Share

51. My Wife

last update Last Updated: 2025-03-26 20:46:56

Chapter 6

My Wife

Meghan dan Calvin menikmati kopi di restoran hotel tempat mereka mengadakan pesta pernikahan kemarin.

"Sean," seru Meghan saat Sean, sepupunya terlihat memegangi piring berisi makanan dan segelas jus jeruk di restoran. Ia melambaikan satu tangannya.

"Sepertinya kau ingin memamerkan kemesraan pengantin baru padaku," seloroh Sean seraya menarik salah satu kursi.

Calvin menaikkan kedua alisnya. "Tidak, kami tidak sekejam itu."

"Ya, kami tidak seperti itu." Meghan meletakkan dagunya di pundak Calvin. "Aku mencintaimu."

Calvin meraih telapak tangan Meghan lalu mengecupnya. "Dan aku mencintaimu."

Sean mengernyit. "Aku tidak mengerti, kalian seharusnya sarapan di kamar, untuk apa kalian sarapan di sini?"

Seharusnya begitu, Meghan dan Calvin menggunakan layanan yang bisa dinikmati dari kamar seperti biasanya pengantin batu, bukan malah menikmati sarapan pagi di restoran hotel.

Meghan memutar bola matanya. "Kami ingin menikmati kopi di sini. Lagi pula kami hari ini akan p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Oh, My Brother!   52. Stalker

    Chapter 7StalkerMeski Grace menyangkal pengakuan William dengan mengatakan jika William hanya bercanda, tetapi penyangkalannya hanya berujung sia-sia karena sebelum William meninggalkan ruangan, Grace ditarik ke dalam pelukannya dan William menciumi bibir Grace dengan paksa. Tetapi, Grace tidak menolak. Tidak mamou menolak William tepatnya."Kau menikahi kakakmu sendiri?" tanya Nina yang masih tampak kebingungan. Kulit wajah Grace masih memerah, ia menyeringai. Nina menggelengkan kepalanya. "Itu hal tergila yang pernah kusaksikan. Tapi, cinta memang buta. Mau bagaimana lagi?" "Kuharap kau tidak membocorkannya kepada siapa pun," ujar Grace. "Pernikahan kalian dan cinta kalian pasti luar biasa, itu bukanlah hal yang memalukan. Kenapa mesti disembunyikan?" Grace duduk di kursinya. "Kurasa, ada yang harus kuluruskan," ucapnya disertai dengusan pelan. "Duduklah." Nina menarik kursi yang tadinya diduduki William. "Apa ini cerita cinta kalian?" tanyanya sambil duduk. "Ya, katakan sa

    Last Updated : 2025-03-28
  • Oh, My Brother!   53. We are Family

    Chapter 8We are FamilyNatalia tersenyum. "Aku ingin melihatmu dari dekat." Jantung Grace terasa membengkak, ia sama sekali tidak ingin bertemu wanita yang tega menjual darah dagingnya sendiri. Ia merasakan amarah dan kekecewaan yang datang bersamaan, tetapi tidak dipungkiri jika ia merasakan sedikit rasa haru yang ia coba tepis jauh-jauh, ia tidak ingin mengakui jika ia bahagian bisa melihat wanita yang mengandung dan melahirkannya, sedikit pun tidak."Kau menjualku, di antara kita tidak ada hubungan apa pun. Jadi, kau tidak perlu ingin melihatku lagi." "Aku tahu kau pasti langsung mengenaliku," ucap Nathalia diiringi senyum di bibirnya. Bibir Grace mengulas senyum sinis. Ia bisa mengenali Nathalia sejak pertama kali melihat ibu kandungnya, tentu saja. Istri ayah kandungnya beberapa kali menunjukkan foto Natalia muda yang merupakan perwujudan dirinya, bukan karena itu saja, tetapi Natalia memiliki tanda tahi lalat di bawah kelopak matanya sebelah kiri. "Kuperingatkan kau, jangan

    Last Updated : 2025-03-28
  • Oh, My Brother!   54. Low Profile

    Chapter 9Low ProfileGrace memutuskan mengganti pakaian setelah Sidney meninggalkan kamarnya lalu mengambil ponsel untuk memberi tahu William jika ia berada di kediaman orang tua mereka. Ia juga memberi tahu Nina untuk membereskan ruang kerjanya sekaligus mengunci pintunya. Ia duduk di tepi tempat tidur, matanya tertuju ke arah foto yang dibingkai dengan pigura kecil yang ada di atas nakas. Foto dirinya bersama Leonel dan William, saat foto itu diambil Alexa belum lahir. Mungkin saat itu usianya empat tahun, di dalam foto itu ia menyeringai lebar ke arah kamera, sama seperti Leonel. Sedangkan William, senyumnya tidak terlalu lebar. Grace tidak menyangka jika ia bukanlah anak kandung di keluarga Johanson, bahkan seluruh keluarga Johanson pun tidak. Mata Grace berwarna biru, sama seperti Leonel, mungkin karena hal itu yang membuat tidak seorang pun menyadari jika putri asli di keluarga Johanson telah ditukar hingga saat Grace berusia lima tahun, kebenaran terkuak. Nathalia menjual ba

    Last Updated : 2025-03-29
  • Oh, My Brother!   55. Share the Bodyguard

    Chapter 10 Share the BodyguardAlexander duduk di kursi ruang belajar sambil mengetukkan jari tengah dan telunjuknya ke meja, kerutan di dahinya cukup dalam. Tetapi, sorot matanya masih tampak tenang. "Seharusnya Wilona menjalani hukuman seumur hidup, yang berarti ia harus mendekam di dalam penjara selama dua puluh delapan tahun," ujar Alexander. "Siapa kira-kira yang membantunya keluar?" William menatap ayahnya lekat-lekat."Aku tidak tahu," ujar Alexander setelah berpikir keras. "Apa mungkin Nathalia?" Seperti Alexander, William juga berpikir sangat keras. Alexander menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Nathalia sangat membenci Wilona, mustahil ia membantu. Lagi pula, Nathalia menikah dengan orang biasa. Hanya kepala sipir, ia tidak mungkin sanggup menyuap untuk mengeluarkan Wilona dan mereka tidak ada di London."Nathalia menjalani hukuman sepuluh tahun, setelah keluar, ia dinikahi oleh kepala sipir. Alexander memantaunya, menggunakan koneksinya, ia meminta pejabat kep

    Last Updated : 2025-03-30
  • Oh, My Brother!   56. The Elapsed Time

    Chapter 11The Elapsed TimeGrace mengganti pakaiannya dengan gaun tidur berbahan sutra, ia melepas ikatan rambutnya, membiarkan rambutnya yang berwarna kuning kemerahan tergerai di pundaknya. Ia naik ke atas tempat tidur, menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya. Tidak dipungkiri jika pikirannya sangat kacau meski ia berusaha bersikap setenang mungkin di depan William dan seluruh keluarga. Bukan memikirkan Nathalia, tetapi ia ingin menjumpai adiknya. Ia memejamkan mata seraya mencari-cari cara agar ia dapat menyelidiki keberadaan Theresia tanpa diketahui oleh Nathalia maupun William. Grace membuka matanya dan menyingkirkan selimut yang menutupi sebagian wajahnya saat pintu kamar terbuka dan menampakkan sosok suaminya. William menyuruh Grace untuk kembali ke kamar terlebih dahulu dan ia itu berbicara dengan Leonel di kamar Leonel."Kau belum tidur?" William menutup pintu laku berjalan ke meja untuk meletakkan laptop dan ponselnya. Grace menggelengkan kepalanya. "Apa ada ma

    Last Updated : 2025-03-31
  • Oh, My Brother!   Prologue

    "Grace...!" Aida memanggil Grace dengan suara cempreng yang sedikit nyaring. Gadis itu datang saat Grace baru saja mendudukkan bokongnya di bangku ruang kelas. Grace menoleh ke arah sumber suara, ia melambaikan tangannya ke arah Aida yang memanggilnya. Tampak Aida berlari kecil mendekati Grace. "Ms. Albert memanggilmu, sekarang." Aida memberitahu sahabatnya. "Ms. Albert?" Grace memiringkan kepalanya. "Ya." Aida menjawab pertanyaan Grace dengan nada acuh. "Untuk apa? Seingatku kita tidak memiliki tugas." Grace mengerutkan keningnyamenata, ia menatap wajah Aida. "Benar, kita tidak memiliki tugas. Sepertinya perawan tua itu telah menentukan di mana tempat magangmu," jawab Aida sambil meletakkan tasnya di atas meja. "Magang?" Grace menepuk jidatnya sendiri tanpa bangkit dari duduknya. "Aku melupakannya. Bagaimana dengan tempat magangmu? Apa kau juga telah tahu di mana kau ditempatkan?" "Ya, aku mendapatkannya," jawab Aida. "Barusan." "Di mana?" sepertinya Grace lebih

    Last Updated : 2025-01-11
  • Oh, My Brother!   1. Grace Elizabet

    Grace Elizabeth, hanya itu. Tidak ada nama keluarga di belakangnya. Kecantikannya di dapatkan dari silsilah keluarga ayah kandungnya yang merupakan bangsawan di Eropa. Gadis itu memiliki manik mata berwarna biru kehijauan, rambutnya kuning kemerahan, kulitnya seindah batu pualam, bibirnya berwarna merah alami seolah menandakan itu memiliki cita rasa yang manis. Melepaskan nama keluarga yang melekat di belakang namanya adalah pilihan terbesar dalam hidupnya. Ibu yang melahirkan Grace hingga kini masih mendekam di dalam penjara bersama komplotannya. Di dunia ini yang Grace tahu, seekor singa tidak akan memangsa anaknya. Tetapi, berbeda dengan ibu kandung Grace. Wanita itu biadab, wanita itu sangat kejam. Sekejam Wilona, wanita yang membeli bayi Grace kemudian menukarnya dengan bayi Sidney Johanson. Grace Elizabeth Johanson, itu namanya dulu. Nama yang sangat indah, nama yang di berikan oleh kedua orang tua yang menyayangi Grace dengan penuh cinta kasih dan sayang selayaknya putri

    Last Updated : 2025-01-11
  • Oh, My Brother!   2. Evil's Plan

    Selama bekerja menjadi karyawan magang Grace mengubah penampilannya. Ia selalu menggunakan rambut palsu berwarna hitam dengan model sebahu, ia juga menggunakan kacamata cukup tebal untuk menyamarkan penampilannya. Bukan hanya itu, pakaian yang ia kenakan juga sangat longgar dan tidak modern. Tetapi, semua bayangan ketakutan Grace ternyata hanya ketakutannya, faktanya di lapangan semua baik-baik saja. Hingga satu bulan ia berada di Johanson Corporation, ia sama sekali tidak pernah bertemu dengan keluarga Johanson. Grace ditempatkan di bagian keuangan, tidak banyak yang dikerjakan, para karyawan juga memperlakukan Grace selayaknya karyawan magang dan Grace berusaha bekerja dengan baik. Akan tetapi ketenangan Grace selama satu bulan bekerja buyar seketika. Hidupnya sebagai karyawan magang yang damai berubah menjadi awal kisah hidupnya yang seperti layaknya seorang gadis yang bermain sebuah drama sambil menaiki sebuah roller coaster di mulai dari kepala ruangan memanggilnya dan mengat

    Last Updated : 2025-01-11

Latest chapter

  • Oh, My Brother!   56. The Elapsed Time

    Chapter 11The Elapsed TimeGrace mengganti pakaiannya dengan gaun tidur berbahan sutra, ia melepas ikatan rambutnya, membiarkan rambutnya yang berwarna kuning kemerahan tergerai di pundaknya. Ia naik ke atas tempat tidur, menarik selimut hingga menutupi sebagian wajahnya. Tidak dipungkiri jika pikirannya sangat kacau meski ia berusaha bersikap setenang mungkin di depan William dan seluruh keluarga. Bukan memikirkan Nathalia, tetapi ia ingin menjumpai adiknya. Ia memejamkan mata seraya mencari-cari cara agar ia dapat menyelidiki keberadaan Theresia tanpa diketahui oleh Nathalia maupun William. Grace membuka matanya dan menyingkirkan selimut yang menutupi sebagian wajahnya saat pintu kamar terbuka dan menampakkan sosok suaminya. William menyuruh Grace untuk kembali ke kamar terlebih dahulu dan ia itu berbicara dengan Leonel di kamar Leonel."Kau belum tidur?" William menutup pintu laku berjalan ke meja untuk meletakkan laptop dan ponselnya. Grace menggelengkan kepalanya. "Apa ada ma

  • Oh, My Brother!   55. Share the Bodyguard

    Chapter 10 Share the BodyguardAlexander duduk di kursi ruang belajar sambil mengetukkan jari tengah dan telunjuknya ke meja, kerutan di dahinya cukup dalam. Tetapi, sorot matanya masih tampak tenang. "Seharusnya Wilona menjalani hukuman seumur hidup, yang berarti ia harus mendekam di dalam penjara selama dua puluh delapan tahun," ujar Alexander. "Siapa kira-kira yang membantunya keluar?" William menatap ayahnya lekat-lekat."Aku tidak tahu," ujar Alexander setelah berpikir keras. "Apa mungkin Nathalia?" Seperti Alexander, William juga berpikir sangat keras. Alexander menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Nathalia sangat membenci Wilona, mustahil ia membantu. Lagi pula, Nathalia menikah dengan orang biasa. Hanya kepala sipir, ia tidak mungkin sanggup menyuap untuk mengeluarkan Wilona dan mereka tidak ada di London."Nathalia menjalani hukuman sepuluh tahun, setelah keluar, ia dinikahi oleh kepala sipir. Alexander memantaunya, menggunakan koneksinya, ia meminta pejabat kep

  • Oh, My Brother!   54. Low Profile

    Chapter 9Low ProfileGrace memutuskan mengganti pakaian setelah Sidney meninggalkan kamarnya lalu mengambil ponsel untuk memberi tahu William jika ia berada di kediaman orang tua mereka. Ia juga memberi tahu Nina untuk membereskan ruang kerjanya sekaligus mengunci pintunya. Ia duduk di tepi tempat tidur, matanya tertuju ke arah foto yang dibingkai dengan pigura kecil yang ada di atas nakas. Foto dirinya bersama Leonel dan William, saat foto itu diambil Alexa belum lahir. Mungkin saat itu usianya empat tahun, di dalam foto itu ia menyeringai lebar ke arah kamera, sama seperti Leonel. Sedangkan William, senyumnya tidak terlalu lebar. Grace tidak menyangka jika ia bukanlah anak kandung di keluarga Johanson, bahkan seluruh keluarga Johanson pun tidak. Mata Grace berwarna biru, sama seperti Leonel, mungkin karena hal itu yang membuat tidak seorang pun menyadari jika putri asli di keluarga Johanson telah ditukar hingga saat Grace berusia lima tahun, kebenaran terkuak. Nathalia menjual ba

  • Oh, My Brother!   53. We are Family

    Chapter 8We are FamilyNatalia tersenyum. "Aku ingin melihatmu dari dekat." Jantung Grace terasa membengkak, ia sama sekali tidak ingin bertemu wanita yang tega menjual darah dagingnya sendiri. Ia merasakan amarah dan kekecewaan yang datang bersamaan, tetapi tidak dipungkiri jika ia merasakan sedikit rasa haru yang ia coba tepis jauh-jauh, ia tidak ingin mengakui jika ia bahagian bisa melihat wanita yang mengandung dan melahirkannya, sedikit pun tidak."Kau menjualku, di antara kita tidak ada hubungan apa pun. Jadi, kau tidak perlu ingin melihatku lagi." "Aku tahu kau pasti langsung mengenaliku," ucap Nathalia diiringi senyum di bibirnya. Bibir Grace mengulas senyum sinis. Ia bisa mengenali Nathalia sejak pertama kali melihat ibu kandungnya, tentu saja. Istri ayah kandungnya beberapa kali menunjukkan foto Natalia muda yang merupakan perwujudan dirinya, bukan karena itu saja, tetapi Natalia memiliki tanda tahi lalat di bawah kelopak matanya sebelah kiri. "Kuperingatkan kau, jangan

  • Oh, My Brother!   52. Stalker

    Chapter 7StalkerMeski Grace menyangkal pengakuan William dengan mengatakan jika William hanya bercanda, tetapi penyangkalannya hanya berujung sia-sia karena sebelum William meninggalkan ruangan, Grace ditarik ke dalam pelukannya dan William menciumi bibir Grace dengan paksa. Tetapi, Grace tidak menolak. Tidak mamou menolak William tepatnya."Kau menikahi kakakmu sendiri?" tanya Nina yang masih tampak kebingungan. Kulit wajah Grace masih memerah, ia menyeringai. Nina menggelengkan kepalanya. "Itu hal tergila yang pernah kusaksikan. Tapi, cinta memang buta. Mau bagaimana lagi?" "Kuharap kau tidak membocorkannya kepada siapa pun," ujar Grace. "Pernikahan kalian dan cinta kalian pasti luar biasa, itu bukanlah hal yang memalukan. Kenapa mesti disembunyikan?" Grace duduk di kursinya. "Kurasa, ada yang harus kuluruskan," ucapnya disertai dengusan pelan. "Duduklah." Nina menarik kursi yang tadinya diduduki William. "Apa ini cerita cinta kalian?" tanyanya sambil duduk. "Ya, katakan sa

  • Oh, My Brother!   51. My Wife

    Chapter 6My WifeMeghan dan Calvin menikmati kopi di restoran hotel tempat mereka mengadakan pesta pernikahan kemarin."Sean," seru Meghan saat Sean, sepupunya terlihat memegangi piring berisi makanan dan segelas jus jeruk di restoran. Ia melambaikan satu tangannya."Sepertinya kau ingin memamerkan kemesraan pengantin baru padaku," seloroh Sean seraya menarik salah satu kursi.Calvin menaikkan kedua alisnya. "Tidak, kami tidak sekejam itu." "Ya, kami tidak seperti itu." Meghan meletakkan dagunya di pundak Calvin. "Aku mencintaimu."Calvin meraih telapak tangan Meghan lalu mengecupnya. "Dan aku mencintaimu." Sean mengernyit. "Aku tidak mengerti, kalian seharusnya sarapan di kamar, untuk apa kalian sarapan di sini?"Seharusnya begitu, Meghan dan Calvin menggunakan layanan yang bisa dinikmati dari kamar seperti biasanya pengantin batu, bukan malah menikmati sarapan pagi di restoran hotel. Meghan memutar bola matanya. "Kami ingin menikmati kopi di sini. Lagi pula kami hari ini akan p

  • Oh, My Brother!   50. The Traitors

    Holla, selamat sore.Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate bintang lima di pojok kiri bawah layar ponsel kalian dan Follow Authornya.Chapter 5 The Traitors"Aku tidak menyukai pria tadi," ucap William yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat tinggal mereka. Di sampingnya, Grace terkikik mendengar pernyataan William. "Kau tidak menyukai semua pria yang ada di sekitarku." "Aku tidak suka istriku ditatap pria lain." Grace memutar bola matanya. "Bagaimana mungkin kau berbicara seperti itu, sedangkan istrimu berprofesi sebagai model." Sudut bibir William terangkat mengingat bagaimana cara Sean menatap Grace, pria itu seolah menginginkan istrinya. "Batalkan saja kontrak konyolmu dengan desainer gaun pengantin itu." Grace menatap William dengan tatapan memperingatkan, ia menyipitkan sebelah mata sambil menghela napasnya. "Kau mulai bertingkah pencemburu dan tidak masuk akal lagi." "Kau akrab dengannya." Itu adalah sebuah tuduhan, s

  • Oh, My Brother!   49. My Cousin

    Chapter 4My Cousin"Sekarang beri tahu aku," erang Grace sambil perlahan menggoyangkan pinggulnya dengan pelan.Mata keduanya bersobok, saling mengunci. Grace menatap William yang berada di bawahnya dengan sorot mata memohon, juga mendamba, sedangkan William menatap Grace dengan tatapan penuh cinta, juga gairah yang membara. Membakar seluruh jiwanya."Kau yakin ingin mendengarnya?" Grace mengangguk lemah seolah tidak berdaya, ia memang terlalu lemah setiap kali William memenuhi tubuhnya."Kau akan cemburu jika mendengarnya." William mencengkeram kedua pinggul Grace, mengangkatnya dengan rendah lalu menghunjamkan dirinya dalam-dalam ke dalam tubuh Grace yang sempit dan hangat. Grace terengah, Ia mencengkeram kedua bahu William, nyaris menjerit karena William terlalu dalam memenuhinya. Tubuhnya bergetar hebat oleh kenikmatan yang menerjangnya seperti badai, ia menempelkan bibirnya di bibir William, mencumbu bibir suaminya dengan serakah. Menghisap lidah William seolah hanya William y

  • Oh, My Brother!   48. Who is She?

    Chapter 3 Who is She? "Willy," sapa Meghan yang hari ini akan menjadi pengantin. Ia mengenakan gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan, bagian bawah gaun yang ia kenakan terbuat dari kain sepanjang delapan meter hingga membuatnya mekar dengan sempurna. Gaun pengantin yang sempurna itu dipadukan dengan veil dan crown, membuat penampilan Meghan tampak sempurna seperti seorang ratu. "Selamat, akhirnya kau menikahi Calvin." William menempelkan pipinya ke pipi sahabatnya, bergantian kanan dan kiri. Meghan menyeringai lebar. "Aku sangat bahagia, ya Tuhan." "Aku turut bahagia," ujar William. Meghan mengerutkan hidungnya, ia memiringkan kepalanya, matanya melirik ke arah Grace yang berdiri di samping William. "Grace? Lama tidak berjumpa." Grace tersenyum ramah. "Selamat atas pernikahanmu. "Terima kasih." Meghan menatap Grace dan William bergantian. "Kalian pasangan serasi," bisiknya pelan. William merengkuh pundak Grace. "Dia pernah cemburu padamu." Grace membeliak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status