Home / Romansa / PAPA MUDA / BAB 39 A

Share

BAB 39 A

last update Last Updated: 2022-09-28 20:18:37

PAPA MUDA 39 A

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Ketahuan mencuri pandang wajah pujaan itu ibarat bertemu mantan baik hati yang pernah disakiti. Malu. Dalam pikiran hanya ada satu keinginan, yakni bisa berlari sejauh mungkin atau bersembunyi di suatu tempat agar menghindari bertatap muka. Akan tetapi, jika semua itu hanya perumpamaan, maka satu hal yang harus dilakukan adalah menghadapi. Meskipun ada setengah harga diri yang dipertaruhkan atau bahkan terjatuh berceceran.

Ya, begitulah perasaan Andyra Arsha ketika sang pria memergoki dirinya mencuri belaian juga tatapan. Ia masih belum bisa mengatur debaran dadanya. Jawaban untuk pertanyaan sang pria pun mendadak lenyap.

"Duh, aku harus jawab apa ... kenapa harus ketahuan begini," rutuknya lagi untuk kesekian kali. Menelan ludah sendiri saja terasa berat, seperti ada bongkahan batu yang menyumbat di tenggorokan.

Alsaki yang menunggu jawaban dengan sabar mulai tidak bisa menahan tawa. Akan tetapi, ada rasa tidak ingin menggoda lebih parah
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • PAPA MUDA   BAB 39 B

    PAPA MUDA 39 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraBelum sempat menyempurnakan jawaban, sesuatu yang lembut dan hangat terasa begitu saja tanpa aba di atas bibir tipis sang wanita. Tanpa kata apalagi permisi, pria yang mulai dikuasai iblis memberikan kecupan mesra dan penuh gairah. Debar yang mulai tidak bisa menahan gejolaknya mendadak seperti mendapat guyuran air langit. Sejuk. Alsaki terus melumat belah bibir tipis itu penuh cinta, lebih tepatnya terjerat sorakan iblis yang mengalahkan nurani. Pelan, lidah mulai ikut bermain begitu santun. Mengetuk pertama sebagai tanda menginginkan lebih untuk menjelajahi segala kenikmatan tentang ciuman yang sempat meneteskan air mata. Wanita yang mulai bisa mengikuti permainan sang pria mulai kewalahan karena kehilangan setengah napasnya. Berciuman tanpa jeda penuh cinta dan terbungkus nafsu membuatnya benar-benar tidak berdaya. Kedua lidah yang bertemu dan saling menggelitik dan menggigit semakin menambah gairah melambung tinggi. Bahkan air liur yang

    Last Updated : 2022-09-28
  • PAPA MUDA   BAB 39 C

    PAPA MUDA 39 C Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ya, Adrian terpaksa menutup pintu kembali agar tidak mengganggu kebersamaan mereka. "Hampir saja aku jadi nyamuk," ujarnya sembari mengusap dadanya, lega. Namun, tidak bagi Malik. Ia justru merasa penasaran kenapa temannya hanya berdiri saja di depan pintu. "Kok, enggak masuk? Buruan biar kita bisa pulang. Toh, Mas Al kemungkinan tidur di sini," ucap Malik heran melihat tingkah pria di depannya. "Enggak apa-apa. Kita pulang aja. Biar Mas Al istirahat. Laporan ini gampang lah, besok pagi aja. Sekarang kita pulang." Adrian sengaja langsung melangkah keluar setelah berpura-pura tidak melihat apa pun di ruangan itu. Biarlah apa yang ia lihat menjadi rahasia untuk dirinya sendiri. "Oi, tunggu! Main tinggal aja!" teriak Malik, lalu berlari mengejar pria yang juga mempercepat langkahnya. Keduanya sengaja mengunci konter untuk menjaga keamanan. Adrian tidak khawatir karena Alsaki memiliki kunci cadangan yang selalu ia bawa dalam kantongnya.

    Last Updated : 2022-09-28
  • PAPA MUDA   BAB 40 A

    PAPA MUDA 40 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat seseorang yang dulu pernah merajai hati dan dunia bersama orang lain akan selalu meninggalkan jejak ketidakrelaan. Bukannya tidak ingin melepaskan apalagi melupakan, tetapi hati masih inginkan memperbaiki hubungan yang dulu menyisakan satu penyesalan. Akan tetapi, terkadang sesal itu selalu menampar di akhir cerita. Meski tidak meninggalkan rasa sakit, tetapi cukup membuat dada terhimpit hingga untuk mengambil napas saja terlalu sulit. Begitu juga yang Arista rasakan sekarang. Mendatangi dan merendah untuk satu alasan bisa kembali bersama adalah satu keputusan besar dalam hidupnya. Bahkan ia rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk bertemu kembali dengan harapan bisa memperbaiki hubungan yang pernah retak dan hancur. Meskipun Arista sadar hal itu mungkin mustahil untuk disatukan utuh seperti semula. Ia masih tidak percaya dengan apa yang terlihat di depan mata. Bibir seakan kelu untuk memanggil nama sang pria, tetapi panasnya dada

    Last Updated : 2022-10-01
  • PAPA MUDA   BAB 40 B

    PAPA MUDA 40 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelupakan tujuan awal kedatangan sejenak, Arista memilih mengejar kepergian Alsaki yang mulai menjauh. Namun, sebelum melangkah ia tidak lupa menjejali wanita di sebelah dengan kata-kata yang menjatuhkan nyali untuk tetap berjalan hadapi rintangan. "Apa kamu tidak cukup pintar untuk menerka maksud ucapanku kemarin? Aku udah bilang di antara kami ada Gala yang akan selalu menjadi alasan untuk bertemu. Sekalipun sikap Alsaki seperti barusan, aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan dia kembali. Aku yakin kamu paham, Ra ...," ucapnya seolah terdengar seperti peringatan kecil. Dyra yang mendapat kepastian tentang hati seorang Alsaki Mahendra semalam tidak lagi merasa ciut. Mungkin benar jika cinta itu memang sudah sewajarnya untuk diperjuangkan. Masalah akan berakhir seperti apa biarlah menjadi satu rahasia Sang Pemilik Hati. "Terserah Mbak Arista mau ngomong seperti itu. Aku pun tidak pernah berharap banyak dari hubungan ini akan mau seperti

    Last Updated : 2022-10-01
  • PAPA MUDA   BAB 41 A

    PAPA MUDA 41 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPencapaian diri di puncak kesuksesan terkadang ada masa diterpa badai yang meluluhlantakkan segalanya dalam sekejap mata. Entah itu sebagai peringatan atau cobaan pastinya meninggalkan pembelajaran. Pastinya tentang kehidupan yang memberikan banyak warna dan rasa. Semua itu akan terpatri dalam ingatan hingga masanya mendekati kematian. Akan tetapi, tidak ada ujian yang datang tanpa alasan. Semua itu telah menjadi satu ketetapan yang memang harus dilakoni. Begitu juga orang yang akan menjadi alasan untuk ujian seorang Adila Arista. Sosok pria yang tidak sengaja datang sebagai pembeli di Gala Cell merekam kejadian Arista berbincang dengan wanita. Tanpa pernah tahu, pria itu adalah seorang pembaca setia setiap karya seorang Adila Arista. Bukan hanya sekadar pembaca setia, tetapi ada rasa kagum berubah cinta saat menikmati alur demi alur sebuah rangkaian cerita. Namun, sayang hanya perasaan sepihak saja dan meninggalkan goresan luka."Video ini

    Last Updated : 2022-10-05
  • PAPA MUDA   BAB 41 B

    PAPA MUDA 41 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang kerap diperlakukan seperti anak kecil menatap wanita di depannya beberapa detik. Mungkin memang ini satu teguran untuk lebih memperhatikan kesehatan dibandingkan pekerjaan. Bukankah tidak ada yang lebih berharga dari apa pun selain nyawa? Ya, meskipun semua yang ada di bumi akan kembali pada pemilik-Nya, tetapi bertahan sebisa mungkin untuk orang-orang terkasih adalah satu keharusan. Alsaki mendekat, memeluk wanita yang selama ini selalu ada untuknya. "Makasih, Bu untuk semuanya. Maaf jika selama ini aku menjadi anak bandel. Kali ini aku akan nurut sama Ibu. Mungkin aku memang butuh istirahat beberapa hari. Ya udah, aku ke kamar. Soal Gala kemungkinan akan dijemput Arista. Tadi dia datang ke konter. Ibu di rumah aja nungguin," ujarnya lalu melangkah menuju kamar. Sang ibu menatap haru punggung itu menjauh dari pandang. Dalam hati ada banyak pertanyaan yang ingin ia berikan pada Alsaki—anaknya. Entah kenapa firasatnya mengatakan ka

    Last Updated : 2022-10-05
  • PAPA MUDA   BAB 41 C

    PAPA MUDA 41 COleh: Kenong Auliya ZhafiraTiga puluh menit Dyra menghabiskan waktu untuk membaca. Setelahnya ia tergiur untuk membuat puisi. Entah kenapa tiba-tiba ingin menggoreskan sedikit perasaan hatinya melalui aksara. Bukan dalam bentuk cerita atau novel tetapi puisi sederhana yang mewakili isi hati. Tentang cerita, ia sudah lebih baik memahami tanda baca. Persis seperti memahami hati seorang Alsaki Mahendra. Keadaan sekitar bahkan terlupa karena asyik dengan dunianya sendiri. Hingga tanpa sadar waktu berlalu begitu cepat, tetapi wanita yang tengah menikmati masa bebas itu masih acuh pada keadaan sekitar. Bahkan suara Cantika yang terdengar cempreng pun tidak menarik perhatiannya kali ini. Perlahan jemari lentiknya menari di layar ponsel. Membentuk rangkaian kata yang memiliki makna. Senyum terukir indah layaknya bulan sabit ketika menuangkan segala isi lewat puisi. 'CINTAPadamu aku tertunduk tak berdayaTepiskan cemburu, samarkan curigaAku kalah, bersimpuh lewat asaTanpam

    Last Updated : 2022-10-05
  • PAPA MUDA   BAB 42 A

    PAPA MUDA 42 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKebiasaan yang mendadak berubah atau berganti akan dengan mudah mempengaruhi suasana hati. Keadaan ramai bisa berganti sepi apabila ada yang hilang atau tidak ada. Semangat membara seketika melemah tidak berdaya. Seperti itulah yang Dyra rasakan ketika mendengar sang pria memilih menepi dari segala rutinitas. Akan tetapi, itu jauh lebih baik daripada harus melihatnya kesakitan seperti kemarin. Mungkin memang dirinyalah yang harus mengalah dengan menahan segala rasa. Tidak mau lagi bersikap egois yang nantinya berakhir penyesalan. "Aku harus bisa tanpanya sesaat. Bukankah itu tidak lama? Ayolah, hati ... kamu pasti bisa menahan rindu yang siap menyiksa batinmu. Aku percaya kamu bisa dan kuat," ujarnya menguatkan hati sendiri. Padahal baru awal saja rasanya sudah tidak karuan. Puluhan kekhawatiran tanpa permisi menyusup pikiran. Apalagi tadi pagi melihat Mbak Arista mengantar Gala. Otomatis keduanya bertemu di rumah sang pria. Dyra menggele

    Last Updated : 2022-10-08

Latest chapter

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE

    PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE H

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE G

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE F

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE FOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka bergegas merapikan semua, lalu berjalan bersama layaknya teman. Tidak ada lagi rasa ingin menyaingi atau pun tersaingi. Tuhan memang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Arista dan Dyra melihat dengan jelas para pria duduk lesehan di lantai konter tanpa alas sembari menyantap mi ayam bersama. Hal sederhana tapi terasa istimewa. "Punya kita, mana?" celetuk Dyra tiba-tiba yang membuat mereka berhenti mengunyah. "Ada. Duduk dulu. Ambil sendiri, tuh, di dekat Malik," jawab Alsaki sambil menelan mi yang telah berada di mulut. Mereka membaur bersama tanpa ada batasan sosial apa pun. Bahkan perasaan seakan mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk bicara. Sekarang adalah waktu untuk menikmati kebersamaan tanpa ada celah kebencian. Sungguh pemandangan luar biasa untuk manusia yang pernah terluka karena masa lalu bisa duduk bersama tanpa saling mengingatkan luka. Hidup mungkin aslinya sederhana, hanya pikiran yang membuatnya rumit ta

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE E

    PAPA MUDA 49 LAST EPISODE EOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika para wanita asyik bercerita, para pria justru baru selesai setelah beberapa jam menggadaikan waktu untuk sebuah tanggung jawab akan pekerjaan. Ketiganya saling menyandarkan punggung pada tembok untuk menopang sebentar rasa lelah. Sesekali tubuh menggeliat guna melemaskan otot-otot. "Tumben banget hari ini ramai. Sampai kewalahan begini," keluh Malik yang merasakan lelah kaki. "Iya. Aku aja tumben merasa lelah," timpal Adrian. Alsaki paham apa yang mereka katakan. Tanpa basa-basi, ia segera melakukan panggilan telepon untuk memesan mi ayam langganan di sebelah selatan konter. Meski sedikit jauh, tetapi rasanya enak. "Halo, Pak ... pesen mi ayam spesia lima porsi ya? Bisa dikirim ke konter seperti biasa, kan?" pinta pria yang kerap melakukan pemesanan dadakan kalau perut mengajak bercanda pada jam kerja. "Siap, Mas Al!" sahutnya singkat. "Terima kasih sebelumnya." Sambungan telepon terputus. Dua pria yang mendengar

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE D

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE DOleh: Kenong Auliya ZhafiraOrang-orang di sekitar terdiam mendengar bisikan Adrian yang masih terdengar jelas untuk telinga normal. Mereka berpikir sesuai asumsi masing-masing. Akan tetapi, satu doa mengaminkan untuk sesuatu yang belum pasti antara Adrian dan hatinya. Tanpa mereka sadari dari arah lain pun ada wanita yang diam-diam mematung tanpa bisa beranjak. Ya, kehadiran Arista cukup bisa menyaksikan perdebatan manis itu. Ia hanya sengaja menunggu dua pria itu berhenti dari pertikaian kata. Akan tetapi, sikap Adrian justru membuatnya berpikir lagi tentang salam yang disampaikan Dyra waktu itu. Ia tidak memungkiri ada desiran setitik melihat pria yang biasa saja bisa berubah semarah demikian. Namun, ia tidak ingin gegabah menjalin kedekatan setelah kejadian kemarin. "Apa mungkin Adrian suka padaku? Bagaimana bisa?" batinnya masih menerka penuh rasa tidak percaya. Bertepatan tubuh Ghava yang berbalik, semuanya baru menyadari akan kehadiran orang lain

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE C

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE B

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE A

    PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status