Home / Romansa / PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN / HANTU RUANG OLAH RAGA

Share

HANTU RUANG OLAH RAGA

Author: Rosemala
last update Last Updated: 2023-01-14 14:45:50

45

Aku menatap diri di depan cermin. Rambut acak-acakkan dan bibir bengkak dengan sedikit luka akibat ulah bos aneh, terpampang jelas di sana.

Orang bilang ciuman itu enak dan memabukkan. Apalagi ciuman pertama. Apanya yang enak? Aku merasakan napasku sesak, dan bibirku perih. Itu bukan ciuman, lebih tepatnya, dia melahap bibirku dengan rakus seperti orang kelaparan.

Lagi pula, apa yang ada di pikiran bos aneh itu? Apa dia sudah gila? Kenapa tiba-tiba menciumiku?

Hukuman katanya? Apa salahku hingga ia menghukumku? Kesalahan macam apa yang hukumannya ciuman?

“Arghhh....” Aku berteriak kesal seraya menghapus bibir dengan tisu basah. Entah untuk ke berapa kali. Bahkan, bekas tisu sudah berserakan di meja. Berharap bekas ciuman itu hilang bersamaan dengan usapan demi usapan yang malah membuat bibir ini semakin lecet.

Hilang sudah keperawanan bibir ini. Aku sudah ternoda. Padahal aku berharap ciuman pertamaku terjadi dalam suasana romantis dan dengan laki-laki yang kucintai. Dilakukan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
rahayu suwardani
Mandala Sultan berpura pura lumpuh mungkin ingin mencari cinta sejati yang tidak memandang fisik saja
goodnovel comment avatar
Sofie Kamaru
hahahaha,tuan sultan modus teruuus
goodnovel comment avatar
Mur syidah Syidah
luar bisa Ana Ana knp selalu cari masalah he he
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KUCING KAWIN

    46Bahkan keledai pun tidak mau jatuh dua kali ke dalam lubang yang sama. Apalagi aku manusia. Kejadian tadi pagi membuatku tahu jika Tuan Sultan mengambil kesempatan untuk menciumku dengan dalih hukuman. Kini, saat kejadian sama terulang, tentu aku tahu jika dia kembali menangkap tubuh ini. Dan yang terasa basah itu adalah tubuhnya yang habis berolahraga. Aku tahu kini berada dalam pangkuannya lagi, dan ia berusaha menciumku lagi. Entah ada apa dengan dirinya. Sejak tadi main sergap. Apa libidonya sedang tinggi? Ah, mikir apa aku ini! Yang penting sekarang aku harus melepaskan diri. Belajar dari pengalaman tadi pagi. Sebelum ia berhasil mencium lagi bibir ini, kujambak rambutnya dengan kuat, kemudian menarik kepalanya ke belakang hingga menjauh dari wajah ini. Tidak hanya itu, setelah berhasil menegakkan tubuh, kugigit lengannya yang masih memeluk tubuhku. Terasa keras dan asin dari keringatnya, tetapi tetap kuperkuat gigitan hingga ia berteriak kesakitan dan akhirnya melepask

    Last Updated : 2023-01-14
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   ULAH ARMAN

    47Aku merebahkan diri setelah menyumpal telinga dengan headset. Kuputar musik cukup keras dari ponsel. Tentu dengan mematikan wifi-nya lebih dulu. Aku ingin istirahat setengah hari ini, tak peduli bos aneh yang terus memanggil-manggil atau mungkin pak Sam yang kembali menghubungiku. Yang terjadi hari ini cukup melelahkan. Setelah semalam lelah menghadapi keluarga Arman, hari ini masih lelah juga menghadapi Tuan Sultan dan Pak Sam yang aneh. Aku memutuskan mau tidur, tanpa ingin memikirkan apa pun. Bukankah bila hari minggu Tuan Sultan memberiku waktu istirahat setengah hari? Semua yang diucapkan Pak Sam tadi kuanggap angin lalu. Kuanggap ia sedang bercanda. Tak ada satu pun yang kuanggap serius. Agar kepala ini tak semakin pusing. Semoga saja besok keadaan kembali normal seperti sedia kala. Seperti sebelum kami berangkat ke pesta. **Senin pagi kujalani hari seperti biasa. Membereskan kamar Tuan Sultan sebelum berangkat ke kantor. Untunglah sikapnya kembali seperti biasa. Tida

    Last Updated : 2023-01-15
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   DEMO

    48Aku dan Tuan Sultan saling pandang sebelum bergumam dengan bibir bergetar. “Tuan...?”Sementara dengan wajah merah padam, lelaki itu mengayuh kursi rodanya sendiri menuju pintu. Di mana di depannya semakin ramai orang berteriak menyuruh kami keluar. “Keluar kalian, dasar pasangan selingkuh!”“Pezina!”“Pantas saja mejanya dipindah ke dalam, biar bebas berzina?”“Bos tidak bermoral! Memberi contoh buruk!”“Kami tidak menyangka memiliki bos bermoral rendah!”Entah cacian dan nyinyiran apa lagi yang terlontar dari mulut-mulut puluhan orang yang berkerumun di depan ruang kerja Tuan Sultan itu. Suara-suara itu semakin jelas, terlebih saat pintu terbuka. Dengan memutar kursi rodanya sendiri, Tuan Sultan keluar dan menemui mereka. Aku sendiri masih mematung di sini dengan gemuruh hebat dalam dada. Betapa tega Arman memfitnah diriku setelah semua perlakuan buruknya selama menjadi istrinya. Seolah belum puas menjadikanku pembantu di rumahnya, menghina fisikku dengan selalu memanggil Bo

    Last Updated : 2023-01-16
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   GEGAR OTAK

    49“Kenapa Anda menambah runyam keadaan, Tuan?” tanyaku saat membantu membersihkan noda bekas telur di wajahnya. Noda telur mentah yang amisnya lumayan membuat mual. Sementara blazerku yang juga terkena telur, sudah kuganti lebih dulu. Faris memang keterlaluan. Ia sepertinya sengaja membawa telur mentah untuk melempari Tuan Sultan. Entah apa motifnya. Dia bilang melawan kemungkaran. Apa pun alasannya, tidak dibenarkan melempari orang lain dengan sengaja, apalagi alasan yang mereka bawa tidak dapat dibuktikan. Begitu mudah Arman menghasut para karyawan. Memprovokasi mereka untuk mendatangi dan mengata-ngatai kami yang mereka tuduh berselingkuh dan berzina. Maka pantas jika Tuan Sultan langsung melaporkan mereka berdua dengan tuduhan-tuduhan itu. Lalu, karyawan lain yang dianggap provokator pun sudah dipecat dengan tidak hormat oleh Tuan Sultan. Tiada ampun bagi mereka. Karyawan lainnya yang ikut-ikutan dalam insiden tadi, yang akhirnya dibubarkan polisi bawaan Pak Sam, ada yang ke

    Last Updated : 2023-01-16
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BERI WAKTU!

    50“Ana, kenapa kau diam saja?” Tuan Sultan bertanya kesal saat aku hanya diam memperhatikan wajahnya yang hari ini berubah-ubah. Itu menurutku. “Lalu, saya harus jawab apa, Tuan?”Pertanyaan bodoh! Namun, aku memang tidak tahu harus menjawab apa. Tiba-tiba dia mengajak menikah. Kapan pacarannya? “Kau harus menjawab ‘ya'. Tidak boleh jawab 'tidak'!”Lah, ini pemaksaan namanya. “Kalau saya jawab tidak?” Aku ingin tahu reaksinya. “Tidak boleh jawab tidak, harus jawab ya!”“Tapi saya tidak mau menikah dengan Tuan!” Aku menjawab lantang. “Kenapa?” Keningnya berkerut. “Karena ... karena tidak ada cinta di antara kita! Kita tidak saling mencintai, kan? Bagaimana mau menikah?” Aku memberikan jawaban logis. Itu benar, bukan? “Kalau begitu, ayo kita saling mencintai!” Ajakan yang menggelikan. Seperti mengajak bermain petak umpet. Aku memutar bola mata. “Tuan, mencintai itu bukan minum obat yang bisa dipaksa. Mencintai itu sebuah proses. Proses rasa yang tumbuh dengan alami. Tidak bisa

    Last Updated : 2023-01-17
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   MANUSIA TERLAWAK

    51Aku kenal suara itu. Ya, suara Arman. Mau apa lagi dia? Kenapa polisi belum menahannya? Bukanlah Tuan Sultan sudah melaporkannya? “Hmmm.” Aku memukuli tangan Arman yang membekap mulut ini. Tanda minta dilepaskan. “Baik, aku akan melepaskanmu. Tapi jangan teriak. Aku hanya ingin bicara sebentar saja!” Terdengar suaranya mengiba. Tidak angkuh lagi seperti biasa. Tidak terdengar membahayakan. Tubuhku melemah. Tidak lagi meronta. Akhirnya aku mengangguk. Arman melepaskan bekapannya. Juga cengkeramannya di tangan ini. Kami ternyata tiba di dekat mobilnya. Aku mencoba tenang, menegakkan tubuh, kemudian merapikan rambut yang sedikit berantakan, dan mulai bertanya. “Apa yang ingin kau bicarakan? Aku tidak punya banyak waktu. Tuan Sultan pasti mencariku.” Kuucapkan itu dengan tegas, dan tanpa melihat ke arahnya. “Sudahlah! Suruh saja Tuan Sultanmu pulang duluan. Kau nanti kuantar pulang.”Aku menoleh ke arahnya.What? Tidak salah? Ringan sekali dia bicara. Dikira Tuan Sultan itu pe

    Last Updated : 2023-01-18
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   ADA APA DENGAN DIRIKU?

    52Aku merebahkan diri setelah selesai dengan semua pekerjaan rumah. Tubuh yang penat meminta haknya untuk segera diistirahatkan. Untunglah sejak awal Tuan Sultan memberiku jam malam. Aku sudah harus masuk kamar di jam sembilan malam. Tidak boleh berkeliaran lagi di luar kamar di atas jam itu. Jadi, sejak awal bekerja di sini aku memiliki waktu istirahat yang cukup. Secapek apa pun di siang hari, bila malamnya istirahat yang cukup, bangun selalu dalam keadaan segar. Sebenarnya, Tuan Sultan sudah menawariku untuk berhenti sebagai pelayan. Maksudnya, aku tidak harus lagi mengerjakan pekerjaan rumah mengurus kamarnya. Hanya bekerja di kantor saja agar tidak terlalu capek. Seharusnya aku senang dengan tawaran itu. Namun, entah kenapa aku menolaknya. Ada rasa tidak rela jika ada orang lain yang bebas keluar masuk kamar bos-ku itu. Nanti dia bisa melihat Tuan Sultan sedang tidur dan menatapnya lama seperti yang sering kulakukan. Atau melihat Tuan Sultan baru bangun tidur dengan muka bau

    Last Updated : 2023-01-19
  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KEBEBASAN YANG TIDAK DIHARAPKAN

    53“Ana, ada apa?” Lelaki yang duduk di kursi roda bertanya dengan suara dan wajah datar seperti biasa. Ia duduk di kursi roda di belakang mejanya. Sementara Andrea duduk di kursi depan meja. Di atas meja depan mereka berserakan kertas-kertas. Tidak ada yang aneh. Mereka bicara dengan normal. Gestur mereka juga normal. Seperti diskusi pada umumnya. Ya, memang Andrea duduk melipat kakinya hingga paha mulusnya terekspos, tetapi Tuan Sultan tidak akan melihat karena terhalang meja. “Ana! Ada apa?” Tuan Sultan bertanya lagi dengan suara lebih keras karena aku hanya berdiri mematung dengan mulut menganga di ambang pintu. Sumpah demi apa pun, tidak pernah aku merasa sebodoh dan semalu ini. Aku, dengan amarah membara dan prasangka buruk, membuka pintu ruangan Tuan Sultan dengan kasar. Bahkan sudah menyiapkan kata-kata kasar untuk memaki mereka, karena kupikir mereka sedang berbuat tidak senonoh. Namun kenyataan yang kulihat, mereka hanya berdiskusi biasa dengan duduk saling berjauhan.

    Last Updated : 2023-01-20

Latest chapter

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   HINGGA MAUT YANG MEMISAHKAN

    445 “Jadi begitu, De. Kamu sama Amanda tidak masalah, kan?” Sultan menatap sepasang suami istri muda yang duduk di hadapannya. Di mana bayi tiga bulan terus mengeluarkan suara-suara lucu khas bayi dalam pangkuan Dewa. “Papa sudah ingin pensiun. Menikmati hidup berdua saja dengan Mama kalian. Ya, itung-itung bulan madu lagi untuk mengganti masa-masa awal pernikahan kami yang sempat carut-marut.” Dewa, Amanda, dan Vino yang duduk di sofa lainnya saling pandang sebelum memiringkan bibir masing-masing. ‘Siapa yang nikah, siapa yang bulan madu.’ Batin mereka mengejek. “Vino memang baru memasuki dunia ini, dan ia juga masih sangat muda. Tapi jika ia ada kemauan untuk belajar, pasti bisa kok. Apalagi didampingi wanita yang berbakat. Papa yakin perusahaan tidak akan dibawa tenggelam. Lagipula, Papa tidak akan melepas sepenuhnya. Ada orang kepercayaan Papa yang akan membimbing dan mengawasi Vino.” Sekali ini Dewa melirik Amanda di sampingnya seraya membenahi bayi Devano yang sudah mulai t

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   DUA KALI

    443“Abang, emang nggak berat?” tanya Kirani sesaat setelah Vino menurunkan tubuhnya di sofa. Ia baru saja dari kamar mandi. Dan sejak kejadian jatuh itu, Vino selalu membopongnya setiap hendak ke kamar mandi.Kedua tangan Kirani masih melingkar manja di leher sang suami, hingga lelaki itu meminta dilepaskan dengan isyarat dagu. Awalnya Kirani tak mau melepaskan tangannya. Tentu saja untuk menggoda sang suami.“Ok,” ujar wanita itu akhirnya seraya melepaskan tangannya karena Vino menatapnya tanpa kedip seolah bersiap kembali menerkamnya. Mereka baru saja menyelesaikan satu ronde percintaan pagi ini. Masa iya mau mengulang lagi bahkan sebelum sarapan.Sungguh, mereka tidak menyangka jika pernikahan akan seindah ini. Tiga hari di hotel, hanya makan, tidur, dan bercinta. Begitu seterusnya selama tiga hari tanpa melakukan apa pun lagi.“Nggak berat, kan, aku?” ulang Kirani karena Vino belum menjawab pertanyaanya.“Nggak,” jawab Vino yang duduk di sampingnya. Tangannya meraih remote TV, m

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   KEMBALIKAN

    442“Manis,” ujar Kirani seraya menarik wajahnya. Menjauhkan dari wajah lelaki di bawahnya. Semburat merah langsung menghiasi wajahnya. Ia ingin beranjak, tetapi tangannya ditahan.“Apanya yang manis?” tanya sang lelaki dengan tatapan lekat. Melihat wanita yang duduk di pangkuannya tersipu, adalah sesuatu yang membuatnya gemas. Padahal mereka sudah dua hari menikah. Tak terhitung sudah berapa kali melihat tubuh polos masing-masing. Tapi wanitanya selalu saja tersipu dan malu-malu.Tangan sang lelaki menarik lembut pinggang wanitanya agar kembali mendekat, kemudian berbisik di telinganya.“Apanya yang manis, hem?”Semburat merah tak henti-hentinya menghiasi wajah wanita yang pagi ini hanya memakai kemeja putih milik sang suami. Kemeja yang terlihat kebesaran di tubuh mungilnya, tetapi sangat seksi di mata sang suami.Cup.Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir sang wanita.“Ini yang manis?”“Ish, Abang apaan, sih?” Tangan sang wanita mengibas di depan wajah merahnya.“Jadi, kamu baru

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   SUAMI ISENG

    441Kirani mengerjap sebelum menoleh perlahan ke sisi kanannya di mana seorang lelaki tengah tertidur pulas dengan setengah tengkurap. Ditatapnya dengan seksama wajah yang walaupun terlihat lelah, tetapi senyum kebahagiaam dan kepuasan berpendar di sana. Tak terasa kedua sudut bibirnya tertarik ke samping. Ia ikut tersenyum melihat wajah sang lelaki yang penuh kepuasan.Pandangannya beralih perlahan menyusuri tangan kekar sang lelaki yang menumpang di atas tubuhnya. Dengan hati-hati, Kirani mengangkat tangan itu dan munurunkan dari atas tubuhnya, ia ingin ke kamar mandi. Rasa tidak nyaman di tubuh bagian bawah, membuatnya ingin ke kamar mandi.Namun, saat ia mencoba untuk bangkit, rasa tidak nyaman itu berubah perih yang membuatnya urung bangkit. Kirani menyibak selimut putih yang menutupi tubuhnya. Tapi gegas ia menutupnya lagi saat sadar jika tubuhnya masih polos.Wanita itu kembali merebahkan kepalanya. Matanya memejam, hingga semua yang terjadi semalam, terbayang dengan jelas. Die

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TRIK

    441Vino duduk di tepi ranjang pengantin yang sudah dihias demikian rupa. Aroma mawar yang segar menguar dari kelopak-kelopak merah yang terhampar di atas kasur. Kedua tangan pemuda tersebut menopang tubuhnya di belakang punggung. Wajahnya menengadah dengan bibir terus menyunggingkan senyum.Terbayang bagaimana Kirani memeluknya sepanjang jalan tadi karena ketakutan. Triknya membuat wanita yang sudah disahkan tadi pagi berhasil. Ia tidak lagi melepaskan pelukan bahkan hingga mereka tiba di hotel.Padahal semua hanya akal-akalannya saja. Vino tahu jika gadis itu sebenarnya hanya pura-pura tidur, untuk menghindarinya.“Kena, kau!” gumamnya geli masih sambil tersenyum-senyum sebelum menyadari sesuatu.Vino menegakkan duduknya, kemudian menoleh dan memandang pintu kamar mandi di kamar hotel itu. Baru disadarinya jika Kirani sudah sangat lama berada di dalam sana. Terlalu asyik melamun, membuat Vino bahkan melupakan jika ia tengah menunggu wanita itu keluar.Sang pemuda berdiri, kemudian b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   TAK ADA YANG TIDAK BAHAGIA

    438“Dilihatin terus bininya. Nggak bakal aku ambil juga.” Sebuah sindiran disertai tepukan di pundak Vino membuat pemuda itu mengerjap dan menoleh. Hingga tampak olehnya Dewa yang tengah memiringkan bibir di sampingnya.“Abang manusia paling maruk dan munafik kalau sampai ngambil istriku juga.” Vino balas melemparkan sindiran pedas.“Sudah ditinggal nikah sama perempuan lain, eh masih mau diambil lagi? Ter-lan-jur.”“Ter-la-lu, kali ….”“Suka-suka akulah.” Setelah mengatakan itu, Vino langsung berjalan menyongsong mempelai wanitanya yang baru selesai berganti kostum.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditentukan untuk menyatukan cintanya dengan Kirani. Hari yang akan Vino catat dalam buku besar hidupnya sebagai hari bersejarah di mana ia akhirnya melepas masa lajang dengan gadis yang sejak lama menarik perhatiannya.Hari ini adalah hari bahagia yang bukan saja untuknya dan Kirani, tetapi juga untuk kedua keluarga. Terbukti dari wajah-wajah keluarga inti yang berbinar dan berseri ba

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   LAMARAN SUNGGUHAN

    438 “Hallo, jagoan. Tunggu, ya, nanti Om buatkan teman bermain yang lucu-lucu buat kamu.” Lontaran Vino yang tengah menggoda bayi laki-laki berumur dua bulan membuat ruangan yang baru saja dipakai acara lamaran menjadi hangat dan ceria. “Kamu mau teman bermain laki-laki atau perempuan? Atau dua-duanya?” tanya sang pemuda lagi seolah sedang bicara dengan orang dewasa. Semua orang yang berada di ruangan itu tersenyum melihatnya. Kecuali gadis berhijab yang memerah pipinya. “Apa? Dua-duanya? Ya, udah, nanti Om Vino ganteng bikinin dua-duanya sekaligus biar ramai, ya. Biar kamu banyak teman mainnya.” Sebuah toyoran pelan mendarat di kepala Vino pasca kalimat itu terucap dari bibirnya. Pemuda itu mendongak. Tapi tak lama kembali menghadapkan wajahnya ke arah bayi laki-laki yang juga menatapnya dengan bibir mungilnya bergerak-gerak lucu. Vino tak peduli walaupun Amanda baru saja menoyornya gemas. “Lihat, ibumu, Jagoan! Dia iri. Karena bapakmu cuma bisa bikin satu aja. Eh, tapi nanti b

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   NASI SUDAH MENJADI BUBUR

    437 Malvino berdiri menunduk di antara orang-orang berpakaian serba hitam. Hatinya tak urung teriris menyadari jika sahabat kecilnya kini sudah terbujur kaku di balik gundukan tanah merah yang sedang ia dan orang-orang itu kelilingi. Berkali-kali tetesan embun jatuh dari pelupuk matanya tanpa siapa pun tahu. Sebuah kacamata hitam menutupi kenyataan jika sejak awal datang ke sana, matanya sudah basah. Vino tidak pernah menyangka jika nasib Nada akan berakhir setragis ini. Ia harus meregang nyawa di tangan laki-laki yang sudah membuatnya berbadan dua, setelah sebelumnya bayi yang ia kandung juga harus keluar paksa. Vino menahan napas, membayangkan jika Nada harus mengirimnya pesan dengan menahan sakit yang teramat. Tuhan selalu punya rencana yang tak terduga. Di saat ia hampir saja menjadi kambing hitam atas meninggalnya Nada karena semua diarahkan padanya sebagai pembunuh, di saat itu seorang wanita datang ke apartemen Nada dan memergoki jika Nada tengah meregang nyawa di tangan su

  • PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN   BOCAH

    436Vino tersenyum saat mengingat bagaimana reaksi Kirani tadi. Bola mata kecil gadis itu sampai nyaris loncat dari rongganya sebelum akhirnya menunduk dengan pipi merona.“Sudah Vino, jangan mengganggu Kirani. Mama hanya memintamu menyerahkan makanan. Sana tunggu di luar lagi.” Ucapan sang ibu membuyarkan kenikmatannya menatap wajah merah karena malu itu.“Jangan hiraukan dia, Kiran. Laki-laki memang begitu, tidak malu mengabarkan dirinya masih perjaka padahal kita tidak pernah bertanya.” Viola mengusap lengan Kirani yang masih menunduk.“Kenapa harus malu, Ma? Itu bukan aib, kan? Itu justru kebanggaan kami. Dan itu sangat penting diketahui wanita yang akan menikah dengan kami karena akan menjadi nilai plus—”“Sudah, sudah. Tidak perlu memaksa, berikan Kirani waktu untuk berpikir. Karena keputusan yang tepat akan didapat dengan berpikir jernih tanpa emosi. Kalau kamu terus menggodanya seperti ini, bisa-bisa ia memutuskan tidak lagi mempertimbangan kamu saat ini juga karena ketakutan

DMCA.com Protection Status