN SUNGGUHAN

    438 “Hallo, jagoan. Tunggu, ya, nanti Om buatkan teman bermain yang lucu-lucu buat kamu.” Lontaran Vino yang tengah menggoda bayi laki-laki berumur dua bulan membuat ruangan yang baru saja dipakai acara lamaran menjadi hangat dan ceria. “Kamu mau teman bermain laki-laki atau perempuan? Atau dua-duanya?” tanya sang pemuda lagi seolah sedang bicara dengan orang dewasa. Semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum melihatnya. Kecuali gadis berhijab yang memerah pipinya. “Apa? Dua-duanya? Ya, udah, nanti Om Vino ganteng bikinin dua-duanya sekaligus biar ramai, ya. Biar kamu banyak teman mainnya.” Sebuah toyoran pelan mendarat di kepala Vino pasca kalimat itu terucap dari bibirnya. Pemuda itu mendongak. Tapi tak lama kembali menghadapkan wajahnya ke arah bayi laki-laki yang juga menatapnya dengan bibir mungilnya bergerak-gerak lucu. Vino tak peduli walaupun Amanda baru saja menoyornya gemas. “Lihat, ibumu, Jagoan! Dia iri. Karena bapakmu cuma bisa bikin satu aja. Eh, tapi nanti b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   NASI SUDAH MENJADI BUBUR

    437 Malvino berdiri menunduk di antara orang-orang berpakaian serba hitam. Hatinya tak urung teriris menyadari jika sahabat kecilnya kini sudah terbujur kaku di balik gundukan tanah merah yang sedang ia dan orang-orang itu kelilingi. Berkali-kali tetesan embun jatuh dari pelupuk matanya tanpa siapa pun tahu. Sebuah kacamata hitam menutupi kenyataan jika sejak awal datang ke sana, matanya sudah basah. Vino tidak pernah menyangka jika nasib Nada akan berakhir setragis ini. Ia harus meregang nyawa di tangan laki-laki yang sudah membuatnya berbadan dua, setelah sebelumnya bayi yang ia kandung juga harus keluar paksa. Vino menahan napas, membayangkan jika Nada harus mengirimnya pesan dengan menahan sakit yang teramat. Tuhan selalu punya rencana yang tak terduga. Di saat ia hampir saja menjadi kambing hitam atas meninggalnya Nada karena semua diarahkan padanya sebagai pembunuh, di saat itu seorang wanita datang ke apartemen Nada dan memergoki jika Nada tengah meregang nyawa di tangan su

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BOCAH

    436Vino tersenyum saat mengingat bagaimana reaksi Kirani tadi. Bola mata kecil gadis itu sampai nyaris loncat dari rongganya sebelum akhirnya menunduk dengan pipi merona.“Sudah Vino, jangan mengganggu Kirani. Mama hanya memintamu menyerahkan makanan. Sana tunggu di luar lagi.” Ucapan sang ibu membuyarkan kenikmatannya menatap wajah merah karena malu itu.“Jangan hiraukan dia, Kiran. Laki-laki memang begitu, tidak malu mengabarkan dirinya masih perjaka padahal kita tidak pernah bertanya.” Viola mengusap lengan Kirani yang masih menunduk.“Kenapa harus malu, Ma? Itu bukan aib, kan? Itu justru kebanggaan kami. Dan itu sangat penting diketahui wanita yang akan menikah dengan kami karena akan menjadi nilai plus—”“Sudah, sudah. Tidak perlu memaksa, berikan Kirani waktu untuk berpikir. Karena keputusan yang tepat akan didapat dengan berpikir jernih tanpa emosi. Kalau kamu terus menggodanya seperti ini, bisa-bisa ia memutuskan tidak lagi mempertimbangan kamu saat ini juga karena ketakutan

DMCA.com Protection Status