"Dari hasil di sini bisa dilihat bahwa semuanya aman. Tidak ada masalah apa-apa dengan tubuh kamu. Kamu sehat, Chloe, dan tidak ada yang perlu kamu cemaskan."
"Kalau begitu rasa sakit seperti terbakar yang suka muncul di dada kanan saya itu kira-kira karena apa ya, dokter?"
"Sejauh ini bisa jadi karena kamu kelelahan. Jam berapa biasanya kamu tidur malam?"
"Ngga tentu dan suka bangun tiba-tiba terus ngga bisa tidur lagi."
"Saya sarankan agar kamu tidur malam yang cukup. Jika tidak ada kuliah, kamu bisa tidur siang, dan sempatkan waktu untuk olahraga. Jalan santai saja di pagi hari. Udara pagi sangat baik untuk kesehatan, terutama paru-paru.
Sekumpulan air otomatis mengucur deras be
“Terima kasih,” kata Tuan Edgar pada salah seorang pelayan restoran yang baru saja selesai mengantarkan pesanan. “Apa selama di asrama kamu makan dengan baik?”Chloe mengambil sendok dan garpu, lalu mulai menyendok nasi goreng yang dia pesan. Tuan Edgar sempat tidak setuju dengan menu makan siang yang Chloe pilih, tapi anak perempuan satu-satunya itu beralasan sedang tidak berselera makan, sehingga memilih sepiring nasi goreng pun tampaknya sudah lebih baik dibanding tidak makan sama sekali.Chloe terlebih dahulu menyelesaikan proses mengunyahnya.“Ya, tentu.”“Papa rasa ngga,” tampik Tuan Edgar. Chloe pun mendelik dari atas piring, “melihat pilihan makananmu yang seadanya. Sepertinya Grace juga harus lebih memp
Kedua kaki Juan melangkah dengan cepat. Bot hitamnya mengoyak asap putih yang membubung di area depan Gedung Pusat Para Petinggi Akhirat. Kapan terakhir kali dia datang ke sini? Sewaktu bertanya untuk kesekian kali tentang wanita reinkarnasinya, tentu saja, sebab tidak ada alasan lain yang bisa dengan berani membawanya pergi ke tempat sakral para petinggi akhirat.Ketika Juan semakin bergerak mendekat, saat itu juga Alfa muncul dengan membawa setumpuk dokumen yang entah apa isinya. Juan tidak ingin menganggap pusing hal tersebut.“Hari yang melelahkan, bukan begitu?” tanya Alfa saat Juan sudah berdiri di depannya. Meletakkan tumpukan dokumennya dengan kasar hingga mengeluarkan bunyi berdebum, tapi tidak cukup mengagetkan.“Gue perlu masuk ke dalam,” ujar Juan lebih kepada memaksa.
Dan mungkin kamu justru akan berterima kasih dengan hadirnya masalah ini.Omong kosong, pikir Juan. Iblis itu berencana balas dendam dan mungkin akan membuat wanitanya celaka, tapi Ethan justru mengatakan kalau Juan akan berterima kasih karenanya? Bahkan saking tidak mengertinya dengan jalan pikir Ethan, Juan langsung pergi begitu saja tanpa berkata apa pun.Baiklah, pikirnya. Jika memang Juan harus menghadapi dan menyelesaikan masalah ini sendirian, Juan akan lakukan. Semata-mata hanya untuk wanitanya—Raline.Juan telah kembali ke asrama. Melepas wujud sejatinya dan mengubah diri menjadi seorang Juan yang biasa. Tergesa-gesa mengambil sebotol minuman dingin dari dalam kulkas dan meneguknya hingga hab
Tidak ada satupun yang mencoba membuka suara. Beruntung keramaian yang ditimbulkan para suporter tidak terlalu membuat suasana di sekitar empat orang ini menjadi canggung.Chloe melepas tatapannya dari siapa pun. Tanpa sadar perlahan demi perlahan tangannya bergerak menuju lengan Tuan Edgar. Tuan Edgar yang menyadari gerak-gerik Chloe pun langsung berdeham seraya menggenggam punggung tangan Chloe."Chloe!" teriak seseorang yang ternyata adalah Grace. Perempuan itu tengah berdiri di pinggir lapangan sembari melambaikan tangan padanya.Sebetulnya tidak hanya Chloe, melainkan Tuan Edgar, Juan, dan Raline pun ikut tertarik ke arah suara itu berasal. Seketika keceriaan Grace memudar. Dahinya mengerut. Matanya memicing. Seakan tengah memastikan lebih dalam lagi atas apa yang baru saja dia lihat.
Oleh karena sudah diamanatkan oleh Tuan Edgar untuk memperhatikan waktu tidur Chloe, beserta menu makan juga menyempatkan waktu untuk olahraga, alhasil di akhir pekan Grace langsung meminta Chloe bangun pagi. Benar-benar pagi, karena langit masih tampak gelap, dan ketika Chloe melihat jam yang tertera di layar ponselnya, ternyata waktu masih menunjukkan pukul lima pagi."Ayolah, sekadar jalan-jalan aja atau mungkin joging. Kalau bareng gue ngga bakal berasa capek deh," bujuk Grace yang terlihat begitu semangat, sedangkan Chloe masih tampak melempem di atas tempat tidur."Satu jam lagi deh, ya," ujar Chloe menawar pada orang yang salah."Di waktu satu jam lo yang lo pakai buat tidur, kita mungkin udah selesai joging keliling area Seirios," celetuk Grace. "Udah ayo bangun atau mau gue laporin ke Papa lo?" ancamn
Tidak ada yang bisa dilakukan selain diam.Baik Juan maupun Chloe sendiri juga tidak memprediksi bahwa akan bertemu kembali dalam situasi seperti ini. Padahal sudah tidak seharusnya mereka duduk berdua di dalam mobil dan sudah tidak seharusnya pula Juan membawanya kabur ke suatu tempat yang tidak Chloe tahu. Mungkin ini adalah lokasi yang sering dia kunjungi ketika sedang berduaan dengan Raline. Duduk di dalam mobil atau berjalan bergandengan tangan sambil tersenyum dan tertawa sekaligus memandangi hamparan laut yang memiliki sekumpulan pasir putih. Membayangkannya saja benar-benar menyenangkan."Oke." Juan mencoba mengusir kesunyian yang bergantung di sekitar sejak tadi. "Saya ngga berharap kamu mau cerita ke saya apa yang terjadi sama kamu, tapi kalau kamu mau cerita pasti akan tetap saya dengarkan."Chloe m
Chloe menunduk memandangi kuku-kuku jarinya. Meskipun sudah bertekad untuk menceritakan pada Alex, tapi Chloe tetap tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya juga takut menerima kenyataan pahit bahwa iblis itu benar-benar telah datang dan mengincarnya lagi."Kelihatannya aku memang ngga salah lihat," aku Chloe dimana Alex diam-diam menggulirkan bola matanya ke samping. Melihat Chloe dari sudut mata.Apa yang dikatakan oleh Chloe barusan memang tidak spesifik, tapi apabila dia mengatakan hal semacam itu di depan Alex, sudah pasti Alex paham apa maksudnya, karena mereka berdua pernah membicarakan hal yang serupa sebelumnya."Lo … yakin?" tanya Alex memastikan. Respons dari Chloe hanya berupa anggukan kepala. "Oke … jadi …," Alex masih kesulitan untuk berkata, "jadi lo juga udah kasih tau Jua
"Bukannya itu mimpi biasa?" tanya Alex belum terlalu menganggap bahwa yang diceritakan Chloe barusan adalah mimpi yang aneh. "Maksud gue, gue pun juga suka mimpiin aktris yang lagi gue suka. Lokasi mimpinya juga antah-berantah," jelasnya santai.Sebetulnya Chloe sudah mengira jika Alex akan berpikir seperti itu. Namun, menceritakan mimpi tersebut pada Alex tetap jauh lebih baik dibanding dengan terus-menerus memendam dan berusaha mencari arti mimpi itu sendirian."Tapi mimpi itu terus berlanjut, Kak. Ya, memang sih ngga muncul setiap malam, tapi meskipun kejadiannya berselang beberapa malam, cerita dalam mimpi itu terus berlanjut. Dan mimpi itu benar-benar terasa nyata. Bahkan aku sampai bisa merasakan apa yang aku pegang di dalam mimpi itu," papar Chloe berusaha mengajak Alex ikut merasakan keanehan yang dirinya rasakan. "Apa yang kayak gitu masih biasa aja me
Mau tak mau Chloe datang menghampiri Juan demi menuntaskan rasa penasarannya yang sudah telanjur terpancing. Juan pun sengaja membiarkan pintu kamarnya terbuka. Membiarkan Chloe masuk tanpa perlu repot-repot membuka pintu.Awalnya Chloe mengira Juan sudah langsung merebahkan diri di atas tempat tidurnya, tapi ternyata dia masih sibuk mengecek ponsel. Chloe hendak lanjut melangkah setelah sempat berhenti di ambang pintu, tapi pergerakan Juan setelahnya entah kenapa membuat Chloe mengurungkan niatnya itu. Juan dengan santai melempar ponselnya ke atas tempat tidur, kemudian melepas hoodie yang dipakai. Sempat membuat Chloe berdengap, dikarenakan berpikir Juan tidak sedang mengenakan apa pun lagi di balik hoodie-nya, tapi ternyata di
Beberapa minggu kemudian.Alex dan Grace benar. Chloe harus bangkit dan harus berpikir positif. Terlebih semakin bertambahnya hari, semakin banyak pula kemajuan kabar yang diberikan oleh Alex. Chloe harus yakin bahwa Juan akan kembali. Meski terkadang rasa rindu benar-benar menguras air matanya, tapi Chloe bisa menghadapinya dan kembali beraktivitas seperti biasa. Tidak peduli celotehan dan celetukan yang tak enak didengar berseliweran di telinga kanan dan kirinya. Chloe berusaha mengabaikan itu semua.Namun, tetap tidak bisa dipungkiri bahwa hatinya berangsur waswas ketika tahu waktu satu bulan akan usai. Pertanyaan-pertanyaan yang dulu pernah menggerayangi pikirannya kini kembali bermunculan. Bagaimana jika bukti-bukti yang ada tidak cukup kuat untuk membuat Juan kembali? Bagaimana jika Juan sungguh-sungguh tidak kembali? Bagaimana jika Chloe di
"Chloe, ayo dong. Lo jangan terus-terusan nangis begini. Gue harus lakuin apa biar seenggaknya lo berhenti nangis, lo bangun dari tempat tidur, dan yang paling penting … lo mau makan."Grace sudah tidak tahu lagi harus bersikap seperti apa dalam menghadapi Chloe yang benar-benar kacau. Tidak mau makan. Tidak mau kuliah pula. Terlebih ketika dirinya tahu ada banyak orang yang menyalahkan dirinya atas kepergian Juan.Selang dua hari tanpa tanda-tanda kehadiran Juan di ruang kuliah, Alex mau tak mau mengirimkan surat permohonan pengunduran diri Juan sebagai dosen Seirios dikarenakan suatu hal yang mendesak, dimana Alex sengaja tidak menyebutkan detail alasannya. Mulai saat itu timbul banyak spekulasi yang semuanya menjurus pada satu sumber, yaitu Chloe. Orang-orang mulai menyangkutpautkan kepergian Juan yang tiba-tiba dengan Chloe. Lebih tepatnya dengan hub
Aneh. Tidak biasanya Juan pergi begitu lama. Memang Chloe tidak sedang menunggu Juan di suatu tempat. Chloe hanya sedang menunggu kabar dari lelaki itu sejak siang tadi. Sejak dimana Juan memberikan Chloe kejutan yang sungguh-sungguh membuatnya terkejut, bahkan hingga sekarang masih terasa bagaimana rasanya. Memang baru berjalan beberapa jam, tapi tetap saja tidak biasanya Juan mengabaikan Chloe begitu lama hanya karena sedang pergi menemui Alex.Chloe bolak-balik mengecek ponselnya sambil berbaring di atas tempat tidur.Chloe : Apa obrolan kalian sangat penting?Akhirnya Chloe bertanya itu dan chat tersebut tampaknya tidak benar-benar terkirim, sebab masih tertanda ceklis satu. Benar-benar an
Juan melangkah santai melewati pintu Gedung Malaikat Maut usai mengantarkan satu arwah di siang hari yang terik. Berjalan melenggang tanpa tau apa yang terjadi. Bahkan beberapa pasang mata yang memperhatikannya di lobi gedung pun tidak cukup membuatnya terusik.Tak jauh di depannya, Alex berjalan menghampiri. Bola matanya bergulir memandangi Juan dari ujung kepala hingga ujung kaki."Kenapa?" tanya Juan tak paham. "Jangan ikut-ikutan yang lain. Lihat gue kayak lihat siapa aja," cetusnya.Alex menatap dengan tatapan kosong."Ju …," panggilnya. "Lo … ada yang cari lo."Juan mengernyit. "Siapa?"Tiba-tiba saja dua sosok berjubah dan bertudung hitam yan
Pak Juan : Chloe, saya ada penjemputan. Sepertinya kamu harus makan siang sendiri hari ini.Tidak boleh mengeluh, pikir Chloe. Menjemput arwah adalah tugas utama Juan, Chloe tidak bisa melarangnya. Lagi pula, apa bisa Chloe yang merupakan seorang manusia ini melarang malaikat maut menjemput arwahnya? Sekilas sempat terpikirkan juga oleh Chloe bagaimana jika malaikat maut tidak datang untuk menjemput arwahnya? Apa malaikat maut tersebut akan dihukum? Hukuman macam apa yang bisa diterima malaikat maut?Chloe bersama dengan beberapa mahasiswa lainnya menyudahi agenda pertemuan dengan dosen pembimbing akademik sebelum memasuki semester baru. Menerima wejangan dari sang dosen untuk mengambil mata kuliah yang diajar oleh dosen selain Juan, seperti yang pernah Juan katakan. Namun, tidak ja
Sejak saat itu, Chloe merasa bahwa hidupnya telah benar-benar berubah. Memiliki Juan tentunya merupakan satu dari sekian banyak hal mustahil, yang justru membuat Chloe merasakan bahwa sebenarnya tidak ada hal yang mustahil. Tidak peduli orang-orang membicarakan hubungannya seperti apa, yang terpenting dirinya dan Juan menjalani atas dasar suka sama suka. Bahkan lebih dari itu. Tidak ada paksaan dan tidak ada setting-an.“Chloe, bagaimana kalau saya tiba-tiba menghilang?”Dari posisi kepala bersandar di kursi mobil, Chloe sontak menoleh. Kepalanya bergulir dari pemandangan laut—di kala malam hari yang ada di sampingnya—kemudian ke arah Juan.“Apa maksudnya Pak Juan tanya begitu?” tanya Chloe. &ld
Berpikir bahwa semua ini telah selesai? Tentu saja belum.Di saat cerita-cerita dalam film yang penuh drama seperti ini kebanyakan berakhir dengan bahagia, cerita dalam hubungan Chloe dan Juan ini justru rasa-rasanya tidak ingin ada kebahagiaan. Sebab sekalinya kebahagiaan itu datang, kesedihan akan dengan cepat mengambil alih. Bagaimana tidak? Di saat Chloe bahagia, Juan justru menghilang darinya. Bahkan dengan terpaksa diam-diam Juan berharap jangan pernah Chloe mengungkapkan kebahagiaannya.Setelah mengetahui kenyataan bahwa sang iblis telah menerima hukuman akibat tindakannya, Chloe akhirnya kembali menjalani hari-harinya seperti biasa. Melihatnya kembali ceria sepanjang waktu—hingga lewat beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan—memberikan kebahagiaan tersendiri untuk Juan."Paling nanti
Setelah satu hari izin tidak menghadiri kuliah dikarenakan kondisi yang masih belum memungkinkan, akhirnya hari yang tidak ditunggu-tunggu Chloe pun tiba.Di sepanjang perjalanan dari lobi gedung jurusan hingga ke lantai ruang kuliah, tak henti-hentinya bisikan, gumaman, serta sorot mata tajam mengiringi langkah Chloe. Grace yang ikut berjalan di sebelahnya pun sampai menengok ke kanan juga ke kiri untuk paling tidak memberi isyarat pada para penggosip agar menghentikan kegiatan tidak penting mereka. Tampaknya, berita terkait hubungan sahabatnya dengan sang dosen benar-benar sudah tersebar dengan begitu cepat ke seantero Seirios.“Ya udah sih. Udah ngga bakal dilirik sama Pak Juan, terus bisa apa? Mereka mau apa?” gerutu Grace saat berada di dalam lift. Chloe yang dihadapi dengan situasi semacam itu, Grace-lah yang geram.