Sesuai permintaan suaminya Oncom akan memasak telur kecap. Tiga butir telur di ceplok terlebih dahulu, setelah itu ia menyiapkan bumbu yang hanya akan diiris-iris kecuali bawang merah sesuai pesanan Naufal. Tidak hanya itu, ia juga menggoreng ikan asin peda sebagai pelengkap karena suaminya juga penggemar lauk yang diasinkan, katanya makan akan lebih terasa jika menggunakan itu. Kurang dari sepuluh menit lagi suaminya akan tiba di rumah, masakan sudah tersedia begitupun dengan nasi yang sudah ia dinginkan karena mulai bulan kemarin Oncom menerapkan itu. Di mana mereka akan makan nasi yang sudah didinginkan terlebih dahulu agar kadar gulanya berkurang.
"Assalamu'alaikum, Cintaku.""Waalaikumsalam, sayangnya aku."Naufal datang dengan semangat serta panggilan sayang yang selalu berbeda. Oncom menyambutnya dengan senyum merekah disertai mencium tangan suaminya bolak-balik. Berpelukan sebentar tak lupa juga mencium seluruh wajah istrinya seperti pasangan yangSetelah sholat subuh Oncom sudah sibuk menyiapkan segala kebutuhan dirinya dan suami, ini kali pertama dirinya ikut bersama sang suami untuk menghadiri kajian. Acra dimulai pukul sembilan pagi sampai waktu dzuhur hingga mereka memerlukan sarapan berat agar memiliki energi full, walaupun disediakan makanan nantinya di sana Oncom tetap membawa biskuit abon kesukaannya. "Neng jangan ikut ya malu," pinta Oncom kembali menimbang.Ia takut mempermalukan suaminya di sana, walaupun Naufal berjanji tidak akan membiarkan Oncom sendiri tetap saja perasaan itu menghantui. "Kenapa malu, Sayang. 'Kan sama Aa jadi Neng tenang aja ya," balas Naufal menenangkan."Neng takut malu-maluin Aa nantinya.""Neng enggak pernah bikin Aa malu, Aa justru bangga punya istri cantik dan sholehah kayak gini."Setelah meyakinkan Oncom jika semuanya akan baik-baik saja Naufal mengajak istrinya keluar untuk sarapan. Kebetulan Laila mengantarkan nasi kuning lengkap dengan telur balado juga tempe oreg untuk sarapan mer
Untuk pertanyaan kali ini membuat Oncom tersenyum kecil sambil menunduk karena pasti itu juga masuk dalam list pertanyaan banyak orang tentang pernikahan dirinya bersama Naufal. Seorang wanita muda berdiri mengutarakan pertanyaannya pada Naufal."Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Nama saya, Fitriana dari Tigaraksa. Saya mau bertanya tentang bagaimana proses Ustadz sampai bisa menikah dengan ustadzah. Apakah dijodohkan atau karena cinta dan bagaimana rasanya rumah tangga."Pertanyaan itu mendapatkan sedikit riuh dari jama'ah lain. Mereka menunggu jawaban dari Naufal tentang bagaimana Ustadz muda itu sampai pada pernikahan, sedangkan mereka tahu jika istrinya bukanlah seorang ustadzah. Bahkan beberapa dari mereka mengetahui bagaimana kehidupan Oncom dulunya."Sayang jawab jangan?" tanya Naufal pada Oncom membuat para jama'ah kembali riuh mendengar panggilan Naufal.Mc memberikan microphone pada Oncom yang diterima dengan senyum diiringi s
"Kasus berat ini," jawab Naufal dengan candaan.Semua jama'ah tertawa ringan karena memang pembawaan Naufal yang santai. Dibandingkan menjadi ustadz sebenarnya laki-laki itu lebih cocok menjadi seorang influencer karena ketampanan dan sikap santainya."Mencintai memang hak semua mahkluk hidup pada siapa pun. Namun, alangkah baiknya saat jatuh cinta jangan hanya mengandalkan perasaan tetapi juga logika. Mencintai suami orang lain tidak salah karena kita tidak bisa memilih pada siapa hati akan berlabuh, tapi juga tidak dibenarkan karena potensi sakit hati dan menyakiti lebih banyak. Para ulama pun juga berpendapat demikian. Menurut jumhur ulama mencintai suami orang hingga menyebabkan rusaknya rumah tangga lelaki tersebut hukumnya haram."Semua diam saat mendengar penjelasan Naufal termasuk sang istri yang ada disebelahnya. "Sebelum saya jawab pertanyaan selanjutnya saya ingin bertanya lebih dulu sama Mbak Rima, dari mana Mbak atau teman Mbak tau kalau misalnya pernikahan laki-laki itu
Setelah dua jam memberikan kajian tentang pernikahan pada para jama'ah yang didominasi oleh kaum muda akhirnya acara selesai. Oncom bernapas lega saat keluar aula karena sedari tadi rasanya napas wanita itu sesak akan rasa grogi diiringi rasa takut mempermalukan suaminya."Alhamdulillah, akhirnya keluar juga," ucap Oncom saat sudah berada di dalam mobil. "Padahal enggak kenapa-napa, 'kan?" tanya Naufal."Emang enggak, Neng 'kan takut malu-maluin, Aa.""Justru Aa bangga sama, Neng. Neng berani jawab.""Terpaksa sih. Lain kali Neng nunggu di ruang panitia aja deh, gemeteran tangan Neng nya."Naufal tertawa kecil mendengar perkataan istrinya, Naufal memaklumi hal itu karena wajar apalagi ini pengalaman pertama untuk istrinya menghadiri kajian bahkan langsung menjadi salah satu narasumber walau hanya sekilas. "Mumpung masih siang Neng mau ke mana dulu?""Ke mana ya? Bingung Neng juga.""Gimana kalau kita
Mengapa Tuhan sangat tidak adil dalam memasangkan manusia? Mengapa laki-laki yang dicintai olehnya justru mencintai wanita lain yang bahkan wanita itu tidak layak sama sekali menjadi pendampingnya. Bahkan tanpa malu laki-laki itu memperkenalkan istrinya di depan umum dengan perbedaan mereka yang begitu nyata. Bodoh, tidak cantik dan jauh dari agama seperti Oncom. Mengapa bukan dirinya yang jauh lebih pantas bersanding dengan laki-laki itu. Firda melempar ponselnya setelah melihat video kiriman dari Rima. Pertanyaan yang diwakilkan oleh sahabatnya mendapatkan jawaban telak dari Naufal tentang kesempatan untuknya. "Apa bagusnya dia, Fal? Kamu enggak bisa kayak gini. Aku yakin kamu cuma pura-pura aja," gumam Firda menatap tembok kosong. Jika Naufal tidak bisa ia dekati maka kedua orang tuanya yang harus ia yakinkan. Ia yakin kedua orang tua Naufal akan setuju padanya yang jauh lebih pantas menjadi calon istri pemimpin pondok. Selain cantik Firda juga menge
Sesuai rencana setelah sholat isya salah satu petugas yang menjaga area itu membawakan pesanan Naufal. Kompor elektrik, daging slice, sayuran, nasi dan alat panggang, tidak lupa dengan peralatan minuman yang akan menemani makan mereka. "Pake jaket, Sayang." Perintah Naufal."Gerah, A."Jangan lupakan Oncom yang memang terkenal dengan kulit badak. Wanita itu memang seperti tidak memiliki rasa dingin pada tubuhnya. Oncom selalu merasa kepanasan dan ia baru merasakan dingin saat di Swiss kemarin."Badak," ledek Naufal seperti biasa. Oncom tidak menjawab ia hanya memanyunkan bibirnya untuk membalas Naufal. Oncom sibuk membolak-balikan daging yang sedang ia masak di dalam alat panggang, sedangkan Naufal sibuk menyiapkan sayur dan juga meracik sausnya. "Enak enggak?" tanya Oncom setelah menyuapkan satu slice daging yang sudah matang."Enak. Pinter banget masaknya," puji Naufal."Makannya begini."Oncom men
Membuka sosial media memang tidak selamanya membuat hati bahagia, karena nyatanya banyak yang membuat sedih dan mengganggu pikiran. Melihat postingan dari Firda dengan banyak komentar dari para pengikutnya membuat pikiran Oncom terganggu. Orang yang sering mengikuti kajian suaminya pasti tahu jika laki-laki yang ada di dalam foto walaupun tidak menampakkan wajah adalah Naufal. Apalagi Oncom yang setiap hari bersama laki-laki itu, sudah pasti hafal luar dalam suaminya. Sangat mudah ditebak apalagi foto yang ada di unggahan tersebut pasti diambil kemarin jika dilihat dari pakaiannya. 𝘐𝘯𝘪 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘕𝘢𝘶𝘧𝘢𝘭 𝘺𝘢?𝘜𝘥𝘢𝘩 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳 𝘔𝘣𝘢𝘬 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘬𝘰𝘳𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘯𝘦𝘳 𝘪𝘯𝘪 𝘜𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘕𝘢𝘶𝘧𝘢𝘭 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘢𝘯 𝘪𝘴𝘵𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢.𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘴𝘵𝘢𝘥𝘻 𝘕𝘢𝘶𝘧𝘢𝘭 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘪𝘩 𝘤𝘰𝘤𝘰𝘬𝘯𝘺𝘢, 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬+𝘨𝘢𝘯𝘵𝘦𝘯𝘨 𝘴𝘩𝘰𝘭𝘦𝘩 + 𝘴𝘩𝘰𝘭𝘦𝘩𝘢𝘩 𝘫𝘶
Yang namanya kebiasaan apalagi dari kecil sangat sulit untuk ditinggalkan apalagi jika dalam hal kebaikan. Seperti Naufal yang memang terbiasa bangun pada pukul dua dini hari untuk melaksanakan sholat malam. Di otaknya seperti sudah di stel alarm yang akan berdering karena Naufal akan bangun di jam antara pukul dua hingga dua tiga puluh. Mendapati istrinya terlelap dengan nyenyak berbantalkan tangannya membuat laki-laki itu tersenyum."Sayang, bangun yuk kita sholat dulu."Naufal membangunkan istrinya perlahan, sekarang Oncom tidak sesusah dulu jika dibangunkan saat akan melaksanakan sholat malam seperti di awal yang membutuhkan kesabaran ekstra. Hanya dengan beberapa kali usapan lembut di pipinya kini wanita itu sudah bangun."Jam berapa?""Jam dua lewat sepuluh menit. Kita sholat dulu ya," ajak Naufal yang diangguki oleh istrinya.Mereka membereskan isi tenda terlebih dahulu sebelum keluar, berjalan bersamaan menuju kamar mandi untuk me