Setelah mereka mendapatkan pelepasannya. Felix segera memeluk tubuh Cyra, lalu mencium kening istrinya dalam dan lama."You are so amazing, Baby!" ucapnya.Felix lalu membelai area wajah Cyra dan menyeka keringat istrinya yang mulai menetes di pelipisnya."Apakah kamu capek?" tanyanya lembut kepada istrinya.Cyra mengangguk pasti. Karena memang dia sangat capek. Hampir empat jam lamanya Felix menggepur tubuh ringkihnya."Ya sudah kalau begitu, bagaimana kalau kita mandi bareng?" tawar Felix penuh seringai licik di sudut bibirnya.Cyra tak kuasa menolak. Karena tubuhnya memang sangat lengket saat ini. Walaupun dirinya tahu, jika suaminya mengajaknya untuk mandi bersama pasti ada maunya.Felix segera mengangkat tubuh Cyra ke dalam kamar mandi. Dia lalu meletakkannya di dalam bathtub. Keduanya masih sama-sama telanjang tanpa selehelai benang pun di tubuhnya.Sang suami lalu menyalakan air keran dan memposisikannya pada penyetelan air hangat. Tak lupa Felix menumpahkan banyak sabun cair
Felix menikmati makan siangnya yang sangat telat itu dengan hati bahagia. Akhirnya dia bisa merasa sangat puas menghabiskan waktunya bersama Cyra. Sebenarnya Felix ingin membawa istrinya dari rumah orang tuanya. Akan tetapi Felix masih sangat takut dengan ayahnya yang masih melarangnya untuk menemui Cyra karena kematian Mopi.Balas dendam yang telah dirancang oleh Felix sepertinya berbuah manis dengan dirinya yang terus saja menghabiskan waktu bersama dengan istrinya, sesuka hatinya.Sisa satu hari lagi dirinya bersama Cyra. Setelah itu dia harus mengatur strategi agar Felix dapat kembali membawa istrinya di kediaman pribadinya.Sementara di Bali,Nyonya Mili baru saja bertelepon dengan Puspa untuk menanyakan keberadaan Cyra. Gadis itu mengatakan jika Cyra sedang tidur. Ada sedikit kecurigaan di hati sang ibu mertua, mengenai keadaan menantunya. Beliau bahkan memberitahukan hal tersebut kepada suaminya."Papi ... kok aneh, ya? Jam segini Cyra kok sedang tidur?""Lho, Mami kok bisa ta
Namun bagi Felix dia sangat senang melihat tingkah istrinya yang manja seperti itu membuat dirinya menjadi gemas sendiri.Sesampai di kamar utama, Felix segera mendudukkan istrinya di sofa. Di atas meja yang berada tepat di hadapan mereka telah tersaji makan malam untuk keduanya akan santap.Puspa yang juga berada di dalam kamar itu. Menyadari jika Cyra hanya menggunakan kimono mandi. Dia pun dengan sigap mulai berjalan menghampiri lemari. Lalu mengambil pakaian ganti untuk Cyra dan meletakkannya di atas ranjang. Setelah itu, Puspa kembali melangkah menuju sofa lalu berkata,"Nona Muda, pakaian ganti untuk Anda telah saya sediakan.""I-ya, terima kasih Puspa," jawab Cyra. Lalu dirinya bersiap-siap melangkah menuju sofa dengan mencoba untuk berdiri.Akan tetapi tiba-tiba saja Felix berkata, "Sayang, nanti saja kamu ganti bajunya. Kita makan malam dulu," ucapnya kepada sang istri."Iya, Mas."Felix pun memerintahkan Puspa untuk segera ke luar dari kamar utama."Puspa, Anda bisa ke lua
Felix berjalan menuju balkon kamar utama. Dia berencana menerima telepon dari ibunya di sana.Felix "Halo, Mi. Ada apa Mami meneleponku?"Mami Mili"Kamu lagi di mana sekarang?"Felix"Aku lagi rumah, Mi. Memangnya aku di mana kalau bukan sedang berada di dalam rumah."Mami Mili"Iya, Mami tahu kamu sedang berada di rumah. Hari kan sudah malam. Hanya saja yang Mami ingin tahu kamu sedang berada di rumah mana?"Felix"Pokoknya aku sedang berada di rumah saat ini, Mi."Felix masih mencoba untuk berkelit kepada ibunya. Dia tidak tahu saja jika Nyonya Mili telah mengetahui jika sang putra sedang berada di Kediaman Utama Domil. Mami Mili"Mami menunggu kejujuran mu, Felix."Felix"Memangnya Mami tahu aku sedang berada di mana?"Mami Mili"Mami, tahu. Makanya kamu jujurlah."Felix"Baiklah, Mami. Aku sedang bersama istriku sekarang."Mami Mili "Kamu ngapain di sana, Felix? Kamu jangan pernah menyakiti Cyra, dia itu istrimu. Kamu yang memilih dia!" Felix"Aku hanya sedang menghabiskan
Hujan semakin deras turun, Puspa terus mencari Cyra namun sang nona muda tetap tidak ada.Di dalam Rumah Felix menjadi panik karena tidak menemukan istrinya. Asisten Peter yang sedang tertidur lelap di paviliun segera bangun disaat seorang sekuriti mengetuk pintu kamarnya.Sekuriti itu terlihat basah kuyup saat ini.Sang asisten segera membuka pintu dan mendapati seseorang di depan pintu kamarnya yang terlihat basah di sekujur tubuhnya akibat terkena air hujan."Pak Sekuriti ada apa Anda membangunkan saya di tengah malam ini?" tanyanya kepada orang itu."Tuan Asisten, gawat! Nona Cyra menghilang," sergahnya."Apa? Tapi kok bisa?""Saya juga kurang tahu, Tuan. Kami telah menyisir area pekarangan rumah, akan tetapi sang nona tidak ditemukan juga."Mendengar penjelasan sekuriti itu, Peter segera menerobos hujan deras menuju ke rumah utama."Kalian cari Cyra sampai dapat! Jika tidak kalian akan saya pecat semuanya!" ancam Felix kepada semua orang yang bekerja di rumah orang tuanya."Siap
Peter terdiam sejenak dan tidak langsung menjawab perkataan Felix itu.Dia juga masih bingung kenapa Cyra tiba-tiba ingin melarikan diri. "Peter, jawab! Kamu kok malah diam saja?" seru Felix. Pria itu mulai melemah, panas ditubuhnya tiba-tiba naik. Membuat sang asisten menjadi panik seketika."Tuan Muda, badan Anda mulai menghangat." ucap Peter, lalu bersiap-siap hendak mengambil kotak obat. Namun belum sempat sang asisten melangkah, Felix berkata dengan keras,"Jawab saja yang kutanya, Peter! Jangan pernah alihkan pembicaraan!" hardiknya penuh amarah."Tuan Muda, maaf. Kesehatan Anda lebih penting saat ini. Tunggu sebentar, saya akan kembali dengan cepat," sahut Peter lalu benar-benar ke luar dari kamar itu."Sialan Lo, Peter! Lo berani membantah gue sekarang?" seru Felix lantang.Namun asisten Peter tidak mempedulikan teriakan Felix dari dalam kamar. Dia terus saja melangkah menuju ke lantai bawah. Sesampai di lantai bawah, Asisten Peter segera masuk ke dapur dan menyiapkan teh
Pagi pun tiba, Felix terbangun dari tidurnya, tangannya mulai dia gerakkan ke sisi lain ranjang untuk mencari istrinya. Sepertinya sang pria belum menyadari jika istrinya telah berhasil pergi dari sisinya."Cyra, kamu di mana?" serunya mulai memanggil nama istrinya."Hei, Cyra! Berhenti bermain denganku! Ayo kamu kembali naik ke atas ranjang! Aku belum memelukmu pagi ini," ucapnya lagi.Namun sang istri yang dari tadi terus dipanggil olehnya. Tidak muncul juga di hadapan Felix. Lalu dia kembali memanggil istrinya."Cyra! Aku hitung sampai tiga. Kamu nggak ke sini juga. Jangan salahkan aku, jika aku akan menambah hukuman untukmu hari ini!" Felix mengucapkan semua itu dengan mata tertutup dan masih setengah sadar. Sang suami lama menunggu istrinya. Namun Cyra tak kunjung datang juga."Cyra! Apakah kamu sedang mandi? Aku masuk ya ke dalam sana? Kita lanjutkan ritual kita di dalam sana!" Lagi-lagi Felix memanggil nama istrinya. Namun sayangnya masih tetap tidak ada jawaban.Bersamaan de
Asisten Peter terdiam dan membiarkan Felix mengeluarkan semua yang ada di dalam hatinya. Sang asisten pun akhirnya sangat yakin jika atasannya memang benar-benar telah jatuh cinta kepada Nona Cyra. "Ternyata, Tuan Felix selama ini telah memiliki perasaan lebih kepada sang nona. Kenapa dia tidak mengungkapkan semuanya kepada Nona Cyra?" gumamnya dari dalam hatinya.Peter pun menjadi ingat dengan dirinya yang telah lama diam-diam menyukai Puspa. Namun sampai saat dia tidak berani terang-terangan menyatakan perasannya kepada gadis itu.Peter malah sibuk marah-marah kepadanya, jika Puspa berkomunikasi dengan pria lain. Maka dari itu, tak heran jika saat ini sang asisten sangat mengerti dengan apa yang dirasakan oleh Felix. Atasannya ternyata telah menyukai istrinya terlalu dalam. Namun ego yang tinggi di dalam jiwanya. Membuat Felix malah terus saja menyakiti Cyra dengan sikap kasarnya.Setelah lama terdiam, Asisten Peter pun berkata,"Tuan. Saya tahu betul kesedihan hati Anda saat ini
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur
Ballrom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat,Hari ini tepatnya hari Sabtu. Sungguh menjadi akhir pekan yang indah terutama bagi pasangan Felix dan Cyra. Pasalnya hari ini, Keluarga besar Domil sedang mengadakan ceremony. Perayaan empat bulanankandungan Cyra sekaligus juga dengan resepsi pernikahan mereka.Kedua pasangan itu pun memilih hotel Fairmont yang berada di pusat kota Jakarta. Mereka pun memilih Thema acara megah itu, dengan kalimat 'memiliki cinta dan memberi kebahagiaan selamanya kepada orang terkasih' Hotel bintang lima ini sungguh sangat mewah dengan yang gaya megah. Detail Ballroom yang indah, interior canggih, dan ruang VIP yang berdekatan. Sehingga calon pengantin memiliki banyak pilihan elegan untuk hari istimewa mereka.Berbagai macam kuliner asal Indonesia dan beberapa makanan western juga terhidang istimewa saat ini. Ballroom pun mulai dipenuhi para tamu undangan yang mulai berdatangan. Hampir seribu orang yang menghadiri acara megah itu.Tuan Doni mengundang semua k
"Nak Felix, terima kasih atas kebaikanmu kepada keluarga Ibu," sahut Bu Nia."Aku juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kakak kepadaku." Janu juga ikut menimpali. "Bu, Janu ... sekarang kita adalah keluarga. Sudah seharusnya anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Kalian berdua adalah bagian dari keluarga ku sekarang," tutur Felix panjang lebar kepada Bu Nia dan Janu.Mendengar ucapan suaminya, Cyra menjadi sangat terharu.Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar. Cyra semakin terharu dengan suaminya saat ini. Pasalnya Felix sedang menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah megah ini atas nama Cyra. Sang istri dapat memperkirakan aset yang berikan suaminya kepada berjumlah milyaran rupiah.Cyra menjadi tercengang-cengang membaca isi dokumen resmi itu yang benar-benar sangat menguntungkan dirinya."Mas? Apakah ini tidak berlebihan?""Yap tentunya harus berlebihan, Sayang. Kamu kan istriku tercinta!" sahut Felix."Maksud aku bukan berlebihan yang seperti itu, Ma
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Hari ini Felix diizinkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Cyra juga telah pulih kembali. Perkembangan janin di dalam rahimnya juga sehat-sehat saja.Untuk melepas rasa trauma di hati istrinya, karena awal perkenalan mereka yang telah melewati banyak drama. Maka dari itu Felix telah menyiapkan hunian baru di sebuah kawasan perumahan elit, Permata Hijau di daerah Jakarta Selatan. Letak rumah baru mereka itu, tidak begitu jauh dari rumah kedua orang tuanya. Di rumah baru tersebut Bu Nia dan Janu juga ikut tinggal bersama mereka. Para ART di rumah lama telah diangkut dua hari yang lalu dan tetap bekerja di rumah baru Felix dan Cyra.Tak tanggung-tanggung rumah baru ini diberikan Felix kepada istrinya. Sertifikat rumah dan segala fasilitasnya atas nama Cyra, sang istri.Saat ini, Felix dan Cyra sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka. Sang istri tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan perjalanan mereka kali ini. Cyra segera melirik ke ar