“Suasana romantis, perkataan romantis, perasaan romantis, akan membuat wanita bahagia dan mengenangnya seumur hidup. Wanita itu menyukai hal-hal yang berbau romantis. Mereka sangat suka dipuji dan dimanjakan.” Ajisaka mengerutkan kening.
“Bukan itu terkesan menggombal?”
“Wanita suka itu.” Aji mengangguk.
Mereka sibuk dengan rencana mereka, ada banyak bunga yang sudah disusun dari mulai masuk ke rumah, hingga depan rumah. Rencana lamaran akan diadakan di depan rumah Rara sendiri. Konsepnya, tentu saja hanya Han yang tahu. Aji hanya menjalankan perannya sesuai dengan skrip. Mereka berdua menjalankan peran masing-masing.
“Hufff … butuh perjuangan.” Handoyo terkekeh mendengar sedikit keluh dari Ajisaka.
“Tentu saja, aku sama ibunya dulu, bukan hanya sekali. Namun berkali-kali. Yang ke lima belas, baru mau menerima. Itu juga
“Jangan seperti ayah, suka menggombal.” Rara mulai menguap dagingnya. Sedangkan Ajisaka merasa, Handoyo memang benar. Aura Rara keluar setelah dia mengumandangkan kata-kata romantis.“Aku akan memberikan kata-kata romantis setiap hari jika kau menginginkannya, Cinta.” Ajisaka mengangkat garpunya dan memberikan kepada Rara. Rara menyambut daging itu dengan mulutnya. Rasanya sangat bahagia. Mereka makan sampai kenyang. Setelahnya, Ajisaka mengeluarkan cincin lagi. Dia berjongkok dan memegang tangan Rara.“Ra, aku sudah berusaha untuk menjadi sedikit romantis. Hmmm, pertanyaanku kali ini masih sama. Apakah kamu mau menikah denganku?”HeningHanya suara gesekan biola dari tape recorder yang terdengar. Keringat Ajisaka mengucur. Dia sangat takut kalau Rara tidak menerimanya.“Apakah ucapanmu itu sungguh-sungguh? Kamu belum mengenalku secara de
Sebagai informasi, karena Ojol Menantu CEO Seasion I sudah selesai, maka akan Meyyis lanjut dengan season II, cerita tentang anak-anak mereka.Diceritakan, Davin dan Devan adalah anak kembar dari Bayu dan Eliana. Wajahnya sangat mirip dan sangat populer. Namun keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Devan dengan gayanya ytang cool dan ramah pada semua orang, sedang Davin dengan gayanyanya yang cuek, pendiam dan cenderung tertutup. Namun, Davin lebih taat aturan ketimbang Devan. Devan sering kali membuat masalah, namun Davin selalu membantunya. Mereka juga sering kali bertukar peran. Devan dan Davin sangat populer di sekolah. Hampir semua perempuan mengidolakannya.Sedangkan anak Irwan dan Nilam perempuan. Dia adalah anak yang cenderung manja, oleh karena itu mereka berdua sering kali melindungi dia. Mereka sengaja memilih rumah yang satu kompleks, karena nenek dan kakek mereka tidak mengijinkan untuk pindah jauh. Syafira Aila I
POV Devan“Devan! Masya Allah … kamu masih tidur?” Mama berteriak, seperti biasa, aku akan meringkuk lagi masuk ke dalam selimut. Untuk lari pagi bagiku merupakan suatu siksaan. Olahraga, mengapa harus sepagi ini? Aku biasa olahraga, tapi siang sampai sore.“Mama, apaan, sih?” Lebih baik aku masuk kembali ke dalam selimut dan menutup seluruh tubuhku. Sudah biasa juga mama ngomel mirip gerbong kereta ekspres. Nggak putus-putus.“Apaan? Bangun dan mandi. Kamu itu, lihat Davin sudah pergi lari pagi dengan Aila. Bangun!” Mama Eliana menarik selimutku. Sepertinya, Davin baru saja kembali.“Devan! Mau bangun tidak? Mama hitung, kalau nggak bangun ….” Seperti biasa, mama akan mengancam.“Iya, iya Mamaku yang seksi. Aku bangun!” Aku bangkit dan memeluk mama.“Jaga tingkahmu, kamu sudah gede. Buruan mandi!” Mam
“Papa percaya kalian. Makanlah dan cepatlah pergi. Satu supir untuk kalian bertiga. Papa tidak mengijinkan Devan nyetir di jalan raya sebelum memiliki SIM.” Papa tahu yang aku pikirkan. Ya, sudahlah … menurut saja.***Meyyis_GN***POV DavinSeperti biasa, saat pagi hari aku, papa dan Aila akan pergi lari pagi. Mama mengatur keperluan rumah tangga, sedang Devan kembali molor. Aku termasuk yang demokratis. Pilihannya kalau dia mau tidur lagi. Tidak ada yang aneh dengan lari pagi kali ini. Namun aku tersenyum ketika melihat seorang gadis berambut panjang kuncir kuda. Kenapa aku merasa dia berbeda. Sedikit ceroboh tapi lucu. Anak perempuan itu menabrak sebuah gerobak dan meminta maaf pada pemilik gerobak.Belum ada sepuluh menit dari dia abrak gerobak, sekarang dia kesandung dan jatuh. “Eh, hati-hati.” Aku hanya berkata dalam hati. Dia sudah bangun lagi. Aku yang akan
POV DAVINTahukah kalian, selalu saja Devan menjadi pusat perhatian. Aku kadang merasa geli dengan tingkahnya. Dia selalu saja tebar pesona. Aku jijik melihatnya.“Van, lo nggak kapok minggu lalu pulang dengan badan bau jus jambu. Otakmu tinggal setengah senti.” Aku meninggalkan dia yang sedang menggombali cewek-cewek. Namun satu yang menjadi perhatianku. Itu, Gadis Pagi? Ya, itu dia. Sungguh mempesona, tingkahnya membuat aku … berhenti sejenak. Dia yang aku cari. Bagai malaikat yang datang dengan sayapnya yang mengembang.“Awas!” Namun terlambat, dia sudah terpeleset dan terjatuh tepat menindih Devan, sehingga mereka berdua terjebur di selokan sekolah.“Kau? Kurang ajar! Dasar mesum!” Aku mendengar gadis itu mengumpat dejadi-jadinya. Aku mengulurkan tangan.“Bangunlah!” Dia terlihat bingung. Menilik k
Layar komputer sudah terpampang jelas. Setelahnya, mencari data itu lewat web sekolah. Aku mencari data siswa baru. Ada beberapa data siswa baru. Yang mana? Untung saja, ada fotonya. Aku tersenyum melihatnya. Ternyata, tidak susuh mencarinya.“Daniela Falisha? Cukup menarik.” Aku mencetak dokumen itu. Baiklah, aku akan mendekatimu.***Meyyis***POV DEVANGila memang ini bocah. Aku sampai kotor semua. Padahal tadinya sudah sangat pede. Tiba-tiba ada salah satu siswa menabrakku. Aku sudah sering menerima trik semacam itu, pasti bocah ini sengaja menabrakku. Trik murahan.“Kau? Kurang ajar! Dasar mesum!” Apa? Kenapa jadi dia yang mengumpat? Sialan! Aduh, sakit banget lagi dia menindihku, sudah gitu pinggangku juga terbentur pojokan dari selokan itu. Untung saja, tidak ada airnya. Tapi tetap saja kotor. Tunggu! Anak ini … seperti
“Minggir kalian!” Aku menepis segala macam tangan yang akan menempel ke lenganku. Aku melemparkan tasku ke meja. Setelahnya duduk dan mengembuskan napas sangat dalam, sehingga rasa marahku sedikit berkurang. ***Meyyis** POV SHASHA Hari ini adalah pertama aku masuk ke sebuah sekolah swasta. Mama memang sangat suka sekolah swasta dan kejuruan. Katanya, itu lebih membentuk karakter. Sekolah ini milik salah satu pengusaha kaya katanya. Sedikit riwayat dari pendirian Gedung sekolah ini katanya karena sang pemilik dulunya orang yang kurang mampu. Menarik, tapi jujur saja, sekiolat seperti ini aka nada system genk yang terdiri dari si miskin dan si kaya. Sungguh tragis. Aku berlari dari pintu gerbang menuju ke kelas. Namun sial! Aku terpeleset. “Awas!” Suara itu terdengar, aku tidak asing dengan suara itu. Bug … Sebelum dia memarahiku, lebih baik aku yang galak duluan.
“Baiklah, Nona Deniela Falisha? Anda ada di kelas X A. Silakan ikuti koridor, nanti naik ke lantai dua. Setiap kelas ada tulisannya di atas daun pintu.” Aku mengangguk dan pamit.***Meyyis***POV SHASHATidak ada dalam sejarah kalau aku dapat tersesat di sebuah gedung. Tapi, kenapa sekarang aku hanya muter-muter? Sepertinya … ah … semua tempat ini memiliki ciri khas yang tidak jauh beda. Karena lelah, memilih duduk di bangku depan kelas. Aku berada di lantai berapa, ya? Ah, sepertinya ini lantai tiga. Aku salah cari. Hufff … ini semua kelas XII. Pantesan tidak ketemu.“Nona Daniela Felisha? Kamu mencari kelasmu?” Aku menatap lelaki itu.“Kamu lagi? Mau apa?” Aku tidak tahu dia si baik atau si jahat. Sepertinya aku belum menemukan perbedaan ciri khas secara fisik dari mereka berdua.“Aku Davin. Yan