Sesampai di lantai atas, Felix segera membuka pintu kamar lalu menarik tubuh Cyra untuk ikut masuk ke dalam kamar. Setelah itu Felix menutup pintu kamar dan menguncinya dengan cepat.Lalu Felix kembali menarik tubuh Cyra ke arah tempat tidur dan membantingnya ke atas ranjang berukuran king size itu.Tubuh Cyra terguncang hebat, dia tak menyangka Felix kembali berbuat kasar kepadanya."Malam ini, aku akan meluapkan semua kemarahanku kepadamu!" seru Felix lalu mulai membuka kancing kemejanya tepat di hadapan Cyra yang sedang menangis tersedu-sedu di atas tempat tidur."Mas ... tolong jangan marah. Kita bisa membicarakannya baik-baik," ucap Cyra sedih melihat Felix yang mulai membuka bajunya.Cyra mencoba untuk duduk di atas ranjang. Namun terlambat. Felix yang telah membuka semua bajunya dan membuangnya dengan sembarangan ke bawah lantai, segera naik keatas ranjang dan mulai menindih tubuh Cyra dengan cepat.Felix lalu merobek dress istrinya dengan satu tarikan."Suamiku ... jangan!" is
Karena kelelahan, Cyra pun tertidur ditengah gempuran Felix di atas tubuhnya.Menyadari istrinya yang tertidur, Felix lalu berkata dengan sangat tajam,"Woi! Cyra! Bangun! Siapa yang menyuruhmu untuk tidur? Hei ... Bangun!" hardiknya kepada sang istri. Namun Cyra yang kelelahan tidak mendengar sedikitpun hardikan suaminya. Dia malah asyik tertidur dan semakin larut dalam alam mimpi. "Sial! Dia malah tertidur!" kesal Felix. Sang suami terpaksa menghentikan aksinya di atas tubuh istrinya. Dia pun melirik jam di dinding kamar, saat ini waktu telah menunjukkan pukul setengah empat pagi. Hampir lima jam lamanya Felix bermain panas di atas tubuh istrinya. Namun dirinya masih belum puas juga. Energi di dalam tubuh pria itu masih saja full. Setengah pun belum habis. Namun sayangnya sang istri malah tertidur dengan sangat pulas tanpa sehelai benang pun. Felix lalu memandangi sekujur tubuh istrinya yang dipenuhi tato kepemilikan dan bekas gigitannya. Sejenak Felix tersenyum melihat semuany
Felix yang melihat jika di atas ranjang tidak ada istrinya. Dia pun segera berteriak dan memanggil nama istrinya."Cyra! Where are you? Kamu jangan bermain-main denganku! Woi! Kamu di mana?" Namun teriakan Felix sama sekali tidak disahuti oleh istrinya."Cyra ... tadi kamu bilang, jika kamu sedang sangat lapar. Kenapa kamu malah bersembunyi sekarang?" teriaknya lagi. "Ke luar nggak, kamu! Atau kamu sedang ingin main petak umpet, hah?" hardiknya mulai kesal."Aku hitung sampai sepuluh kamu tidak ke luar juga. Aku pastikan, kamu akan mendapatkan hukuman yang lebih berat lagi!" serunya marah.Felix pun mulai menghitung dimulai dari angka satu. Akan tetapi sudah sampai diangka tujuh namun istrinya tetap tidak muncul juga.Cyra yang sedang berada di dalam kamar mandi. Sengaja berdiam diri dan tak bersuara. Dia sangat takut jika Felix ikut masuk ke dalam kamar mandi dan kembali menyerangnya. Saat ini Cyra sedang mengguyur tubuhnya di bawah aliran shower. Rasa sakit dan perih akibat gigi
"Tapi kan kita mau ke kamar tamu sebentar, Mas?" ucap Cyra tiada gentar sedikit pun."Terus kamu ngapain bawa-bawa laptop segala?" seru Felix yang sangat bingung saat melihat istrinya yang sedang sibuk merapikan beberapa buku dan membawa laptop di tangannya.Cyra tak segera menjawab, karena dia takut Felix akan memarahinya. "Woi! Cyra Alesha! Kamu kok diam saja? Jawab yang kutanya!" kesal Felix penuh kemarahan.Untuk menetralisir amarah suaminya yang mulai membahana itu, Cyra pun segera meraih tangan Felix seraya berkata,"Mas ... suaramu, sangat besar. Lagi banyak orang di sini," serunya lagi."Lho kenapa rupanya? Aku orangnya memang tak tahu malu! Lagian mereka hanya pekerja di rumah ini!" ketusnya."Wahai kalian semua! Apakah kalian berani sama saya, hah?" bentaknya kepada lima orang ART yang sedang membersihkan kamar mereka.Orang-orang itu terdiam dan sangat takut dengan amarah Felix.Sementara sang Tuan Muda semakin kesal karena para ART tersebut ikut-ikutan tidak menjawabpert
Kembali ke kediaman Domil, tepatnya di dalam kamar pribadi Felix dan Cyra.Sang suami yang telah diliputi aura hasrat yang mulai membara, segera meraih tangan istrinya dan menarik tubuhnya untuk melangkah ke arah ranjang. Sesampai di depan ranjang, Felix membanting tubuh istrinya di atas tempat tidur megah tersebut. Kasur itu seketika berguncang kuat karena hempasan tubuh Cyra yang begitu keras.Dengan segera, Felix membuka bajunya dan celananya sehingga tinggal celana boxer yang tersisa di tubuhnya. Lalu dengan cepat dia naik ke atas ranjang dan menindih tubuh istrinya."Selama dua hari ke depan, sampai Papi dan Mami kembali dari Bali kamu hanyalah milikku! Kamu tidak boleh melakukan hal apa pun selain melayaniku di atas ranjang! Apalagi untuk kuliah! Sesuatu hal yang tidak berguna itu!" Mendengar perkataan Felix yang sangat menohok itu, membuat Cyra kembali menitikkan air matanya. Dia merasa sangat sakit hati karena sang suami melarangnya untuk kuliah.Melihat istrinya yang tiba
"Mas, ah ... oh!" desah Cyra ketika Felix mulai menyedot kedua gundukannya secara bergantian. Sensasi terbakar dari dalam tubuhnya semakin membahana saat ini. Terlebih lagi satu jari Felix mulai masuk ke dalam liang kenikmatan milik Cyra dan terus memaju mundurkan jarinya itu. Sungguh lembab dan sempit di dalam sana.Jari Felix semakin lama semakin cepat ke luar masuk ke dalam area pribadi milik istrinya. Bersamaan dengan itu, sang suami juga semakin sedot menyedot dan mengulum kedua bukit kembar Cyra yang menjulang tinggi saat ini. Hingga disatu ketika,"Akh! Okh! Mas Felix!" Di dalam kegelapan dengan mata tertutup Cyra mendapatkan pelepasan pertamanya.Tangan Felix seketika menjadi basah. Cairan bening itu juga mulai mengalir di paha Cyra dan percikannya sedikit mengenai lantai.Felix lalu melanjutkan kembali kegiatannya di tubuh istrinya. Dia mulai mencium dan menjilat perut istrinya terus sampai ke pusar dan semakin turun ke bawah.Sang suami juga menyuruh istrinya untuk berdir
Setelah mereka mendapatkan pelepasannya. Felix segera memeluk tubuh Cyra, lalu mencium kening istrinya dalam dan lama."You are so amazing, Baby!" ucapnya.Felix lalu membelai area wajah Cyra dan menyeka keringat istrinya yang mulai menetes di pelipisnya."Apakah kamu capek?" tanyanya lembut kepada istrinya.Cyra mengangguk pasti. Karena memang dia sangat capek. Hampir empat jam lamanya Felix menggepur tubuh ringkihnya."Ya sudah kalau begitu, bagaimana kalau kita mandi bareng?" tawar Felix penuh seringai licik di sudut bibirnya.Cyra tak kuasa menolak. Karena tubuhnya memang sangat lengket saat ini. Walaupun dirinya tahu, jika suaminya mengajaknya untuk mandi bersama pasti ada maunya.Felix segera mengangkat tubuh Cyra ke dalam kamar mandi. Dia lalu meletakkannya di dalam bathtub. Keduanya masih sama-sama telanjang tanpa selehelai benang pun di tubuhnya.Sang suami lalu menyalakan air keran dan memposisikannya pada penyetelan air hangat. Tak lupa Felix menumpahkan banyak sabun cair
Felix menikmati makan siangnya yang sangat telat itu dengan hati bahagia. Akhirnya dia bisa merasa sangat puas menghabiskan waktunya bersama Cyra. Sebenarnya Felix ingin membawa istrinya dari rumah orang tuanya. Akan tetapi Felix masih sangat takut dengan ayahnya yang masih melarangnya untuk menemui Cyra karena kematian Mopi.Balas dendam yang telah dirancang oleh Felix sepertinya berbuah manis dengan dirinya yang terus saja menghabiskan waktu bersama dengan istrinya, sesuka hatinya.Sisa satu hari lagi dirinya bersama Cyra. Setelah itu dia harus mengatur strategi agar Felix dapat kembali membawa istrinya di kediaman pribadinya.Sementara di Bali,Nyonya Mili baru saja bertelepon dengan Puspa untuk menanyakan keberadaan Cyra. Gadis itu mengatakan jika Cyra sedang tidur. Ada sedikit kecurigaan di hati sang ibu mertua, mengenai keadaan menantunya. Beliau bahkan memberitahukan hal tersebut kepada suaminya."Papi ... kok aneh, ya? Jam segini Cyra kok sedang tidur?""Lho, Mami kok bisa ta
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur
Ballrom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat,Hari ini tepatnya hari Sabtu. Sungguh menjadi akhir pekan yang indah terutama bagi pasangan Felix dan Cyra. Pasalnya hari ini, Keluarga besar Domil sedang mengadakan ceremony. Perayaan empat bulanankandungan Cyra sekaligus juga dengan resepsi pernikahan mereka.Kedua pasangan itu pun memilih hotel Fairmont yang berada di pusat kota Jakarta. Mereka pun memilih Thema acara megah itu, dengan kalimat 'memiliki cinta dan memberi kebahagiaan selamanya kepada orang terkasih' Hotel bintang lima ini sungguh sangat mewah dengan yang gaya megah. Detail Ballroom yang indah, interior canggih, dan ruang VIP yang berdekatan. Sehingga calon pengantin memiliki banyak pilihan elegan untuk hari istimewa mereka.Berbagai macam kuliner asal Indonesia dan beberapa makanan western juga terhidang istimewa saat ini. Ballroom pun mulai dipenuhi para tamu undangan yang mulai berdatangan. Hampir seribu orang yang menghadiri acara megah itu.Tuan Doni mengundang semua k
"Nak Felix, terima kasih atas kebaikanmu kepada keluarga Ibu," sahut Bu Nia."Aku juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kakak kepadaku." Janu juga ikut menimpali. "Bu, Janu ... sekarang kita adalah keluarga. Sudah seharusnya anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Kalian berdua adalah bagian dari keluarga ku sekarang," tutur Felix panjang lebar kepada Bu Nia dan Janu.Mendengar ucapan suaminya, Cyra menjadi sangat terharu.Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar. Cyra semakin terharu dengan suaminya saat ini. Pasalnya Felix sedang menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah megah ini atas nama Cyra. Sang istri dapat memperkirakan aset yang berikan suaminya kepada berjumlah milyaran rupiah.Cyra menjadi tercengang-cengang membaca isi dokumen resmi itu yang benar-benar sangat menguntungkan dirinya."Mas? Apakah ini tidak berlebihan?""Yap tentunya harus berlebihan, Sayang. Kamu kan istriku tercinta!" sahut Felix."Maksud aku bukan berlebihan yang seperti itu, Ma
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Hari ini Felix diizinkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Cyra juga telah pulih kembali. Perkembangan janin di dalam rahimnya juga sehat-sehat saja.Untuk melepas rasa trauma di hati istrinya, karena awal perkenalan mereka yang telah melewati banyak drama. Maka dari itu Felix telah menyiapkan hunian baru di sebuah kawasan perumahan elit, Permata Hijau di daerah Jakarta Selatan. Letak rumah baru mereka itu, tidak begitu jauh dari rumah kedua orang tuanya. Di rumah baru tersebut Bu Nia dan Janu juga ikut tinggal bersama mereka. Para ART di rumah lama telah diangkut dua hari yang lalu dan tetap bekerja di rumah baru Felix dan Cyra.Tak tanggung-tanggung rumah baru ini diberikan Felix kepada istrinya. Sertifikat rumah dan segala fasilitasnya atas nama Cyra, sang istri.Saat ini, Felix dan Cyra sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka. Sang istri tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan perjalanan mereka kali ini. Cyra segera melirik ke ar