Share

Bab 42B

"Winda…"

Haru memenuhi udara. Winda menghambur ke dalam pelukan Mama, sementara Bang Arga menatap dengan mata memerah menahan tangis. Masih dapat kulihat dengan jelas binar cinta di matanya itu. Tapi Winda sama sekali tak berani menoleh. Dia hanya terus memeluk Mama.

"Mama…" Winda terisak-isak, tak sanggup bicara.

"Kamu sudah sembuh, Nak. Kemana saja kamu selama ini?"

"Emily dan Arfan yang menyembuhkan aku Ma."

"Benarkah?" Mama menatapku. Aku hanya diam. Ucapan Winda barusan tidak terlalu tepat sebenarnya. Aku dan Mas Arfan hanya memberinya tempat untuk berobat. Dia lalu sembuh atas usahanya sendiri, dan bantuan para ustadzah di pesantren.

"Kamu cantik sekali pakai jilbab ini, Nak." Puji Mama.

Winda melepaskan pelukan Mama, lalu perlahan menatap Bang Arga.

"Abang, aku kesini mau minta maaf. Sama Abang, sama Mama, dan terutama sama Emily. Aku sadar bahwa aku pernah membuat rumah ini kacau. Aku pernah membuat Abang dan Emi bertengkar. Aku sering membuat Mama bingung bersikap. Sungguh,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status