"I ... iya, Lio. Lo tenang saja. Pasti gue akan mengundang Lo." Ada nada getaran dari kalimat Cyra barusan.Saat ini dia sedang bimbang dengan nasib pernikahannya dengan sang suami. Sudah hampir seminggu lebih, Felix tidak ada khabarnya. Cyra pun serasa enggan menanyakan keberadaan suaminya kepada kedua mertuanya.Karena Cyra sangat yakin jika Felix masih marah kepadanya. Dia tidak tahu harus bagaimana untuk meyakinkan suaminya kalau bukan dirinya yang mencelakakan Mopi, anjing kesayangan sang suami. Sesaat Lio menangkap jika ada kemurungan di wajah Cyra. Karena penasaran pemuda itu segera berkata,"Cyra ... are you okay, now?" tanya Lio penuh selidik."A ... aku baik-baik saja, Lio." sahutnya singkat."Tapi kenapa aku tidak yakin jika kamu baik-baik saja, sekarang?""Apaan sih, Lio! Nggak, kok! Aku baik-baik saja, saat ini." sahut Cyra berusaha untuk terlihat santai."Cyra ... jujur aku merasa kamu sedang menutupi sesuatu. Tapi aku tidak tahu apa itu." seru Lio mengungkapkan apa yan
Akan tetapi Felix tetap tidak mau jika lukanya diobati. Dia hanya ingin segera bertemu dengan sang istri yang telah membuat dirinya menjadi brutal kembali."Gue tidak mau! Yang gue inginkan saat ini bertemu dengan Si Jalang itu! Cepat bawa gue kepadanya Peter! Jangan sampai gue pecat, Lo!" seru Felix semakin emosi.Akan tetapi kondisi tubuh Felix malah semakin lemah, karena banyaknya darah yang ke luar dari telapak tangannya. Keringat dingin mulai mengucur dari pelipisnya. Muka Felix seketika menjadi pucat pasi. Pandangannya mulai berkunang-kunang, lalu tiba-tiba pria itu jatuh pingsan. Tubuhnya terbentur di lantai dengan sangat keras."Tuan Muda!""Tuan Felix!" teriak Asisten Peter dan kedua perawat itu secara bergantian.Mereka pun segera berlari menghampiri tubuh Felix yang sedang pingsan. Dengan dibantu oleh kedua perawat itu, Asisten Peter mulai mengangkat tubuh Felix dan memindahkannya ke dalam kamar pribadinya.Lalu Asisten Peter memerintahkan para perawat untuk segera menghubu
"Mungkin itu hanya perasaan Anda saja, Nona. Saya perhatikan tidak ada hal yang mencurigakan saat ini. Jadi tidak mungkin ada yang sedang membuntuti Anda." jawab Puspa mencoba meyakinkan Cyra."Apakah benar begitu, Puspa? Tapi kok perasaan saya berkata lain?""Iya, Nona. Jika ada hal-hal yang mencurigakan. Pasti saya akan bertindak lebih dulu." tutur Puspa lagi."Begitukah?" tanya Cyra memastikan."Iya, Nona. Anda tidak perlu khawatir lagi. Semuanya dalam keadaan aman dan terkendali." seru Puspa mencoba menenangkan Cyra.Tak berapa lama, mobil pun sampai di mall itu. Setelah Puspa memarkir mobil di area parkiran basement gedung. Cyra pun ke luar dari dalam mobil diikuti oleh Puspa. Keduanya pun mulai melangkah masuk ke dalam mall.Beberapa saat setelah itu, para pengintai rahasia yang ditugaskan oleh Tuan Doni untuk menjaga Cyra juga mulai masuk ke dalam mall. Demikian halnya dengan perempuan mata-mata suruhan Felix juga ikut masuk ke dalam pusat keramaian itu.Agar lebih cepat sampai
"Tuan, apakah Anda mendengar saya?" ketus Cyra mulai membesarkan suaranya. Para bodyguard yang mendengar nada tak suka dari Cyra, membuat mereka mulai mengambil ancang-ancang untuk melindungi sang nona muda. Akan tetapi Puspa tetap melarang dan menyuruh mereka untuk menunggu dulu."Oh ... iya. Ma-af, Nona." ucap Charles terbata lalu melepas tangannya dari buku itu.Puspa buru-buru mengirim sinyal pertanda semua telah aman. Bersamaan dengan itu Jane kembali dari toilet.Gadis itu pun segera berkata, "Kakak, apakah buku-bukunya sudah dapat semua?" tanya Jane kepada Charles."I ... iya, su-dah leng-kap se .... semua." jawab Charles terbata. Tangannya lalu meraih rak yang lebih tinggi untuk mengambil buku yang sama yang tadi sempat menjadi rebutan antara dirinya dan gadis cantik itu.Jane yang menyadari jika Cyra yang merupakan teman satu jurusan dengannya di kampus, sedang berada di hadapannya saat ini, segera menyapanya."Cyra, Lo Cyra kan?" ucap Jane antusias.Charles sangat kaget
Sepertinya Jane menyadari kebingungan Cyra. Dia pun segera berkata,"Oh ya, Cyra. Kenalin ini kakak gue, namanya Kak Charles." tutur Jane mulai memperkenalkan keduanya.Dengan sigap Charles segera mengulurkan tangannya kepada Cyra sebagai salam perkenalan."Ha ... hai, gue Charles." ucapnya terbata.Cyra pun menerima uluran tangan pria itu sambil menyebutkan namanya."Hai juga, nama saya Cyra." sahutnya sambil tersenyum.Lagi-lagi dan tanpa diketahui oleh orang lain, sang gadis pengintai misterius suruhan Felix kembali mengabadikan momen itu. Dia berharap akan semakin besar mendapatkan bayaran dari Felix.Sementara Jane mulai menangkap gelagat tak biasa dari sang kakak. Charles terlihat seperti orang yang sangat gugup saat ini."Ada apa dengan Kak Charles? Kenapa dia bisa gugup begitu? Apakah jangan-jangan ....?" Jane pun curiga kepada sang kakak.Puspa yang duduk di dekat meja Cyra tetap siap siaga jika ada hal-hal yang mencurigakan. Dia pun mulai mengedarkan pandangannya dan mulai m
Namun tanpa disangka Charles malah mengatakan yang sebenarnya."Kalau iya, kenapa?" ucapnya kepada Jane."Apa? Jadi Kakak naksir sama Cyra? Tapi kok bisa? Kakak kan baru pertama kali bertemu dengannya sekarang.""Yap! Begitulah." jawab Charles santai."Maksudnya apa sih, Kak? Aku kurang mengerti!" tukas Jane bingung."Ini lah yang dinamakan cinta pada pandangan pertama Jane!" seru Charles senang."Ih ... Kakak mah, ada-ada saja! Mana ada cinta pada pandangan pertama?" sinis Jane sambil menertawakan sang kakak."Hei! Jangan salah! Memang benar ada, cinta pada pandangan pertama. Love at first sight! Sungguh sangat mendebarkan seperti yang kakak rasakan." Lalu Charles kembali membayangkan wajah Cyra yang sangat cantik. Yang mulai menari-nari di dalam benaknya.Jane semakin kaget dengan tingkah sang kakak. Dia sampai menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak habis pikir dengan perilaku Charles."Maka dari itu, kamu harus membantu kakak untuk mendekati Cyra. Okay, Jane?" upanya antusias."Kakak
Sampai saat ini, Tuan Doni belum juga menemukan bukti konkrit jika bukan Cyra yang menabrak Mopi.Hal itu sangat menggangunya sampai saat ini.Setelah lega melihat menantunya telah kembali dengan selamat di rumah. Tuan Doni pun segera masuk ke dalam ruang kerjanya diikuti oleh Shiro, sang bodiguard."Jelaskan bagaimana hasil kerja, Anda!" seru Tuan Doni sambil menatap tajam ke arah Shiro.Shiro terlihat menunduk. Dia tidak tahu harus menjawab apa karena sampai sekarang, pekerjaannya terkesan masih jalan di tempat. Tidak ada satu bukti pun yang telah dirinya temukan."Maaf, Tuan. Masih nihil." jawabnya jujur."Apa?" kaget Tuan Doni."Shiro! Anda jangan mempermainkan saya! Masa Anda tidak mendapatkan bukti apa pun?" "Kenyataanya seperti itu, Tuan. Tapi Anda tak perlu khawatir. Saya tidak akan menyerah! Saya akan tetap mencari bukti itu, sampai saya akan mendapatkannya!" tegas Shiro."Saya pegang perkataannmu!" "Siap, Tuan!" tegasnya lagi."Bagaimana dengan orang suruhan Felix, Alexa?"
Cyra lalu masuk ke dalam kamarnya setelah rapat kecil dengan mertuanya selesai.Untuk menunggu ngantuk, Cyra pun mencoba mengisi waktunya untuk membaca buku. Di dalam kamar Felix yang sangat luas itu, terdapat perpustakaan mini yang terletak di salah satu sudut kamar itu. Cyra pun melangkah menuju tempat beberapa tumpukan buku itu, yang tersusun sangat rapi. Diam-diam dia mulai mengagumi koleksi buku milik suaminya yang sangat beragam macamnya."Wah ... ternyata Mas Felix seorang kutu buku." tuturnya dalam hati.Tiba-tiba air mata Cyra menetes di pipinya. Entah kenapa malam ini dia sangat merindukan suaminya."Mas Felix, kamu berada di mana sekarang? Apakah kamu merindukanku, seperti aku merindukanmu saat ini? Apakah kamu masih mengingatku sebagai istrimu? Ataukah kamu masih marah kepadaku?" ucapnya sedih dari dalam hatinya.Cyra pun meraih sebuah buku dan membawanya ke atas tempat tidur. Dia pun mulai bersandar di dashboard ranjang sambil membaca buku itu. Cyra mencoba fokus denga
Pagi yang cerah ceria. Secerah hati kedua pasangan romantis sepanjang masa Cyra dan Felix. Mereka baru saja selesai joging santai di sekitar area perumahan. Felix dengan setia tetap mendampingi istrinya ke mana pun Cyra pergi, seperti pagi ini.Apalagi usia kandungan istrinya, telah genap sembilan bulan. Tinggal menunggu hari yang tepat untuk Cyra dapat melahirkan."Mas ... setelah mandi kita jalan ke mall, ya?" ucap Cyra kepada suaminya."Lho? Kok malah ke mall? Bukannya hari ini kita mau ziarah ke makam Bapak?" tutur Felix tak mengerti jalan pikiran sang istri."Eh ... iya, Mas. Maksud aku, setelah kita ke mall baru ke makam Bapak," ujarnya cengengesan."Sayang, memangnya kakimu nggak capek? Kita baru selesai joging, lho?" seru Felix lagi. Sang suami tak menyangka jika istrinya akhir-akhir ini memiliki energi berlebih dari biasanya. Padahal waktu untuk melahirkan akan segera tiba. "Aku nggak capek kok, Mas. Aku malah semakin bersemangat.""Apa?" kaget Felix dengan perkataan Cyra
Pagi yang cerah, jet pribadi milik Felix baru saja mendarat di bandar udara Thira, yang ada di Santorini, Yunani. Kedua sejoli itu segera menuju hotel yang akan mereka tinggali selama seminggu berada di kawasan indah itu.Sesampai di hotel, Cyra terlihat sangat kelelahan. Sang suami pun segera menyuruh istrinya untuk beristirahat sebentar."Sayang, kamu tidur sebentar deh. Kita jalan-jalannya agak sorean nantinya. Kamu pasti sangat kelelahan selama berada di pesawat nanti," tutur Felix."Iya, Mas. Aku sangat capek, nih." lirih Cyra."Tidurlah, aku akan membangunkanmu pada saat jam makan siang tiba," ucap Felix lalu mencium kening istrinya.Tak lupa sang suami juga mengecup lembut perut buncit istrinya, seraya berkata,"Terima kasih atas kerjasamanya, jagoan Daddy! Tetap kuat di dalam sana. Kamu, Mommy dan Daddy akan berada di tempat ini selama seminggu. So ... Daddy sangat berharap kamu ikut enjoy juga." Felix beberapa kali mencium perut Cyra membuat istrinya menjadi kegelian."Mas g
Dengan balutan kebaya berwarna baby blue, Cyra melangkah ke depan podium dengan didampingi oleh Felix yang memakai baju batik dengan warna senada. Sang suami menemani istrinya ke depan untuk menerima penghargaan sebagai salah satu mahasiswa yang lulus dengan predikat Cum Laude.Apalagi perut buncit Cyra sudah mulai kelihatan. Felix tidak mau terjadi sesuatu kepada istrinya karena sedang mengandung buah hati mereka.Felix juga diberikan kesempatan oleh pihak kampus untuk menyampaikan sepatah dua kata, untuk memotivasi para wisudawan dan wisudawati hari ini agar tidak pantang menyerah saat memasuki dunia kerja.Felix menyampaikan pidato tersebut dengan sangat piawai. Diam-diam Cyra semakin kagum dengan kepintaran suaminya. Bahkan Felix juga membuka jalan bagi para lulusan hari ini untuk melamar pekerjaan di perusahaan miliknya."Saya tunggu surat lamaran Anda semua di meja HRD di perusahaan saya. Kalian akan diseleksi dengan sangat ketat, tidak ada korupsi atau nepotisme. Semua ser
Apalagi setelah kehamilannya ini, Felix semakin over protektif kepadanya. Mendengar ancaman dari kedua orang tuanya yang akan membawa pergi istrinya, mau tidak mau, Felix pun mengikuti keinginan istrinya yang ingin menyelesaikan kuliahnya tahun ini.Malam pun tiba,Felix sedang berbaring di tempat tidur. Sedangkan Cyra masih duduk bersandar di dashboard ranjang. Sang istri terlihat sedang belajar saat ini. Besok pagi gilirannya untuk sidang skripsi.Beberapa buku bertebaran di atas kasur mereka. Felix ingin sekali protes karena istrinya yang dari tadi terus belajar tanpa jeda sedikit pun. Felix tidak mau jika Cyra menjadi kelelahan gara-gara belajar. Akan tetapi sang suami tidak bisa berbuat apa-apa. Karena dirinya telah berjanji di hadapan kedua orang tuanya. Jika dia akan mendukung penuh Cyra yang akan menamatkan kuliahnya pagi ini.Dari tadi pandangan Felix terus saja tertuju kepada jam di dinding kamar mereka. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun Cyra belum selesai
Di sebuah rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan,"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan Anda, dokter?" tanya Felix kepada dokter kandungan langganan istrinya.Saat ini Cyra dan Felix sedang berada di ruang pemeriksaan. Sang istri baru saja selesai di USG."Over all semua baik-baik saja, Tuan Muda. Kondisi Si kecil juga terlihat kuat di rahim ibunya. Perkembangannya juga normal. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan." tutur sang dokter kepada keduanya."Oh ya, dok. Kalau istri saya ingin bepergian ke luar negeri menggunakan pesawat, apakah bisa?""Bisa, Tuan. Hanya saja, usia kehamilan tidak boleh lebih dari tiga puluh dua minggu. Saya juga harus memeriksa kondisi Nona Cyra sebelum melakukan penerbangan." jelas sang dokter.Felix merasa senang mendengar penjelasan sang dokter. Pasalnya, dia ada rencana untuk mengajak Cyra ke sebuah tempat di luar negeri. Apalagi saat ini sedang musim panas. Felix ingin menghabiskan waktu bersantai dengan istrinya.Hari minggu pun tiba,Saat ini sepasan
Acara resepsi telah usai, Menyisakan kedua sejoli itu, yang sedang berada di kamar president suite di hotel Fairmont tersebut.Felix terlihat sedang memijit kaki istrinya yang sedikit pegal. "Kakimu masih sakit, Sayang?" tanya Felix kepada Cyra."Nggak terlalu kok, Mas. Sudah mulai agak mendingan setelah kamu pijitin. Terima kasih ya, Sayang." ucap Cyra lalu mengecup kening suaminya.Felix menjadi gemas sendiri melihat tingkah istrinya. Sebenarnya saat ini, dirinya ingin menerkam Cyra dan membawanya ke atas langit ke tujuh. Akan tetapi Felix takut istrinya akan kelelahan nantinya.Sepertinya Cyra mengetahui kemauan hati suaminya. Dia pun segera berkata,"Kamu kenapa, Mas? Apakah kamu mau malam ini?" seru Cyra penuh selidik ke arah Felix."Eh ... nggak kok, Sayang. A ... aku bisa menahannya. Apalagi kamu pasti sangat capek saat ini," seru Felix lagi. Sang suami segera tidur membelakangi istrinya. Dia tidak mau ketahuan jika saat ini alat tempurnya telah tegak berdiri dan siap tempur
Ballrom Hotel Fairmont, Jakarta Pusat,Hari ini tepatnya hari Sabtu. Sungguh menjadi akhir pekan yang indah terutama bagi pasangan Felix dan Cyra. Pasalnya hari ini, Keluarga besar Domil sedang mengadakan ceremony. Perayaan empat bulanankandungan Cyra sekaligus juga dengan resepsi pernikahan mereka.Kedua pasangan itu pun memilih hotel Fairmont yang berada di pusat kota Jakarta. Mereka pun memilih Thema acara megah itu, dengan kalimat 'memiliki cinta dan memberi kebahagiaan selamanya kepada orang terkasih' Hotel bintang lima ini sungguh sangat mewah dengan yang gaya megah. Detail Ballroom yang indah, interior canggih, dan ruang VIP yang berdekatan. Sehingga calon pengantin memiliki banyak pilihan elegan untuk hari istimewa mereka.Berbagai macam kuliner asal Indonesia dan beberapa makanan western juga terhidang istimewa saat ini. Ballroom pun mulai dipenuhi para tamu undangan yang mulai berdatangan. Hampir seribu orang yang menghadiri acara megah itu.Tuan Doni mengundang semua k
"Nak Felix, terima kasih atas kebaikanmu kepada keluarga Ibu," sahut Bu Nia."Aku juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kakak kepadaku." Janu juga ikut menimpali. "Bu, Janu ... sekarang kita adalah keluarga. Sudah seharusnya anggota keluarga saling mendukung satu sama lain. Kalian berdua adalah bagian dari keluarga ku sekarang," tutur Felix panjang lebar kepada Bu Nia dan Janu.Mendengar ucapan suaminya, Cyra menjadi sangat terharu.Saat ini keduanya sedang berada di dalam kamar. Cyra semakin terharu dengan suaminya saat ini. Pasalnya Felix sedang menunjukkan sertifikat kepemilikan rumah megah ini atas nama Cyra. Sang istri dapat memperkirakan aset yang berikan suaminya kepada berjumlah milyaran rupiah.Cyra menjadi tercengang-cengang membaca isi dokumen resmi itu yang benar-benar sangat menguntungkan dirinya."Mas? Apakah ini tidak berlebihan?""Yap tentunya harus berlebihan, Sayang. Kamu kan istriku tercinta!" sahut Felix."Maksud aku bukan berlebihan yang seperti itu, Ma
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit. Hari ini Felix diizinkan oleh dokter untuk pulang ke rumah. Cyra juga telah pulih kembali. Perkembangan janin di dalam rahimnya juga sehat-sehat saja.Untuk melepas rasa trauma di hati istrinya, karena awal perkenalan mereka yang telah melewati banyak drama. Maka dari itu Felix telah menyiapkan hunian baru di sebuah kawasan perumahan elit, Permata Hijau di daerah Jakarta Selatan. Letak rumah baru mereka itu, tidak begitu jauh dari rumah kedua orang tuanya. Di rumah baru tersebut Bu Nia dan Janu juga ikut tinggal bersama mereka. Para ART di rumah lama telah diangkut dua hari yang lalu dan tetap bekerja di rumah baru Felix dan Cyra.Tak tanggung-tanggung rumah baru ini diberikan Felix kepada istrinya. Sertifikat rumah dan segala fasilitasnya atas nama Cyra, sang istri.Saat ini, Felix dan Cyra sedang dalam perjalanan menuju rumah baru mereka. Sang istri tiba-tiba merasa ada yang aneh dengan perjalanan mereka kali ini. Cyra segera melirik ke ar