Share

Bab 21

Author: RENA ARIANA
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pov Mira

"Akhirnya, kamu siuman juga … Mira," ucap Ibu … memegang tanganku.

"Mas Lengga mana, Bu?" tanyaku sambil mata mengitari seluruh ruangan.

"Lengga kan kerja, kamu tahu sendiri menjadi karyawan di kantor Adrian sudah pasti padat jadwalnya." Aku hanya terdiam.

"Apa Mira, pinsan, Bu?" tanyaku.

"Iya, dua hari kamu tidak siuman."

"Anak Mira di mana, Bu?"

"Anak kamu ada di ruang bayi, keadaannya masih lemah," jawab Ibu lemas.

"Perempuan atau laki-laki?" tanyaku lagi.

"Perempuan, wajahnya sangat mirip kamu. Semoga saja nasibnya tidak seperti kamu," lirih Ibu.

"Ha? Ibu ngomong apa barusan? Mira gak denger, Bu." Memang aku gak dengar bunyi kalimat terakhir yang Ibu ucapkan.

****

Seminggu sudah aku di rumah sakit, rasanya sudah tidak betah, luka bekas operasi caesar-ku juga masih sangat basah. Aku sendiri bingung mengapa luka ini tak kunjung kering.

Dalam satu Minggu, Mas Lengga hanya datang mengunjungiku dua kali. Sedangkan Kedua mertuaku tidak nampak pun batang hidungnya. Kata ib
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • PELAKOR KAPOK   Bab 22

    Pov MiraDari kedatangan Adrian dan Sinta hingga mereka pulang, sampai Ibu pun ikut pulang, Mas Lengga belum juga kembali. Beberapa kali aku mencoba menghubunginya. Namun, ponselnya ia matikan. Tidak ada aktifitas lain selain aku memikirkan suamiku. Sebelumnya, aku tidak berfikir sejauh ini. Apa harta memang mampu merubah seorang suami?Setelah melahirkan, bukan perhatian yang kudapatkan, justru sebaliknya. Mau mengeluh pada Ibu? Aku jelas malu. Dalam keadaan masih lemah seperti ini, aku harus mengurus anakku seorang diri. Alhasil, sepanjang malam, aku hanya memikirkan Mas Lengga, rasanya makan hati. Kepalaku jadi sakit, loyo, lemas dan tidak bersemangat. Ingin marah, ingin melontarkan makian, ingin bertanya selama seminggu belakangan, dia kemana? Apa yang dia lakuin, dan sama siapa. Aku sungguh ingin mencabik-cabik wajah Mas Lengga.*****Krek ….Bunyi pintu di buka, membangunkan tidurku yang sembari memberi asi pada putriku. Kulepas pelan payudaraku dari mulutnya dan berjalan perlah

  • PELAKOR KAPOK   Bab 23

    Pov Mira"Siapa dia, Mas!" Siapa perempuan itu?!" pekiku bertanya. Emosi kembali mencuak setelah aku melihat adegen mesum tadi.Mas Lengga hanya terdiam. Aku kembali mengambil pisau yang telah kujatuhakan dan mengarahkan ke lehernya. "Jawab, siapa perempuan tadi!" gretaku. "Lebih baik kamu mati, Mas. Daripada aku melihat kamu bersama perempuan itu! Tega sekali kamu sama aku, Mas! Apa salahku? Huhuhuhuhu." Aku terus menangis. Setelah merasa lelah telah meluapkan amarah, aku kembali masuk tertidur dengan perasaan hati yang melelahkan. ****Berhari-hari setelah kejadian itu aku mendiamkannya. Tidak ada sepatah kata manis atau sapaan untuknya. Kusibukan diri untuk fokus mengurus putriku yang mungil, hanya dia yang membuatku kuat. Setiap kali aku berbaring memandang wajah Delisa, mataku selalu berkaca, air mata tumpah dengan sendirinya. Sakit … luar biasa, aku tidak pernah menyangka Mas Lengga tega menduakanku. Wajahnya yang kalem, sifatnya yang pendiam, tutur katanya yang ramah, terny

  • PELAKOR KAPOK   Bab 24

    Pov FeraPOV Fera.Salahkah aku jika mencintai dia yang telah beristri? Entah kenapa aku melakukan hal yang sama? Tiga kali aku melakukan perselingkuhan. Pertama dengan mantan kekasihku, hubungan kami berakhir karena istrinya mengetahui perselingkuhan ini. Namun, hubungan ini tetap berlangsung meski hanya sebatas teman. Walau kutahu, dia masih memiliki perasaan sama. Perselingkuhan kedua dengan Wendra, dia juga mantan kekasihku. Aku sangat mencintainya. Dia seorang anak band … meski usianya sudah matang, dia tetap terlihat muda. Bahkan lebih muda dari suamiku. Hubungan kami berakhir, karena Mas Raka mengetahui perselingkuhan ini. Seiring berjalannya waktu, Mas Raka memaafkanku. Aku berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Saat itu, aku meminta cerai dari Mas Raka, tapi dia tidak mau menceraikanku dan memilih untuk bertahan. Setelah beberapa tahun, aku sudah tidak ada lagi berhubungan selingkuh dengan siapapun, rasa cinta pada Mas Raka pun sudah kembali tumbuh. Namun, kesetiaan cinta u

  • PELAKOR KAPOK   Bab 25

    Pov Mira[Telah terjadi pembunuhan sadis yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. Motif pembunuhan itu, dikarenakan pelaku sakit hati berkali-kali diselingkuhi oleh sang istri. Pelaku mengaku, istrinya yang berinisial FA, dipergoki sedang melakukan hal tidak senonoh di kontrakan yang di sewa oleh korban dan selingkuhan korban berinisial LA. Keluarga selingkuhan korban termasuk istri menggerebek, kejadian itu. Pelaku yang sudah kalap mata, mengantarkan kedua anaknya pergi ke rumah orang tua pelaku, lalu kembali lagi ke kontrakan. Awalnya pelaku mengaku ingin menyelesaikan secara kekeluargaan. Namun, ketika pelaku sampai di rumah kontrakannya, pelaku melihat sang istri menangis dan terus menyebut nama selingkuhannya. Sehingga menyebabkan pelaku hilang kesadaran kemudian mengambil sebuah parang dan menebaskannya ke leher korban. Sebelum itu, pelaku juga mengaku telah menyakiti selingkuhan korban dengan memukul kepalanya menggunakan batu besar, sehingga selingkuhan korban mengalami lu

  • PELAKOR KAPOK   Bab 26

    POv Rakha~~~~~~~~~Tidak ada rasa menyesal setelah aku menghabisinya. Yang ada hanya kepuasan tersendiri. Puas telah menghabisi perempuan murahan seperti dia. Hanya dengan kematian yang mampu mengakhiri penghianatannya. Jika terus kumaafkan, dia pasti akan melakukannya lagi dan lagi.Terbukti ini bukan kali pertama dia melakukan perselingkuhan. Aku sudah berusaha menjadi suami yang baik, dan bertanggung jawab. Tapi, dia tidak sedikitpun mau menghargaiku. Dia pandai bersilat lidah, pandai juga menyimpan kebohongan, seolah-olah dirinya benar-benar telah berubah. Selama menjadi suami Fera, aku sudah cukup sabar dan diam menghadapi dirinya. Aku juga tidak pernah meminta agar Fera bekerja, dia sendiri yang memaksa untuk bekerja, dengan alasan tidak bisa membeli ini dan itu jika memakai uangku. Padahal, aku tidak pernah melarang dia belanja apapun. Ya, karena dia bekerja memang untuk kebutuhannya sendiri, karena hobinya adalah belanja online. Apapun yang iya suka dan mau pasti iya beli. Ma

  • PELAKOR KAPOK   Ending

    Pov MiraJujur aku sudah merasa lelah menjaga Mas Lengga. Bukan apa, setelah dua Minggu di rawat dan di perbolehkan untuk pulang, Mas Lengga mengalami kelumpuhan dan sedikit idiot. Kini aku harus merawat dua orang sekaligus. Mengurus Mas Lengga lebih parah daripada merawat Dalisa. Rasa hati ingin mengeluh, kenapa setelah menikahi dia bukan kebahagiaan yang aku dapatkan, justru sebaliknya. Hah, ingin rasanya meminta cerai. Tapi, ada perasaan tidak enak. Apa yang harus aku lakukan sekarang?****Prang!Ya Tuhan, apa lagi yang dibuat gaduh olehnya.Aku meninggalkan Delisa di kamar dan menghampiri sumber suara itu. Ada rasa iba memandangnya meski ada juga rasa kesal padanya. Kulihat Mas Lengga sedang bersusah payah mengambil minum. Sambil berdengus aku menghampirinya. "Kan sudah aku bilang, kalau butuh apa-apa bunyikan lonceng!" ucapku sedikit ketus. Bukan apa, kalau dia mencoba sendiri, justru tidak akan beres dan menambah pekerjaan untukku. Seperti ini contohnya, aku harus membe

  • PELAKOR KAPOK   BAB 1

    Ya ampun …. lelahnya aku hari ini, nasib ya nasib, berharap nikah sama pengusaha hidup enak, malah jadi babu. Bagaimana tidak jadi babu, kalau semua pekerjaan rumah aku yang mengerjakan, benar-benar keterlaluan Mba Sinta.Perkenalkan, namaku Mira. Tepatnya, Amira Larasati. Wanita cantik berkarir cemerlang seketika harus redup karena nasib jadi istri kedua. Mba Sinta adalah istri pertama Mas Lengga. Cantik …, cerdas …, tapi angkuh menurutku. Beberapa tahun yang lalu, aku adalah sahabat kecil Mas Lengga. Pernikahan ini terjadi ketika aku bekerja menjadi sekretaris di kantornya. Karena seringnya bersama, akhirnya ada rasa diantara kami berdua, rasa itu semakin hari semakin kuat dan berubah menjadi cinta. Aku tahu, Mas Lengga sudah menikah dan memiliki istri serta anak laki-laki yang tampan. Tapi perasaan cinta yang aku miliki dapat mengalahkan segalanya. Suatu kejutan ketika sahabat masa kecil mengajak untuk melangkah ke pelaminan. "Aku nyaman sama kamu, Mir …" kata Mas Lengga saat it

  • PELAKOR KAPOK   Bab 2

    "Mira! Sepatu saya mana?" tanya Mba Sinta keluar dari kamarnya."Mau Mira ambilin, Mba?" tanyaku berbasa basi. Harapannya Mba Sinta ambil sendiri."Boleh, tolong ya, Mir," pintanya."Eh, Iya, Mba." Dengan berat hati aku mengambil sepatunya. Udah persis babu beneran. "Mba Sinta mau pergi?" tanyaku sambil memberikan sepatunya. "Kelihatannya gimana? Emang kamu gak bisa lihat?" jawabnya ketus. Nyebelin banget si. Lagian aku juga cuma basa-basi. Uh, ingin sekali kuberi racun."Mau kemana kamu, Sinta?" tanya Mas Lengga yang baru saja pulang kantor. "Bukan urusan kamu! Awas deh aku mau ketemu teman," ketusnya pada Mas Lengga. 'ckckckck sukurin kamu, Mas. Emang enak di ketusin'"Ngapain cengengesan?" Mas Lengga terlihat merah padam."Seneng aja." Aku mulai berlendot di bahunya yang kekar."Iya, kenapa?""Gak apa-apa. Ayo kita makan udah kusiapkan makanan favoritnya.****"Mas … pindah yuk," rengekku manja."Lho, kenapa?" "Ya aku capek tinggal di sini. Mana enggak ada pembantu. Masa iya ak

Latest chapter

  • PELAKOR KAPOK   Ending

    Pov MiraJujur aku sudah merasa lelah menjaga Mas Lengga. Bukan apa, setelah dua Minggu di rawat dan di perbolehkan untuk pulang, Mas Lengga mengalami kelumpuhan dan sedikit idiot. Kini aku harus merawat dua orang sekaligus. Mengurus Mas Lengga lebih parah daripada merawat Dalisa. Rasa hati ingin mengeluh, kenapa setelah menikahi dia bukan kebahagiaan yang aku dapatkan, justru sebaliknya. Hah, ingin rasanya meminta cerai. Tapi, ada perasaan tidak enak. Apa yang harus aku lakukan sekarang?****Prang!Ya Tuhan, apa lagi yang dibuat gaduh olehnya.Aku meninggalkan Delisa di kamar dan menghampiri sumber suara itu. Ada rasa iba memandangnya meski ada juga rasa kesal padanya. Kulihat Mas Lengga sedang bersusah payah mengambil minum. Sambil berdengus aku menghampirinya. "Kan sudah aku bilang, kalau butuh apa-apa bunyikan lonceng!" ucapku sedikit ketus. Bukan apa, kalau dia mencoba sendiri, justru tidak akan beres dan menambah pekerjaan untukku. Seperti ini contohnya, aku harus membe

  • PELAKOR KAPOK   Bab 26

    POv Rakha~~~~~~~~~Tidak ada rasa menyesal setelah aku menghabisinya. Yang ada hanya kepuasan tersendiri. Puas telah menghabisi perempuan murahan seperti dia. Hanya dengan kematian yang mampu mengakhiri penghianatannya. Jika terus kumaafkan, dia pasti akan melakukannya lagi dan lagi.Terbukti ini bukan kali pertama dia melakukan perselingkuhan. Aku sudah berusaha menjadi suami yang baik, dan bertanggung jawab. Tapi, dia tidak sedikitpun mau menghargaiku. Dia pandai bersilat lidah, pandai juga menyimpan kebohongan, seolah-olah dirinya benar-benar telah berubah. Selama menjadi suami Fera, aku sudah cukup sabar dan diam menghadapi dirinya. Aku juga tidak pernah meminta agar Fera bekerja, dia sendiri yang memaksa untuk bekerja, dengan alasan tidak bisa membeli ini dan itu jika memakai uangku. Padahal, aku tidak pernah melarang dia belanja apapun. Ya, karena dia bekerja memang untuk kebutuhannya sendiri, karena hobinya adalah belanja online. Apapun yang iya suka dan mau pasti iya beli. Ma

  • PELAKOR KAPOK   Bab 25

    Pov Mira[Telah terjadi pembunuhan sadis yang dilakukan oleh suami terhadap istrinya. Motif pembunuhan itu, dikarenakan pelaku sakit hati berkali-kali diselingkuhi oleh sang istri. Pelaku mengaku, istrinya yang berinisial FA, dipergoki sedang melakukan hal tidak senonoh di kontrakan yang di sewa oleh korban dan selingkuhan korban berinisial LA. Keluarga selingkuhan korban termasuk istri menggerebek, kejadian itu. Pelaku yang sudah kalap mata, mengantarkan kedua anaknya pergi ke rumah orang tua pelaku, lalu kembali lagi ke kontrakan. Awalnya pelaku mengaku ingin menyelesaikan secara kekeluargaan. Namun, ketika pelaku sampai di rumah kontrakannya, pelaku melihat sang istri menangis dan terus menyebut nama selingkuhannya. Sehingga menyebabkan pelaku hilang kesadaran kemudian mengambil sebuah parang dan menebaskannya ke leher korban. Sebelum itu, pelaku juga mengaku telah menyakiti selingkuhan korban dengan memukul kepalanya menggunakan batu besar, sehingga selingkuhan korban mengalami lu

  • PELAKOR KAPOK   Bab 24

    Pov FeraPOV Fera.Salahkah aku jika mencintai dia yang telah beristri? Entah kenapa aku melakukan hal yang sama? Tiga kali aku melakukan perselingkuhan. Pertama dengan mantan kekasihku, hubungan kami berakhir karena istrinya mengetahui perselingkuhan ini. Namun, hubungan ini tetap berlangsung meski hanya sebatas teman. Walau kutahu, dia masih memiliki perasaan sama. Perselingkuhan kedua dengan Wendra, dia juga mantan kekasihku. Aku sangat mencintainya. Dia seorang anak band … meski usianya sudah matang, dia tetap terlihat muda. Bahkan lebih muda dari suamiku. Hubungan kami berakhir, karena Mas Raka mengetahui perselingkuhan ini. Seiring berjalannya waktu, Mas Raka memaafkanku. Aku berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Saat itu, aku meminta cerai dari Mas Raka, tapi dia tidak mau menceraikanku dan memilih untuk bertahan. Setelah beberapa tahun, aku sudah tidak ada lagi berhubungan selingkuh dengan siapapun, rasa cinta pada Mas Raka pun sudah kembali tumbuh. Namun, kesetiaan cinta u

  • PELAKOR KAPOK   Bab 23

    Pov Mira"Siapa dia, Mas!" Siapa perempuan itu?!" pekiku bertanya. Emosi kembali mencuak setelah aku melihat adegen mesum tadi.Mas Lengga hanya terdiam. Aku kembali mengambil pisau yang telah kujatuhakan dan mengarahkan ke lehernya. "Jawab, siapa perempuan tadi!" gretaku. "Lebih baik kamu mati, Mas. Daripada aku melihat kamu bersama perempuan itu! Tega sekali kamu sama aku, Mas! Apa salahku? Huhuhuhuhu." Aku terus menangis. Setelah merasa lelah telah meluapkan amarah, aku kembali masuk tertidur dengan perasaan hati yang melelahkan. ****Berhari-hari setelah kejadian itu aku mendiamkannya. Tidak ada sepatah kata manis atau sapaan untuknya. Kusibukan diri untuk fokus mengurus putriku yang mungil, hanya dia yang membuatku kuat. Setiap kali aku berbaring memandang wajah Delisa, mataku selalu berkaca, air mata tumpah dengan sendirinya. Sakit … luar biasa, aku tidak pernah menyangka Mas Lengga tega menduakanku. Wajahnya yang kalem, sifatnya yang pendiam, tutur katanya yang ramah, terny

  • PELAKOR KAPOK   Bab 22

    Pov MiraDari kedatangan Adrian dan Sinta hingga mereka pulang, sampai Ibu pun ikut pulang, Mas Lengga belum juga kembali. Beberapa kali aku mencoba menghubunginya. Namun, ponselnya ia matikan. Tidak ada aktifitas lain selain aku memikirkan suamiku. Sebelumnya, aku tidak berfikir sejauh ini. Apa harta memang mampu merubah seorang suami?Setelah melahirkan, bukan perhatian yang kudapatkan, justru sebaliknya. Mau mengeluh pada Ibu? Aku jelas malu. Dalam keadaan masih lemah seperti ini, aku harus mengurus anakku seorang diri. Alhasil, sepanjang malam, aku hanya memikirkan Mas Lengga, rasanya makan hati. Kepalaku jadi sakit, loyo, lemas dan tidak bersemangat. Ingin marah, ingin melontarkan makian, ingin bertanya selama seminggu belakangan, dia kemana? Apa yang dia lakuin, dan sama siapa. Aku sungguh ingin mencabik-cabik wajah Mas Lengga.*****Krek ….Bunyi pintu di buka, membangunkan tidurku yang sembari memberi asi pada putriku. Kulepas pelan payudaraku dari mulutnya dan berjalan perlah

  • PELAKOR KAPOK   Bab 21

    Pov Mira"Akhirnya, kamu siuman juga … Mira," ucap Ibu … memegang tanganku. "Mas Lengga mana, Bu?" tanyaku sambil mata mengitari seluruh ruangan."Lengga kan kerja, kamu tahu sendiri menjadi karyawan di kantor Adrian sudah pasti padat jadwalnya." Aku hanya terdiam. "Apa Mira, pinsan, Bu?" tanyaku."Iya, dua hari kamu tidak siuman.""Anak Mira di mana, Bu?" "Anak kamu ada di ruang bayi, keadaannya masih lemah," jawab Ibu lemas. "Perempuan atau laki-laki?" tanyaku lagi."Perempuan, wajahnya sangat mirip kamu. Semoga saja nasibnya tidak seperti kamu," lirih Ibu. "Ha? Ibu ngomong apa barusan? Mira gak denger, Bu." Memang aku gak dengar bunyi kalimat terakhir yang Ibu ucapkan.****Seminggu sudah aku di rumah sakit, rasanya sudah tidak betah, luka bekas operasi caesar-ku juga masih sangat basah. Aku sendiri bingung mengapa luka ini tak kunjung kering. Dalam satu Minggu, Mas Lengga hanya datang mengunjungiku dua kali. Sedangkan Kedua mertuaku tidak nampak pun batang hidungnya. Kata ib

  • PELAKOR KAPOK   Bab 20

    Pov MiraSeperti yang Adrian katakan, saat hari pernikahannya, Mas Lengga yang akan menggantikan pekerjaan dia. Sudah dua Minggu ini Mas Lengga mengurus pekerjaan di perusahaan baru milik Adrian, Karena dirinya harus pergi berbulan madu dengan Nenek lampir alias Sinta. Untung saja suamiku ini sangat cerdas, sehari Adrian memberi tahu semua pekerjaannya, dia langsung sigap dan tangkap. Penampilannya kini kembali tampan seperti Lengga yang aku kenal dulu, pokoknya sudah cocok untuk menjadi suami Mira, Adrian juga memberi cuma-cuma uang dua puluh juta rupiah sebelum dirinya pergi. Lumayan, untuk melunasi sisa cicilan kredit motor. Kehidupan kami sudah mulai membaik. Semua jelas berkat sepupuku yang baik hati itu.******____*******Dua bulan berlalu, kehamilanku sudah menginjak detik-detik melahirkan, hubunganku dengan Sinta juga sudah membaik, kami telah saling memaafkan. Bahkan, aku sering berkunjung ke rumah Sinta. Jelas perdamaian ini terjadi atas permintaan sepupuku Adrian, setelah

  • PELAKOR KAPOK   Bab 19

    Pov Mira"Mas buruan! Lama banget!" Heran punya suami lelet banget. "Sabar kenapa, jangan grasah grusuh! Emang udah kelar semuanya?" "Kalau belum kelar, gak mungkin aku nyuruh kamu cepetan!" Segera mungkin suamiku itu mulai mengeluarkan sepeda motornya. "Cepet naik! Tadi nyepet-nyepetin!" sungutnya. "Sabar dong! Aku kan lagi hamil," kilahku. Namanya juga perempuan, harus selalu menang dong. Di sepanjang jalan aku tidak habis pikir, kenapa sepupuku yang terkenal kaya, tampan, dan sukses itu mau nikah sama janda, punya anak lagi, gak salah milih calon istri gitu? "Acaranya dimana?" tanya Mas Lengga."Di hotel Adnita, Mas," cetusku."Waow, keren. Orang kaya kah?" cetusnya."Iyalah orang kaya! Usahanya giat, otaknya cerdas! Beruntung itu perempuan yang jadi istrinya," pujiku. "Oh iya, pengusaha lagi. Kerjanya aja keluar masuk negara orang!""Owh, bagus dong," ucapnya singkat. Aku tidak berniat lagi untuk menjawabnya. ***Mataku begitu takjub ketika tiba di depan hotel Adnita, dari

DMCA.com Protection Status