PAPA MUDA 19 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraDalam hidup sebuah kebetulan mungkin bukan istilah yang tepat. Karena semua hal yang terjadi pastilah sudah menjadi bagian dari takdir Tuhan. Entah itu sebuah pertemuan berujung perkenalan hingga kenyamanan, atau hanya sekedar pencarian sementara. Semua itu adalah bagian rencana yang tidak bisa diminta atau pun dipilih. Wanita yang baru saja menyadari alasan pria bernama Alsaki itu begitu membenci seorang penulis masih merasa terkejut. Sungguh kenyataan yang seakan membangunkan lamunan dari tidur panjang. Semua harapan seketika luruh runtuh ke bumi tanpa persiapan mental yang pantas. "Kenapa aku bodoh sekali? Bisa-bisanya tidak bisa menebak untuk hal yang mungkin udah ada pertunjuk. Tapi, aku tidak menyangka Mbak Arista bisa melakukan itu. Mungkin benar apa yang dikatakan Mas Al dulu. Untuk apa meraih mimpi jika harus mengorbankan banyak hal termasuk cinta dan keluarga," ujarnya pada diri sendiri membenarkan perkataan pria yang terkesan ti
PAPA MUDA 19 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAlsaki seketika menggeleng, menolak penuturan wanita di depannya. "Kamu nggak perlu melakukan itu. Aku hanya trauma dengan sikapnya yang pergi untuk mengejar mimpi menjadi penulis. Aku lupa bahwa setiap orang mungkin punya cara berbeda dalam menggapai mimpi. Ya udah, aku mau ke depan dulu. Kalau kamu mau pulang, hati-hati di jalan," jawabnya lalu melangkah begitu saja sembari merekahkan senyum tipis di kedua sudut bibirnya. Ada perasaan lega bisa mengatakan apa yang selama ini bersarang dalam dada layaknya bongkahan batu. Mungkin benar untuk mengobati luka dan kecewa bernama trauma hanya dengan satu cara, yakni menghadapinya. Alsaki baru menyadari hal itu sekarang. Kurang lebih lima tahun ia sengaja menenggelamkan diri dalam bayang masa lalu penuh cahaya kelam. Bahkan langkah terasa jauh lebih ringan dari sebelumnya. "Mungkin yang dikatakan Ibu benar adanya. Kenapa harus selama ini untuk bisa berani menghadapi rasa sakit yang terus mengger
PAPA MUDA 20 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraIbarat mendung berbalas hujan layaknya hati yang mulai terpaut rasa. Mengetahui kesamaan perasaan seseorang pastinya seperti belaian angin yang datang memberi kesejukan. Apalagi setelah sekian lama panas karena hati berselimut bara api kisah lalu. Sempat menghanguskan impian, tetapi seiring berjalannya waktu kembali menemukan tempat baru meski hanya tersisa butiran debu. Alsaki tidak tahu harus bagaimana mengekspresikan rasa bahagianya. Rasanya seperti mendapat oase di tengah gersangnya gurun pasir. Tanpa malu hatinya mendoakan untuk kisah dirinya terukir sekali lagi bersama wanita yang berbeda. Ia menepikan sejenak segala kegelisahan akan seperti apa dan bagaimana keadaan membawa kisah yang belum pernah dimulai.Hanya menatap senyum manisnya saja mampu menyihir sejenak akal sehatnya. "Tidak ada salahnya mencoba daripada mundur dan berbalik tanpa usaha. Setidaknya udah punya persiapan bekal jika nanti hasil tidak sesuai," batinnya dalam hati
PAPA MUDA 20 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra melangkah begitu mantap penuh keyakinan, tanpa meninggalkan jejak meski samar. Akan tetapi, baru saja roda dua melaju beberpa meter tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depannya sambil merentangkan kedua tangan. "Jangan ngalangin bisa nggak? Aku mau lewat," ucap Dyra setelah menarik rem mendadak. Pria yang berpakaian asal dengan gaya rambut tidak tahu etika malah menyeringai sinis. Kedua mata pun terlihat sayu seperti orang mabuk. "Bagi duit dulu kalau mau lewat, Cantik! Dari pagi gue belum beli rokok!" jawabnya, lalu mendekat dengan langkah sempoyongan. Kedua tangan mendadak gemetar melihat wajah yang kalah tampan dengan Alsaki berada tepat di depannya. Bau alkohol bahkan tercium kuat, membuat perut seperti diaduk. Mual. "A--aku nggak punya duit! Aku juga bukan ibumu! Ngapain kamu minta duit sama aku? Salah alamat, Maseehh!" Dyra mencoba sok kuat untuk menyingkirkan rasa takut. Akan tetapi, semua percuma ketika tangan kasar itu
PAPA MUDA 21 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraTidak selamanya keadaan buruk meninggalkan penyesalan. Bisa saja sebuah kejadian tidak enak malah membawa ke ujung momen yang terbilang romantis. Ketika tragedi justru membuka terang keadaan hati yang sebenarnya dipenuhi kepedulian dan kekhawatiran. Bahkan mungkin terbaca jelas ada perasaan cinta. Karena sejatinya selalu ada kemudahan di balik kesusahan. Begitu juga selalu ada cara tidak terduga untuk mengetahui rasa.Dyra masih tidak percaya dengan apa yang terjadi di depan mata. Di mana seorang Alsaki terlihat begitu khawatir keadaannya. Sikapnya begitu terbaca jelas jika rasa yang bersemayam kemungkinan sama. Hal itu sukses menyihir rasa sakit tidak lagi terasa menghimpit. "Udah, Mas Al, makasih ... udah nggak sakit." Hanya itu yang bisa keluar dari bibir tipisnya. Setidaknya cara ini bisa menghentikan kelakuan berlebihan pria di depannya. Walaupun tidak memungkiri debar dada semakin menggila tidak karuan. Bahkan meski masih ada nyeri, Al
PAPA MUDA 21 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraAlsaki mencoba menghela napas dalam lalu membuangnya perlahan. Mungkin beginilah rasanya apabila menebak perasaan tanpa sebuah pernyataan. Hanya bisa menerka tanpa kejelasan. Situasi seperti ini ternyata lumayan bisa menyesakkan dada. "Haruskah aku mencari tahu sendiri perasaan seperti apa yang sekarang mengusik?" batinnya. Pria berstatus papa muda itu menggeleng beberapa kali. Meski ada niat menggebu, tetapi mental belum sekuat itu. Alsaki belum menyiapkan kekuatan jika harus ada pukulan untuk sebuah penolakan. Kesakitan kedua kali dengan porsi berbeda belum pernah terbayangkan sama sekali. Akan tetapi, jika perasaan tidak diungkapan hanya akan menyisakan ketidaktahuan sampai kapan pun. "Baiklah, setelah sampai rumah Dyra, aku akan mencoba mengatakan apa yang bergejolak dalam dada. Masalah diterima atau tidak biarlah urusan nanti," ucapnya disertai kemantapan hati. Keduanya masih mengendarai roda dua secara beriringan, persis seperti rat
PAPA MUDA 22 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMendapat jawaban tidak sesuai atas perasaan pasti cukup membuat dada sesak kepanasan. Bahkan raga seakan tertusuk sembilu. Perih. Apalagi tidak ada alasan menguatkan untuk sebuah penolakan. Semisal ada alasan yang pasti pun hanyalah sebuah pembelaan agar bisa lari dari suatu hubungan. Sungguh, hal itu adalah suatu kesedihan bagi seorang jiwa yang tengah mengubah masa pendekatan menjadi kepemilikan satu ikatan. Alsaki masih tidak percaya apa yang baru saja didengar telinganya. Tidak mungkin ia akan melakukan hal yang sama untuk kedua kali. Dulu memang tidak bisa berbuat apa pun saat Arista memilih mengejar impiannya. Ia hanya bisa mencoba merelakan meski harus terjebak luka sekian tahun. Bahkan semua itu tanpa sadar menghitamkan hati tentang sucinya perasaan setelah adanya kesakitan."Kenapa kamu tidak bertanya lebih dulu apakah aku masih membenci penulis? Kenapa kamu hanya mengambil jawaban dari satu sisi, Ra? Padahal aku sudah mulai berusah
PAPA MUDA 22 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSelama beberapa bulan ini ia kerap memperhatikan ilmu tentang menulis sebuah cerita dan novel di beberapa grup menulis. Hanya tinggal memantapkan mental untuk membuat dan mengunggah di grup menulis. Setidaknya itu bisa membuat hati tahan banting untuk sebuah kritik dan saran.Dyra menghirup napas sejenak lalu membuangnya perlahan sebelum jemari lentiknya menari di atas keyboard ponsel. Entah berawal dari mana kepalanya terpikirkan satu judul untuk kejadian hari ini. 'Maafkan Cinta' seakan mewakili isi hatinya. Paragraf demi paragraf mulai tertulis satu per satu hingga menjadi cerita. Berbagai rasa dan ekspresi di wajah seakan memberi tahu kalau yang ditulis itu nyata dari hati, bukan sekedar khayalan. Karena untuk seorang Andyra Arsha menulis itu bisa dijadikan tempat pelarian mengungkapkan isi hati yang tertahan. "Ditambah quotes di bawah pasti tambah kena," pikirnya untuk mempermanis cerita. 'Cinta terkadang tak butuh ungkapan, melainkan
PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l
PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis
PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked
PAPA MUDA 49LAST EPISODE FOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka bergegas merapikan semua, lalu berjalan bersama layaknya teman. Tidak ada lagi rasa ingin menyaingi atau pun tersaingi. Tuhan memang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Arista dan Dyra melihat dengan jelas para pria duduk lesehan di lantai konter tanpa alas sembari menyantap mi ayam bersama. Hal sederhana tapi terasa istimewa. "Punya kita, mana?" celetuk Dyra tiba-tiba yang membuat mereka berhenti mengunyah. "Ada. Duduk dulu. Ambil sendiri, tuh, di dekat Malik," jawab Alsaki sambil menelan mi yang telah berada di mulut. Mereka membaur bersama tanpa ada batasan sosial apa pun. Bahkan perasaan seakan mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk bicara. Sekarang adalah waktu untuk menikmati kebersamaan tanpa ada celah kebencian. Sungguh pemandangan luar biasa untuk manusia yang pernah terluka karena masa lalu bisa duduk bersama tanpa saling mengingatkan luka. Hidup mungkin aslinya sederhana, hanya pikiran yang membuatnya rumit ta
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE EOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika para wanita asyik bercerita, para pria justru baru selesai setelah beberapa jam menggadaikan waktu untuk sebuah tanggung jawab akan pekerjaan. Ketiganya saling menyandarkan punggung pada tembok untuk menopang sebentar rasa lelah. Sesekali tubuh menggeliat guna melemaskan otot-otot. "Tumben banget hari ini ramai. Sampai kewalahan begini," keluh Malik yang merasakan lelah kaki. "Iya. Aku aja tumben merasa lelah," timpal Adrian. Alsaki paham apa yang mereka katakan. Tanpa basa-basi, ia segera melakukan panggilan telepon untuk memesan mi ayam langganan di sebelah selatan konter. Meski sedikit jauh, tetapi rasanya enak. "Halo, Pak ... pesen mi ayam spesia lima porsi ya? Bisa dikirim ke konter seperti biasa, kan?" pinta pria yang kerap melakukan pemesanan dadakan kalau perut mengajak bercanda pada jam kerja. "Siap, Mas Al!" sahutnya singkat. "Terima kasih sebelumnya." Sambungan telepon terputus. Dua pria yang mendengar
PAPA MUDA 49LAST EPISODE DOleh: Kenong Auliya ZhafiraOrang-orang di sekitar terdiam mendengar bisikan Adrian yang masih terdengar jelas untuk telinga normal. Mereka berpikir sesuai asumsi masing-masing. Akan tetapi, satu doa mengaminkan untuk sesuatu yang belum pasti antara Adrian dan hatinya. Tanpa mereka sadari dari arah lain pun ada wanita yang diam-diam mematung tanpa bisa beranjak. Ya, kehadiran Arista cukup bisa menyaksikan perdebatan manis itu. Ia hanya sengaja menunggu dua pria itu berhenti dari pertikaian kata. Akan tetapi, sikap Adrian justru membuatnya berpikir lagi tentang salam yang disampaikan Dyra waktu itu. Ia tidak memungkiri ada desiran setitik melihat pria yang biasa saja bisa berubah semarah demikian. Namun, ia tidak ingin gegabah menjalin kedekatan setelah kejadian kemarin. "Apa mungkin Adrian suka padaku? Bagaimana bisa?" batinnya masih menerka penuh rasa tidak percaya. Bertepatan tubuh Ghava yang berbalik, semuanya baru menyadari akan kehadiran orang lain
PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas
PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda
PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu