Nick langsung mengeluarkan muntahan di westafel. Beberapa kali dia muntahkan, tapi yang keluar hanya air liur saja. Sussy yang mendengar majikannya seperti muntah pun bergegas masuk ke dalam kamar mandi, dia melihat Nick menundukkan kepala di depan westafel sambil mencoba mengeluarkan apa pun yang seperti mengganjal di tenggorokan."Hwuek! Hwuek!""Apa anda mabuk tuan? Anda muntah," kata Sussy mencoba membantu Nick dengan memijat tengkuk laki-laki itu."Aku tidak tahu, tapi semalam aku tidak minum alkohol, kenapa aku muntah?" ucap Nick mengakhiri muntahannya.Kepalanya pusing, tenaganya tiba-tiba lemas. Dia segera keluar dari dalam kamar mandi, mengelap mulutnya yang basah. Sussy mengikuti Nick keluar, dia cemas dengan keadaan laki-laki itu. Nick berjalan menuju ranjang, mencoba untuk memejamkan mata karena pusing di kepala menguasainya."Anda butuh sesuatu? Minum misalkan? Atau saua buatkan minuman hangat, lemon teh hangat?" tanya Sussy."Buatkan aku lemon teh hangat saja, rasa mualk
Nick di panggil oleh Shopia ke kantornya pagi ini, setelah dua hari dia terbaring sakit karena lemas akibat mual dan muntah terus. Shopia tidak menjenguknya karena gadis itu berada di New Jersey mengurus agensinya. Pagi ini dia pulang dan langsung ke kantor, karena sejak rencananya ingin cerai dari Nick. Wanita itu memutuskan tinggal di apartemennya sendiri di bilangan apartemen mewah di kota New York.Buru-buru Nick berangkat ke kantor sekaligus akan pamit dari kantor. Dia menaiki mobilnya segera menuju kantor perusahaan yang dulu dia pimpin. Udara pagi hari di kota New York lumayan sejuk setelah musim semi di negara itu, Nick tampak hilang beban ketika dia sudah melepas jabatan jadi CEO di kantor itu. Karena tanggung jawab besar, mempertahankan harga saham dan juga perkembangan perusahaan memang sangat di jaga sekali olehnya, meski dia sering sekali bercinta dengan Cleo di kantor. "Setelah ini, aku akan pergi ke China untuk bertemu denganmu, Cleo. Aku sangat merindukanmu sayang," g
"Apa bisa perceraian ini tidak terjadi, Nick?" tanya Shopia tiba-tiba wajahnya sendu.Dia lelah harus membohongi dirinya sendiri kalau hatinya masih menginginkan Nick, suaminya. Tapi surat gugatan sudah dia layangkan di kantor catatan sipil, jadi dia berharap Nick mau menuruti keinginannya untuk membatalkan perceraiannya itu."Maaf Shopia, itu yang kamu inginkan kan? Aku tidak bisa menolaknya," jawab Nick tegas.Dia tidak mau Shopia mengurungkan niatnya untuk membatalkan perceraian. Percuma saja jika dia membatalkan perceraian itu, karena akan sama saja. Shopia dengan sikap angkuh dan juga pemaksanya, itu tidak bisa di rubah. Saat ini hanya dia sedang kesepian saja, begitu pikir Nick.Shopia mendengus kesal, wajahnya berubah dingn ketika ajakannya untuk kembali berumah tangga dengan Nick dan membatalkan gugatan perceraian. Dia pun bangkit dari duduknya, berjalan menuju kursi kebesarannya sekarang. Nick tahu Shopia kecewa dengan jawabannya tadi.Laki-laki itu pun berjalan mendekat ke m
"Siapa itu Janet?" tanya Shopia."Emm, saya tidak tahu. Tapi, apa di suruh masuk nona?" Janet bertanya, ragu.Shopia pun mendekat, dia lupa kalau hari ini mengajak laki-laki di depan pintu itu datang ke kantornya."Ouwh, kamu datang honey?"Shopia langsung memeluk laki-laki di hadapannya. Tubuh tinggi atletis dan berotot seperti seorang binaragawan, tapi tubuhnya lebih kecil. Tampangnya juga menawan, senyumnya benar-benar membuat para wanita terpesona, sejenak Janet juga terpesona dengan penanpilan dan wajah laki-laki di depannya."Apa aku mengganggumu, baby?" tanya laki-laki itu."Tidak, aku justru menunggumu James. Kebetulan aku juga baru selesai urusannya dengan sekretarisku," jawab Shopia mengajak laki-laki bernama James.Merangkulkan tangannya di pinggang James, Janet mengerutkan dahinya. Bingung dengan sikap Shopia yang tiba-tiba berubah, baru beberapa menit lalu perempuan cantik itu menangis tersedu kareja di tinggalkan Nick. Tapi sekarang rasa kecewa itu sudah hilang, bahkan k
Nick sudah berkemas dengan tas ransel yang dia bawa di punggungnya. Pagi ini dia memang akan pergi lebih cepat setelah kemarin sampai malam hari harus memberesi barang-barangnya, sebagian sudah dia kirim ke apartemennya di kota Queens. Tidak menunggu satu minggu ke depan, baginya setelah kemarin dia di usir oleh Shopia saat itu juga dia harus pergi. Tapi karena masih banyak barang yang harus dia kemas, jadinya menunggu sampai besok paginya. Koper dan tas ransel sudah dia siapkan, barang yang ada di kardus juga sudah dia kirim sejak semalam ke kantor jasa ekspedisi yang beroperasi dua puluh empat jam. Saat akan pergi dan mengunci pintu, Sussy datang. Dia melihat majikannya sudah siap pergi dari rumah itu. "Anda sudah siap pergi, tuan Nick?" tanya Sussy melihat koper dan juga tas ranselnya. "Ya, Sussy. Kamu akan tetap bekerja di rumah ini, itu yang Shopia mau. Tenanglah, dia akan tetap membayarmu sepertiku," kata Nick. "Ya tuan, tapi saya sedih harus berpisah den
Perjalanan menuju Guanzhou China dari New York Amerika sungguh melelahkan. Untungnya Nick ada teman ngobrol dengan Liu, laki-laki berasal dari Guangzhou juga tapi menetap di Amerika lama. Dia pergi ke negara asalnya karena ada kunjungan neneknya yang ingin bertemu dengannya, lagi pula dia juga punya teman blesteran Amerika China.Kebalikan darinya, temannya itu dari Amerika tapi menetap di Guangzhou selama enam belas tahun. Dan katanya ada dua temannya yang ikut tinggal di sana juga."Liu, kami betah tinggal di Amerika?" tanya Nick."Ya, lumayan. Aku punya pekerjaan di sana, dan pacarku juga di sana. Aku mau mengajaknya pergi ke Guangzhou juga, tapi tidak bisa karena bos di kantornya tidak boleh dia cuti. Ya sudah, aku pergi sendiri menemui nenekku," jawab Liu."Hmm, jadi begitu. Apakah di Guangzhou itu menyenangkan? Maksudku, di sana kotanya sangat menyenangkan?" tanya Nick memastikan dia di sana bisa beradaptasi."Hahah, tenang saja tuan Nick.""Panggil Nick saja.""Ya, Nick. Sama h
Sedari hotel pagi ini, Nick dan Liu cek out untuk pergi ke rumah neneknya Liu. Dia berniat tinggal sementara di rumah neneknya Liu, bila perlu dia akan membayar sewa tempat tinggal di sana. Agar tidak mencari apartemen atau rumah sewa lagi, karena di Guangzhou dia tidak mengenal siapa pun. Beruntung bisa bertemu dengan Liu, laki- laki yang sudah lama tinggal di New York tapi masih ingat akan neneknya di negara kelahirannya."Kamu masih ingat sama nenekmu saja, itu sangat mengharukan. Sepertinya kamu sangat sayang sekali dengan nenekmu," kata Nick."Ya, nenekku itu sekaligus orang tuaku. Papa dan mama sudah meninggal ketika aku masih tinggal di sini, dan menginjak dewasa aku mencoba merantau ke negeri Paman Sam. Dan ternyata aku di sana betah, akhirnya aku memutuskan tinggal di sana," kata Liu."Apa nenekmu tidak kamu ajak kesana?" tanya Nick."Dia tidak mau, katanya dia masih sangat senang tinggal di rumahnya. Sayang kalau harus di tinggalkan, meski hidup sendirian," ucap Liu lagi."B
Beberapa hari Nick tinggal di rumah nenek Liu, dia sangat senang sekali meski masih ada kegundahan di hatinya belum menemukan keberadaan Cleo. Pagi ini dia bersiap untuk pergi ke rumah sakit X, di mana Cleo pernah melakukan pemeriksaan. Dan kali ini dia akan di antar oleh Liu, kini dia sedang bersiap setelah melakukan kegiatan membantu neneknya Liu."Jadi kamu ingin ke rumah sakit X itu?" tanya Liu."Ya, aku ingin pergi kesana. Kamu bisa mengantarku kesana?" tanya Nick."Tentu, aku akan mengantarmu kesana," jawab Liu."Terima kasih sebelumnya, Liu. Kamu banyak membantuku di sini," ucap Nick."Tidak masalah, aku senang membantumu Nick," ucap Liu lagi.Mereka pun segera pergi, sebelumnya berpamitan pada nenek Liu."Nek, aku dengan Nick pergi dulu. Mungkin pulang sore hari," kata Liu."Oh, benarkah? Apa kamu mau pergi ke rumah pamanmu?" tanya neneknya."Tidak nek, kami akan mencari kekasih Nick. Mungkin sampai sore," jawab Liu."Aah ya, kasihan sekali dia harus kehilangan kekasihnya di s
Tiga hari Cleo menginap di rumah sakit setelah melahirkan. Mereka akhirnya kembali ke apartemen dengan anak yang cantik dan lucu, Nick sangat bahagia. Kini dia menjadi seorang dady, dia juga harus membantu Cleo merawat anaknya itu."Aku akan membantumu mengurus anak kita, sayang," kata Nick menggendong anaknya.Dia mencoba menggendong anak yang baru empat hari itu, awalnya dia canggung dan takut jatuh. Tapi di rumah sakit dia belajar dengan suster yang merawat dan mengurus anaknya selama Cleo belum pulang. Nick sangat antusias menggendong anaknya itu, meski baru tiga kali belajar tapi dia sudah bisa dan menguasainya."Kamu sudah membantuku selama ini, Nick," ucap Cleo."Ya, tapi aku akan mengurus Agatha sampai dia besar. Aku sangat senang dengan anak-anak, dulu Shopia tidak menginginkan anak jika kelak aku bersama dengannya selamanya," kata Nick tersenyun getir mengingat waktu dia masih bersama dengan Shopia.Cleo menatap kekecewaan di wajah laki-laki itu, tapi seketika berubah wajah
Satu bulan kemudian, Cleo dan Emily pindah ke apartemen baru yang di beli Nick untuk kekasihnya dan juga pelayannya Emily. Ada dua kamar di apartemen baru itu, salah satunya memang untuk Cleo dan Nick dan satunya lagi untuk Emily. Nick sengaja mengambil apartemen dengan dua kamar, dapur yang terpisah juga bagian untuk tempat laundry.Mereka sedang membereskan barang-barang, Cleo tidak di izinkan ikut membereskan barang-barang. Dia hanya duduk saja, memperhatikan Emily dan Nick membereskan barang-barang di apartemen itu."Aku ikutan membereskan barangnya ya? Bosan kalau harus melihat kalian membereskan sendirian," kata Cleo."Siapa bilang sendiri? Aku dan Emily, sudah kamu diam saja. Jaga anak kita, jangan sampai protes karena mamanya bandel," ucap Nick.Cleo cemberut, tapi dia menurut. Alih-alih hanya diam saja, dia pun pergi menuju dapur membuat makanan cemilan untuk Nick dan Emily. Nick awalnya melarang Cleo beraktivitas, tapi Cleo memaksanya."Kalau aku diam saja, kalian makan apa?
Nick dan Liu sampai di tempat rumah teman Liu itu. Mereka melihat apartemen dari jauh tampak megah dan kelihatan bagus, jika melihat luas halaman sekitar itu, banyak sekali pepohonan dan juga area bermain anak- anak. Nick sangat suka dengan gedung apartemen itu, meski dia belum tahu di dalamnya."Ini sepertinya menyenangkan, di lihat sekeliking ada tamannya, juga taman untuk bermain anak-anak. Dan di ujung sana, ada sekolah? Waah, ini menarik sekali," ucap Nick merasa takjub dengan apartemen itu."Iya, temanku ini sebenarnya dia menanam saham juga di perusahaan yang membuat apartemen ini, dia juga mengambil satu unit di dalamnya. Katanya masih banyak yang belum mengambil, tapi karena gedungnya berlantai puluhan. Jadi meski sudah banyak yang mengambil, masih ada juga sisanya," kata Liu."Oh ya Liu, kamu kan tinggal di Amerika cukup lama. Dia tinggal di sini, kalian sering berhubungan?" tanya Nick."Hahah, dia itu yang memiliki toko di kota pecinan di sana. Ada beberapa toko, jadi aku t
Nick menginap di rumah susun milik Cleo, dia tidur sekamar dengan wanita pujaannya yang sedang mengandung anaknya itu. Mendekap erat dari belakang, sangat nyaman dan hangat. Sungguh, Nick begitu bahagia bisa menjumpai Cleo lagi. Lebih bahagia dia sudah tidak punya beban apa pun, perusahaan, Shopia semuanya sudah dia lepaskan. Kini dia hanya ingin membahagiakan Cleo dan calon anaknya."Cleo, apa kamu akan tetap tinggal di sini selamanya?" tanya Nick mencium tengkuk wanita buncit itu."Entahlah Nick, di negara ini nyaman buatku. Aku tidak mau kembali lagi ke New York, atau ke kota Queens," jawab Cleo."Ini bukan negara kita, Cleo. Kita harus membuat visa setiap dua tahun sekali, lagi pula visa kita juga harus di ganti," kata Nick."Iya, aku memalai visa turis selama ini. Apa harus di ganti?""Tentu saja, aku akan membuatkannya. Setelah melahirkan, kamu bisa melamar kerja di perusahaan orang Amerika. Aku juga akan mencari pekerjaan di sini," kata Nick.Cleo membalikkan tubuhnya, kini dia
Emily sudah menyiapkan makanan untuk Cleo, dia membawa nampan berisi makanan, buah serta jus jeruk. Nick menghampiri Emily, mengambil nampan dari tangannya."Aku yang bawa, Emily. Aku juga ingin bicara banyak dengannya," kata Nick."Baik tuan," ucap Nick.Nick tersenyum, dia pun segera membawa nampan berisi makanan. Dadanya berdetak kencang, ingin sekali dia memeluk wanita yang selama ini di rindukannya. Tapi dia harus beradaptasi lebih dulu, pastinya Cleo akan menolaknya lebih dulu.Tok tok tok.Nick mengetuk pintu, tak ada suara dari dalam kamar. Nick mengetuk sekali lagi, dan terdengar suara Cleo menyuruh masuk.Nick menarik handle, membuka perlahan pintu kamar. Tampak Cleo sedang membereskan beberapa baju di masukkan ke dalam lemari. Nick terdiam melihat apa yang di lakukan Cleo, dia melangkah masuk menuju meja. Meletakkan nampan berisi makanan untuk Cleo, berdiam diri menatap Cleo yang masih belum sadar akan kehadirannya.Nick tersenyum tipis, dia melangkah mendekati Cleo. Berdir
"Aku merindukanmu, Cleo."Cleo terpaku di depan pintu, matanya tidak berkedip beberapa detik. Tapi kemudian dia menunduk, tangannya memegangi perutnya yang sudah buncit. Arah mata Nick beralih pada perut Cleo, dia juga tertegun dengan perut yang sudah membesar itu.Baik Emily, Cleo, dan Nick masih diam saja. Tapi Liu, dia menatap ketiganya secara bergantian. Dia tersenyum kemudian membuyarkan ketiganya."Apa, kita akan di sini terus? Sampai kapan?" tanya Liu dengan senyuman di bibirnya.Emily tersadar, dia tersenyum kemudian menoleh ke arah Cleo."Nona, kita suruh masuk mereka? Anda juga harus bicara banyak dengan tuan Nick," kata Emily.Cleo akhirnya mengangguk, dia berbalik melangkah masuk ke dalam rumah susun berukuran kecil itu. Emily menyuruh Nick dan juga Liu masuk, dia merasa senang akhirnya Nick menemukannya dan juga Cleo.Beberapa bulan setelah tinggal di rumah susun itu, dia sering mendapati Cleo menangis karena merindukan Nick. Mungkin karena bawaan janin yang ada di kandun
"Nona, apa anda mau bekerja sama?" tanya Nick pada petugas informasi.Gadis berambut kuncir bermata sipit itu menatap aneh pada Nick, apa maksudnya bekerja sama dengannya?"Maksud anda apa tuan?" tanya gadis berambut di kuncir itu."Begini, saya sedang mencari seorang perempuan berkewarganegaraan Amerika. Dia pernah datang ke rumah sakit ini memeriksakan diri, apa anda bisa mencarikannya untukku?" tanya Nick."Pasien yang datang kesini itu banyak tuan, bahkan dari berbagai negara juga ada. Yang dari Eropa atau dari Rusia juga ada, dan bahkan dari Amerika juga ada banyak. Karena di rumah sakit ini memang bebas pengunjung, tapi data pengunjung juga di jaga oleh kami. Makanya kami tidak bisa memberitahukan data pada sembarang orang," kata petugas itu.Nick putus asa, dia bingung dengan informasi yang susah di dapatkan. Liu pun maju, dia berbicara dengan petugas itu dengan bahasanya sendiri. Entah apa yang di bicarakan Liu dengan petugas itu, Nick hanya memperhatikan saja. Tapi dia berhar
Beberapa hari Nick tinggal di rumah nenek Liu, dia sangat senang sekali meski masih ada kegundahan di hatinya belum menemukan keberadaan Cleo. Pagi ini dia bersiap untuk pergi ke rumah sakit X, di mana Cleo pernah melakukan pemeriksaan. Dan kali ini dia akan di antar oleh Liu, kini dia sedang bersiap setelah melakukan kegiatan membantu neneknya Liu."Jadi kamu ingin ke rumah sakit X itu?" tanya Liu."Ya, aku ingin pergi kesana. Kamu bisa mengantarku kesana?" tanya Nick."Tentu, aku akan mengantarmu kesana," jawab Liu."Terima kasih sebelumnya, Liu. Kamu banyak membantuku di sini," ucap Nick."Tidak masalah, aku senang membantumu Nick," ucap Liu lagi.Mereka pun segera pergi, sebelumnya berpamitan pada nenek Liu."Nek, aku dengan Nick pergi dulu. Mungkin pulang sore hari," kata Liu."Oh, benarkah? Apa kamu mau pergi ke rumah pamanmu?" tanya neneknya."Tidak nek, kami akan mencari kekasih Nick. Mungkin sampai sore," jawab Liu."Aah ya, kasihan sekali dia harus kehilangan kekasihnya di s
Sedari hotel pagi ini, Nick dan Liu cek out untuk pergi ke rumah neneknya Liu. Dia berniat tinggal sementara di rumah neneknya Liu, bila perlu dia akan membayar sewa tempat tinggal di sana. Agar tidak mencari apartemen atau rumah sewa lagi, karena di Guangzhou dia tidak mengenal siapa pun. Beruntung bisa bertemu dengan Liu, laki- laki yang sudah lama tinggal di New York tapi masih ingat akan neneknya di negara kelahirannya."Kamu masih ingat sama nenekmu saja, itu sangat mengharukan. Sepertinya kamu sangat sayang sekali dengan nenekmu," kata Nick."Ya, nenekku itu sekaligus orang tuaku. Papa dan mama sudah meninggal ketika aku masih tinggal di sini, dan menginjak dewasa aku mencoba merantau ke negeri Paman Sam. Dan ternyata aku di sana betah, akhirnya aku memutuskan tinggal di sana," kata Liu."Apa nenekmu tidak kamu ajak kesana?" tanya Nick."Dia tidak mau, katanya dia masih sangat senang tinggal di rumahnya. Sayang kalau harus di tinggalkan, meski hidup sendirian," ucap Liu lagi."B