Tanpa aku sadari, aku sudah menceritakan masalah pribadi aku terhadap Arya. Aku belum pernah menceritakan sesuatu yang amat dalam tentang keluarga aku selain kepada suster Wulan. Bahkan masalah kakak dan nenek tidak pernah aku ceritakan kepada suster Wulan. Tapi sekarang aku merasa seperti tidak sendiri dan memiliki tempat untuk bercerita apa yang aku rasakan. Aku memang tidak mengerti apa arti dari kata cinta tapi aku mengerti arti dari kata nyaman. Dan itu aku bisa dapatkan dari Arya. Dia memberikan ku rasa nyaman meski dia orang yang baru aku kenal. Ini aneh bagi aku, sebab aku tidak penuh merasa nyaman terhadap orang siang. Hanya kepada kakak aku saja, aku bisa bercerita bebas. Tapi masalah ini aku juga tidak bisa menceritakan kepada kakak. Aku takut semakin nyaman dengan Arya semakin aku tdk bisa menganggap dia sebagai teman biasa saja. Arya melihat ke arah aku dan bertanya tentang apa yang sedang aku pikirkan.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Arya.
Saat bermain drama, kakak dan kak Hengky memang terlihat serasi. Sutradara juga sangat senang dengan adegan yang dibuat. Tampak nyata dan meyakinkan sekali."Bagus sekali, ini terlihat sangat nyata dan bagus. Saya suka sekali dengan tatapan mata kalian. Membuat kita yakin bahwa drama ini terlihat sangat nyata sekali." Kata sutradara."Terima kasih pak sutradara, saya juga sangat senang bisa bermain dengan Aluna. Dia memang aktris yang hebat sekali." kata Hengky sambil tersenyum kepada Aluna.Kakak hanya berdiam diri saja dan tidak mengatakan apa pun."Kenapa kamu diam saja? Apa kamu sakit?" tanya sutradara."Tidak pak, saya baik baik saja." Jawab Aluna."Baik." Kata sutradara."Saya harus membayar naskah untuk yang selanjutnya." Kata Aluna."Benar, ini dia naskahnya." Kata sutradara."Kenapa kalian tidak bersama lagi saja? Kalian ini terlihat sangat cocok." Kata sutradara.&
"Terima kasih atas kerja sama kita yang berlangsung dengan sangat baik. Saya permisi." Kata Arya. "Silahkan, pak Arya." Kata rekan kerja Arya. Arya langsung pergi ke kantor dia. Orang tua Arya sudah menunggu Arya di ruang kerja. "Pertemuan kalian sudah selesai?" tanya papa Hendra. "Sudah papa, mereka juga sangat setuju dengan ide produk yang aku berikan. Ini akan sangat membuat kita terlihat profesional." Jawab Arya. "Kamu memang anak yang bisa diandalkan." Kata mama Laras. "Bagaimana dengan Mia? Apa benar yang dia inginkan itu tas?" tanya papa Hendra. "Dia mengatakan apa saja yang diberikan akan membuat dia sangat senang. Saat aku memberikan dia pendapat dia setuju. Sudah berikan dia tas saja." Kata Arya. "Baik, dia memang nak yang ia dan tidak mengharapkan apa pun dari kamu. Papi semakin setuju kamu bersama dia. Jika bisa cepat menikah dengan dia. Papa ingin sekali melih
Saat kami sedang berbicara, datang Arya ke rumah sakit. Dia sudah membuat kado datang sangat besar. Itu pasti hadiah yang ingin diberikan papa Hendra untuk aku. Mereka berdua baik sekali sampai aku merasa tidak tega terhadap mereka berdua. Mereka menyiapkan hadiah untuk aku. Pahala aku telah melakukna kesalahan terhadap mereka berdua dan juga keluarga aku sendiri. Seandainya aku memiliki kesempatan lain, aku tidak akan melakukan ini kepada mereka semua. Aku merasa sangat jahat dan bersikap sepantasnya. Aku harus tahu bahwa ini akan menjadi luka untuk semuanya. Arya memanggil aku sayang dari kejauhan dan membuat aku dilihat semu orang. Aku merasa sangat malu sampai menundukkan kepala. Aku tidak terbiasa dipanggil sayang di hadapan orang lain."Sayang!" teriak Arya sambil berjalan mendekati aku."Kenapa Arya memanggil aku seperti itu di hadapan orang lain? Itu mengatakan aku merasa sangat malu. Mereka semua pasti akan menertawakan aku karena Arya." Kataku.&nb
Aluna sampai di lokasi syuting sma Hengky sudah menunggu dia."Bagaimana? Apa kamu sudah menemukam barang itu?" tanya Hengky."Sudah, ini dia." Jawab Aluna."Syukurlah, jika kamu susah membawa barang itu. Kita tenang saja, aku sudah mengatakan alasan kamu dengan baik. Kamu juga tidak akan terkena masalah." Kata Hengky."Terima kasih sudah membantu aku. Aku merasa senang sekali bisa mengambil ini tanpa ditanya oleh yang lainnya." Kata Aluna."Tidak masalah, aku seneng bisa melupakan sesuatu untuk kamu. Meski tidak besar tapi setidaknya aku merasa senang melihat kamu lega." Kata Hengky."Baik, kita lanjutkan latihan." Kata Aluna.Aluna dan Hengky melanjutkan berlatih adegan mereka berdua supaya bisa membuat drama itu semakin menarik dan terlihat nyata."Apa kalian sudah siap?" tanya sutradara."Siap, pak." Jawab Aluna.Mereka mulai melakukan adegan drama. A
"Sudah, kita pulang saja." Kata Robi."Baik, kita pulang sekarang." Kata Dika.Mereka berdua pergi dari ruang kerja aku. Aku sedang melakukan operasi kepada korban yang baru saja datang."Dokter, pasien ini kehilangan banyak darah. Bagaimana ini? Darah A sedang kosong sekarang." Kata suster Wulan."Kita harus memberitahu kepada keluarga dia. Apa keluarga dia menunggu di luar ruangan?" tanyaku."Dia hanya memiliki kakak." Jawab suster Wulan."Tidak masalah, kita harus mengatakan ini kepada kakak dia. Mungkin saja kakak dia memiliki darah yang sama dengan dia. Kita harus menanyakan ini sekarang." Kataku."Baik, dokter Mia." Kata suster Wulan.Aku langsung mengatakan ini kepada kakak pasien itu. Dia sangat terkejut dan bingung mencari darah."Apa? Adik saya memerlukan darah?" tanya kakak pasien. "Benar, maaf sekarang stok darah Anda sedang kosong. Apa mungk
Pasien itu langsung memeluk wanita itu dengan sangat erat. "Roni, ada apa ini?" tanya wanita itu sambil dipeluk pasien itu. "Aku tidak bisa melupakan kamu. Maafkan aku, aku egois dan tidak ingin melepas kamu." Jawab pasien itu sambil memeluk wanita itu. "Roni, aku tidak tahan. Aku takut keputusan aku berubah lagi. Kamu dapat membuat aku tidak kuat dan tidak bisa memilih." Kata wanita itu. "Aku mohon, cintai aku seperti aku mencintai kamu." Kata pasien itu. "Baik, aku akan mencintai kamu lagi. Aku juga menggunakan masih memiliki perasaan terhadap kamu. Aku cinta terhadap kamu." kata wanita itu sambil meneteskan air mata. "Terima kasih, Dinda!" kata pasien itu. Kakak Aluna dan Hengky juga sih menjalani adegan berikutnya. "Bagus sekali." Kata sutradara. "Tadi kamu hebat, saya mengatakan aku mencintai kamu bahkan setelah kematian. Itu membuat aku teringat kepada
Saat mereka berdua duduk di meja makan, aku juga ikut bergabung dengan mereka semua."Apa yang sudah kalian bicarakan?" tanyaku."Tidak ada." Jawab papa."Benar, kami hanya berbicara sesuatu yang biasa saja." Kata Arya."Begitu." Kataku.Mereka menyembunyikan apa yng sudah dibicarakan. Pasti mereka ingin aku tidak mengetahui apa yang dikatakan. Tapi aku sudah tahu dan aku mengerti alasan papa mengajak Arya berbicara sebab dia ingin aku mendapatkan yang terbaik. Meski aku dan Arya tidak sungguh menjalin hubungan serius."Kalian makan saja dan jangan berbicara terus." Kata mama.Kakak dan Hengky selesai syuting. Hengky mengajak pulang kepada Aluna. Tapi Andri datang dan membawa Aluna pergi dari lokasi syuting."Ayo kita pulang, Aluna!" kata Hengky sambil memegang tangan Aluna."Dia akan pulang bersama saya." kata Andri sambil menarik tangan Aluna."Aku akan pulang deng
Tapi semua orang mengatakan itu kepada aku. Mereka semua terus memaksa aku. Akhirnya tanpa aku sadari, aku melakukan itu. "Sayang." kataku sambil tersenyum. "Aku tidak percaya ini sungguh terjadi. Seorang Mia mengatakan itu kepada aku. Aku senang sekali sampai aku tidak bisa mengatakan apa pun lagi." Kata Arya. "Itu kamu bicara." Kataku. "Benar tapi skarang aku bingung harus mengatakan apa." Kata Arya. "Mia, aku tidak menyangka kamu akan mengatakan itu kepada Arya. Ini sungguh tidak terduga. Aku tidak percaya ini." Kata Aluna. "Aku lebih tidak percaya dengan ini." Kata Andri. "Nenek juga terkejut." Kata nenek. "Mama berpikir bahwa anak terakhir nama ini sudah dewasa. Dia sudah memiliki pria yang dicintai." kata mama sambil tersenyum. "Papa merasa iri, sekarang sudah ada pria yang kamu cintai selain papa. Papa merasa cemburu." kata papa sambil cemberut.&
"Aku ikut senang mendengar kabar perikanan kalian berdua. Aku pasti akan datang." Kata Elo."Harus, kamu dan Ratna harus datang bersama." Kata Arya."Apa aku harus mengejar dia lagi? Apa dia masih menginginkan aku?" tanya Elo."Siapa yang tahu? Kamu harus mencoba mendekati dia lagi. Aku yakin Ratna masih mencintai kamu." Jawab Arya."Apa kamu tidak masalah?" tanya Elo."Sudah berapa kali pertanyaan ini ditanyakan. Aku tidak masalah dengan hubungan kalian berdua. Setelah mengenal dan dekat dengan Mia. Perasaan dan pikirkan aku hanya tertuju kepada dia saja. Aku tidak pernah merasa bahagia seperti ini. Pernikahan ini rasanya seperti mimpi bagi aku. Apalagi kemarin hubungan kami telah ditentang sehingga saat kami mendapat restu. Ini menjadi sesuatu yang berharga dan tak terlupakan." Jawab Arya."Selamat atas pernikahan kalian berdua." Kata Elo."Tunggu! Itu terlalu cepat. Nanti ajaa saat di perni
Setelah dari rumah Arya, aku dan Arya pergi ke rumah dan menemui keluarga aku."Mia! Arya!" kata nenek."Nenek!" kata Arya."Untuk apa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta maaf atas kejadian itu. Saya tahu saya salah, tidak seharusnya saya melakukan itu. Saya hanya ingin data mengenal Mia lebih dalam. Saya sih jatuh cinta sejak pertama kali bertemu dengan Mia. Saya ingin mendekati dia tapi tidak tahu caranya. Pada saat itu, Mia terluka bingung dan juga sedih. Saya hanya berusaha membantu dia saja." Jawab Arya."Apa seperti itu cara kamu membantu seseorang?" tanya mama."Saya tahu itu salah tapi saya hanya tidak ingin melihat Mia sedih memikirkan cara untuk membatalkan perjodohan itu. Jadi, saya memutuskan untuk membantu Mia." Jawab Arya."Sekarang apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu datang kemari?" tanya papa."Saya ingin meminta restu untuk menikah dengan Mia
Aku bertemu dengan Arya dan kami berbicara berdua."Mia, kamu pulang bersama Robi?" tanya Arya sambil terlihat cemburu."Benar, aku pulang dengan Robi sebab Robi berada di rumah sakit. Dia terluka parah dan aku mengobati dia." Jawabku."Ada apa kamu ingin bertemu dengan aku malam ini?" tanya Arya."Aku merindukan kamu." Jawabku.Arya terlihat senang dan tersenyum saat aku mengatakan itu."Kamu merindukan aku?" tanya Arya."Benar, kamu tidak merindukan aku?" tanyaku."Tentu saja, aku juga merindukan kamu." Jawab Arya."Aku juga ingin meminta maaf kepada kamu." Kataku."Untuk apa?" tanya Arya."Aku janji akan bertahan dengan kau. Kita akan berjuang bersama mendapatkan restu mereka. Aku juga minta maaf mengenai Robi. Ternyata kamu benar, wanita yang disukai Robi adalah aku. Aku terlalu bodoh dan tidak dapat menyadari itu." Jawabku."Dia m
"Apa? Jadi, dia berani melakukan itu di depan keluarga kamu?" tanya suster Wulan sambil terkejut."Benar, maafkan aku yang tidak percaya dengan perkataan kamu." Jawabku."Tidak masalah, aku mengerti. Lalu, sekarang bagaimana nasib hubungan kalian berdua?" tanya suster Wulan."Aku juga tidak tahu bagaimana kisah kami berdua. Aku takut tidak bisa melupakan dia. Aku sudah terluka nyaman dan membutuhkan dia." Jawabku."Jangan berpisah! Kamu harus bertahan demi cinta kalian berdua. Aku yakin Arya juga sedang mempertahankan kamu. Dia sangat mencintai kamu." Kata suster Wulan."Aku juga berpikir untuk bertahan tapi rasanya terlalu sulit. Aku tidak tahu apa bisa kami bersama. Keluarga Arya pasti sangat membenci aku sebab aku telah membuat kebohongan ini. Mereka sudah berharap bahwa kami akan segera menikah. Tapi aku dan Arya menghancurkan harapan mereka. Aku juga membuat keluarga aku kecewa." Kataku."Tidak, semua
Elo merasa bingung dengan apa yng terjadi kepadaku Arya dan meminta tolong Arya menjelaskan semua yng terjadi."Lebih baik sekarang jelaskan semuanya dari awal. Supaya aku bisa amngerti dan memberikan solusi. Siapa tahu aku bisa membantu kalian berdua?" tanya Elo.Arya menceritakan kisah aku dan dia dari awal sampai akhir. Elo sangat terkejut dan tidak menyangka bahwa itu terjadi kepada Arya dan aku."Apa? Jadi, seperti itu yang terjadi?" tanya Elo dengan sangat terkejut."Benar." Jawab Arya."Rumit juga kisah kalian berdua. Tapi aku sungguh tidak menyangka kalian itu hanya memiliki hubungan yang palsu. Aku pikir kalian sungguh saling mencintai pada saat itu. Sebab Mia juga terlihat sangat setia kepada kamu. Kami juga terutama mencintai dia dan bahagia saat bersama Mia. Aku bisa melihat itu dari mata kamu." Kata Elo."Maafkan aku, aku terlalu seperti anak kecil dan tidak dapat memaafkan kamu saat pertama k
Mereka pasti ingin mendapatkan penjelasan dari aku."Maafkan aku, aku tahu aku salah. Aku tidak ingin membohongi kalian semua. Tapi aku juga tidak bisa menghindari semua ini. Apa yang terjadi hari ini adalah kebenaran. Aku tidak akan bisa mengubah semua ini. Aku telah mengecewakan kalian semua." Kataku."Papa sungguh kecewa terhadap kamu, Mia!" Kata papa."Mama sangat kecewa, kamu melakukan ini kepada kami semua." Kata mama."Kenapa nenek diam saja? Nenek juga harus memarahi aku. Aku pantas mendapatkan itu. Lebih baik dimarahi dari pada nenek diam."Kataku."Tidak, nenek tidak kecewa terhadap kamu. Semua ini terjadi karena kesalahan nenek. Semua yang dikatakan Praja itu benar. Nenek tidak bisa menolak perjodohan keluarga skalian neng meninggalkan dia. Dan nenek melakukan kesalahan itu kepada kamu, Mia. Padahal kamu adalah cucu tersayang nenek tapi nenek membuat kamu dalam situasi yang sulit. Maafkan nenek, Mia!" Kata ne
"Tapi mereka berdua tidak ada hubungannya dengan masa lalu kita. Kamu pikir aku meninggalkan kamu itu adalah keputusan yang mudah?" tanya nenek sambil terlihta kesal."Tentu saja, bagi kamu mendapat pria yang kaya lebih baik dari pada pria yng selalu berada di sisi kamu." Jawab kakek Praja."Bukan karena dia kaya, aku memilih dia karena dia dijodohkan dengan aku oleh orang tua aku. Aku tidak bisa menolak perjodohan orang tua aku." Kata nenek."Setidaknya kamu harus berjuang bersama aku. Aku bertahan untuk bisa bersama kamu. Tapi kamu memilih mundur dan menghancurkan hubungan kita berdua. Apa Mia juga sama? Dia memilih cucu aku karena Arya sangat kaya dan sukses?" tanya kakek Praja."Hentikan! Kamu bisa menghina aku tapi tidak dengan cucu aku. Dia bukan wanita yang seperti itu. Kamu harus tahu Mia menolak perjodohan yang aku lakukan demi cucu kamu. Dia memilih Arya sebab Arya pria yang baik. Tadinya aku akan mengizinkan dia bersama
Siang ini, keluarga Arya akan datang ke rumah aku."Nenek tidak sabar bertemu dengan Praja." kata nenek sambil tersenyum."Memangnya siapa kakek Praja itu? Kenapa nenek sangat ingin bertemu dengan Kakek Arya?" tanyaku."Sudah kamu tidak pelet mengetahui itu, kapan mereka semua akan datang kemari?" tanya nenek."Sepertinya ada sesuatu dengan mama." Kata mama."Benar, papa juga merasakan yang sama dengan kamu." Kata papa."Apa mungkin ada hubungannya dengan masa lalu nenek? Apa mungkin kakek Praja itu adalah mantan kekasih nenek?" tanya Aluna."Apa? Benarkah itu?" tanyaku sambil terkejut seakan tidak percaya."Bisa saja itu, buktinya nenek sangat tidak sabar menunggu keluarga Arya. Pasti neng ingin sekali bertemu dengan kakek Praja. Aku yakin itu." Jawab Aluna."Apa benar?" tanyaku.Anehnya perasaan aku menyambut keluarga Arya malah merasa tidak nyaman. Pad
Saat sampai di depan gerbang, Arya menggendong aku lagi. Dia membawa aku sampai ke depan rumah."Sudah turunkan aku!" kataku."Kenapa? Kenapa aku tidak boleh membawa kamu sampai ke kamar kamu?" tanya Arya sambil tersenyum."Jangan! Aku bisa dimarahi oleh papa dan semuanya. Kamu membuat aku malu sebab semua orang melihat kita berdua. Kenapa harus malu?" tanya Arya."Tentu saja malu, aku tidak suka jika kamu terus bersikap seperti ini." Jawabku."Baik, aku tidak akan melakukan itu lagi. Jangan sampai kamu tidak suka! Kamu tidak bisa menjauh dari aku." Kata Arya."Aku masuk ke rumah." Kataku.Saat masuk ke dalam rumah, Arya mencium kening aku."Selamat malam, Kekasihku!" kata Arya."Selamat malam, Arya!" kataku.Arya pergi dari depan rumah aku. Aku sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Semua keluarga aku langsung bertanya kepada aku. Aluna sampai di rumah dengan t