Beranda / CEO / Ojol Menantu CEO / Menjemput Mertua

Share

Menjemput Mertua

Penulis: Meyyis
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mereka akhirnya mandi berdua. Untung saja, sudah sangat sore, sehingga adegan baru saja tidak akan terulang di kamar mandi. Mereka mandi dengan tenang, saling menggosok punggung dan saling memandikan. Merupakan kegiatan yang sangat mengasyikan bagi sepasang suami istri. Terlihat sederhana, tapi mengeratkan hubungan.

“Mas, kita menjemput papa dan mama di bandara ahri ini. Mereka akan mengunjungi kita dan hotel. Katanya, akan bertemu dengan partner bisnis baru.” Eliana berjinjit mengambilkan baju untuk suaminya. Karena melihat istrinya kesusahan, maka Bayu mengangkat tubuh istrinya untuk mengambilnya. Akan tetapi, rupanya dia melilitkan handuk kurang kencang, sehingga handuk tersebut melorot dan memperlihatkan barang antik milik Bayu.

“Weh, sangkarnya terbuka,” pekik Bayu. Mereka tertawa bersama dengan kejadian itu. Untung hanya mereka berdua, tidak ada orang lain di dalam ruangan itu.

“Ih, kamu ....” Eliana menepuk dada telanjang suaminya. Lelaki itu langsung mengambil handuknya dan menutupi seluruh asetnya. Setelah itu berganti pakaian. Setelah selesai dengan pakaiannya, dia turun dan memanasi mobil. Mereka akan menggunakan mobil mahal yang sangat nyaman karena mau menjemput orang tuanya.

Setelah beberapa menit dan istrinya belum juga turun, lelaki itu menyusul istrinya ke kamar. Ternyata dugaannya benar. Istrinya baru selesai menebali alisnya, kemudian membubuhkan lipstik ke bibir merahnya, sehingga keranuman bibirnya lebih terekspose.

“Nggak usah canti-cantik. Nanti dilirik orang.” Bayu menggandeng istrinya yang nyengir karena merasa bersalah kelamaan berdandan.

“Hehehe, ayo kita pergi!” Mereka kemudian berjalan menuju ke garasi. Mobil sudah menyala mesinnya, karena memang Bayu sudah menyalakan mesinnya tadi. Dia membukakan pintu untuk istrinya, kemudian dengan tersenyum Eliana memasuki mobil tersebut. Mereka membelah kota Jakarta. Kota impian dimana mereka dapat membuat hati mereka saling bersatu.

“Mas, selalu saja macet begini, ya? Kalau ada mobil yang sekaligus bisa terbang, mungkin akan lebih baik.” Eliana tersenyum dalam keluhannya.

“Kita harus sering-sering bersyukur, Sayang. Dahulu kita tidak dapat menaiki mobil seperti ini. Akan adanya pembangunan, kita dapat menaikinya. Harus sering bersyukur,ya?” Bayu memperingatkan istrinya. kemacetan ini memang yang menyebabkan adalah orang-orang yang memiliki mobil seperti mereka. Jika mereka tidak egosis dan mau memilih angkutan umum, tentu saja kemacetan dapat dihindari.

Mereka terus menerobos kemacetan Jakarta yang makin hari makin parah saja. Setelah keluar dari Jakarta, Praktis mereka akan menuju ke Tanggerang untuk menjemput orang tua dari Eliana. Mereka sudah sampai di bandara. Pasangan itu sudah sampai di lobi ruang tunggu kedatangan. Mereka duduk bersantai di kursi itu. Kemudian, mereka menemukan sepasang suami istri paruh baya yang melambaikan tangan kepadanya. Mereka tersenyum sangat bahagia.

“Ma. Makin cantik saja,” puji Bayu pada mertuanya.

“Kamu bisa saja. Entar mama jadi ge-er lagi. Papamu akan menerima kemarahan dari papamu kalau menggoda mama seperti itu,” tukas mama mertuanya. Mereka tertawa bersama, kemudian Bayu meminta kopor yang di bawa kedua paruh baya itu. Bayu mendahului mereka yang sedang bercengkarama sambil terus melenggang. Setelah sampai di mobil, maka Bayu mengangkat kopor itu untuk di masukkan ke bagasi. Dengan dua cicitan bagasi itu terbuka.

“Kalian sudah isi atau belum?” tanya sang mama.

“Ma, belum-belum sudah tanya seperti itu. Kalau sudah waktunya pasti akan ada. Sekarang itu sangat mudah. Bayi tabung juga sangat mungkin dapat dilakukan. Tidak perlu risau. Biar mereka bersenang-senang dulu. Ingat ‘kan? Kita juga lima tahun baru dapat.” Lelaki paruh baya itu membela suami istri baru itu.

Mereka kembali berkutat dengan jalanan ibu kota yang begitu padat dan merayap. Sesekali, bunyi klakson terdengar sangat pengang di telinga.

“Kita mau jalan-jalan sekalian, atau langsung pulang, Pa?” tanya Bayu.

“Makan dulu, lah. Ini mbokmu sudah ribut dari tadi. Pingin gudeg yang di Matraman itu.” Mertuanya Bayu meminta mereka untuk mampir ke retoran. Bayu mengangguk saja. Mereka menuju daerah yang diminta oleh mertuanya tersebut. Dalam perjalanan, macet membuat sang mertua wanita menjadi sedikit gusar.

“Ini, nih yang tidak kusuka dari Jakarta. Dari dulu selalu saja macet. Nggak ada enak-enaknya tinggal di sini. Kalian masih kerasankah?” kesal mamanya Eliana.

“Mama, ih. Dari tadi ngeluh mulu. Tapi tiap tiga bulan sekali mesti kesini.” Eliana menoleh ke belakang kearah mamanya.

“Itulah mamamu. Hahaha” Mereka sudah sampai di depan restoran yang ingin mereka tuju. Setelah parkir, mereka langsung masuk ke dalam restoran tersebut. Memilih lokasi VVIP untuk mereka makan siang hari ini.

“Pak Agung? Weh, sudah sukses ternyata sekarang?” tanya pemilik restoran. Pemilik restoran  yang ternyata adalah sahabat pak Agung mertuanya Bayu.

“Walah, Samosir. Kamu juga jadi pengusaha kuliner. Mantuku sering merekomendasikan restoran kamu ini. Katanya, paling enak di seantero Jakarta ini.” Pak Agung mertua dari bayu itu menepuk punggungnya. Kemudian, mereka saling merangkul. Rupanya, mereka adalah teman kuliah waktu dulu.

“Silakan, silakan. Mana mantumu?” tanya Samosir pada pak Agung.

“Mana, ya. Kemana suamimu Eliana?” tanya Agung ayahnya Eliana. Agung melihat ke sana-ke mari, namun Bayu tidak si temukan.

“Mas Bayu lagi ke toilet, Pa. Tadi bilangnya mau cuci muka sama sekalian pipis. Dari bandara sudah nahan pipis.” Eliana duduk di seberang pak Agung dengan di sebelah kursi kosong yang diduga untuk duduk Bayu.

“Oh, baiklah. Tidak apa-apa. Nanti saya balik kemari untuk berkenalan dengan  menantumu itu. Hmmm, saya mau ke dalam dulu, ya? Kau baik-baiklah di sini. Pesan yang kau ingin, ha.” Mereka saling tertawa untuk melepaskan kangen yang sudah lama tidak saling bersua. Lelaki itu sakhirnya masuk ke sebiah bilik, berganti dengan seorang pelayan wanita yang memakai baju seragam batik dan kain ulos.

“Silakan, mau pesan apa, Pak?” Pelayan wanita itu memberikan beberapa buku daftar menu. Mereka mengambil satu-satu buku menu tersebut.

“Mama mau gudeg sama rendang.” Restoran ini memang menyajikan masakan nusantara. Meskipun yang memiliki orang Batak, akan tetapi masakan yang di usung seluruh nusantara.

“Saya mau ayam goreng kalasan mas Bayu samain saja. Dia pasti mau kalau aku yang pilih.” Eliana memilih menu.

“Papa pingin soto betawi. Kayaknya seger. Sama nasi putih mbak.” Pak Agung memilih menu.

“Baik, satu rendnag padang, satu gudeg Jogja, dua ayam kalasan dan soto betawi satu. Ada lagi? Minumnya?”

“Samakan saja, jus buah dan air mineral, Mbak.” Pelayan itu pamit untuk membawakan pesanan mereka. Tidak berapalama Bayu datang setelah dari toilet. Dia terlihat lebih segar, karena selesai cuci muka.

“Lama amat, Mas. Sudah kupesenin ayam goreng kalasan. Mau ganti atau itu saja?” tanya Eliana.

“Itu saja, sudah cukup.” Kedua paruh baya yang ada di depan mereka merasa sangat bahagia, anak dan mantunya sepertinya harmonis. Tidak berapa lama, pesanan mereka datang. Semuanya terhidang di meja. Nafsu makan mereka kembali bangkit.ternyata, porsi yang di tawarkan teramat besar, bisa untuk dua orang bahkan lebih. Mereka memandanginya dengan sedikit menganga, karena siapa yang akan menghabiskan.

“Kenapa? Kok bengong?” tanya seorang paruh baya dari dalam bilik yang mendekati mereka.

“Gila, ini ngasih makan orang apa beruang? Porsinya ajib gile. Tapi bikin puas sih?” Agung mengacungkan jempolnya.

“Eh, ini yang mau kau kenalkan padaku? Ini mantumu?” Mereka saling menatap. Begitu juga dengan bayu yang terszenyum kepada lelaki paruh baya itu.

Bab terkait

  • Ojol Menantu CEO   Gara-Gara Wanita Seksi

    “Gila, ini ngasih makan orang apa beruang? Porsinya ajib gile. Tapi bikin puas sih?” Agung mengacungkan jempolnya.“Eh, ini yang mau kau kenalkan padaku? Ini mantumu?” Mereka saling menatap. Begitu juga dengan bayu yang tersenyum kepada lelaki paruh baya itu.“Iya. Kenalin mantu kesayang gue. Karena Cuma satu-satunya. Namanya Bayu. Bayu, ini sahabat papa. Dia gila, dari dulu sangat gila.” Bayu menyalami lelaki paruh baya itu, kemudian lelaki itu memeluknya erat.“Apa kamu tahu, mantumu ini jadi pelangganku. Dia senantiasa bolak-balik membeli makanan di sini. Aku baru tahu sekarang, ternyata mas Bayu itu menantumu.” Lelaki paruh baya itu memeluk

  • Ojol Menantu CEO   Direndahkan Lagi

    “Sudah tenang? Sekarang duduk di sini, dengarkan aku bicara.” Bayu memegang pundak istrinya dan mendudukkan Eliana di bangku panjang yang ada di taman itu.Bayu berjongkok di depan istrinya yang terduduk di bangku panjang. Dia berlutut, kemudian memandang lekat wajah istrinya yang muram. Sedangkan Eliana berudah membuang wajahnya ke manapun karena dia tidak ingin melihat wajah suaminya. Dia sangat kesal memandnag wajah itu. Wajah yang selalu mengalah dengan siapa pun yang menghujatnya.“Sayang, kau lihat? Semua orang memperhatikanmu dan menontonmu berantem sama wanita itu. Aku tidak ingin istriku yang sangat cantik ini, menjadi konsumsi publik. Aku tahu kamu marah. Tapi, tidak harus meluapkan ‘kan

  • Ojol Menantu CEO   Dicaci Di Depan Hotel Milik Mertua

    “Kamu lagi, kamu lagi. Memang bandel, ya? Ojek online tidak boleh masuk ke hotel ini. Mengerti tidak?!” Satpam itu sedikit membentak.“Maaf, Pak. saya di suruh menunggu pak Agung. Saya tidak berani untuk pergi, atau saya akan dimarahi.” Bayu mengatakan kepada pak satpam itu. Bayu berada duduk di atas motornya sekarang. Dia berada di tempat parkir, diantara banyak mobil mewah terparkir di sana.Sementara itu, didalam Agung sudah sedikit gelisah menunggu partner bisnisnya tida juga datang dia menelpon orang itu, untuk memberi tahu bahwa dirinya sudah sampai di tempat mereka janji bertemu.Tidak lama kemudian, sebuah mobil

  • Ojol Menantu CEO   Orang Songong Ditangkap Polisi

    Pambudi hanya bisa melongo saja. Dia baru saja kehilangan uang yang sangat banyak, karena gagal mendapatkan investor. Dia memukul pohon yang ada di sampingnya. Tangannya dikibas-kibaskan karena merasa sakit. Berganti dengan menendang ban mobil milik seseorang, hingga dia di tegur oleh orang yang punya mobil.“Bangsat! Anak itu mmnag pembawa sial. Aku sekali lagi kehilangan milyaran karena dia.” Pambudi mengumpat sedalam-dalamnya.“Heh, ada apa dengan mobilku? Kau tendang-tenang? Kurang kerjaan saja!” Dia berlalu saja tanpa peduli omelan ddari orang tersebut yang mobilnya dia tend

  • Ojol Menantu CEO   Makan Siang Di Atas Ranjang

    “Ya, papa lihat sendiri.” Agung mengangkat cangkir kopinya kemudian menyeruputnya.“Memang, siapa yang dihina?” Eliana penasaran, mengapa sampai papanya semarah itu?Papanya meletakkan kopinya di meja, kemudian menengok ke arah Eliana. Dia akan mengatakan sejujurnya. Papanya menepuk pundaknya, kemudian menangkupkan jari-jari ke sela jarinya yang lain.“Eliana, dia menghina suamimu, karena jadi tukang ojek. Papa kira, suamimu ada hubungan dengannya sebelumnya. Sebab, dia sangat kesal walau sudah papa tunjukkan kebenarannya. Dia tetap menganggap suamimu ini tidak berguna

  • Ojol Menantu CEO   Basah-basah

    “Beri aku lebih, Sayang.” Bayu menarik tangan istrinya, agar posisinya di bawah. Dia memberikan kenikmatan kepada istrinya dengan klimaks bersama setelah saling bersatu dalam lautan madu.Hari sudah mulai sore. Setelah melihat semua rating di aplikasinya, Bayu siap-siap akan berangkat. Dia menerima beberapa orderan. Seperti biasa, istrinya sudah menyiapkan jaketnya, dan semua peralatan keamanan berkendara untuk suaminya tersebut.“Aku pergi, Sayang. Hati-hati di rumah.” Bayu mengedipkan sebelah matanya setelah mencium kening istrinya. Lelaki itu kemudian menekan gasnya dan bergerak menuju jalanan. Kali ini, pelanggan yang dia jemput adalah ibu hamil yang akan periksa ke rumah sakit. Dia melajukan motornya menuju gang-gang sempit sesuai arah a

  • Ojol Menantu CEO   Ancaman Stefan

    “Susumu, Sayang. Nggak nunggu aku untuk jamaah?” tanya Eliana melihat suaminya sudah siap dengan baju muslimnya.“Cepatlah! Aku mau sholat sunah dulu.” Eliana meletakkan susu di meja kemudian berlari ke kamar mandi.Setelah Eliana selesai mandi dan juga widhu, maka mereka melakukan sholat shubuh dengan berjamaah. Selesai sholat subuh, karena Bayu memang belum tidur, dia langsung tidur. Sedangkan Eliana keluar kamar untuk olah raga pagi.***Eliana sudah rapi mau berangkat kantor. Dia melihat suaminya tersebut sudah terlelap dan mendengkur halus. Setelah siap dengan jilbabnya yang menjuntai, di

  • Ojol Menantu CEO   Rekam Jejak Perekrutan Stefan

    “Kau akan menyesal, Nyonya Eliana karena sudah berurusan denganku!” Stefan melangkah pergi dikuti oleh Miranda di belakangnya. Eliana menggeleng-gelengkan kepalanya karena ulah dari Stefan tersebut. Eliana juga beranjak dan mengajak Zahra untuk keluar dari ruangan itu. Wanita itu menuju ke ruangannya. Mungkin untuk sementara, kopi susu sangat cocok untuk dirinya.Zahra membuat dua kopi susu untuk dirinya dan bosnya itu. Dia pergi ke dapur dan di sana sudah ada beberapa karyawan hotel yang lainnya juga membuat minuman.“Mbak Zahra, membuat dua dengan bos, ya?” tanya salah satu office boy.“Iya, kamu sudah selesai?” tanya Zahra pada Jamal sang office boy.

Bab terbaru

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Lihatlah Davin melongo,” bisik Rania. Apa ada yang salah? Apakah dia tahu jika belakang gaun ini terdapat banyak peneliti aku tiba-tiba tidak percaya diri.POV Davin“Ada apa?” tanyaku. Penasaran masih juga menggerayangi jiwaku. Aku tahu kekasihku itu hanya meggodaku. Ia memang membuat aku sangat gemas kepadanya. “Dilarang bertanya,” katanya. “Biar aku yang menyetir. Matamu begitu merah, kamu boleh tidur,” ucapnya. Aku tahu ia adalah kekasihku yang super pengertian. Jika tidak begitu, mana mungkin aku tergila-gila padanya. Biar aku lihat lagi, ada apa sebenarnya di matanya? Ia selalu membuatku tidak dapat berpaling darinya.“Tidak,” ucapku. Aku laki-laki, kalau hanya bertahan sebenatar sampai kantor, masa tidak bisa? Ah, Dia keras kepala. Punggungku didorong ke arah kursi penumpang di samping kemudi. Setelah itu ia segera berlari memutar untuk masuk ke ruang kemudi.“Hari ini aku yang akan menjadi sopirmu. Itu kejutan pertamanya.” Ia tersenyum sambil mengenakan sabuk pengaman. Bib

  • Ojol Menantu CEO   Gaun Pengantin

    “Maafkan aku, Cinta. Ini yang aku takutkan. Aku lelaki dewasa dan membutuhkan ini.” Aku kembali membungkus tubuhnya dengan selimut walau sejujurnya aku ingin melanjutkan. “Kuharap kamu mengerti. Tolong ….” Aku pergi meninggalkannya yang meringkuk di dalam selimut.***Meyyis***POV Shasha Jam dinding berbentuk kepala kelinci sudah menunjukkan pukul 04.00 pagi aku segera bersih-bersih untuk melaksanakan salat malam yang tinggal beberapa menit lagi waktunya, menuju ke subuh. Setelah salat malam dan sedikit dzikir mulai terdengar suara azan. Aku melaksanakan salat dua rakaat dan keluar dari kamar untuk sekedar olahraga pagi. Davin sudah siap di taman belakang, melakukan pemanasan tanpa banyak bicara. Aku menyusulnya dan melakukan pemanasan juga. “Mau cobain kita jogging di trek taman depan?” tanyanya.“Yuk, aku ingin membeli sarapan,” ucapku.“Pingin sarapan apa?” tanyanya. “Bubur ayam di tepian itu sepertinya enak.” Davin mengangguk.“Baiklah, sebentar aku ambil dompet dulu.” Lelakiku

  • Ojol Menantu CEO   Kamu Manis (21+)

    “Kamu sangat … please jangan seperti ini. Aku bisa mati penasaran.” Aku menggoyangkan telunjukku tanda memberinya kode bahwa dia tidak akan mendapatkan jawabannya sekarang. Ia terlihat kesal, akan tetapi menurut. Sebenarnya, aku sedikit merasa kasihan tetapi juga merasa senang, bisa sekali-kali ngerjain dia.***Meyyis***POV DAVINSetelah pesta usai, kami tentu pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Sasha membuatku jengkel. Apa ia sudah tidak cinta lagi? sepertinya berubah, hal itu menjadi sering uring-uringan karena takut kehilangan dia. Leboh baik aku menghindar saja, biar ia merasa. Kalau tidak merasa juga, berarti memang sudah tidak mencintaiku. Apakah ada orang lain? Tidak mungkin … ia mencintaiku. Aku menghempaskan pikiran jahat yang menguasaiku.Dia memegang tangan, aku tahu itu trik untuk mengelabuhi, lebih baik aku menghempaskan tangannya saja. Tapi aku rindu memeluk tubuhnya, harum tubuhnya terutama bibirnya yang membuatku mabuk

  • Ojol Menantu CEO   Penasaran

    “Kamu mau mengatakannya atau mendapatkan hukuman dariku.” Davin akan menciumku kembali, akan tetapi aku dorong. “Tidak malam ini. Aku tidak akan mengalah padamu. Kalau kamu memberi hukuman, berarti tidak akan aku beritahu apa yang aku persiapkan.” Aku tahu ia sangat kesal. Biarkan saja.***Meyyis***POV Shasha“Kamu memang benar-benar,” tutur Davin. Ia merasa sangat kesal dengan sang keksih, tapi juga gemas.“Oke, kali ini kamu harus kalah, dan harus mengalah aku ….” Kedua lengaku, lepas dari leher Davin, dan berhasil kabur darinya. “Biarkan saja ia kesal. Makanya jadi orang jangan suka ngambil kesimpulan cepat.” Aku menutup pintu kamar dan menguncinya. Suara tutukan sepatu terdengar menjauh dari kamarku. Aku yakin lelakiku itu akan berpikir sepanjang malam dan tidak bisa tidur. Biarkan saja, aku sangat suka menggodanya seperti itu.Esok hari, telah tiba sebelum ayam berkokok. Davin sudah mengetuk pintu kamarku. Aku yang baru saja bangun tidur bahkan belum sempat mencuci wajah, m

  • Ojol Menantu CEO   Davin Ngambek

    Tepuk tangan menggema di taman itu. Setelah sesi tukar cincin, maka selanjutnya mereka berjalan turun dari pelaminan untuk menemui tamu. Aku sudah siap dengan keranjang kalau mawar untuk ditaburi sepanjang jalan. Sampai di ujung karpet, Elsa melempar buket bunga. Kami berdesakan agar mendapatkan buket itu.***Meyyis***POV ShashaSetelah pesta berlangsung aku dan Davin pulang ke Indonesia. Kami beraktifitas seperti biasanya, akan tetapi akhir-akhir ini Davin menjadi sering uring-uringan. Aku tidak tahu kenapa? Bahkan hari ini dia dua kali marah. Davin memang berbeda dengan orang lain, dia kalau marah lebih suka diam. Ditanya diam dan menghindar. Aku mengingat-ingat salah apa hari ini, tetapi tidak juga menemukan kesalahanku. Kami sudah memasuki mobil untuk pulang ke rumah. Aku bermaksud untuk mengajaknya bicara sekarang, karena kami dalam wilayah santai sehingga akan sangat mudah berbicara dengannya.Aku memegang tangannya, akan tetapi Davin menghempaskan tanganku. Aku memilih untuk t

  • Ojol Menantu CEO   Lempar Bunga

    Aku tahu papa juga terharu melihat putri pertamanya sudah melangkah ke jenjang selanjutnya. Meskipun Papa menginginkan ini, aku yakin sebagai seorang ayah lelaki itu merasa dirampok ketika putrinya akan dinikahi oleh lelaki mana pun. Bisa dibilang, hati dan cintanya akan direbut oleh lelaki lain walaupun dalam konotasi yang berbeda.***Meyyis***POV ShashaPapa adalah orang Jawa tulen. Meskipun sekarang berada di Singapura, ia menghendaki suara gamelan, alih-alih lagu romantic. Maka saat Elsa keluar, walaupun menggunakan gaun bertema internasional, akan tetapi suara gamelan mulai terdengar. Hatiku ikut merasa tersenyum mendengar suara music pentatonic itu. Betapa indahnya, sebuah musik yang menjadi ciri khas Nusantara tersebut yang telah mengakar pada budaya kita.Aku menjadi pengiring pengantin mengikuti langkah pengantin dari belakang. Setelah sampai ke pelaminan, Papa menyerahkan tangan pada Arya yang sudah berdiri di atas pelaminan dengan jas putih yang menawan. Rambutnya tertata

  • Ojol Menantu CEO   Elsa Menikah

    “Aku bawa ke rumah Davin. Di rumahnya akan banyak kesedihan jika ia melihat kamar mama.” Aku tahu karena kekasihku itu sudah bicara sebelumnya. Aku tersenyum dengan interaksi kedua orang itu. Setelah mengetahui yang dibicarakan Arya, aku memilih hengkang dari tempatku mengintip.***Meyyis***POV ShashaIni adalah pernikahan yang diimpikan oleh Elsa setelah banyak rintangan dengan Arya. Hari ini saatnya kedua sejoli itu melangkah ke jenjang selanjutnya, mengikat janji suci dalam ikatan pernikahan. Bunga-bunga bernuansa putih sudah menghiasi nuansa taman golf tersebut.Pernikahannya dilakukan di Singapura karena mama dan papa berada di sini. Wanita yang menjadi kakakku dari ibu yang berbeda itu, kini sudah mengenakan gaun putih dengan hiasan kepala yang menjuntai. Dia sangat cantik dan menawan. Lekuk tubuhnya yang indah, tinggi badannya yang menjulang dan semampai membuatnya bak model.“Kak, kamu sangat cantik.” Aku memandang lekat ke mata indah kakakku itu. “Benarkah? Aku masih tidak

  • Ojol Menantu CEO   Pria Berkualitas

    Aku ke dapur untuk membuat yang kupikirkan itu. Setelah dua sendok sereal masuk ke gelas, dua sendok susu coklat masuk juga. Air panas segera meluncur untuk menyatukan keduanya. Aroma khas coklat semakin memperparah rasa laparku. Aku mulai meniup makanan itu, menyendoknya mengarahkan ke mulut. Hmmm … ini lebih nikmat. Sesuap demi suap makanan itu tandas meluncur ke perutku. Ini lebih dari cukup.***Meyyis***POV DAVINTeleponku berbunyi. Aku tersenyum saat di layar terlihat Sayangku memanggil. Langsung saja tombol terima aku usap.“Iya, Sayang.” Sapaan terakhir tidak akan pernah lupa agar wanitaku itu merasakan bahwa aku memang sangat menggilainya.“Bagaimana korbannya?” tanyanya. Aku tahu, hanya alasan saja bertanya tentang korban kecelakaan yang sedang kami urus. Akan tetapi aku paham bahwa sebenarnya ia sangat ingin bersamaku.“Kamu kangen sama aku?” Langsung saja aku tembak dengan perkataan begitu agar ia makin berbunga-bunga. Aku yakin saat ini perutnya penuh dengan taman bunga y

  • Ojol Menantu CEO   Tidak Apa-apa

    “Aku melihat korban penuh darah, Sha. Bagaimana keadaannya. Ia kasihan banget. Seandainya kita satu mobil saat itu, Arya akan lebih tenang memandangku. Aku yang salah.” Aku ingin tertawa rasanya. Bagaimana bisa Arya menyetir sambil memandang Elsa. Pantas saja kecelakaan.***Meyyis***POV Shasha“Kamu kok malah ketawa?” Elsa menghapus air matanya.“Maaf … aku tertawa karena itu lucu, Kak. Arya benar-benar mencintaimu. Aku akan cari tahu untukmu bagaimana keadaan dari korban.” Aku mengelus pundak Elsa. Setelahnya, menelepon Davin untuk mengetahui keadaan sang korban.“Iya, Sayang.” Suara Davin memang selalu bikin baper.“Bagaimana korbannya?” tanyaku.“Kamu kangen sama aku?” ‘Kan? Dia memang selalu begitu. Tapi … sebenarnya kangen juga, sih?“Jangan mengalihkan perhatian. Bagaimana keadaannya. Elsa masih ketakutan.” Davin terdengar tertawa sedikit.“Dia sudah ditangani. Bilang sama kakakmu tenang saja. Arya sedang diintrogasi. Tim legal dari kantornya juga sudah datang untuk membebaska

DMCA.com Protection Status