Esok harinya, Cleo datang ke kantor perusahaan Nick. Dia sudah menyiapkan surat pengunduran diri dari perusahaan besar tersebut. Dia sudah bertekad akan menghadapi semuanya jika memang Shopia kembali mengancamnya. Rasa cinta pada Nick dia kesampingkan dan singkirkan dari hatinya, mencoba untuk mengabaikan apa pun yang akan di minta Nick jika menemuinya.Cleo sudah masuk ke dalam lift, hatinya gelisah dan cemas. Apakah di kantornya nanti banyak yang mencibir atas foto-fotonya yang di pampang di mading pengunguman. Sampai detik ini, belum ada yang menatapnya aneh atau sinis. Apakah memang mereka tahu semuanya atau hanya sebagian di bagian kantornya saja?"Sepertinya tidak mengetahui tentang foto-foto itu." gumam Cleo.Pintu lift terbuka, dia melangkah keluar dengan perlahan. Memegangi tas selempangnya, melangkah dengan menunduk karena takut ada yang menyapanya dengan sinis.Saat sedang berjalan sambil menunduk, Cleo tidak tahu jika tepat di depannya berdiri perempuan dengan tatapan tida
Cleo merasa lega setelah dia sudah menyerahkan surat pengunduran diri dari perusahaan Nick, dia tidak peduli lagi jika Nick masih saja mengejarnya. Dia akan menolaknya, tidak mau lagi berurusan dengan Shopia. Biar saja dia akan menatap lagi hidupnya setelah lepas dari Nick."Terkadang untuk melepaskan orang yang di sayang sangat sulit, apa lagi dia terus saja memaksa agar bisa selalu menerimanya. Dia sangat egois, sedangkan diriku harus tersiksa karena di teror kekasihnya." gumam Cleo.Cleo langsung keluar dari gedung kantor perusahaan Nick. Dia menyetop taksi yang kebetulan lewat di depan kantor, mengatakan dengan tujuan ke kota Queens. Cleo memejamkan matanya ketika mobil sudah melaju cepat menembus jalanan kota New York. Beberapa menit, mobil taksi yang di tumpangi Cleo tiba-tiba seperti ada yang menabraknya dari belakang. Baik Cleo atau sang supir kaget dengan tabrakan cukup keras dari belakang.Cleo menoleh ke belakang, ada mobil sedan hitam tepat di belakang mobil taksi yang di
Perempuan berambut pirang sebahu itu tersenyum penuh misterius, dia berbalik dan keluar dari dalam kamar inap Emily. Cleo hanya terpaku memandangi amplop di genggaman tangannya, tiba-tiba tangannya lemas. Hingga amplop di tangannya pun terjatuh, dia menarik napas panjang kemudian berjongkok mengambil amplop di lantai.Dokter yang menangani Cleo pun selesai, dia mendekat pada Cleo."Lukanya tidak berat, hanya ada sobekan di siku lengannya saja. Dia syok jadi pingsan, nona bisa menemaninya dan kalau sudah lebih baik boleh pulang." kata dokter."Iya dokter." ucap Cleo.Dokter hanya tersenyum saja, dia melangkah pergi keluar dari kamar inap Emily. Cleo pun mendekat pada Emily yang berbaring masih memejamkan mata. Dia duduk di sisi bangsal, menatap wajah Emily yang pucat."Kenapa jadi begini, dia mengincar Emily juga? Apa dia seorang psikopat?" gumam Cleo masih menatap Emily.Mata Emily bergerak-gerak, perlahan membuka matanya. Menatap sekeliling, semuanya terlihat putih. Dia pun menoleh k
Sore hari, Emily di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Dia dan Cleo pulang naik taksi, kepala Cleo rasanya pusing dan perutnya sedikit mual. Mulutnya dia bungkam dengan tangannya, membuat Emily heran dengan sikapnya itu."Nona kenapa?" tanya Emily."Aku tidak tahu, Emily. Perutku mual dan kepala pusing, tadi aku pingsan karena pusing kepala dan lemas tubuhku." kata Cleo menyenderkan kepalanya di jok mobil.Emily memegangi kening Cleo, tidak panas."Apa nona sudah makan?" tanya Emily."Iya, sejak pagi aku belum sempat sarapan. Di kantor juga aku belum sempat sarapan dan langsung pulang, tapi di kejar juga sama orang suruhan Shopia." kata Cleo."Apa kita mampir saja ke restoran? Anda harus makan, nona." kata Emily."Nanti saja di apartemen, Emily." kata Cleo.Emily diam, dia masih menatap Cleo yang terlihat lemah. Sesekali mualnya datang dan tangannya membungkam mulutnya, Emily mengelus punggung Cleo agar bisa tenang dan rasa mual hilang. Entah itu benar atau tidak, tapi Cleo merasa l
Cleo dan Emily sedang berada di ruangan praktek dokter. Sore hari, Cleo di antar Emily untuk periksa ke dokter dengan keluhan sakit yang di rasakan Cleo. Perempuan itu tidak mengatakan dirinya hamil pada Emily, seperti dugaan Nancu. Dan setelah pemeriksaan selesai, Cleo dan Emily duduk di balik meja dokter.Laki-laki berwajah blesteran India dan Amerika dengan jenggot di dagunya itu duduk dan menuliskan resep. Belum ada kalimat mengatakan apa yang di alami Cleo dengan gejala yang di sebutkan tadi."Bagaimana keadaan adik saya dokter? Apa sakitnya?" tanya Emily tidak sabar ingin mendengarkan penjelasan dokter."Sebenarnya saudara anda baik-baik saja, hanya saja dia harus banyak istirahat untuk beberapa minggu agar kandungannya terjaga. Makan makanan bernutrisi dan juga jangan lupa susu hamilnya di minun ya." jawab dokter.Tentu saja itu membuat Emily syok, mulutnya sedikit menganga mendengar ucapan dokter. Kepalanya menoleh ke arah Cleo yang menunduk diam. Kembali menatap dokter muda i
Cleo dan Shopia menoleh ke arah sumber suara, Emily masuk dengan cepat dan segera menolong Cleo yang masih di tarik rambutnya oleh Shopia."Apa yang nona lakukan pada nona Cleo? Lepaskan tangan nona Shopia!" ucap Emily lebih keras."Heh! Jadi ini pelayan rendahmu yang selalu membantumu? Benar- benar kalian kelas rendahan, kalian memang cocok harus di usir dari kota ini!" ucap Shopia dengan sinis, tangannya sudah terlepas dari rambut Cleo.Cleo memegangi kepalanya yang terasa sakit akibat rambutnya di tarik kencang oleh Shopia. Dia sangat kesal sekali, perlakuan Shopia kali ini benar-benar di luar dugaannya. Ternyata Shopia selalu mengikuti kemana Nick pergi."Sebaiknya nona Shopia keluar dari apartemen ini. Saya akan panggilkan keamanan karena nona mengganggu kenyamanan penghuni apartemen ini. Saya juga bisa melaporkan nona pada polisi." kata Emily mengancam Shopia."Apa? Kamu mengancamku? Hahah! Lucu sekali." kata Shopia tertawa mengejek."Apa perlu saya telepon keamanan? Dia bisa la
Cleo masih diam saja ketika bel berbunyi beberapa kali. Emily mendekat, dia menatap Cleo dan ikut diam di tempatnya."Siapa itu Emily?" tanya Cleo sedikit takut dengan suara ketukan pintu beberapa kali."Nona diam saja di situ, biar aku yang membukanya." kata Emily.Dia mendekat ke pintu, pintunya tidak ada fitur untuk mengintai siapa yang datang ke apartemennya. Dia menarik napas panjang, memegang handle pintu lalu menariknya, membuka sedikit dan mengintai siapa yang bertamu."Selamat siang." sapa seorang perempuan dengan wajah ramah berdiri di depan pintu apartemen Cleo."Siang, cari siapa?" tanya Emily masih memegangi gagang pintu dan hanya sedikit saja membukanya, untuk berjaga-jaga."Cleo, apa dia ada? Oh, apa benar ini apartemennya?" tanya perempuan cantik itu."Anda siapa nona?" tanya Emily."Saya Nancy, teman kantor Cleo dulu. Apa dia ada?" tanya Nancy."Oh, nona Nancy. Maafkan saya." kata Emily.Dia membuka lebar pintunya, tersenyum manis pada Nancy. Dia menyuruh Nancy masuk,
Cleo dan Emily sudah berada di bandara untuk pergi ke China. Sejak dari apartemennya sepanjang jalan menuju bandara, dia lebih banyak diam. Ada rasa berat karena harus meninggalkan kota yang sangat dia cintai, di samping itu dia juga sangat berat harus pergi dan tidak akan bertemu lagi dengan Nick. Meski dia juga ingin menghindarinya, namun dalam lubuk hatinya yang paling dalam dia sangat menginginkan Nick bersamanya. Apa lagi dia sedang mengandung anaknya.Emily memperhatikan wajah Cleo yang tampak sedih dan berat meninggalkan kota Queens. Dia juga tahu kalau hari ini pernikahan Nick dan juga Shopia, bahkan di siarkan secara langsung di stasiun televisi atau video streaming. Tentu saja itu membuat Cleo sedih dan juga kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Dia tidak bisa berbuat banyak, bahkan dia harus terusir dari kotanya."Cleo, kamu baik-baik saja?" tanya Emily."Aku tidak tahu, Emily. Rasanya sedih sekali harus meninggalkan kota ini, hik hik hik." ucap Cleo sambil menangis.Emily menar
Tiga hari Cleo menginap di rumah sakit setelah melahirkan. Mereka akhirnya kembali ke apartemen dengan anak yang cantik dan lucu, Nick sangat bahagia. Kini dia menjadi seorang dady, dia juga harus membantu Cleo merawat anaknya itu."Aku akan membantumu mengurus anak kita, sayang," kata Nick menggendong anaknya.Dia mencoba menggendong anak yang baru empat hari itu, awalnya dia canggung dan takut jatuh. Tapi di rumah sakit dia belajar dengan suster yang merawat dan mengurus anaknya selama Cleo belum pulang. Nick sangat antusias menggendong anaknya itu, meski baru tiga kali belajar tapi dia sudah bisa dan menguasainya."Kamu sudah membantuku selama ini, Nick," ucap Cleo."Ya, tapi aku akan mengurus Agatha sampai dia besar. Aku sangat senang dengan anak-anak, dulu Shopia tidak menginginkan anak jika kelak aku bersama dengannya selamanya," kata Nick tersenyun getir mengingat waktu dia masih bersama dengan Shopia.Cleo menatap kekecewaan di wajah laki-laki itu, tapi seketika berubah wajah
Satu bulan kemudian, Cleo dan Emily pindah ke apartemen baru yang di beli Nick untuk kekasihnya dan juga pelayannya Emily. Ada dua kamar di apartemen baru itu, salah satunya memang untuk Cleo dan Nick dan satunya lagi untuk Emily. Nick sengaja mengambil apartemen dengan dua kamar, dapur yang terpisah juga bagian untuk tempat laundry.Mereka sedang membereskan barang-barang, Cleo tidak di izinkan ikut membereskan barang-barang. Dia hanya duduk saja, memperhatikan Emily dan Nick membereskan barang-barang di apartemen itu."Aku ikutan membereskan barangnya ya? Bosan kalau harus melihat kalian membereskan sendirian," kata Cleo."Siapa bilang sendiri? Aku dan Emily, sudah kamu diam saja. Jaga anak kita, jangan sampai protes karena mamanya bandel," ucap Nick.Cleo cemberut, tapi dia menurut. Alih-alih hanya diam saja, dia pun pergi menuju dapur membuat makanan cemilan untuk Nick dan Emily. Nick awalnya melarang Cleo beraktivitas, tapi Cleo memaksanya."Kalau aku diam saja, kalian makan apa?
Nick dan Liu sampai di tempat rumah teman Liu itu. Mereka melihat apartemen dari jauh tampak megah dan kelihatan bagus, jika melihat luas halaman sekitar itu, banyak sekali pepohonan dan juga area bermain anak- anak. Nick sangat suka dengan gedung apartemen itu, meski dia belum tahu di dalamnya."Ini sepertinya menyenangkan, di lihat sekeliking ada tamannya, juga taman untuk bermain anak-anak. Dan di ujung sana, ada sekolah? Waah, ini menarik sekali," ucap Nick merasa takjub dengan apartemen itu."Iya, temanku ini sebenarnya dia menanam saham juga di perusahaan yang membuat apartemen ini, dia juga mengambil satu unit di dalamnya. Katanya masih banyak yang belum mengambil, tapi karena gedungnya berlantai puluhan. Jadi meski sudah banyak yang mengambil, masih ada juga sisanya," kata Liu."Oh ya Liu, kamu kan tinggal di Amerika cukup lama. Dia tinggal di sini, kalian sering berhubungan?" tanya Nick."Hahah, dia itu yang memiliki toko di kota pecinan di sana. Ada beberapa toko, jadi aku t
Nick menginap di rumah susun milik Cleo, dia tidur sekamar dengan wanita pujaannya yang sedang mengandung anaknya itu. Mendekap erat dari belakang, sangat nyaman dan hangat. Sungguh, Nick begitu bahagia bisa menjumpai Cleo lagi. Lebih bahagia dia sudah tidak punya beban apa pun, perusahaan, Shopia semuanya sudah dia lepaskan. Kini dia hanya ingin membahagiakan Cleo dan calon anaknya."Cleo, apa kamu akan tetap tinggal di sini selamanya?" tanya Nick mencium tengkuk wanita buncit itu."Entahlah Nick, di negara ini nyaman buatku. Aku tidak mau kembali lagi ke New York, atau ke kota Queens," jawab Cleo."Ini bukan negara kita, Cleo. Kita harus membuat visa setiap dua tahun sekali, lagi pula visa kita juga harus di ganti," kata Nick."Iya, aku memalai visa turis selama ini. Apa harus di ganti?""Tentu saja, aku akan membuatkannya. Setelah melahirkan, kamu bisa melamar kerja di perusahaan orang Amerika. Aku juga akan mencari pekerjaan di sini," kata Nick.Cleo membalikkan tubuhnya, kini dia
Emily sudah menyiapkan makanan untuk Cleo, dia membawa nampan berisi makanan, buah serta jus jeruk. Nick menghampiri Emily, mengambil nampan dari tangannya."Aku yang bawa, Emily. Aku juga ingin bicara banyak dengannya," kata Nick."Baik tuan," ucap Nick.Nick tersenyum, dia pun segera membawa nampan berisi makanan. Dadanya berdetak kencang, ingin sekali dia memeluk wanita yang selama ini di rindukannya. Tapi dia harus beradaptasi lebih dulu, pastinya Cleo akan menolaknya lebih dulu.Tok tok tok.Nick mengetuk pintu, tak ada suara dari dalam kamar. Nick mengetuk sekali lagi, dan terdengar suara Cleo menyuruh masuk.Nick menarik handle, membuka perlahan pintu kamar. Tampak Cleo sedang membereskan beberapa baju di masukkan ke dalam lemari. Nick terdiam melihat apa yang di lakukan Cleo, dia melangkah masuk menuju meja. Meletakkan nampan berisi makanan untuk Cleo, berdiam diri menatap Cleo yang masih belum sadar akan kehadirannya.Nick tersenyum tipis, dia melangkah mendekati Cleo. Berdir
"Aku merindukanmu, Cleo."Cleo terpaku di depan pintu, matanya tidak berkedip beberapa detik. Tapi kemudian dia menunduk, tangannya memegangi perutnya yang sudah buncit. Arah mata Nick beralih pada perut Cleo, dia juga tertegun dengan perut yang sudah membesar itu.Baik Emily, Cleo, dan Nick masih diam saja. Tapi Liu, dia menatap ketiganya secara bergantian. Dia tersenyum kemudian membuyarkan ketiganya."Apa, kita akan di sini terus? Sampai kapan?" tanya Liu dengan senyuman di bibirnya.Emily tersadar, dia tersenyum kemudian menoleh ke arah Cleo."Nona, kita suruh masuk mereka? Anda juga harus bicara banyak dengan tuan Nick," kata Emily.Cleo akhirnya mengangguk, dia berbalik melangkah masuk ke dalam rumah susun berukuran kecil itu. Emily menyuruh Nick dan juga Liu masuk, dia merasa senang akhirnya Nick menemukannya dan juga Cleo.Beberapa bulan setelah tinggal di rumah susun itu, dia sering mendapati Cleo menangis karena merindukan Nick. Mungkin karena bawaan janin yang ada di kandun
"Nona, apa anda mau bekerja sama?" tanya Nick pada petugas informasi.Gadis berambut kuncir bermata sipit itu menatap aneh pada Nick, apa maksudnya bekerja sama dengannya?"Maksud anda apa tuan?" tanya gadis berambut di kuncir itu."Begini, saya sedang mencari seorang perempuan berkewarganegaraan Amerika. Dia pernah datang ke rumah sakit ini memeriksakan diri, apa anda bisa mencarikannya untukku?" tanya Nick."Pasien yang datang kesini itu banyak tuan, bahkan dari berbagai negara juga ada. Yang dari Eropa atau dari Rusia juga ada, dan bahkan dari Amerika juga ada banyak. Karena di rumah sakit ini memang bebas pengunjung, tapi data pengunjung juga di jaga oleh kami. Makanya kami tidak bisa memberitahukan data pada sembarang orang," kata petugas itu.Nick putus asa, dia bingung dengan informasi yang susah di dapatkan. Liu pun maju, dia berbicara dengan petugas itu dengan bahasanya sendiri. Entah apa yang di bicarakan Liu dengan petugas itu, Nick hanya memperhatikan saja. Tapi dia berhar
Beberapa hari Nick tinggal di rumah nenek Liu, dia sangat senang sekali meski masih ada kegundahan di hatinya belum menemukan keberadaan Cleo. Pagi ini dia bersiap untuk pergi ke rumah sakit X, di mana Cleo pernah melakukan pemeriksaan. Dan kali ini dia akan di antar oleh Liu, kini dia sedang bersiap setelah melakukan kegiatan membantu neneknya Liu."Jadi kamu ingin ke rumah sakit X itu?" tanya Liu."Ya, aku ingin pergi kesana. Kamu bisa mengantarku kesana?" tanya Nick."Tentu, aku akan mengantarmu kesana," jawab Liu."Terima kasih sebelumnya, Liu. Kamu banyak membantuku di sini," ucap Nick."Tidak masalah, aku senang membantumu Nick," ucap Liu lagi.Mereka pun segera pergi, sebelumnya berpamitan pada nenek Liu."Nek, aku dengan Nick pergi dulu. Mungkin pulang sore hari," kata Liu."Oh, benarkah? Apa kamu mau pergi ke rumah pamanmu?" tanya neneknya."Tidak nek, kami akan mencari kekasih Nick. Mungkin sampai sore," jawab Liu."Aah ya, kasihan sekali dia harus kehilangan kekasihnya di s
Sedari hotel pagi ini, Nick dan Liu cek out untuk pergi ke rumah neneknya Liu. Dia berniat tinggal sementara di rumah neneknya Liu, bila perlu dia akan membayar sewa tempat tinggal di sana. Agar tidak mencari apartemen atau rumah sewa lagi, karena di Guangzhou dia tidak mengenal siapa pun. Beruntung bisa bertemu dengan Liu, laki- laki yang sudah lama tinggal di New York tapi masih ingat akan neneknya di negara kelahirannya."Kamu masih ingat sama nenekmu saja, itu sangat mengharukan. Sepertinya kamu sangat sayang sekali dengan nenekmu," kata Nick."Ya, nenekku itu sekaligus orang tuaku. Papa dan mama sudah meninggal ketika aku masih tinggal di sini, dan menginjak dewasa aku mencoba merantau ke negeri Paman Sam. Dan ternyata aku di sana betah, akhirnya aku memutuskan tinggal di sana," kata Liu."Apa nenekmu tidak kamu ajak kesana?" tanya Nick."Dia tidak mau, katanya dia masih sangat senang tinggal di rumahnya. Sayang kalau harus di tinggalkan, meski hidup sendirian," ucap Liu lagi."B