Share

BAB 12 B

Penulis: Kenong Auliya Zhafira
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

PAPA MUDA 12 B

Oleh: Kenong Auliya Zhafira

Alsaki mengalihkan pandangan, menatap bocah kecil yang menjadi korban keegoisan orang dewasa. Ada kesadaran merayap begitu saja membiarkan Gala hidup tanpa kasih sayang wanita yang melahirkannya, tetapi hal itu sudah menjadi garisnya untuk hidup.

"Selamat tidur, Sayang ... mimpi indah. Papa, janji akan selalu berusaha memberi yang terbaik, hingga nanti kamu tidak pernah merasa kekurangan apa pun. Papa janji ... tapi, untuk saat ini belum bisa memberimu mama pengganti," sesal Alsaki sembari mengusap lembut rambut sang anak, lalu menciumnya.

Perut yang mulai terasa perih memaksa langkah keluar kamar menuju dapur. Ia ingin mengisi agar asupan tenaganya bisa bertambah. Memulai hidup sendiri selama bertahun-tahun hingga detik ini itu membutuhkan proses tersulit selama hidup. Jadi, tidak mungkin lagi mengambil keputusan penting dalam sekali ucap.

Sepuluh menit tenggelam bersama makan malam, Alsaki kembali ke kamar untuk tidur bersama sang a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • PAPA MUDA   Bab 13 A

    PAPA MUDA 13 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPernah menjadi satu-satunya dalam kehidupan seseorang biasanya akan memiliki tempat tersendiri. Baik itu tempat di dasar hati dan terkunci atau tergeletak bagaikan sampah di sudut kenangan. Semua itu tergantung bagaimana orang itu memberi kesan sebelum pergi. Arista sadar betul kepergian dirinya dulu menancapkan pisau belati tepat di jantung hati seorang Alsaki Mahendra. Tanpa malu sekarang ingin melihat sisi kehidupannya lagi dengan alasan sepi berbalut rindu. Akan tetapi, rasa cemburu itu masih saja membakar dada melihat pria yang dulu pernah menyanjungnya seindah rembulan kini mampu berbagi tawa dengan wanita lain. "Hahaha ... harusnya kamu sadar diri, Ta! Kamu berarti di hatinya itu dulu! Bukan sekarang! Apa kamu lupa telah memutuskan pergi demi mimpimu? Sadar! Kamu tidak pantas lagi mengharap pria itu menoleh setelah hatinya terluka parah," ujarnya pada diri sendiri. Dada yang tiba-tiba nyeri menahan segalanya terasa sesak dan sakit.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PAPA MUDA   BAB 13 B

    PAPA MUDA 13 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika seseorang di sana menjalani hidup dengan pilihannya, di tempat lain ada seseorang yang tengah berusaha menjalani hidupnya sebaik mungkin setelah tertatih bangkit dari raga penuh basuhan luka. Ya, Alsaki Mahendra—pria yang kembali berdiri tegar akan deraan kepedihan luka lalu terus berjalan meski terjatuh berkali-kali. Semua itu ia lakukan demi seorang bocah kecil yang kini menjadi nyawanya. Bahkan hati yang lima tahun tertutup rapat kini mulai berani terbuka meski hanya untuk mengintai seorang Andyra—wanita yang lancang membuka paksa sisi hati paling dalam."Apakah ini namanya cinta? Meski debar tidak sehebat pertama, tapi aku merasa ingin selalu melihat senyumnya." Batin Alsaki semakin bergejolak untuk terus berperang melawan logika. Apalagi kedua tangan kecil yang sekarang melingkar di per

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PAPA MUDA   BAB 14 A

    PAPA MUDA 14 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPerasaan khawatir disertai panik selalu menutup kepala untuk berpikir jernih ketika dihadapkan dengan masalah yang datang tanpa diundang. Menahan masalah agar tidak berkepanjangan kadang meninggalkan sesuatu lara dalam hati. Bahkan kalau perlu disisir berulang agar menemukan titik benang merahnya. Namun, kepala yang kian riuh penuh gelisah dan takut membuat segalanya berhenti di tempat, tidak bisa berpikir jernih.Begitu juga wanita yang tengah berhadapan dengan masalah karena ulahnya sendiri masih tertunduk lesu. Meski kepala memaksa mengingat, tetapi tidak cukup tahu mau memulai mencari di mana, sebab tidak ada ingatan yang tertinggal. "Kok, bisa teledor sih! Mana nggak inget transaksi kapan dan jam berapa?" tanyanya lagi sembari memeriksa kertas laporan pengeluaran hari ini. Namun, tetap saja tidak menemukan petunjuk apa pun.Dyra menyerah, meletakkan kepala di kaca etalase dengan wajah berselimutkan awan hitam. "Masa aku harus ganti rugi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PAPA MUDA   BAB 14 B

    PAPA MUDA 14 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang kadang memiliki sifat pelupa seketika menahan amarah dalam dadanya. Alsaki tidak mau terlihat jahat di depan anak sendiri. Jadi, ia memilih menjawab dengan hati yang dingin tapi disertai pertanyaan mematikan. "Kurang berapa?" tanyanya singkat dan terdengar cepat. "Seratus ribu, Mas.""Banyak banget, Ra?! Terus kamu nggak ingat sama sekali transaksi itu?" Dyra menggeleng lemah. Menyangkal pun percuma karena memang kepalanya tidak mengingat apa pun. "Aku akan ganti, Mas. Tapi, tidak sekarang. Kan, baru beberapa hari bekerja," ujarnya dengan suara yang hendak menangis. Melihat mata bening itu berkaca-kaca membuat pria yang menahan amarah mati-matian merasa tidak tega seketika. Karena yang dikatakan wanita di depannya memang benar adanya. Meski kadang keras dengan aturan, tetapi Alsaki masih punya sedikit hati nurani. "Ya udah. Itu bisa dibicarakan lagi kalau tiba waktu gajian. Lain kali kalau bekerja itu, fokus!" pesannya lagi dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PAPA MUDA   BAB 15 A

    PAPA MUDA 15 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika menuduh sebuah kesalahan yang dilakukan diri sendiri pada orang lain, pastilah yang ada hanya rasa malu. Malu yang tidak sengaja menorehkan kata-kata tajam hingga membuat hati terluka. Karena sejatinya ucapan itu lebih tajam dari sebilah pisau. Alsaki masih terus merutuki kebodohannya yang tidak meninggalkan pesan apa pun setelah melakukan transaksi dengan nominal cukup besar. Bahkan bibirnya dengan tega mengeluarkan kata yang mungkin membuat Dyra terluka. "Haruskah aku minta maaf? Kenapa dia selalu suka membuat orang salah paham? Apa yang harus kulakukan?" tanyanya dalam hati sembari menggigit ujung kuku. Bingung begitu cepat menyerang pikirannya. Gala yang baru saja mengeluarkan krayon menjadi tertarik melihat pria di depannya gelisah. "Papa kenapa? Sakit? Apa mau pergi?" tanya bocah kecil itu dengan wajah dibuat serius.Pria berusia dua lima tahun itu seketika gugup dan hilang wibawa di depan anaknya sendiri. Namun, itu tidak men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PAPA MUDA   BAB 15 B

    PAPA MUDA 15 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra bangkit dari kursi, "apa ada hal penting, Mas? Soal tadi siang, kan, katanya mau dipotong kalau nanti gajian," ujarnya ikut mempertanyakan panggilan tidak biasa ini. "Jangan banyak tanya. Kamu bisa ikut sebentar? Tidak lama, kok ...," ulangnya lagi masih pertanyaan yang sama. Wanita pemilik nama Andyra Arsha itu melirik Adrian sejenak, seolah meminta pendapat. Namun, pria itu dengan cepat mengangguk. Mau tidak mau ia melangkah maju ke arah pria yang tengah menunggunya. Bukankah lebih baik menyelesaikan semua masalah agar hati tidak lagi merasa bersalah?"Mau bicara apa, Mas?" tanya Dyra setelah berdiri di hadapan. "Kita bicara di ruangan saya aja," jawabnya singkat, lalu berjalan menuju ruangannya. Akan tetapi, dari awal berlawanan sang ibu datang di saat yang tepat. Alsaki bisa meminta sang ibu untuk membawa pulang Gala agar tidak membuat rasa malu itu kian menggunung. "Al, Gala mana?" tanya wanita yang seperti sapu tangan untuk b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PAPA MUDA   BAB 16 A

    PAPA MUDA 16 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraApabila dihadapkan situasi yang hampir terlupakan tentang gejolak, maka hasrat akan dengan mudah mendorong sisi liar manusia yang mendamba cinta tanpa ada luka. Walaupun berusaha menepikan sekian lama, rasa itu akan tetap hadir tanpa bisa diusir. Bahkan untuk sekedar sembunyi di balik tabir ketidakinginan tidak akan sanggup membuang rasa yang terlanjur terukir bersama pola pikir hingga membuat hati seakan berbalik jungkir.Pria yang masih mengintai bibir tipis itu akhirnya menyerah bersama hasrat. Alsaki sengaja menatap dalam mata bening wanita di depannya, seolah meminta izin untuk meneguk manisnya madu dari bibir seorang Andyra Arsha—wanita yang tanpa sengaja membuat hidupnya tidak baik-baik saja setelah mengenalnya. Walau perasaan belum sedalam lautan, tetapi berdekatan tanpa kesengajaan membuat hasrat menyerah tertunduk keadaan.Perlahan tapi pasti, Alsaki menunduk hingga berhasil merasakan sesuatu yang lembut dan hangat. Meski ada gerak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • PAPA MUDA   BAB 16 B

    PAPA MUDA 16 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika ada orang yang susah payah menahan bayang kemanisan tanpa rencana dan rasa, di tempat lain justru ada pria yang merasa bersalah. Ya, Alsaki merasa bersalah telah membiarkan nafsu mengikatnya seperti saat dulu mengawali dosa bersama Arista—wanita yang pernah membuatnya jatuh hati dan terluka setengah mati. Alsaki memukul pelan bibirnya sendiri sambil berucap, "dasar bibir nggak ada sopan santun! Apa kamu tidak ingat kejadian lalu terjadi gara-gara hal seperti ini juga? Harusnya jangan diulangi lagi!" Kejadian hampir lima tahun lebih lamanya itu seketika hadir kembali layaknya putaran film yang mau tidak mau teringat kesekian kali. Ada rasa bersalah yang menggunung bersikap lancang pada wanita bernama Andyra Arsha. Bahkan mulai ada ketakutan yang merayap menguasai hati karena menyentuh sesuatu yang bukan haknya. "Semoga Dyra tidak berpikiran buruk tentangku. Mau ditaruh mana muka ini jika nanti bertemu?" ujarnya yang masih meratapi ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE

    PAPA MUDA 49LAST EPISODEOleh: Kenong Auliya ZhafiraTanpa pikir panjang, begitu bibir wanita di depannya berhenti bicara, Alsaki segera memberikan kecupan mesra dan santai. Bibir yang saling bertemu seakan tahu jika luka dulu masih ingin diberi penawar. Mencairkan segala luka yang terjebak kesalahan lalu. Perlahan, kecupan itu kian tenggelam bersama kehangatan yang begitu mereka rindukan saat hati merasa ingin pergi tapi kenyataan menawan kuat perasaan. Sungguh sesuatu yang membuat jiwa sekarat. Alsaki menarik diri setelah lima menit berlalu menyelam indahnya cinta berbalut rindu. Ya, meski bertemu setiap hari tapi rindu itu justru semakin menggebu. Apalagi jika tentang menguraikan bahasa paling indah dari cinta. Hal itu dipastikan melumpuhkan debaran dalam sekali tarikan napas. "Aku mencintaimu ... menikahlah denganku, Andyra Arsha," pinta sang pria sekali kali. "Aku juga sangat mencintaimu. Jangankan menikah denganmu, hidup dan mati bersamamu pun aku mau," jawab Dyra tanpa l

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE H

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE HOleh: Kenong Auliya ZhafiraDyra sengaja berjalan lebih cepat untuk memastikan keberadaan Malik di taman belakang. Takutnya itu hanya tipuan belaka. "Aku lihat Malik dulu ada apa enggak, Mbak. Bentar," ujarnya sembari mengintip dari balik tembok. Ia dapat melihat pria bernama Malik itu tengah memainkan ponselnya. "Oke, Mbak ... Malik beneran ada di sini," ucapnya lagi setelah memastikan kebenarannya. Arista tanpa ragu menuju taman belakang dengan pose layaknya bintang. Meskipun pakaian sederhana, tetapi ada niatan untuk mencari perhatian dari pria yang sibuk menatap layar ponsel. Namun, semua itu percuma. Pria bernama Malik itu tidak melirik sama sekali. "Haduh ... aku ini kurang cantik apa gimana? Wajahnya datar begitu tanpa ekspresi," kesalnya. Dengan mendekat beberapa langkah, Arista mencoba mengajak bicara. "Biarlah urusan hati bisa dipikirkan sambli jalan atau biar menjadi bagian dari masa lalu. Karena hati emang tidak bisa dipaksa," ucapnya lagi dis

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE G

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE GOleh: Kenong Auliya ZhafiraPria yang ingin melibatkan apa pun yang ada di konter sebagai sarana bagian dari kejutan itu berbalik, lalu menjelaskan apa yang terbayang dalam benaknya. "Jadi, begini. Nanti, ponsel second yang ada di etalase dinyalakan semua. Aktifkan senter dan masukkan ke botol minum plastik. Lalu bentuk lambang hati di sini. Kita akan berada di dalam lambang itu saat mereka datang. Nanti minta Malik menutup mata mereka. Setelah kedua wanita itu melihat kita, kita bergantian mengatakan apa maunya kita. Gimana?" terang Alsaki sebagai pemilik ide yang cukup menghemat biaya. Adrian sendiri cukup mengagumi pola pikir pria di depannya. Soal memperlakukan wanita yang dicintai memang Alsaki bisa dikatakan sebagai juara. Hanya keadaan yang tidak mendukung hingga hatinya tersakiti dan terluka dalam. Akan tetapi, semua itu telah berlalu. "Boleh, Mas. Mau mulai sekarang, atau gimana? Takut mereka keburu datang." "Ya udah. Kita mulai sekarang." Ked

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE F

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE FOleh: Kenong Auliya ZhafiraMereka bergegas merapikan semua, lalu berjalan bersama layaknya teman. Tidak ada lagi rasa ingin menyaingi atau pun tersaingi. Tuhan memang Maha Pembolak-balik Hati manusia. Arista dan Dyra melihat dengan jelas para pria duduk lesehan di lantai konter tanpa alas sembari menyantap mi ayam bersama. Hal sederhana tapi terasa istimewa. "Punya kita, mana?" celetuk Dyra tiba-tiba yang membuat mereka berhenti mengunyah. "Ada. Duduk dulu. Ambil sendiri, tuh, di dekat Malik," jawab Alsaki sambil menelan mi yang telah berada di mulut. Mereka membaur bersama tanpa ada batasan sosial apa pun. Bahkan perasaan seakan mengerti bahwa ini bukan waktunya untuk bicara. Sekarang adalah waktu untuk menikmati kebersamaan tanpa ada celah kebencian. Sungguh pemandangan luar biasa untuk manusia yang pernah terluka karena masa lalu bisa duduk bersama tanpa saling mengingatkan luka. Hidup mungkin aslinya sederhana, hanya pikiran yang membuatnya rumit ta

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE E

    PAPA MUDA 49 LAST EPISODE EOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika para wanita asyik bercerita, para pria justru baru selesai setelah beberapa jam menggadaikan waktu untuk sebuah tanggung jawab akan pekerjaan. Ketiganya saling menyandarkan punggung pada tembok untuk menopang sebentar rasa lelah. Sesekali tubuh menggeliat guna melemaskan otot-otot. "Tumben banget hari ini ramai. Sampai kewalahan begini," keluh Malik yang merasakan lelah kaki. "Iya. Aku aja tumben merasa lelah," timpal Adrian. Alsaki paham apa yang mereka katakan. Tanpa basa-basi, ia segera melakukan panggilan telepon untuk memesan mi ayam langganan di sebelah selatan konter. Meski sedikit jauh, tetapi rasanya enak. "Halo, Pak ... pesen mi ayam spesia lima porsi ya? Bisa dikirim ke konter seperti biasa, kan?" pinta pria yang kerap melakukan pemesanan dadakan kalau perut mengajak bercanda pada jam kerja. "Siap, Mas Al!" sahutnya singkat. "Terima kasih sebelumnya." Sambungan telepon terputus. Dua pria yang mendengar

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE D

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE DOleh: Kenong Auliya ZhafiraOrang-orang di sekitar terdiam mendengar bisikan Adrian yang masih terdengar jelas untuk telinga normal. Mereka berpikir sesuai asumsi masing-masing. Akan tetapi, satu doa mengaminkan untuk sesuatu yang belum pasti antara Adrian dan hatinya. Tanpa mereka sadari dari arah lain pun ada wanita yang diam-diam mematung tanpa bisa beranjak. Ya, kehadiran Arista cukup bisa menyaksikan perdebatan manis itu. Ia hanya sengaja menunggu dua pria itu berhenti dari pertikaian kata. Akan tetapi, sikap Adrian justru membuatnya berpikir lagi tentang salam yang disampaikan Dyra waktu itu. Ia tidak memungkiri ada desiran setitik melihat pria yang biasa saja bisa berubah semarah demikian. Namun, ia tidak ingin gegabah menjalin kedekatan setelah kejadian kemarin. "Apa mungkin Adrian suka padaku? Bagaimana bisa?" batinnya masih menerka penuh rasa tidak percaya. Bertepatan tubuh Ghava yang berbalik, semuanya baru menyadari akan kehadiran orang lain

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE C

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE COleh: Kenong Auliya ZhafiraAngin sepoi-sepoi memberi sejuk hati di sepanjang perjalanan. Bentuk angin yang tidak terlihat, tetapi bisa dirasakan membuatnya memahami bahwa tentang ketulusan hati itu sama seperti angin, tidak terlihat tapi bisa terasa.Sementara wanita yang baru memasuki keputusan baru dalam hidup penuh pertimbangan hati dan rasa, di tempat lain justru ada orang yang tidak pernah menimbang hari dan perasaan para pembeli. Siapa lagi kalau bukan Dyra dan dua pria yang sudah seperti penjaga.Entah berawal dari mana, tiba-tiba ada salah satu pembeli yang komplain tentang penanganan Gala Cell. Dyra mulai lelah dan jenuh mendengar alasan yang menurutnya tidak masuk akal."Pokoknya saya mau ganti rugi, Mbak! Masa pulsa tidak masuk suruh bayar?! Professional dong, Mbak! Ini kan, bukan salah saya. Saya sudah menulis nomor dengan benar loh ...," ujar pria berkaos hitam itu dengan kekeh."Tapi, aku hanya menurun dari tulisan ini, Mas ... sepertinya Mas

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE B

    PAPA MUDA 49LAST EPISODE BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSang pria yang tengah bermain dengan Gala menjadi tertarik untuk mendekat. Entah kenapa melihat dua wanita itu berpelukan seperti gersangnya bumi yang basah tersiram derasnya hujan. Sejuk. Sungguh tidak pernah menyangka akan dipertemukan dengan titik ini. Titik di mana bisa melepas masa lalu tanpa harus berpura-pura kuat. Ada sesal kenapa tidak dipertemukan dan jatuh cinta lebih awal. Seandainya itu terjadi mungkin cerita akan lebih berbeda dan berwarna. Akan tetapi, kembali lagi pada Tuhan Yang Maha Baik adalah sumber segala kisah makhluk bumi. "Sayang ... ke sana yuk?" Alsaki seketika mengajak sang anak untuk bertemu dengan mamanya setelah hampir lelah bermain. Gala melirik bersama arahan dagu sang pria yang menyerahkan seluruh hidup hanya untuknya. Dua wanita yang memiliki peran sama tengah saling tersenyum dalam pelukan. Hati bocah kecil itu sungguh ingin berada di tengah mereka. Tanpa pikir panjang, ia pun mengangguk tanda

  • PAPA MUDA   LAST EPISODE A

    PAPA MUDA 49 LAST EPISODE A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Mendapati pertanyaan tentang setengah kehidupan yang tengah berusaha dilupakan meski sejenak tetaplah membuat hati terbelah. Bukannya tidak ingin kembali pada dunia yang telah memberikan hidup kedua, tetapi rasa ingin menepi sendiri karena sebuah tragedi masih begitu besar menggerogoti nurani. Walaupun ada niat ingin kembali, tetapi bukan untuk saat ini. Belum ada persiapan dan pemulihan mental sama sekali setelah diterpa badai beberapa hari yang lalu. Arista belum seberani itu memilih kembali masuk dunia literasi. Meski kenyataan ada lubang sunyi kehilangan hobi dan pembaca yang pernah mendukung juga menunggu karya tidak seberapa. Akan tetapi, hasrat menulis masih tenggelam di dasar jiwa bersama rasa bersalah telah berbohong tentang keadaannya sebelum menjadi sang bintang di hati pembaca. Dengan menarik bibir menjadi lengkungan manis, Arista memberi satu jawaban. "Maaf, Ra ...," ujarnya penuh nada sesal, "saat ini aku belu

DMCA.com Protection Status