Home / Pernikahan / Oncom Milik Ustadz / Indahnya Pernikahan

Share

Indahnya Pernikahan

Author: Kochan18
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Naufal segera mengeluarkan ponselnya begitu ia sampai di rumah. Menelpon sang istri yang sepertinya lupa pulang karena ini sudah hampir empat jam. Memang perjalanan dari rumah untuk menuju pusat perbelanjaan pun cukup jauh, menurut Naufal ini sudah terlalu lama ia berpisah dengan wanita itu.

"Assalamu'alaikum, Sayang. Masih di mana?" tanya Naufal langsung begitu Oncom menjawab panggilan teleponnya.

"Waalaikumsalam, ini udah dijalan. Aa mau ada yang dibeli enggak?" tanya Oncom balik.

"Aa cuma titip Neng baik-baik aja. Enggak usah beli apa-apa buat, Aa. Neng udah makan, 'kan?"

"Udah dong makan ramen, Aa sendiri?"

"Pasti pedes ya? Aa nunggu Neng aja makannya."

"Sedikit, Neng beli soto Aa goreng tempenya ya."

"Siap, Bos!"

Setelah mengucapkan beberapa kalimat manis Naufal mengakhiri panggilannya. Sambil menunggu istrinya yang masih cukup jauh Naufal memilih membawa pekerjaannya ke halaman belakang rumah dengan ditemani es lemon yang selalu ada di dalam kulkasnya setelah menikah karena itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Oncom Milik Ustadz   Rumah Tangga Bahagia

    Menceritakan setiap kegiatan pada pasangan setelah lelahnya menjalankan aktivitas harian adalah waktu yang paling ditunggu. Berkeluh kesah dengan diiringi usapan lembut adalah hal paling menenangkan seolah diri merasa sangat dicintai. Kegiatan itulah yang diterapkan oleh Naufal pada kehidupan rumah tangganya. Dengan sabar dan penuh antusias ia mendengarkan cerita dari istrinya tentang apa saja yang dilihat dan dibeli saat di pusat perbelanjaan tadi bersama adiknya. Pun sebaliknya Oncom yang mendengarkan cerita Naufal tentang kegiatannya di kelas hari ini juga rapat yang dipimpin olehnya. Jam baru menunjukkan pukul dua siang lewat dua puluh menit, masih ada satu jam kurang untuk mereka pergi ke acara masing-masing. Menikmati waktu kosong paling pas adalah dengan berkasih mesra bersama pasangan halal yang diiringi sedikit ilmu dalam obrolannya. "Kenapa laki-laki seolah diistimewakan dalam agama maupun masyarakat?" tanya Oncom."Sebenernya semua sama di mat

  • Oncom Milik Ustadz   Kesayangan Mertua

    Sore menjelang dengan cuaca sejuk khas pegunungan. Ibu Nyai, Oncom berikut dua santriwati sudah siap untuk pergi menuju pengajian rutin yang diadakan di majlis taklim dekat masjid kampung. Walaupun sudah cukup berumur Ibu Nyai tetap sehat dan segar dengan segala aktivitasnya. Wanita tua itu juga lebih suka berjalan kaki dibandingkan menaiki mobil seperti ibu-ibu lainnya, juga ukuran tubuh yang sedang membuatnya lebih leluasa dalam beraktivitas. "Ini beneran mau jalan aja, Bu?" tanya Oncom khawatir."Iya dong, Ibu masih kuat loh. Itung-itung olahraga," jawab mertuanya yakin. "Kecapean dijalan Oncom enggak tanggungjawab ya," canda Oncom membuat mertuanya terkekeh pelan."Ibu diajak balapan juga masih kuat kok," tantang Bu Nyai."Sombongnya, gas lah kalau emang mau jalan aja mah."Baru beberapa langkah mereka jalan sudah bertemu dengan Firda yang memasang wajah manis dengan senyum lembut. "Assalamu'alaikum, Ibu, Teteh. M

  • Oncom Milik Ustadz   Bisik-bisik Tetangga

    Rasanya bahagia saat dikenalkan oleh calon mertuanya pada para warga walaupun diakui sebagai santriwati atau abdi pesantren. Bagi Firda semuanya perlahan dan bertahap karena suatu hari nanti ia akan diperkenalkan sebagai menantunya oleh Bu Nyai. Apalagi saat para warga itu memuji dirinya secara terang-terangan membuat Firda semakin percaya diri dan bangga."Boleh Firda ambil foto, Bu?" tanya Firda meminta izin."Boleh, tapi sekali aja ya enggak enak sama ibu-ibu yang lain.Setelah mendapatkan izin Firda langsung mengambil beberapa gambar dengan senyum dari Bu Nyai. Foto itu akan ia posting dengan kata-kata menyentuh dan membuat tanya bagi para followers nya. Firda selalu meyakini doa yang akan ia tulis dan diaminkan oleh banyak orang di kolom komentarnya akan dikabulkan oleh Sang Maha Pencipta."Punten Teh tolong geser sedikit," ujar Oncom pada wanita itu setelah mereka bersalaman.Firda hanya bisa tersenyum saat calon madunya menggeser p

  • Oncom Milik Ustadz   Kekesalan Firda

    Sesampainya di rumah Marsih Firda langsung duduk setengah rebahan di atas sofa setelah memberikan salam dengan nada lemah membuat Marsih heran. Sebelum berangkat tadi Firda sangat semangat kenapa begitu pulang lemah tak berdaya dengan bibir menggerutu tidak jelas."Kamu kenapa? Tadi sebelum berangkat semangat banget, kenapa pulang lesu sambil komat kamit enggak jelas?" tanya Marsih penasaran."Kesel banget aku sama cewek jadi-jadian itu," jawab Firda tanpa menutupi rasa kesalnya."Si Oncom?""Siapa lagi. Aku heran ya kenapa Bu Nyai kayaknya sayang banget sama dia, jadinya dia besar kepala.""Menantu satu-satunya dan bapaknya punya kuasa ya wajar," balas Marsih mengompori."Aku baru liat loh rumahnya mewah banget ya buat ukuran dikampung.""Anggota DPR ya harus mewah lah gimana sih kamu. Emang dia bisa besar kepala gimana sih?"Firda menceritakan apa yang dilakukan oleh Oncom, bagaimana calon madunya itu mengusir dirinya karena duduk disebelah Bu Nyai membuat Marsih tersenyum miring.

  • Oncom Milik Ustadz   Kegiatan Rutin Pasutri

    Malam selalu dinantikan untuk pasangan pengantin yang baru merasakan tumbuhnya cinta. Padatnya kegiatan siang hari membuat mereka harus rela untuk berpisah dan menunggu malam untuk mencurahkan kasih sayang. Untuk Naufal yang tidak pernah dekat dengan wanita selalu memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk memesrai istrinya. Pun dengan Oncom yang baru pertama kali merasakan cinta begitu dibuat melayang oleh setiap perlakuan suaminya."Bagus, Sayang. Aa suka," puji Naufal saat mencoba pakaian yang dibeli oleh istrinya."Alhamdulillah kalau Aa suka," balas Oncom dengan semangat.Naufal membawa istrinya ke depan cermin panjang yang memperlihatkan bayangan dari ujung kepala hingga ujung kaki. Berdiri dengan berbagai macam gaya seolah mereka sedang difoto."Kayaknya kita harus foto studio deh pake baju ini," ujar Naufal saat merasa baju yang mereka gunakan bagus dan cocok. Dalam pernikahan mereka Naufal selalu antusias dari segala hal. Semua yan

  • Oncom Milik Ustadz   Istri Ustadz Emang Beda

    Bohong jika perasaan Oncom tenang saat dengan jelas dirinya mengetahui jika ada wanita yang menginginkan suaminya. Tanpa perlu dijelaskan sudah terlihat dari sikap dan gerak gerik wanita itu saat ada dan tidak adanya Naufal. Lembut, baik dengan senyum yang dibuat semanis mungkin akan Firda tunjukkan jika Naufal terlihat olehnya. Namun, ia akan bersikap biasa saja jika di depan Oncom bahkan tak jarang tersenyum miring. Oncom melihat dengan jelas apalagi wanita itu sepertinya didukung oleh Marsih yang kerap kali menyindir dirinya dengan kata-kata tidak enak didengar jika saja ia gunakan hati ketika menanggapinya. "Gue punya gosip sekaligus ngeluh," ujar Oncom pada sahabatnya dalam sambungan telepon.Setelah mengantarkan suaminya berangkat kerja walaupun hanya beberapa langkah dari rumah Oncom memilih menelepon Gita untuk mencurahkan segala keluh kesah. Dua wanita dengan satu frekuensi itu tidak pernah menutupi apa pun, bahkan jika gilanya sedang kumat mereka saling

  • Oncom Milik Ustadz   Mengapresiasi Istri

    Sesuai permintaan suaminya Oncom akan memasak telur kecap. Tiga butir telur di ceplok terlebih dahulu, setelah itu ia menyiapkan bumbu yang hanya akan diiris-iris kecuali bawang merah sesuai pesanan Naufal. Tidak hanya itu, ia juga menggoreng ikan asin peda sebagai pelengkap karena suaminya juga penggemar lauk yang diasinkan, katanya makan akan lebih terasa jika menggunakan itu. Kurang dari sepuluh menit lagi suaminya akan tiba di rumah, masakan sudah tersedia begitupun dengan nasi yang sudah ia dinginkan karena mulai bulan kemarin Oncom menerapkan itu. Di mana mereka akan makan nasi yang sudah didinginkan terlebih dahulu agar kadar gulanya berkurang. "Assalamu'alaikum, Cintaku.""Waalaikumsalam, sayangnya aku."Naufal datang dengan semangat serta panggilan sayang yang selalu berbeda. Oncom menyambutnya dengan senyum merekah disertai mencium tangan suaminya bolak-balik. Berpelukan sebentar tak lupa juga mencium seluruh wajah istrinya seperti pasangan yang

  • Oncom Milik Ustadz   Hari Kajian

    Setelah sholat subuh Oncom sudah sibuk menyiapkan segala kebutuhan dirinya dan suami, ini kali pertama dirinya ikut bersama sang suami untuk menghadiri kajian. Acra dimulai pukul sembilan pagi sampai waktu dzuhur hingga mereka memerlukan sarapan berat agar memiliki energi full, walaupun disediakan makanan nantinya di sana Oncom tetap membawa biskuit abon kesukaannya. "Neng jangan ikut ya malu," pinta Oncom kembali menimbang.Ia takut mempermalukan suaminya di sana, walaupun Naufal berjanji tidak akan membiarkan Oncom sendiri tetap saja perasaan itu menghantui. "Kenapa malu, Sayang. 'Kan sama Aa jadi Neng tenang aja ya," balas Naufal menenangkan."Neng takut malu-maluin Aa nantinya.""Neng enggak pernah bikin Aa malu, Aa justru bangga punya istri cantik dan sholehah kayak gini."Setelah meyakinkan Oncom jika semuanya akan baik-baik saja Naufal mengajak istrinya keluar untuk sarapan. Kebetulan Laila mengantarkan nasi kuning lengkap dengan telur balado juga tempe oreg untuk sarapan mer

Latest chapter

  • Oncom Milik Ustadz   Naufal Jodohnya Oncom

    Apa yang paling penting dalam sebuah hubungan selain komunikasi? Disaat kasih sayang berlimpah diiringi materi yang cukup belum bisa membuat suatu hubungan berjalan lancar tanpa adanya komunikasi yang baik. Bahkan untuk hal sekecil apa pun harus dibicarakan pada pasangan agar hubungan nyaman tanpa ada yang merasa bersalah atau terbebani.Untuk kali ini Naufal menyadari kesalahannya, dia yang kurang peka tentang perasaan istrinya karena terlalu bahagia atas hadirnya anak mereka. Benar memang Saka sudah banyak yang menyayangi dan memperhatikan, bahkan saat anak kecil itu menangis semua orang khawatir dan saat tertidur semua orang akan bahagia dengan terus memuji dan membangga-banggakannya. Naufal harusnya lebih memperhatikan istrinya yang sedang berjuang untuk membuat anaknya selalu dalam keadaan kenyang dan nyaman. "Maafin Aa yang enggak ngertiin perasaan, Neng."Obrolan mereka diawali dengan Naufal yang meminta maaf pada istrinya. Duduk ditepi ranjang yang entah mengapa rasanya cangg

  • Oncom Milik Ustadz   Isi Pikiran Oncom

    Oncom bingung bagaimana ia harus menjawab pertanyaan mereka. Rasanya memalukan jika yang ia permasalahkan adalah rasa iri pada anaknya sendiri yang mengambil semua perhatian orang lain. Sikap mereka tetap sama menyayangi dirinya tapi mereka semua selalu tertuju pada Saka. Suaminya bahkan sering tidak mendengar panggilan darinya saat sedang bermain dengan bayi itu."Gue enggak tau kenapa, cuma gue ngerasa iri sama anak sendiri. Kadang-kadang gue mikir kalau anak gue itu ngerebut semua perhatian orang. Setiap orang yang datang aja langsung berebut entah cuma pengen liat atau pengen gendong. Bahkan suami gue juga perhatiannya kayak cuma terpusat sama, Saka."Naufal yang mendengar jawaban istrinya sangat merasa bersalah. Ia tidak tahu jika sang istri merasakan hal seperti itu karena selama ini sikapnya biasa saja. Ia memang terlalu bahagia dan menyayangi anaknya hingga benar-benar memusatkan perhatian pada malaikat kecil itu. Gita langsung memeluk sahabatnya yang kini sedang menangis ka

  • Oncom Milik Ustadz   Iri Pada Saka

    Selain hamil, masa menyusui adalah masa-masa paling berat yang dialami oleh seorang ibu. Air susu sedikit, anak yang terus menangis bahkan banyak wanita kurang beruntung yang tidak mendapatkan dukungan dari orang terdekat adalah masa paling berat untuk dijalani. Maka dari itu banyak wanita mengalami baby blues bahkan sampai membahayakan nyawa anaknya karena terlalu lelah jika berada dilingkungan tanpa support yang baik. Untuk Oncom sendiri gejalanya berbeda, asi nya deras, anaknya tidak terlalu cengeng, keluarganya mendukung penuh apa yang ia lakukan dan selalu ikut menjaga Saka hingga ia tidak lelah sendirian. Suami siaga bahkan mertua juga orang tua yang dua puluh empat jam menjaga dirinya juga bayinya. Jika Saka sedang rewel mereka tidak akan membiarkan Oncom bergadang sendirian dan sebisanya menenangkan membuat Oncom bersyukur. Namun, satu hal menyerang Oncom selama ia dalam masa menyusui di mana ia iri pada anaknya sendiri. Oncom merasa anaknya mengambil perhatian semua orang t

  • Oncom Milik Ustadz   Menjadi Ibu

    Untuk Oncom hari menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai saat pertama kali dirinya memberikan asi pada putranya. Susah dan penuh perjuangan walau sudah mencoba beberapa kali. Air susu yang belum keluar juga puting yang kecil menjadi tantangan karena putranya bingung."Udah bisa yeay!!"Oncom sedikit bersorak saat bayi kecil itu berhasil menyedot putingnya walau belum keluar air susu, tidak apa-apa karena itu untuk rangsangan."Alhamdulillah, pinternya anak, Abba.""Tangan Aa luka."Oncom baru sadar saat ia melihat tangan kanan suaminya yang terluka dan mengeluarkan darah yang sudah kering. Oncom tahu itu luka karena apa dan sangat sadar jika dirinya yang melakukan tadi saat sedang berjuang melawan rasa sakit untuk mengeluarkan anak mereka. Padahal kukunya pendek tapi tetap menggores tangan suaminya."Enggak apa-apa, Sayang. Ini enggak sakit kok," balas Naufal karena sakit yang dirasakan istrinya berkali-kali lipat dibandingkan luka kecil yang ia rasa. "Bu bidan, tolong ke sini

  • Oncom Milik Ustadz   Sakala Zayyan Afkar

    Naufal benar-benar menunjukkan sisi lemahnya tanpa peduli jika ada orang lain di dalam ruangan itu. Jika tidak melihat istrinya dan berusaha sekuat tenaga untuk bersikap tegar sudah pasti ia akan luruh ke lantai karena jujur saja kakinya bergetar saat melihat proses istrinya berjuang. Genggaman tangannya bahkan belum lepas dengan sorot mata penuh rasa bahagia sekaligus bangga. "Laper, A."Setelah berjuang mengeluarkan tubuh anak lelakinya dengan mata yang sangat berat kini perut Oncom terasa sangat keroncongan. Oncom juga merasakan keanehan pada perutnya yang kini seolah kosong apalagi setelah bidan selesai membersihkan dan menjahit bagian intimnya. Dua jahitan dalam dan tiga jahitan luar karena posisi Oncom yang bagus jadi tidak ada sobekan tapi tetap dijahit untuk proses percepatan."Mau makan apa, Sayang?" tanya Naufal semangat."Nasi padang enak kayaknya.""Ustadz anaknya boleh diadzani dulu," sela bidan membawa anaknya yang sudah rapi dengan kain bedong berwarna biru muda."Adz

  • Oncom Milik Ustadz   Neng Hebat!

    Terlahir menjadi seorang wanita memang tidak bisa menghindari rasa sakit dari banyak hal. Dari sakit ringan saat datang tamu bulanan bahkan sampai sakit yang harus mempertaruhkan nyawa seperti melahirkan baik secara normal maupun operasi Caesar karena semuanya sama-sama meninggalkan rasa sakit yang tidak akan terlupakan. Butuh perjuangan berat bagi seorang perempuan untuk melahirkan seorang anak ke dunia ini. Jika secara normal tidak memungkinkan maka operasi adalah pilihan dan jangan pernah menganggap jika seorang wanita tidak sempurna jika tidak melahirkan secara normal, karena bagaimanapun cara seseorang lahir ke dunia tetaplah membuat seorang ibu kesakitan tanpa bisa dihindari. Naufal sangat berusaha menguatkan diri agar ia bisa menemani istrinya berjuang mengeluarkan anak mereka. Matanya tidak beralih dari mata istrinya dengan terus mengucapkan kata-kata semangat juga do'a agar diringankan dan juga dilancarkan semuanya."Coba kita liat lagi ya udah pembukaan berapa," ajak bidan.

  • Oncom Milik Ustadz   Tingkah Naufal

    Laila berlari menuju rumah orang tuanya, ia tidak sabar untuk segera sampai tapi kenapa rasanya jarak itu sangat jauh hingga napasnya naik turun dan tidak sampai-sampai walau ia sudah berlari cukup kencang menurutnya. "Assalamu'alaikum, Ibu!" Laila mengetuk pintu dengan tergesa begitu sampai di depan pintu kamar orang tuanya. Ia tahu di dalam kamar hanya ada ibunya karena Abah Yai sedang menghadiri pengajian rutin di balai desa yang berlangsung sampai tengah malam. "Waalaikumsalam, ada apa, La?" "Teteh kayaknya mau lahiran deh, Bu. Udah meringis aja dari tadi," jawab Laila dengan wajah paniknya. "Ayo kita ke sana," ajak Bu Nyai.Dua wanita beda generasi itu segera berjalan menuju rumah Naufal setelah meminta salah satu santri untuk mengabarkan pada Abah Yai juga pada Sarif untuk menyiapkan mobil. Kebahagiaan yang diselimuti kekhawatiran rasanya sangat mendebarkan apalagi untuk seorang Ibu seperti Bu Nyai yang sudah merasakan bagaimana sakitnya melahirkan. "Assalamu'alaikum, Neng

  • Oncom Milik Ustadz   Tanda-tanda

    Perkiraan lahirnya masih dua minggu lagi tapi perutnya sudah sering kencang dan tendangan yang cukup kuat kadang membuat Oncom meringis. Jangan tanya bagaimana khawatirnya Naufal yang bahkan sangat jarang tidur pada malam hari yang ia isi dengan berbagai dzikir sekaligus menjaga istrinya, karena kata dokter kelahiran anak mereka bisa kurang dari hari perkiraan lahir atau lebih. Naufal selalu siaga berjaga-jaga anaknya ingin segera keluar di malam hari hingga dirinya harus bergadang dan akan tidur setelah sholat subuh walaupun itu bukan waktu yang baik, tapi semua ia lakukan demi anaknya. Naufal berpikir jika siang hari banyak orang yang menjaga istrinya maka dari itu malam adalah bagiannya. Laila bahkan sudah satu minggu menginap di rumahnya berjaga-jaga jika mereka membutuhkan bantuan. Adiknya juga sudah membantu mempersiapkan tas berisi perlengkapan kakak iparnya jika sewaktu-waktu sang keponakan ingin segera lahir. "Kenapa, Sayang?" tanya Naufal saat melihat istrinya meringis.Ja

  • Oncom Milik Ustadz   Ganti Panggilan

    Sebagai calon orang tua yang mempersiapkan dengan sangat baik semua kenyamanan dan kesehatan istri serta calon anaknya Naufal mengikuti semua instruksi dari dokter kandungan yang datang setiap minggu satu kali ke rumahnya. Dokter kandungan dari rumah sakit swasta yang terkenal dengan pelayanan ramahnya bernama Anggia, teman dari Hendrik yang diminta dan dibayar langsung oleh anak Onta satu itu untuk mengontrol calon keponakannya. "Jangan lupa senam hamil ya bapaknya juga ikutan. Banyakin sujud sama jalan pagi kalau kuat jangan pake sendal. Hari rabu kita USG ya. Pikirannya ditenangin ya Teh jangan sampe tensi nya naik lagi," pesan Anggia setelah ia memeriksa kondisi Oncom."InsyaAllah, Dok. Makasih ya udah selalu siaga buat saya," balas Oncom karena dokter itu begitu baik dan lembut."Sama-sama dan udah tugas saya. Kalau gitu saya permisi dulu ya. Buat obatnya abisin yang kemarin aja. Enggak usah dianter assalamu'alaikum," salam Anggia pada keduanya."Waalaikumsalam warahmatullahi w

DMCA.com Protection Status