Malam itu langit sangat hitam. Angin bertiup kencang dari arah barat. Di istana Dong Taiyang para pelayan sedang sibuk merapatkan tirai-tirai jendela besar yang terus melambai di terpa angin.Ratu Yang terlihat sedang berjalan mengitari seluruh istana. Yihua mengikuti langkah wanita nomor satu di Kerajaan Dong Taiyang itu dengan tergesa-gesa.Sang ratu menghentikan langkahnya. Sepasang mata memindai seluruh istana. Anginnya sangat kencang hingga membuat tirai-tirai terlepas dari jendela.Sementara di luar terdengar suara guntur yang bersahutan. Ada apa ini? Apakah badai akan menerjang Kerajaan Dong Taiyang? Hati Ratu Yang mulai gelisah.Sepertinya ia harus menemui Lu Sicheng. Ya, Maha Dewa pasti tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini. Alam semesta sepertinya sedang tidak baik-baik saja.Yihua bergegas menyusul Ratu Yang. Ia tak boleh membiarkan sang ratu berjalan seorang diri. Matanya terangkat ke luar dari tepi balkon saat ia melintas. Langit terlihat sangat menyeramkan."Su
Lu Sicheng sedang berada di istana langit. Hingga waktu sudah berlalu dua hari lamanya di alam manusia. Ratu Yang sudah mengetahui kepergian suaminya ke alam para dewa. Ia mengurus semuanya seorang diri.Raja Iblis Xin Yi mendapatkan kabar dari Ratu Seo Yeong tentang kepergian Lu Sicheng. Xin Yi mulai menyusun rencana licik. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk menemui Ratu Yang, pikirnya.Saat fajar mulai menyingsing ke timur. Xin Yi segera bersiap-siap di istananya. Pria itu mengenakan pakaian terbaik. Bahkan, Raja Iblis juga bermandi dengan satu juta kuntum bunga plum dan mutiara.Wangi parfum Xin Yi menyeruak seisi istana. Ratu Hui-Ying mencium hal aneh dari penampilan suaminya yang tidak biasa.Sebagai istri, ia ingin tahu ke mana suaminya akan pergi. Namun, Xi-Wang tak menjawab semestinya saat ia bertanya pada adik seperguruan suaminya itu.Hui-Ying tahu, jika Xin Yi pasti sedang ingin menemui seorang wanita. Namun, ia tak tahu wanita mana yang akan suaminya temui. Apakah Ratu
Rombongan Ratu Yang akhirnya tiba di desa nelayan. Jenderal Chou berada di barisan paling depan. Penduduk desa nelayan menyambut kedatangan Ratu Yang dengan penuh suka cita. Kepala desa sudah memberitahu mereka jika wanita nomor satu di Dong Taiyang akan datang ke desa mereka. Tentu saja penduduk sangat senang mendengarnya.Mereka bahkan membuat ritual khususs untuk menyambut ratu mereka yang merupakan reinkarnasi dari Dewi Quan Hie, istri Maha Dewa Ying, dewa pemegang inti semesta."Selamat datang, Yang Mulia Ratu. Kami sangat tersanjung atas kunjungan Anda ke desa kami." Liu Feng, kepala desa nelayan menyambut Ratu Yang dengan wajah sumbringah."Aku datang karena mendengar masalah yang menimpa desamu. Maafkan aku yang sangat jarang berkunjung ke desa kalian," ucap Ratu Yang. Kemudian ia berjalan menuju laut di desa nelayan.Semua orang menyingkir memberi jalan untuk sang ratu lewat."Lautnya kering, kami tak bisa lagi berlayar. Bahkan, ikan-ikan pun banyak yang mati sebelum layak u
Ratu Yang kembali ke istana Dong Taiyang. Sepanjang jalan wajah sang ratu tampak murung. Bagaimana tidak? Ia baru saja melakukan kesalahan besar!Akibatnya Lu Sicheng dan Kaisar Langit menjadi kerepotan. Mereka sedang rapat saat ini di kayangan. Ratu Yang tak berani memperlihatkan wajahnya di ruanga rapat. Akhirnya ia putuskan untuk pulang."Sudahlah, Yang Mulia. Maha Dewa tidak akan marah pada Anda. Semuanya akan baik-baik saja." Yihua berusaha menenangkan Ratu Yang di kamarnya.Sejak tiba di istana, sang ratu tak henti menangis dan tidak mau keluar kamar. Yihua melihat ada rasa penyesalan yang hebat dari mata Ratu Yang.Semuanya sudah terjadi. Ia berharap orang-orang kayangan bisa menyelesaikan masalah ini."Yihua, kenapa aku ceroboh dan keras kepala? Bahkan, aku sudah melakukan kesalahan yang fatal!" Ratu Yang meraung dalam tangisnya."Hamba mengerti, tapi niat Anda baik untuk membantu penduduk desa nelayan, bukan membantu melepaskan Naksu. Sudahlah, mari kita berdoa agar Naksu tid
Angin bertiup kencang, langit menghitam dan suara guntur bersahutan disertai kilap yang menyambar-nyambar.Kaisar Langit dan para dewa di kayangan mulai gusar. Bencana besar akan segera terjadi. Ratu Yang dan Lu Sicheng harus segera dihentikan.Jika tidak, tak hanya keseimbangan alam semesta yang akan hancur, tetapi juga hal yang sangat menakutkan akan terjadi. Naksu akan segera bangkit."Dewa Ming, cepatlah kau pergi ke alam menusia. Hentikan pertingkaian Lu Sicheng dan Ratu Yang. Pedang Suci sudah berbisik, Naksu akan segera terlepas." Kaisar Langit memberi perintah.Dewa Ming yang sedang berdiri di antara para dewa lainnya bergegas membungkukkan tubuh menerima perintah dari Kaisar Langit. "Baik, Kaisar. Aku dan Dewa Langit akan segera berangkat."Kaisar Langit hanya mengangguk menanggapai. Dewa Langit Lee Jin segera memohon izin padanya untuk pergi bersama Dewa Ming ke alam manusia.Dewa lainnya mengantar kepergian mereka sampai ke teras istana langit. Bencana besar akan segera terj
Ratu Seo Yeong masih menatap dengan takjub akan Naksu yang kini berada di hadapannya. Inilah saat yang tepat untuknya menyerap energi negatif dari Naga Bencana.Ekor matanya melirik pada peti jenazah yang terbuka di sebelahnya. Jasad Raja Zhang masih terbujur kaku dibalut hanbok putih.Seo Yeong sangat yakin jika suaminya yang sudah tewas selama satu tahun itu akan bisa bangkit kembali dan hidup kembali seperti dahulu.Tak mau membuang waktu lagi, Ratu Seo Yeong bergegas melipat kedua telapak tangannya. Bibirnya bergetar-getar membaca mantra suci. Lu Sicheng dan Dewa Ming menatap dengan wajah heran apa yang sedang Ratu Seo yeong lakukan. Apakah wanita itu benar-benar akan menyerap energi negatif Naksu? Mereka mulai curiga.Belum jua mantra suci itu selesai ia ucapnya. Naksu dengan buasnya langsung menyambar jasad Raja Zhang dari peti jenazah.Semua orang dibuat terkejut.Ratu Seo Yeong terpaksa menyudahi mantranya. Ia menjerit melihat Naga Bencana menelan suaminya.Lu Sicheng memejam
Langit di atas kota semakin menghitam. Guntur tak henti bersahutan disertai angin yang kencang dan salju yang mulai turun. Pertarungan sengit masih berlangsung antara roh roh dan Raja Zhang di atas kepala Naga Bencana.Lu Sicheng dan Dewa Ming berusaha keras mengendalikan para roh untuk melawan keganasan Naksu yang menguasai tubuh Raja Zhang.Ratu Yang dan Jenderal Chou mulai khawatir melihat roh roh itu tumbang satu per satu karena keganasan Naksu. Ini tak bisa dibiarkan! Mereka harus melakukan sesuatu untuk menghentikan Naksu."Maha Dewa, kami akan membantu mengunci Naksu."Dua dewa utama tiba-tiba muncul. Lu Sicheng tak menyahut, ia fokus dengan ritual mantranya mengendalikan roh.Kedua dewa utama yaitu Dewa Air dan Dewa Bumi segera melesat terbang menuju pertarungan roh roh dan Raja Zhang. Dengan kekuatan dewanya, mereka berusaha menghentikan Naksu."Hentikan! Hentikan semua ini! Kalian akan menyakiti suamiku!" Ratu Seo Yeong berteriak melihat Raja Zhang dikeroyok.Wanita itu beru
Salju masih berjatuhan. Butiran putih itu memenuhi rambut hitam Lu Sicheng yang sedang meratapi kematian istrinya.Langit masih hitam dengan guntur yang bersahutan. Naksu, memandangi sambil berdiri di atas kepala Naga Bencana.Raja Iblis Xin Yi hanya menatap ke bawah di mana Lu Sicheng berada. Sial! Kenapa Dewi Quan Hie tiada? Ini sama saja ia membunuh ribuan sukunya. Jika Dewi Quan Hie benar-benar tiada, maka bagaimana kelangsungan bangsa iblis?"Maha Dewa, izinkan rohku menjadi pelindungmu."Lu Sicheng mengangkat sepasang matanya mendengar suara itu. Matanya yang basah menatap sendu akan sosok yang kini berdiri di hadapannya. Ratu Yang, tidak, tapi Dewi Quan Hie telah menjelma menjadi Roh Penjaga."Tidak, Yang Zhu. Jangan lakukan itu!" Lu Sicheng berseru. Ia tak mau Ratu Yang mengorbankan jiwanya untuk membinasakan Naksu. Jika hal itu sampai terjadi, maka Dewi Quan Hie tak akan bisa bereingkarnasi menjadi suku dewa lagi."Yang Zhu!" Lu Sicheng menatap ke langit.Dewi Quan Hie dalam
Malam itu sedang turun salju di kayangan. Permaisuri menangis saat bayinya diambil oleh Dewa Ming. Dikecup berkali-kali wajah bayi laki-laki itu sebelum diserahkan pada Dewa Ming.Kaisar Langit hanya mengangguk dengan wajah sedih saat istrinya menoleh. Permaisuri menangis semakin cetar saat Dewa Ming melangkah pergi."Bayiku!" jerit Permaisuri. Ingin rasanya dia mengejar Dewa Ming lalu mengabil bayinya lagi.Kaisar Langit segera merangkul bahu istrinya. Dia pun amat sedih akan kehilangan Putra Mahkota. Namun, takdir semesta tak bisa dirubah. Putra Mahkota merupakan suku dewa terpilih. Dia yang kelak akan menghabisi suku iblis.Langkah Dewa Ming kian menjauh dari pintu kamar Permaisuri. Penasehat Yu dan kedua Dewa Utama mengikuti dari belakang. Bayi laki-laki itu digendong oleh Dewa Ming menuju aula istana.Sinar jingga menyambut di depan pintu saat langkah mereka nyaris keluar dari istana. Mata Dewa Ming menanggah ke langit hitam malam itu. Salju masih berjatuhan disertai embusan angi
Elang hitam berjongkok di atas sebuah tebing di mana di bawahnya tampak seorang pria yang sedang berkuda. Sepasang manik merah itu memandangi pria berkuda di sana. Wu Xian memacu kudanya menuju kayangan. Urusannya dengan Chen Guo dan Siolang telah selesai, ia ingin kembali ke tempat asalnya yaitu alam suku dewa.Mata jeli Elang hitam masih mengintai dari atas tebing. Pangeran Agung Wu, ternyata benar jika pria itu adalah rinkarnasi Lu Sicheng dan merupakan perwujudan nyata dari Maha Dewa Ying.Ini sungguh tak masuk akal! Namun, dia melihatnya sendiri saat Wu Xian memusnahkan Chen Guo lalu mengunci Siolang sebagai roh penjaga. Itu mimpi buruk bagi suku iblis.Chen Guo telah tiada dan Siolang menjadi abdi setia suku dewa, ini sungguh sesuai rencana. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Apakah dia harus kembali ke istana Raja Iblis dan menjadi budaknya lagi?Tidak, tidak, ini justru kesempatan baginya untuk terlepas dari belenggu Raja Iblis Xin Yi. Benar, dia bisa kembali ke tempat asal
Salju berjatuhan dari langit disertai embusan angin dari Barat. Wu Xian memacu kudanya menyusuri lembah berbatu. Badai salju terlihat putih di depannya, tapi ksatria sejati tak gentar sedikit pun.Perpisahannya dengan Pedang Tiga Elemen telah menyisakan luka mendalam di hati Wu Xian. Dia telah gagal mengemban tugas dari para dewa.Meski darah dewa mengalir di tubuh, Wu Xian menyangkal akan dirinya yang merupakan reinkarnasi Lu Sicheng. Dia tak sehebat itu.Kuda hitam berlari makin kencang menembus badai salju. Wu Xian menyipitkan mata dengan pandangan yang samar.Dari kejauhan dilihatnya sekumpulan pasukan berkuda. Jumlahnya cukup banyak. Apa yang sedang mereka tunggu? Apakah perang masih belum berakhir. Wu Xian semakin kencang memacu kudanya ke depan.Di seberang, tampak pasukan yang sudah siap menunggu kedatangan musuh. Chen Guo membawa tentara iblis ke tanah Timur.Seperti yang dikatakan Elang Hitam, Pangeran Agung Wu telah memenggal kepala Raja Iblis lalu membawa tubuhnya entah ke
Salju putih berjatuhan dari langit kayangan. Angin cukup bersahabat sore itu. Bangunan istana langit diselimuti kabut putih dan rasa berkabung yang kental.Perang besar telah berakhir. Wu Xian dan Tiga Dewa Utama telah berhasil mengunci Naksu dalam Pedang Tiga Elemen.Peti mati berisi tubuh tanpa kepala Raja Iblis Xin Yi disimpan di dalam kuil tua yang berada di lereng bukit salju. Letaknya amat jauh dari kayangan dan alam iblis.Peti mati itu di segel oleh mantra suci Budha. Hanya orang khusus yang bisa membukanya. Setelah peti disimpan dalam ruangan bawah tanah, Wu Xian menutup mulut gua dengan mantra sakti.Tidak ada satu orang pun yang bisa memasuki gua dan menemukan peti mati Raja Iblis Xin Yi.Peti mati itu akan tersiman untuk waktu yang lama. Namun, Xin Yi memiliki keabadian. Tubuhnya tidak bisa busuk atau hancur meski terus berada di dalam peti hingga ribuan tahun."Apa rencanamu selanjutnya?" Kaisar Langit bertanya pada Wu Xian setelah hari berikutnya. Mereka tengah berdiri
Raja Iblis Xin Yi membulatkan matanya melihat Wu Xian menuju sambil mengacungkan Pedang Tiga Elemen. Semuanya terjadi begitu cepat. Xin Yi tak sempat menghindar saat mata pedang pusaka itu mengenai lehernya.Elang Hitam yang sedang menyimak sangat terkejut melihat apa yang terjadi. Wu Xian berhasil menebas leher Xin Yi. Dilihatnya kepala Raja Iblis yang menggelinding.Kaisar Langit dan Dewa Ming sangat tercengang. Mereka tak menyangka Xin Yi akan tewas di tangan Wu Xian. Namun, mereka tak boleh lengah. Raja Iblis Xin Yi bisa hidup kembali jika kepalanya tidak dipisahkan dari tubuhnya.Menyadari semua itu, Xi Wang pun segera melesat menuju Wu Xian yang masih berdiri sambil memegang pedangnya di depan tubuh Xin Yi yang sudah tergolek tanpa kepala.Wu Xian masih menatap siaga pada jasad Xin Yi. Dia tak yakin jika pria itu sudah tewas. Bisa saja ini hanya fantasi yang Xin Yi ciptakan. Sejatinya Raja Iblis amatlah licik.Cukup lama keadaan di sana menjadi hening. Hingga kemudian bayangan
Langit kayangan masih diselimuti awan hitan dan petir. Wu Xian mengangkat sepasang matanya. Tatapan yang marah tapi juga terlihat lirih dan sendu.Di langit masih tampak ular besar Naksu yang sedang mengincar. Juga Raja Iblis Xin Yi dan Xi Wang yang juga sedang menatap ke arah Wu Xian.Kaisar Langit dan Dewa Ming hanya terdiam bak patung. Tak ada yang bisa mereka lakukan lagi untuk mengembalikan jiwa Dewi Quan Hie. Segalanya sudah berakhir.Setelah mengabsen wajah-wajah di sekelilingnya, Wu Xian mengembalikan pandanagnnya pada wajah pias Yang Zhu. Kemudian tangan kekar itu meraih bahunya, mengangkat jasad lemas Yang Zhu serayak bangkit.Mata Wu Xian menatap lurus ke depan. Sinar jingga keemasan tiba-tiba terpancar dari dahinya. Sinar itu memantul ke depan dan membentuk sebuah lingkaran suci.Raja Iblis Xin Yi mengepalkan buku-buku jemarinya sampai memutih. Hatinya perih melihat Wu Xian memasukan jasad Yang Zhu ke dalam lingkaran suci yang ia ciptakan.Yang Zhu, putrinya. Sebagai seor
Kabut hitam masih menutupi kayangan. Angin puting beliung meluluh lantakan segalanya. Juga gemuruh badai dan petir yang menyambar-nyambar. Wilayah kayangan diselimuti aura yang mencekam.Wu Xian masih terbaring di tengah ranjang. Dia sedang bermimpi. Mimpi di mana dirinya dan Yang Zhu sedang berada di sebuah sampan. Keduanya duduk berdampingan sambil menikmati angin sore.Yang Zhu mengatakan banyak hal padanya. Salah satunya tentang hubungan mereka yang mungkin akan segera berakhir. Quensi telah meminjam raganya dan menguasai jiwa Yang Zhu. Ini lebih buruk dari akhir dunia.Wu Xian mengusap pipi licin Yang Zhu. Juga bulir bening yang berjatuhan di kedua pipi gadis itu. Cintanya memang tak mungkin dapat berhasil di kehidupan ini. Namun, itulah takdir semesta."Kakak Cheng, jika kau telah kembali, cepat habisi Quensi dan selamatkan alam semesta. Biarlah aku terkunci bersama Naksu dalam Pedang Pusaka. Aku rela, asal keseimbangan semesta kembali baik," lirih Yang Zhu. Matanya menatap sen
Manik merah Xin Yi mengunci pandangan tajam Quensi. Ratu Iblis bisa saja menghabisinya saat ini juga. Dia tak boleh lengah.Quensi sudah berevolusi. Dia bukan lagi iblis kecil yang pernah datang padanya dulu, dan mengabdi.Sejak Quensi meninggalkan istana Raja Iblis, wanita itu bukan lagi sekutunya.Meski memiliki misi yang sama. Namun, Quensi tak sudi bersekutu dengan Raja Iblis yang licik itu."Kau tidak akan bisa menggabisiku, Quensi," desis Xin Yi. Kemudian dengan gerakan tak terbaca ia menyelinapkan tanganya ke balik punggung Quensi."Aarkhh!"Quensi mendongkak saat tangan Xin Yi mencengkeram tengkuk lehernya. Manik merah itu memutar ke atas, lantas melirik pada Xin Yi.Raja Iblis menyeringai tipis. Tanpa membuang waktu lagi, dia segera memukul dada Quensi.Pukulan yang telak. Ratu Iblis terpental cukup jauh. Namun, dia berhasil memulihkan lagi tenaganya. Xin Yi menatap murka saat Quensi melayang-layang di udara sambil tertawa."Raja Iblis Xin Yi, kau pikir kau sudah hebat, hah?!
Raja Iblis Xin Yi amat murka mendengar kabar yang dibawa oleh Elang Hitam.Dewa Ming telah berhasil membawa jiwa Wu Xian dari gua iblis. Sementara, Janghue tampak diam saja sambil menikmati memori masa lalunya dengan Dewa Ming.Dengan penuh murka, Raja Iblis memerintah Xi Wang untuk mengurung Janghue dan semua klan Siluman Salju di gua iblis.Siluman Salju tak dibolehkan lagi meninggalkan gua iblis. Mereka dikurung untuk selamanya. Janghue amat sedih atas keputusan Raja Iblis Xin Yi. Klan Siluman Salju menyalahkan dirinya atas hukuman itu."Yang Mulia, aku dengar tiga dewa utama sedang berusaha membangkitkan Wu Xian. Apa tidak seharusnya kita segera menyerang kayangan sebelum Pangeran Agung Wu kembali sadar?"Xi Wang bicara pada Xin Yi. Dia baru saja kembali dari alam dewa. Berita hilangnya Ibu Suri dan Yang Zhu pun sudah ia sampaikan pada tuannya itu. Namun, sepertinya Xin Yi lebih tertarik untuk menghabisi Wu Xian.Raja Iblis sedang berdiri di tepi jembatan. Tangannya sibuk memberi