Cyra lalu masuk ke dalam kamarnya setelah rapat kecil dengan mertuanya selesai.Untuk menunggu ngantuk, Cyra pun mencoba mengisi waktunya untuk membaca buku. Di dalam kamar Felix yang sangat luas itu, terdapat perpustakaan mini yang terletak di salah satu sudut kamar itu. Cyra pun melangkah menuju tempat beberapa tumpukan buku itu, yang tersusun sangat rapi. Diam-diam dia mulai mengagumi koleksi buku milik suaminya yang sangat beragam macamnya."Wah ... ternyata Mas Felix seorang kutu buku." tuturnya dalam hati.Tiba-tiba air mata Cyra menetes di pipinya. Entah kenapa malam ini dia sangat merindukan suaminya."Mas Felix, kamu berada di mana sekarang? Apakah kamu merindukanku, seperti aku merindukanmu saat ini? Apakah kamu masih mengingatku sebagai istrimu? Ataukah kamu masih marah kepadaku?" ucapnya sedih dari dalam hatinya.Cyra pun meraih sebuah buku dan membawanya ke atas tempat tidur. Dia pun mulai bersandar di dashboard ranjang sambil membaca buku itu. Cyra mencoba fokus denga
Dengan cepat Peter membuka pintu ruang kerja Felix secara paksa. Ternyata pintu tidak dikunci sehingga tubuh Peter terdorong ke depan dan hampir tersungkur ke bawah lantai.Tubuh Bik Upik juga ikut-ikutan hampir saja terjatuh namun dia masih dapat menahan berat tubuhnya."Hei! Kalian kenapa, hah?" seru Felix heran melihat kedua orang kepercayaannya yang seperti sedang melihat hantu. Menatap ke arahnya dengan wajah yang sangat pucat.Saat ini Felix sedang duduk di kursi kebesarannya. Dia terlihat sedang meneguk air mineral untuk melepas dahaganya. Peluh yang sangat banyak mulai menetes di kedua pelipisnya."Peter, tolong ambil baju ganti untukku!" perintahnya kepada sang asisten."Untuk Bik Ipik, tolong bereskan semua kekacauan ini!" ucap Felix lagi.Asisten Peter dan Bik Upik seolah-olah kaget melihat ruang kerja Felix yang sangat berantakan di salah satu sudut. Sofa yang biasanya tersusun rapi di dalam ruangan itu, saat ini telah hancur berantakan karena dirusak oleh Felix. Pecahan
"Woi! Peter! Kok Lo malah melamun? Lo dengar nggak gue ngomong apa, barusan?"hardik Felix marah."Iya, Tuan. Maaf. Baik saya akan mencari tahu tentang Nona Cyra. Tapi benar kan Anda baik-baik saja, sekarang?" Asisten Peter masih saja penasaran, ada apa sebenarnya yang terjadi dengan sang atasan."Cih! Lo pikir gue sudah gila, apa? Apakah salah jika seorang suami ingin mencari tahu tentang istrinya?" kesal Felix."Ti ... tidak ada yang salah dengan itu, Tuan. Hanya saja ...." seru Peter tercekat."Hanya saja, apa? Cepat katakan! Ada apa sebenarnya ?" tuturnya balik bertanya kepada sang asisten.Asisten Peter semakin bingung untuk menjawab perkataan Felix. Karena perasaannya mengatakan, jika saat ini sang bos sedang menyembunyikan sesuatu kepadanya. "Saya khawatir Anda sedang tidak baik-baik saja saat ini, Tuan Muda," tukas Peter lagi."Hei! Lo bisa lihat sendiri kan? Gue baik-baik saja sekarang? Jadi Lo jangan banyak cingcong! Ikuti saja perintah gue! Buruan!" perintah Felix lagi."B
Namun rasa kepedulian Asisten Peter kepada sang atasan sungguh sangatlah besar.Dia pun mulai berkata,"Tuan Muda, apakah Anda baik-baik saja menonton video Mopi?" serunya khawatir.Felix segera menatap ke wajah asistennya yang baru saja berkata seperti itu."Lho, memangnya kenapa? Apakah gue salah mengenang Mopi dan kebersamaan kami?" tukas Felix tak suka."Bu ... bukan begitu, Tuan Muda. Hanya saja, jujur ... saya takut Anda dapat kembali bersedih hati karena Mopi." ucap Asisten Peter, hati-hati."Cih! Lo pikir gue kayak anak kecil yang kehilangan mainnya sehingga harus terus menerus menangis sepanjang waktu?" serunya lagi."Ta ... tapi, Tuan Muda." tutur Peter lagi."Gue hanya merindukan Mopi. Itu saja kok, tidak ada hal lain! Jadi Lo jangan sok hiperbola begitu. Apakah Lo mengerti?" tukasnya kepada sang asisten.Peter terdiam sejenak dan mulai menganasila ekspresi wajah sang atasan. Yang tidak menunjukkan rasa sedih apa pun saat ini. Sang asisten pun bersyukur akan hal itu.Lal
"Alexa memang selalu bisa diandalkan!" seru Felix dalam hatinya.Dia sudah tidak sabar menunggu malam hari tiba. Felix terus menunggu waktu berjalan sambil bermain game di ponselnya.Sementara Cyra seperti biasa sibuk di dapur menyalurkan hobi memasaknya. Kali ini dia ditemani oleh asistennya, Puspa. "Nona ... Anda sedang memasak apa nih?" tanya Puspa penasaran."Aku mau mencoba resep ayam rica-rica." ucap Cyra antusias."Wah ... bukannya itu makanan favorit Tuan Felix?" seru Puspa lagi."I ... iya," jawab Cyra terbata.Tiba-tiba raut wajah Cyra berubah sendu. Dia menjadi ingat dengan suaminya yang sudah lama tidak dirinya temui dan Cyra juga tidak tahu Felix sedang berada di mana sekarang.Sejujurnya, Cyra sangat merindukan suaminya. Namun dirinya tak punya informasi apa pun tentang Felix.Puspa melihat perubahan di wajah Cyra. Dia pun menyesal telah membicarakan tentang Felix kepadanya. Sang asisten lalu berkata, "Nona Muda, maaf. Sa ... saya tidak bermaksud membuat Anda menjadi b
Sesampai di toko bunga, Felix pun memilih seikat mawar putih untuk dirinya berikan kepada Cyra."Cih! Sejak kapan gue perhatian begini dengannya?" ujarnya dalam hati.Sejujurnya Felix bingung dengan sikap hatinya saat ini. Setengah hatinya ingin membalaskan dendamnya kepada Cyra namun setengah hatinya yang lain tidak tega melakukan itu.Sorot mata Cyra yang kadang kala menatapnya dengan penuh ketulusan membuat dirinya luluh. Rasa keras di hatinya perlahan luntur bagai salju yang sangat beku yang mulai diterpa sinar matahari di awal musim panas tiba. Seketika mencair dengan cepat. Setelah menyelesaikan pembayaran di toko bunga. Felix kembali masuk ke dalam mobil. Asisten Peter pun mulai melajukan mobil menuju ke Kediaman Utama Domil.Suasana lalu lintas yang lenggang malam itu. Membuat mobil mereka sampai dengan cepat di tujuan. Mobil yang membawa Felix akhirnya terparkir sempurna di depan rumah orang tuanya yang begitu sangat luas.Asisten Peter segera turun dari dalam mobil. Lalu
Setelah selesai makan malam. Felix pun duduk-duduk santai di ruang keluarga sambil menunggu istrinya yang sedang membereskan dapur bersama para ART.Sementara di sudut halaman belakang rumah megah itu, terlihat Asisten Peter yang sedang memperbincangkan sesuatu dengan Puspa."Jadi benar Tuan dan Nyonya Besar berada di Bali selama tiga hari?" tanya Felix kepada gadis itu."Iya ... benar, Asisten Peter.""Jadi, Shiro ikut juga?" tanyanya lagi."Pengawal Shiro juga turut serta ke sana. Untuk mendampingi Tuan dan Nyonya Domil," ucap Puspa menjelaskan."Oh ya, ada pesan dari Tuan Felix. Tolong rahasiakan kedatangannya ke sini. Dia tidak ingin diganggu selama bersama dengan istrinya.""Tapi ... Asisten Peter. Bagaimana jika Nyonya Mili menghubungi Nona Muda? Saya harus menjawab apa?" ucap Puspa khawatir. Sejujurnya dia tidak suka dengan rencana Felix itu. Namun Puspa tak berdaya melawan kekuasaan atasannya."Cari alasan yang tepat! Itu kan sudah menjadi tugasmu untuk melindungi Nona Cyra,"
Sesampai di lantai atas, Felix segera membuka pintu kamar lalu menarik tubuh Cyra untuk ikut masuk ke dalam kamar. Setelah itu Felix menutup pintu kamar dan menguncinya dengan cepat.Lalu Felix kembali menarik tubuh Cyra ke arah tempat tidur dan membantingnya ke atas ranjang berukuran king size itu.Tubuh Cyra terguncang hebat, dia tak menyangka Felix kembali berbuat kasar kepadanya."Malam ini, aku akan meluapkan semua kemarahanku kepadamu!" seru Felix lalu mulai membuka kancing kemejanya tepat di hadapan Cyra yang sedang menangis tersedu-sedu di atas tempat tidur."Mas ... tolong jangan marah. Kita bisa membicarakannya baik-baik," ucap Cyra sedih melihat Felix yang mulai membuka bajunya.Cyra mencoba untuk duduk di atas ranjang. Namun terlambat. Felix yang telah membuka semua bajunya dan membuangnya dengan sembarangan ke bawah lantai, segera naik keatas ranjang dan mulai menindih tubuh Cyra dengan cepat.Felix lalu merobek dress istrinya dengan satu tarikan."Suamiku ... jangan!" is
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur
Ballrom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat,Hari ini tepatnya hari Sabtu. Sungguh menjadi akhir pekan yang indah terutama bagi pasangan Felix dan Cyra. Pasalnya hari ini, Keluarga besar Domil sedang mengadakan ceremony. Perayaan empat bulanankandungan Cyra sekaligus juga dengan resepsi pernikahan mereka.Kedua pasangan itu pun memilih hotel Fairmont yang berada di pusat kota Jakarta. Mereka pun memilih Thema acara megah itu, dengan kalimat 'memiliki cinta dan memberi kebahagiaan selamanya kepada orang terkasih' Hotel bintang lima ini sungguh sangat mewah dengan yang gaya megah. Detail Ballroom yang indah, interior canggih, dan ruang VIP yang berdekatan. Sehingga calon pengantin memiliki banyak pilihan elegan untuk hari istimewa mereka.Berbagai macam kuliner asal Indonesia dan beberapa makanan western juga terhidang istimewa saat ini. Ballroom pun mulai dipenuhi para tamu undangan yang mulai berdatangan. Hampir seribu orang yang menghadiri acara megah itu.Tuan Doni mengundang semua k
"Nak Felix, terima kasih atas kebaikanmu kepada keluarga Ibu," sahut Bu Nia."Aku juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kakak kepadaku." Janu juga ikut menimpali. "Bu, Janu ... sekarang kita adalah keluarga. Sudah seharusnya anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Kalian berdua adalah bagian dari keluarga ku sekarang," tutur Felix panjang lebar kepada Bu Nia dan Janu.Mendengar ucapan suaminya, Cyra menjadi sangat terharu.Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar. Cyra semakin terharu dengan suaminya saat ini. Pasalnya Felix sedang menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah megah ini atas nama Cyra. Sang istri dapat memperkirakan aset yang berikan suaminya kepada berjumlah milyaran rupiah.Cyra menjadi tercengang-cengang membaca isi dokumen resmi itu yang benar-benar sangat menguntungkan dirinya."Mas? Apakah ini tidak berlebihan?""Yap tentunya harus berlebihan, Sayang. Kamu kan istriku tercinta!" sahut Felix."Maksud aku bukan berlebihan yang seperti itu, Ma
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Hari ini Felix diizinkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Cyra juga telah pulih kembali. Perkembangan janin di dalam rahimnya juga sehat-sehat saja.Untuk melepas rasa trauma di hati istrinya, karena awal perkenalan mereka yang telah melewati banyak drama. Maka dari itu Felix telah menyiapkan hunian baru di sebuah kawasan perumahan elit, Permata Hijau di daerah Jakarta Selatan. Letak rumah baru mereka itu, tidak begitu jauh dari rumah kedua orang tuanya. Di rumah baru tersebut Bu Nia dan Janu juga ikut tinggal bersama mereka. Para ART di rumah lama telah diangkut dua hari yang lalu dan tetap bekerja di rumah baru Felix dan Cyra.Tak tanggung-tanggung rumah baru ini diberikan Felix kepada istrinya. Sertifikat rumah dan segala fasilitasnya atas nama Cyra, sang istri.Saat ini, Felix dan Cyra sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka. Sang istri tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan perjalanan mereka kali ini. Cyra segera melirik ke ar