Share

26. Bertahan Hidup

"Rid, maaf ganggu." Aku mengawali ucapanku ketika menghubungi Farid. Aku berniat meminjam uang padanya untuk biaya rumah sakit ibu.

Sebenarnya aku sangat malu, tetapi tidak ada pilihan lain. Karena menurutku, hanya Farid yang bisa kumintai tolong saat ini.

"Ya, ada apa, Kan?" tanya Farid dengan cepat, seperti sedang terburu-buru.

Ah, membuatku merasa semakin tidak nyaman.

"Maaf, Rid. Serangan jantung ibuku kambuh dan saat ini ibu masuk rumah sakit," ungkapku dengan terbata.

Dan Farid langsung paham dengan maksud pembicaraanku. "Kamu butuh berapa, Kan? Sebut aja dan kirim nomor rekening kamu."

"Ya Allah, terima kasih banyak, Rid. Aku janji bakalan bayar setelah panen nanti."

Meskipun secara dicicil.

"Iya, iya ... santai aja, Kan. Aku percaya kok sama kamu. Udah, tinggal sebutin aja berapa," balas Farid lagi dengan diiringi suara tawa.

Aku pun menyebutkan nominal angka yang kubutuhkan. Setelah mematikan sambungan telepon, aku segera mengirim nomor rekeningku. Dan hanya dalam hit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status