Home / Romansa / Om, I Love You!! / Shoping for Twin

Share

Shoping for Twin

Author: UmiLovi
last update Last Updated: 2023-11-27 12:17:26

Suara musik yang mellow membuat suasana di mobil Haris berubah sendu. Sesekali Brisya tampak menguap dan gelisah. Ia beberapa kali menggeser posisi duduknya agar lebih nyaman. Perut besarnya membuat ia kesusahan tiap kali bergerak.

Haris yang nenyadari itu lantas menarik tangan Brisya yang terkulai dan menggenggamnya erat. Ia ingin Brisya tahu bila Haris selalu ada di sisinya.

"Maaf untuk kejadian tempo hari. Aku seharusnya lebih bersimpati padamu," ucap Haris lirih.

Brisya tak menyahut, ia membuang muka dan mengawasi pemandangan di luar jendela.

"Briy," panggil Haris saat Brisya tak bergeming.

"Hmm,"

"'Maaf ..." pintanya sekali lagi sambil mempererat genggamannya.

Brisya menghela nafas, ia menoleh dan menatap Haris.

"Apa Om Haris lega sekarang?"

"Lega untuk?"

"Lega karena akhirnya Aji beneran menyakitiku? Bahwa akhirnya dia betul-betul berkhianat di belakangku."

Haris menggeleng cepat. "Demi tuhan, aku tidak pernah mendoakan hal buruk pada kalian."

"Oh, ya?"

Haris melepas genggamanny
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Om, I Love You!!   Let's Make a Deal

    "Bagaimana menurutmu?" Haris mematut pantulan wajahnya di cermin."Terserah, silahkan saja kalo kamu mau mencoba menghubungi dia. Aku sarankan sebaiknya kalian bertemu di tempat yang netral, untuk berjaga- jaga seandainya Aji kalap melihat wajahmu!" Zunita memberi saran. Haris menghela nafasnya berat, "Tapi setidaknya aku harus berbicara empat mata dengannya, Zun. Aku harus membuat kesepakatan dengannya. Minggu depan Brisya sudah harus melahirkan.""Seperti yang aku bilang tadi, terserah. Aku akan mengirim nomor Aji lewat chat sebentar lagi kalo kamu memang keukeh ingin bertemu dengannya.""Oke, kirim saja!" Haris beranjak keluar dari kamar dan menghampiri meja kerjanya. "Oke, bye!" Tut.Haris mendesah lega, keputusan untuk menemui Aji sudah ia pikirkan masak-masak semalaman. Walau bagaimanapun, Aji sudah menjaga Brisya dengan baik selama ini. Haris ingin membuat kesepakatan dengannya secepat mungkin, setidaknya mereka harus membicarakan nasib twins kedepannya. Ponsel Haris berget

    Last Updated : 2023-11-27
  • Om, I Love You!!   Let me in

    Satu jam Haris menunggu di apartemen, akhirnya Hendri datang. Mereka berdua sudah duduk di meja makan dan saling menatap serius."Brisya ingin melahirkan di kota kami, Kak!" Hendri nampak berpikir, kedua tangannya menyatu dan menahan dagunya yang sudah bersih dari rambut-rambut halus. "Apa tidak bisa kamu membujuknya untuk melahirkan di sini?"Haris menggeleng lemah. "Mungkin besok atau besok lusa Brisya menghubungimu, Kak. Coba bujuklah dia agar mau melahirkan di sini. Aku lebih tenang bila kamu yang menghandle kelahiran twins," pinta Haris memohon."Akan aku coba. Semoga dia mau mendengarkan saranku.""Bujuk dia semampumu, Kak!" Hendri mengangguk dan meneguk air mineral botol yang tadi ia bawa dari Rumah Sakit."Bagaimana hubunganmu dengan Brisya? Apa sudah membaik?" tanya Hendri penasaran."Tentu saja, kamu tahu sendiri kalo aku benci berdebat, kan, Kak!""Jadi kamu sudah lega sekarang?""Lega untuk?" Haris mengawasi Hendri heran, pertanyaan yang sama dengan milik Brisya tempo h

    Last Updated : 2023-11-27
  • Om, I Love You!!   Meet the Doctor

    Usai makan siang, Haris mengantar Brisya ke kota untuk kontrol ke tempat praktek Hendri. Sebelumnya, Haris sudah menyusun rencana dengan Hendri agar sandiwara mereka tak terbongkar sebelum twins lahir. Tidak ada yang bisa menjamin bagaimana reaksi Brisya nanti seandainya ia tahu bila Dokter Eka adalah kakak kandung Haris. Maka dari itu untuk lebih amannya, Haris masih akan bungkam sampai twins lahir. "Apa aku boleh menemani kamu masuk?"Brisya menoleh, ia menggeleng cepat."Terus kalo nanti Dokter Eka tanya, aku mau jawab gimana?""Bilang aja aku Ayahnya twins!"Brisya terbelalak, ia mencubit lengan Haris dengan gemas."Om tunggu di parkiran saja, aku sudah janjian dengan Zunita. Dia akan menemaniku masuk.""Apa kamu percaya pada Zunita?""Tentu saja! Dia sudah kuanggap seperti kakakku sendiri," sahut Brisya naif.Haris tergugu, ia kembali fokus pada kemudinya. Ada sedikit rasa bersalah di hati Haris karena diam-diam dia sudah mengenal Zunita tanpa sepengetahuannya. "Briy, apa aku b

    Last Updated : 2023-11-27
  • Om, I Love You!!   It's Hurt to See You Again

    Aji memandang ke arah tivi namun pikirannya berkelana. Sudah hampir dua jam ia duduk sendirian, melamun, kelaparan dan kesepian. Suara tivi yang nyaring tak juga membuat suasana hatinya membaik, malah ia semakin merasa sunyi tanpa siapapun yang peduli. Ponsel yang ia geletakkan di meja bergetar, Aji menatapnya sekilas. Zunita is calling ...Aji berpaling dan kembali menatap ke arah tivi. Ia sedang menonton channel National geography, menonton hewan-hewan itu berlarian dengan bebas membuat Aji berpikir betapa nikmatnya menjadi seperti mereka yang tidak memiliki perasaan. Terlahir sebagai manusia terkadang ibarat kutukan. Tak terasa Aji mulai terlelap sambil menggenggam remote tivi. Seminggu ini rasanya hidupnya jadi porak poranda, Aji tak bersemangat lagi untuk hidup. Ting!tong!ting!tong!Sayup-sayup suara bel di pintu membuat Aji mengerjap dan membuka mata. Ia merenggangkan tubuhnya yang sempat terbujur kaku tadi. Ting!tong!ting!tong!Aji menghela napas berat sembari menatap taja

    Last Updated : 2023-11-27
  • Om, I Love You!!   Hold On, Baby!

    Haris menyetir dengan kalap, sesekali ia menoleh pada Brisya yang memejamkan mata sejak mereka menuju ke Rumah Sakit. Sejak lima menit yang lalu, Haris berkali-kali mencoba untuk menghubungi Hendri namun tak diangkat. Sepertinya Hendri masih sibuk dengan pasien-pasiennya di tempat praktek."Briy," panggil Haris khawatir."Hmm...""Bertahan ya, sebentar lagi kita sampai," ucap Haris panik.Brisya tak menyahut, ia merasakan bagian bawah tubuhnya sudah basah. Perutnya mulai terasa mulas. Apakah ia akan bertemu twins hari ini? Apakah tidak apa-apa bila ketubannya pecah lebih dulu sebelum ia sampai di rumah sakit? Konsentrasi Haris terbagi saat kemudian ponselnya bergetar dan berdering. Hendri is calling ..."Halo, Kak! Aku menuju Rumah Sakit sekarang, ketuban Brisya sepertinya pecah!" cecar Haris panik"Apa? Kok bisa, sih! Kalian habis ngapain!?""Kak, nanti aku jelaskan! Tolong selamatkan anakku, Kak!" Suara Haris mulai bergetar takut, sudut matanya basah karena terlalu khawatir deng

    Last Updated : 2023-11-27
  • Om, I Love You!!   Something to Remember

    "Katakan Harsha, di mana anak itu!?" teriak seorang lelaki bertubuh tinggi besar, berpakaian necis bak di film-film bos besar. Di sebelahnya, ada seorang perempuan berpakaian tak kalah anggun, wajahnya basah oleh air mata, tubuhnya bergetar naik turun dengan intens. "Katakan atau kubunuh kau!" Wanita bernama Harsha itu mendongah, ia menatap lelaki di hadapannya dengan terluka. "Bunuh saja aku, sekarang!!" ucapnya sakit hati."Bunuh aku, Ron! Bunuh!!" Lelaki yang ia sebut Ron itu berdiri, mendekat ke tempat Harsha bersimpuh dan mencekal lengannya agar berdiri. Saat tubuh Harsha sudah sepenuhnya berdiri dengan lunglai, Ron menatap mata teduh itu dengan penuh kebencian."Membunuhmu tidak akan membuat keadaan membaik, aku akan tetap membiarkanmu hidup." Harsha menatap Ron dengan nanar."Dan aku akan membuatmu tersiksa seumur hidupmu karena telah membuang darah dagingku!!""Dia bukan anakmu!" teriak Harsha melengking. Ron mendengus, ia mencekal dagu Harsha dan menciumnya. Harsha yan

    Last Updated : 2023-11-27
  • Om, I Love You!!   Saved His Life

    Brisya terbangun dan sadar dari pengaruh obat bius setelah 8 jam kemudian. Orang yang pertama kali ia lihat adalah Haris dan Dokter Eka. "Syukurlah dia sudah sadar, bagaimana perasaanmu?" Dokter Eka mendekat ke ranjang Brisya.Brisya tak sanggup membuka mulut, ia hanya tersenyum."Jangan terlalu banyak di ajak ngobrol dulu, Kak. Dia masih belum sepenuhnya sadar, tuh!"Dokter Eka menoleh pada Haris. Brisya mengernyit, Kak? Haris menyebut Dokter Eka dengan Kakak? Brisya merasakan matanya kembali berat, ia memejamkan mata lagi dengan lemas. Haris mendesah, kenapa lama sekali Brisya tersadar! Ia sudah rindu ingin bercerita tentang twins padanya. "Oh, iya, Ris. Apa tas Megan sudah ketemu?"Haris terkesiap, betul. Malam itu saat bagian administrasi meminta ID card Brisya, Haris kebingungan mencari tasnya. Ia mencari di mobil namun tak ada. Sepertinya tas itu tertinggal di rumah Aji. "Zunita belum kembali ya, Kak?" tanya Haris sambil memperhatikan jam tangannya. "Belum, sepertinya ba

    Last Updated : 2023-11-27
  • Om, I Love You!!   Let Me Die

    Sesaat setelah Haris menggendong Brisya keluar dari rumahnya, sekujur tubuh Aji melemah. Ia tersungkur di tempatnya berdiri tanpa sanggup berkata apa-apa lagi.Apa dia membunuh twins? Apa twins celaka karena ulahnya? Aji menggeleng cepat. Tidak! Bukan dia yang bersalah. Harislah yang sudah membuat semuanya jadi hancur berantakan seperti sekarang! Harislah yang harusnya bertanggung jawab. Dengan panik, Aji berdiri dan menghampiri meja sideboard untuk mengambil kontak mobilnya. Ia harus segera menyusul Brisya! Twins harus selamat! Satu jam kemudian, Aji sudah berada di Rumah Sakit Pelita Kasih tempat Brisya di rawat. Di depan ruang IGD ada Haris yang sedari tadi menunggui. Entah mengapa Aji jadi takut untuk mendekat meskipun statusnya adalah suami sah dari Brisya. Saat sedang mengawasi Haris dengan waspada dari kejauhan, tiba-tiba seorang wanita yang sangat Aji kenal mendekat. Zunita??? Tunggu, bagaimana Zunita bisa mengenal Haris? Sejak kapan mereka saling mengenal?! Apa yang suda

    Last Updated : 2023-11-27

Latest chapter

  • Om, I Love You!!   Season II : That Day!

    Sejak satu jam yang lalu, Aji berdiri dengan gelisah di pintu menuju altar yang akan menjadi tempatnya mengucapkan sumpah pada Tuhan. Pernikahan yang tak terencana dan dipersiapkan dalam tempo waktu singkat membuat acara itu tak semewah seharusnya. Tak apa, Aji tak lagi menginginkan pernikahan mewah namun berakhir di tengah jalan seperti pernikahannya yang terdahulu. Stevany pun demikian, ia bukan tipe wanita ribet yang terlalu mementingkan detail. Baginya, inti dari pernikahan adalah janji yang diucapkan pada Tuhan, bukan gaun, dekorasi, catering dan lain-lain. Ia hanya membeli gaun seadanya di desainer langganan Mama Aji, bukan gaun custom seperti milik Brisya dulu. Semua keluarga di Sydney dan Melbourne datang untuk menyaksikan pernikahan sederhana itu. Pun Bu Shila dan orang tua Brisya tak luput dari undangan Aji. Ia ingin momen indahnya kali ini disaksikan oleh semua orang yang berharga dihidupnya. Lantunan musik terdengar saat Stevany datang digandeng oleh Thomas. Aji yang men

  • Om, I Love You!!   Season II : Will You Be Mine?

    "Kamu mencintaiku?" tanya Aji lirih di telinga Stevany yang sedang terpejam di ranjangnya. Semalam, mereka berdua melampiaskan kerinduan yang selama ini tertahan. Aji tak membiarkan Stevany beristirahat barang sedetikpun, seolah tubuhnya yang tak sempat beristirahat seharian kemarin tak pernah lelah menjelajahi tiap jengkal tubuh gadisnya. Aji seperti kesetanan, memiliki Stevany yang merupakan perempuan pertama yang ia tiduri dalam keadaan perawan seolah anugerah yang tak akan pernah ia sia-siakan lagi. Stevany menggeliat di balik selimut tebal yang menutupi tubuh mereka berdua. Tanpa sadar sesuatu yang sedang tegang di bawah sana tersenggol hingga membuat Stevany terbelalak. Ia menoleh cepat pada Aji yang sedang tersenyum nakal menatapnya. "Aku menginginkannya lagi, Stev. Tolong aku," rengek Aji seraya merapatkan tubuhnya pada Stevany hingga junior yang mulai aktif itu menggesek di antara pahanya.Stevany memejamkan matanya gugup. Padahal semalam ia sudah seperti wanita binal, tap

  • Om, I Love You!!   Season II : Mine!

    Aji mendapatkan penerbangan pagi di keesokan harinya. Ia benar-benar lupa bila hari ini adalah hari besar Zunita. Beruntung Mamanya menelefon semalam, bila tidak, mungkin Aji akan kembali sibuk membantu Freya di kantor Ekspedisi. Jam 4 sore, pesawat yang ditumpangi Aji baru saja landing. Ia lebih dulu pulang ke apartemen untuk mandi dan berganti pakaian. Saat akan berangkat, ia lupa bila mobilnya ada di rumah papa dan mamanya. Alhasil, Aji datang ke acara Zunita dengan mengendarai taksi. Sepanjang perjalanan, suasana hatinya yang sempat memburuk selama di Sydney jadi semakin kacau balau. Ia pasti akan bertemu Brisya dan Haris di acara resepsi itu. Sudah lama sekali sejak ia bertemu mereka terakhir kali, entahlah apakah Aji akan sanggup melihat wanita yang pernah sangat ia cintai itu lagi. "Stop, Pak. Terima kasih!" Aji menyodorkan selembar uang seratus ribuan pada supir taksi dan bergegas membuka pintu. Ia keluar dan merapikan jasnya tanpa memperhatikan sosok yang berdiri mematung

  • Om, I Love You!!   Season II : Here in Sydney

    Usai menulis surat untuk Stevany, Aji bergegas turun dan bersiap untuk pergi. Tak lupa ia mengirimkan pesan pada gadis itu untuk berpamitan dan langsung memblokir nomornya dari daftar kontak. Setidaknya hanya hal ini yang nantinya akan menjadi kenangan terakhir untuk Stevany, gadis itu harus melupakannya agar bisa kembali bangkit. Harus. Dengan hati hancur, Aji menarik kopernya keluar dari rumah Nenek Chloe. Ia tak memiliki tujuan, kembali ke Sydney mungkin adalah satu-satunya pilihan. Saat sedang berjalan sambil merenung, ponsel di saku celananya bergetar. Dengan lemas, Aji merogohnya dan membaca nama yang tertera di layar. Freya is calling ..."Halo," sapa Aji suntuk."Aji, aku sedang dalam perjalanan menuju bandara. Aku akan pulang duluan ke Sydney, apa kamu masih lama berada di Melbourne?" cerocos Freya tanpa jeda.Aji tersenyum lega. "Aku juga sedang perjalanan menuju bandara, Frey. Baiklah, sampai jumpa di rumah Nenek!" janjinya."Oke, baiklah. Sampai jumpa!"Tit. Aji memasuk

  • Om, I Love You!!   Season II : Zunita & Hendri Wedding

    Hari minggu pun tiba, semalam Stevany mendapat surat undangan yang dikirim melalui chat oleh Brisya. Acara pernikahan Hendri dan Zunita, diadakan di hotel berbintang di Jakarta. Sejak pagi, Stevany sudah berada di Jakarta. Ia berencana membeli gaun terlebih dahulu lantas ke salon untuk dirias. Acaranya jam 3 sore, jadi masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap. Stevany bahkan lupa bila ia pernah trauma untuk datang ke acara pernikahan, namun kini ia malah sangat antusias. Ia ingin tampil secantik mungkin di acara itu. Brisya memberi tahunya bila Aji pasti muncul karena pernikahan ini adalah acara spesial asisten pribadi Mamanya yang sudah dianggap keluarga sendiri oleh mereka. Diam-diam Stevany menjadi sangat penasaran seperti apa keluarga Aji, apakah nanti mereka akan memperlakukan Stevany dengan baik bila mengenalnya?? Stevany sudah kenal dengan Oma Donita yang sangat ramah dan gaul seperti Nenek Chloe. Semoga saja keluarga di Jakarta juga sebaik keluarga di Sydney, Stevany memba

  • Om, I Love You!!   Season II : Meet My Family

    Di dalam pesawat menuju Jogja, Stevany sedang berpikir keras. Perkataan Brisya kemarin selalu saja terngiang-ngiang di telinganya. "Kalo kamu mau ketemu Aji, datanglah hari minggu esok lusa. Aku akan memberimu alamatnya. Berdandanlah yang cantik. Aku yakin Aji akan datang di hari itu!" Ia memang akan berada di Indonesia selama seminggu kedepan. Bahkan mungkin bisa saja lebih lama bila ia tak kunjung bertemu dengan Aji. Kemarin Brisya memberi alamat dan nomor ponsel Mama Aji pada Stevany. Hanya untuk berjaga-jaga semisal nantinya Aji tak muncul di hari minggu esok lusa. Pesawat pun akhirnya landing di Bandara Udara Adisutjipto dengan selamat. Stevany lekas mengambil kopernya begitu melihatnya keluar dari bagasi. Sedikit terburu-buru karena ia sudah sangat tak sabar untuk bertemu Papa dan Maminya hari ini. Stevany sudah sangat rindu pada keduanya. Dari Bandara, ia bertolak ke kediaman kedua orang tuanya dengan menaiki taksi. Sepanjang jalan, Stevany tak hentinya tersenyum menyaksika

  • Om, I Love You!!   Season II : Welcome to Indonesia

    Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. Stevany tiba di Indonesia tepat jam 1 siang. Ia lekas menarik kopernya dan mencegat taksi di luar. Dua hari yang lalu, Stevany berusaha mencari keberadaan dan kontak Brisya. Ia mencari di medsos manapun, dan beruntung bisa menemukan akun Instagramnya. Brisya masih mengingat Stevany, sempat mengobrol berbasa-basi di DM hingga akhirnya hari ini sudah membuat janji untuk bertemu. Stevany melarang Nenek Chloe memberi tahu Papanya bila ia berkunjung ke Indonesia, ia berencana akan memberi suprise pada mereka besok. Hari ini Stev sudah memiliki jadwal untuk menyelesaikan urusannya dengan Brisya. Namun lebih dulu, Stevany cek in di hotel yang sudah ia booking sejak kemarin.Usai beristirahat sebentar di hotel, Stevany bersiap-siap untuk pergi menemui Brisya di jam 4 sore. Mereka berdua sudah setuju untuk bertemu di Cafe yang berada tak jauh dari rumah Brisya. Cafe Lovable. Stevany tiba lebih dulu, suasana Cafe yang syahdu dengan musik mengalun

  • Om, I Love You!!   Season II : It's Hurt

    Sudah hari keenam sejak Aji pergi dan Stevany kehilangan jejak. Ponselnya masih tak aktif dan tidak ada yang tahu ke mana Aji pergi. Bahkan Oma Donita dan Tante Wilma sekalipun. Aji seperti lenyap ditelan bumi. Hari ini Nenek Chloe pulang, Stevany menjemputnya ke bandara. Selama di Melbourne, ia jarang sekali mengendarai mobil sedan klasik milik Papanya semasa muda. Hanya untuk keperluan mendesak saja Stevany membawanya, selebihnya ia kerapkali menaiki angkutan umum ke manapun pergi. "Apa kamu sudah bertemu dengan Aji?" tanya Nenek Chloe. Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang dari bandara. "Belum, Nek. Sepertinya dia memang sengaja pergi dan tak ingin melihatku lagi.""Kenapa begitu? Bukannya kalian dulu pernah bekerja di tempat yang sama?""Dia mantan Bosku, Nek. Aku yang bekerja padanya." Stevany menyela dan menoleh pada Nenek Chloe sekilas.Nenek Chloe manggut-manggut seraya berpikir sejenak. "Apa dulu kalian juga sempat berpacaran? Tatapannya terlihat berbeda padamu, Ste

  • Om, I Love You!!   Season II : Losing You

    Suasana hati Stevany yang tadinya riang usai menghabiskan makan siang kiriman Jared, kini mendadak suram setelah membaca pesan dari Aji. Seketika itu dadanya terasa sakit, jadi Aji akan benar-benar pergi setelah semalam ia mengusirnya? Ada sedikit rasa sesal di hati Stevany, sejujurnya ia masih ingin menikmati waktu lebih lama bersama Aji. Bukankah sekarang mantan bosnya itu sudah sendiri? Ia bukan lagi pria beristri, kan? Jadi mengapa begitu terburu-buru dan malah menuruti perkataannya yang sedang dirundung emosi! Stevany memencet icon telefon pada sudut atas pesan chat itu. Tersambung, namun tak diangkat. Tiga kali Stevany mencoba, namun tetap tak diangkat oleh Aji. "Hiiih!" Stevany menggeram. Ia mengawasi layar ponselnya yang masih menyambungkan panggilan ke nomor Aji. Stevany bangkit dari kursi dan berjalan mondar-mandir sembari memijat keningnya yang kini berdenyut pusing. Debaran di dadanya masih terasa hingga kini, perutnya pun seketika jadi mulas. "Angkat, dong! Ck," deca

DMCA.com Protection Status