Qailula disembunyikan di desa terpencil dengan kecenderungan masyarakatnya berkumpul di sebuah bar atau cafe dari pada menonton televisi.Jadi berita tentang Evrard dengan Sienna dengan narasi kalau Qailula adalah orang ketiga dalam hubungan mereka tidak membuat geger masyarakat desa, apalagi desa itu terletak di Italia bukan di Inggris jadi hanya sekali atau dua kali saja berita tersebut diputar dalam program News sehingga tidak ada yang menyadari berita itu termasuk Qailula.Dia melakukan aktifitasnya seperti biasa, bangun pagi untuk bekerja di toko roti lalu pulang ke rumah dan tidur, begitu terus setiap harinya.Dan apakah Qailula bosan?Tentu saja, tapi dia aman di desa ini dilindungi oleh orang-orang baik.Qailula juga sudah bisa beradaptasi dan berusaha menyukai kehidupannya yang sekarang.Dia tidak pernah berpikir untuk lari karena menghargai apa yang telah mommy Kalila lakukan untuknya.Pagi itu seperti biasa Qailula datang ke toko roti untuk bekerja.Fabiano dan Albe
“Aku enggak bisa Dad, sampai kapan aku harus sembunyi? Lalu bagaimana dengan toko perhiasanku? Dan jangan lupa balaskan juga dendamku kepada Radimir … dia harus bertanggungjawab atas apa yang telah dia lakukan kepadaku, Dad! Dia juga harus hancur!” Sienna bicara sambil menangis meraung.Tuan Howard tidak menimpali, beliau beranjak dari sisi ranjang Sienna lantas menarik langkah keluar dari kamar Sienna.Di luar sana telah menunggu ‘cleaner’ pengganti Paulus.Tuan Howard berdiskusi sampai larut malam dengan pria itu mencari cara membalas dendam kepada Alterio sementara di luar banyak paparazi sampai membangun tenda untuk bisa bertemu beliau dan mendengar klarifikasinya.*** Hari berganti, kondisi Evrard semakin membaik. Pria itu sudah tidak mengeluh sakit kepala dan sudah bisa berjalan-jalan di taman.Taman di belakang Mansion daddynya seperti di sebuah Negri dongeng dipenuhi bunga-bunga yang cantik hingga tercium aromanya begitu menyengat tapi dengan cara paling menyenangkan ap
Bianco tidak suka apabila nyawa keluarganya terancam.Jadi Bianco sudah tidak bisa santai-santai menanggapi ancaman nyata yang dikirim tuan Howard.“Cari tahu jadwal tuan Howard,” titah Bianco kepada Ricardo.“Baik Tuan,” sahut Ricardo lantas pergi dari ruangan bosnya.Dari Jerman, Bianco langsung terbang ke Inggris sambil membuat rencana menemui tuan Howard.Tentunya kedatangan Bianco ke Inggris pun dilakukan secara diam-diam, menggunakan privat jet sewaan dengan nama samaran agar tuan Howard tidak waspada.Setibanya di Inggris, dia mendapat informasi mengenai jadwal tuan Howard.Kebetulan besok ada kunjungan ke desa wisata di daerah terpencil, sepertinya Bianco akan menemuinya di sana.Setelah sempat bertemu dengan kolega bisnisnya di Inggris yang ternyata musuh tuan Howard, Bianco kembali ke sebuah kastil properti miliknya lalu tidur dengan nyenyak karena perasaannya tenang mengetahui ternyata dia memiliki banyak dukungan di sini.Dia pikir karena berada di Inggris, banyak
Di luar sana, Bianco membersihkan tangan dan pakaian dengan cara menepuk-nepuk pelan sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil.“Awasi dia terus, jangan sampai lengah … aku tidak mempercayainya dan kirim video ini kepada tuan Howard secara berkala sebagai pengingat.” Bianco memberikan instruksi kepada Ricardo.“Baik, Tuan.” Ricardo menyahut.Saat ini mobil sedang melaju dengan posisi menanjak curam untuk kembali ke jalan aspal.Tidak lupa Ricardo meminta orang- orang yang bertugas menjegal pengawal tuan Howard agar segera melepaskan mereka dan kembali ke markas dengan cara paling rapih tidak mencolok.*** Daddy masuk ke dalam kamar Evrard dan mendapat toleh dari Evrard yang baru saja hendak turun dari atas ranjang.“Semua sudah berakhir, Ev ….” Daddy King duduk di tepi ranjang Evrard.“Daddy Bianco sudah membereskan semuanya … sekarang kamu bebas menikah dengan Lula tapi sebelum itu tentu kamu harus menemukannya dulu,” kata daddy King memberitahu diakhiri kelakar.Evrard menatap
Kecelakaan yang menimpa tuan Howard membuatnya harus dirawat di rumah sakit.Karena bukan hanya fisiknya yang terluka tapi mentalnya juga sedikit terganggu setelah melihat video yang ditunjukan Bianco tentang kekejamannya memberi perintah untuk menghabisi Evrard.Pasalnya kalau video itu viral sudah bisa dibayangkan bencana apa yang akan terjadi pada keluarganya.“Daddyyyyyy.” Sienna datang ke rumah sakit dengan menyamar menggunakan kaca mata hitam dan scraft juga pakaian layaknya rakyat biasa.Dia menangis di samping ranjang pasien di mana tuan Howard terbaring lemah.“Ini pasti ulah, Evrard … aku akan menuntut balas, Dad! Lihat saja!” Sienna tengah diliputi dendam.“Sienna … ini semua gara-gara kamu, andaikan kamu juga enggak selingkuh dengan Radimir— posisi kita tidak akan disalahkan seperti sekarang … berhenti menuntut balas! Lupakan Evrard, dia tidak pantas untukmu!” Tuan Howard menghardik putrinya hanya agar Sienna tidak melakukan tindakan bodoh karena Bianco tidak peduli,
Qailula bersikap biasa, tidak ada yang berubah seolah tadi malam dia tidak menolak Fabiano namun tentu berbeda dengan yang dirasa Fabiano karena egonya telah terluka oleh Qailula.“Aku bantu ya?” Qailula bukan sedang meminta ijin tapi memberitahu akan membantu Fabiano memasukan roti ke dalam oven karena Alberto sedang sakit, beliau demam setelah begadang di Bar sambil menonton bola.Fabiano tidak memberikan respon apapun tapi tidak mengurungkan niat Qailula untuk membantu.“Ops … aw!” pekik Qailula saat kulitnya menyentuh oven, dia langsung menarik tangannya menjauh dari benda panas itu.Fabiano hanya melirik, dia penasaran apakah Qailula mendapat luka serius dan ternyata hanya luka bakar kecil yang membuat kulitnya merah sedikit jadi Fabiano abaikan.Dia masih kesal, padahal tadi malam hanya sedikit lagi dia bisa memagut bibir Qailula.Entah apa yang menghalangi Qailula untuk mencintainya mengingat dia sendiri mengatakan kalau dia dan pria yang dicintainya tidak mungkin bersama
Keesokan harinya saat hendak tutup toko, Janina datang menggunakan pakaian seksi.“Hai Azura,” sapa Janina.“Eh Janina? Kami sudah tutup … rotinya semua sudah habis.” Qailula menunjukkan tampang menyesal.“Aku ke sini bukan untuk membeli roti, aku ke sini mau menjemput Fabiano,” kata Janina.Langkah kali menderap dari arah belakang membuat kedua wanita cantik itu menoleh menatap sosok Fabiano yang muncul dengan senyum manis di bibir sembari menatap Janina.Senyum Fabiano itu belum pernah Qailula dapatkan selama dia mengenalnya.Fabiano merengkuh pinggang Janina lalu memagut bibirnya tanpa segan di depan Qailula.Mata Qailula membulat dengan mulut menganga yang langsung dia tutup menggunakan satu tangannya.Sengaja Fabiano melirik Qailula untuk memastikan wanita itu melihatnya mencium Janina.Qailula yang mendapati tatapan sinis Fabiano refleks memutar badan membelakangi mereka yang tengah bertukar saliva.Qailula tidak merasa cemburu sedikitpun, dia malah malu sendiri.Tida
Sementara itu di Negara lain tapi masih di benua yang sama.Evrard yang sudah bisa beraktivitas normal sedang jogging sendirian.Di telinganya terselip earphone yang tengah memutar lagu hits tahun ini, peluh mulai bercucuran tapi dia terus berlari kecil meski rasa lelah mulai mendera.Masa pemulihan Evrard cukup cepat, dia mengkonsumsi obat-obatan terbaik belum lagi banyak kolega daddy King dari Negri Ginseng sana mengirim minuman kesehatan yang dapat menyembuhkan dan mengganti sel yang rusak dan baik untuk mengembalikan kesehatan pasca operasi.Sudah satu minggu ini Evrard bekerja dari dalam kamarnya di Mansion daddy King.Meski kepalanya terbentur cukup hebat tapi otaknya masih bisa berfungsi, buktinya Evrard dapat menemukan kesalahan dan kekurangan dari data yang diberikan sekretarisnya di Jakarta.Evrard juga merasa sepertinya dia sudah bisa kembali ke Jakarta, tidak enak hati kepada om Arkana yang kini menggantikannya.Om Arkana juga pasti repot mengelola perusahaan kakek
“Mommy!!! Daddy!!!” Queenaya Everly Alterio-putri bungsu Qailula dan Evrard berlari berhamburan memasuki kamar.Sang Nanny menyusul dari belakang tapi tidak berani melewati pintu sedangkan Agarva, Atharva dan Aksena masuk dengan santainya untuk menyapa mommy dan daddy.“Hai sayang, akhirnya kalian sampai!” Qailula langsung mendudukan tubuhnya untuk memeluk si bungsu yang secepat kilat telah berada di atas ranjang.Tidak lupa Qailula mengapit selimut di ketiak karena tubuhnya polos usai bercinta sampai pagi tadi dengan Evrard.Evrard ikuta-ikutan memeluk Qailula yang tengah memeluk Queenaya meski perasaanya campur aduk kepergok anak-anak dalam keadaan polos dibalik selimut.“Oh … Mom … Dad, jangan bilang kalian habis buat anak kelima.” Atharva merotasi bola matanya jengah.“Kenapa memang?” Evrard bertanya tidak terima tapi tertawa.“Mommy sama Daddy enggak tahu aja kalau setiap kali kalian pergi berdua, Athar kerepotan ngawasin Sena sama Queen.” Atharva mengeluh.“Halaaah, cari
Berpelukan di atas daybed dengan hanya menggunakan bikini dan celana renang sambil menikmati sunset tidak pernah sesyahdu ini.Setelah acara pesta bergengsi untuk para Pengusaha di seluruh dunia selesai dilaksanakan di kota New York—sengaja Evrard membawa Qailula ke Utah untuk menikmati sekantong kemewahan modern di lanskap antah berantah yang liar.Sebuah resort bintang lima menjadi pilihan Evrard di mana tempat persembunyian batu pasir yang indah berada di jantung Negara Najavo.Anak-anak sedang dalam perjalanan setelah menyelesaikan ujian sekolahnya dan dijadwalkan baru sampai esok pagi jadi Evrard memiliki waktu berdua dengan Qailula malam ini.Evrard membelai pundak Qailula, sentuhannya merayap ke lengan dan berakhir di jemari yang kemudian dia genggam.Pria itu pikir istrinya tertidur tapi ternyata netra indah dibalik sunglasess sedang menatapnya sedari tadi.Dia mengangkat kepala kemudian menunduk memberikan kecupan ringan di bibir Qailula yang kemudian tersenyum.“Aku b
Sienna sedang menonton tayangan mengenai keberhasilan Evrard yang mendapat penghargaan bergengsi di dunia bisnis yang diselenggarakan oleh sebuah majalah bisnis ternama di Amerika.Berita tersebut sengaja Sienna cari di kanal berita online setelah dia mendapat informasi dari salah satu temannya.Kedua tangan Sienna mengepal di atas meja makan, rahangnya mengetat melihat kemesraan Evrard dan Qailula yang tertangkap kamera.Selama ini Sienna tidak mau tahu kehidupan tentang Evrard namun sebuah informasi dari sahabatnya membuat dia penasaran.“Si sialan itu malah hidup bahagia dengan si Jalang,” gumam Sienna menggeram kesal.Cup.Sebuah kecupan mendarat di pipi Sienna membuat wanita itu menoleh.“Fred, kamu sudah pulang?” Sienna buru-buru menutup MacBooknya.Fredrick melirik sambil tersenyum miring. “Aku sampai di sini sejak tadi dan menyaksikan kamu mengumpati Evrard serta istrinya,” kata suami Sienna yang usianya terpaut sepuluh tahun lebih tua dari wanita itu.Seorang kepala
Dua minggu berlalu, Elvern memenuhi janji kepada Vita untuk membawanya dan anak-anak liburan ke Indonesia.“El, kenapa kita landing di Surabaya?” Vita bertanya keheranan saat Pilot memberi informasi kalau sebentar lagi mereka akan landing di Bandara Internasional Juanda.“Kita akan bertemu seseorang ….” Elvern berteka-teki.“Siapa?” Vita penasaran.“Nanti juga kamu tahu.” Elvern bangkit dari kursi lalu mengulurkan tangannya membantu Vita berdiri.Namun genggaman itu tidak Elvern lepaskan hingga ke kabin depan di mana putra dan putri mereka duduk ditemani para Nanny dan bodyguard.Elvern menggendong Alani yang merentangkan kedua tangan kepadanya menggunakan satu tangan tanpa melepaskan satu tangan yang digenggam Vita.Sementara Arzana telah turun lebih dulu dan Arzeta dituntun Nanny menuruni tangga pesawat.Mereka masuk ke dalam satu mobil yang sama ditemani satu bodyguard sementara dua pengawal dan tiga Nanny masuk ke dalam mobil yang lain.
Elvern sudah tidak lagi bergaul dengan teman-temannya yang dulu untuk mencari kesenangan.Pria itu sekarng lebih suka masuk ke circle para pria pengusaha sukses yang tentunya kebanyakan dari mereka telah berumur.Jadi, jika dulu Elvern pulang dini hari karena menghabiskan malam di nightclub namun tidak semenjak beberapa tahun terakhir yang setiap kali terlambat pulang pasti dia habiskan di dalam gedung pencakar langit yang terletak di distrik pusat perkantoran.Vita tidak pernah komplain atau bertanya tentang keberadaannya.Elvern menganggap sang istri percaya dan mengerti dengan kesibukannya.Jam telah menunjukkan pukul dua dini hari saat semua pekerjaan Elvern hari ini selesai.Pria itu menggeliat meregangkan tubuh setelah berjam-jam duduk di kursi.Mematikan MacBook lantas bangkit dari kursi kebesarannya lalu menyambar tas sebelum dia melangkahkan kaki keluar dari ruangan.Masuk ke dalam lift, Elvern langsung menekan tombol basement di mana
Hampir sepuluh tahun usia pernikahan mereka tapi Evrard masih memperlakukan Qailula seperti saat pria itu menginginkannya dulu, tidak pernah berubah masih selalu mendambanya begitu hebat.“Aku ingin anak ke empat,” celetuk Evrard tiba-tiba menghasilkan tawa renyah Qailula.“Kenapa tiba-tiba sekali? Apa Vita lagi hamil anak keempat?” Qailula jadi skeptis mengingat Evrard dan Elvern sang kompetitif apalagi urusan memiliki keturunan untuk penerus Alterio.“Aku enggak tahu, tapi aku ingin anak perempuan.” Sorot mata Evrard tampak memohon.“Jadi liburan sekarang sekaligus honeymoon?” Qailula mengulum senyum dibalas senyum penuh arti oleh Evrard.“Kamar kita nanti terpisah jauh di sebrang ruangan jadi jeritan kamu enggak akan terdengar oleh anak-anak,” bisik Evrard di telinga Qailula kemudian mengulum cupingnya membuat Qailula menggeram pelan sebagai protes.Tangan Evrard masuk ke dalam rok dari dress Qailula mengusap lembut pahanya.“Ada program khusus
Netra Qailula bergerak mencari pantulan Evrard di cermin meja rias saat langkah berat terdengar dari arah belakang. Senyum Evrard terkembang tatkala pandangan mereka bertemu sesaat setelah pria itu masuk ke dalam kamar. Evrard menghentikan langkah di belakang Qailula yang dalam posisi duduk lantas membungkuk mengecup puncak kepalanya. “Udah selesai?” Evrard bertanya tanpa maksud membuat Qailula terburu-buru. “Tinggal pakai lipstik.” Qailula menjawab lalu memoles bibirnya dengan lipstik warna orange soft. “Yang lain udah siap?” Qailula balas bertanya. “Udah … mereka lagi anteng di baw—“ “Mommyyyyyyyy!” Suara Atharva terdengar berteriak menghentikan kalimat Evrard. Pria itu merotasi bola matanya bersama ringisan pelan menghasilkan gelak tawa Qailula. “Ayo … kita ke bawah sekarang sebelum terjadi perang,” kata Qailula lantas bangkit dari kursi meja rias. Merangkul lengan beroto
Di lobby, daddy Bianco merentangkan tangan menyambut cicitnya yang langsung beliau gendong di tangan kiri dan kanan sekaligus.Setelah beberapa saat istirahat yang diisi dengan mengobrol ringan melepas rindu antara Qailula, Vita dan Janina—mereka bertiga pun memisahkan diri dengan suami dan anak untuk melakukan final meeting bersama orang-orang yang membatu acara launching serta pengelola resort yang bernama Julian.Julian adalah pria berusia tiga puluh tahun yang kinerjanya telah diakui di banyak hotel berbintang di Italia.Sedangkan daddy Bianco bersama para cicitnya dan pengasuh pergi ke area bermain.Ruangan meeting yang semua dindingnya terbuat dari kaca memungkinkan ketiga suami itu bisa mengawasi dari sebuah ruangan yang nantinya akan menjadi ruangan Julian.Ada meja kerja dan satu set sofa untuk menerima tamu lalu sebuah kamar lengkap dengan kamar mandi dan mini pantry untuk tempat tinggal Julian yang hanya dibatasi satu tembok dan pintu pemisah yang
Bisnis resort yang pernah dimimpikan Qailula, Vita dan Janina baru bisa terwujud setelah lima tahun kemudian.Itu dikarenakan Janina dikabarkan tengah mengandung beberapa hari setelah pesta pernikahannya dengan El Bara berlangsung yang membuat Qailula serta Vita tidak memiliki kaki tangan untuk membangun bisnis tersebut terlebih mereka berdua juga disibukan mengurus si kembar.Saat ini, setelah lima tahun berlalu dan anak-anak mereka sudah bisa diajak bepergian jauh—akhirnya Qailula dan Evrard beserta si kembar milik mereka bertolak ke Itali untuk meresmikan bisnis impian mereka tersebut.Vita dan Elvern bersama Arzana dan Arzeta juga tentunya pasuka pengasuh akan berangkat satu hari setelah keberangkatan Qailula dan Evrard mengingat jarak tempuh dan perbedaan waktu antara Indonesia dengan Jerman tapi nantinya mereka akan sampai di hari yang sama di Italia.“Sayang ….” Evrard berbisik begitu membuka pintu kamar di kabin belakang privat jet miliknya pribadi yang b