Chapter 44William kembali ke tempat tinggal orang tuanya, ia baru saja melangkahkan kakinya hendak menuju ruang belajar di mana ayahnya berada. Ayahnya mengatakan Ada hal penting yang harus dibicarakan tetapi ketika tiba di dalam ruang belajar William sedikit terkejut karena bukan hanya ayahnya yang berada di sana, tapi ibunya juga berada di sana. Tidak terkecuali Sydney dan Leonel, hanya alexa yang tidak berada di sana."Pembicaraan keluarga rupanya?" tanya William sambil mendaratkan bokongnya di atas sofa.Alexander mengamati wajah putra pertamanya. "Barusan ayahnya, maksudku--ayah kandung Grace datang ke sini," ucapnya."Untuk apa pria tua itu datang ke sini?" tanya William dengan nada sangat acuh."Grace akan bertunangan dengan pria yang dipilihkan olehnya," jawab Alexander.Menyembunyikan keterkejutannya, William berkata dengan nada datar dan mempertahankan sikap acuhnya. "Itu bagus."Jawaban William membuat empat pasang mata yang ada di dalam ruangan itu kompak tertuju kepada
Chapter 45Grace menerima gaun berwarna putih di tangan William, perlahan ia membuka lipatannya dan tercengang dengan apa yang ia lihat. Sebuah gaun pengantin. "G-gaun? Gaun pengantin?" Atanya Grace tergagap-gagap."Ya, gaun pengantin. Kita akan menikah," jawab William dengan nada datar. "M-menikah? Siapa yang meni...." "Kita, kau dan aku," sahut William tanpa menunggu Grace menyelesaikan kalimatnya. "B-bagaimana mungkin?" William hendak meraih telapak tangan Grace tetapi Grace justru menghindarinya dan mundur dua langkah. "Sayang, kita akan menikah, kau akan menjadi istriku. Aku akan menjadi milikmu," ucap William sambil berusaha mendekati Grace. Kau menjadi milikku? Grace meletakkan gaun di tangannya ke atas tempat tidur sambil sebelah tangannya memberi kode agar William tidak mendekat, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Menatap William dengan tatapan permusuhan yang angkuh. Mendadak keberaniannya menyeruak, rasa kecewanya kepada William tidak bisa dielakkan lagi. Di masa l
Chapter 46 Tertipu. Itulah yang di alami oleh William dan Grace. Thomas adalah anak Jack yang ke tiga, selama ini Thomas tidak pernah berada di London karena ia menimba ilmu di German lalu bekerja dan memutuskan untuk menetap di sana, kebetulan ia kembali ke London karena memang hendak menikah dengan gadis pilihan orang tuanya dan kebetulan pula Thomas dan Leonel telah saling mengenal sejak sekolah menengah atas sehingga Leonel dengan mulus menjalankan misinya untuk membuat William dan Grace menikah. Rupanya seluruh keluarga mereka terlibat dalam rencana itu. Masing-masing dari mereka memainkan peran dengan sangat apik. William dan Grace sangat terkejut manakala mereka tiba di gereja yang Sidney tentukan, kedua keluarga telah berkumpul di sana menyambut dua orang yang keras kepala akhirnya mengakui cinta mereka dan meresmikannya. Meskipun mereka sedikit kecewa karena ternyata keduanya memutuskan untuk merahasiakan pernikahan mereka. Pengambilan sumpah di gereja berlangsung dengan s
Chapter 1New BeginningGrace Elizabeth, pemilik mata berwarna biru seindah lautan di Grace bay itu, adalah putri tidak sah dari salah satu bangsawan di London yang dijual oleh ibu kandungnya sendiri, tetapi ia beruntung karena keluarga Johanson membesarkannya lalu pada usia dua puluh tiga tahun putra pertama keluarga Johanson yang bernama William Johanson menikahinya. Awalnya William dan Grace berulang kali terjebak dalam lingkaran yang membuat mereka saling membenci dan saling menyakiti dalam kata balas dendam. Grace sangat membenci William, begitu juga William, pria itu juga membenci Grace karena Grace menanggalkan nama Johanson di belakang namanya. Grace melarikan diri dari keluarga Johanson yang telah merawatnya sejak ia mengenal dunia. William menganggap perbuatan Grace adalah penghinaan terhadap keluarga Johanson. Keluarga Johanson adalah keluarga terpandang di London, meskipun bukan keluarga bangsawan nyatanya derajat mereka nyaris sama dengan keluarga bangsawan di London k
Chapter 2 KindnessNathalia menatap layar ponselnya, menatap Grace yang mewarisi kecantikannya. "Kau bisa berada di posisi itu karena aku," ucapnya dengan nada getir, tetapi terselip amarah.Sepuluh tahu di dalam penjara, lalu saat ia keluar dari dalam penjara, semuanya berubah. Ia menjadi sebatang kara tanpa ibunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini. Namun, karena ia memiliki seorang putri, itu berarti ia masih memiliki keluarga.Nathalia Allen, wanita berambut merah kecoklatan dan memiliki paras yang sangat cantik itu tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir di dalam penjara. Ia tidak pernah mengalahkan siapa pun kecuali, Jack Grantham. Pria bangsawan yang menggodanya hingga ia bertekuk lutut dan menyerahkan kesuciannya di usia enam belas tahun. Nathalia, ia hanyalah seorang gadis remaja biasa yang dibesarkan dengan hidup seadanya oleh ibunya yang bekerja sebagai salah satu pelayan di kediaman keluarga bangsawan di Sevenoaks, London Timur, Inggris. Ia sering
Chapter 3 Who is She? "Willy," sapa Meghan yang hari ini akan menjadi pengantin. Ia mengenakan gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan, bagian bawah gaun yang ia kenakan terbuat dari kain sepanjang delapan meter hingga membuatnya mekar dengan sempurna. Gaun pengantin yang sempurna itu dipadukan dengan veil dan crown, membuat penampilan Meghan tampak sempurna seperti seorang ratu. "Selamat, akhirnya kau menikahi Calvin." William menempelkan pipinya ke pipi sahabatnya, bergantian kanan dan kiri. Meghan menyeringai lebar. "Aku sangat bahagia, ya Tuhan." "Aku turut bahagia," ujar William. Meghan mengerutkan hidungnya, ia memiringkan kepalanya, matanya melirik ke arah Grace yang berdiri di samping William. "Grace? Lama tidak berjumpa." Grace tersenyum ramah. "Selamat atas pernikahanmu. "Terima kasih." Meghan menatap Grace dan William bergantian. "Kalian pasangan serasi," bisiknya pelan. William merengkuh pundak Grace. "Dia pernah cemburu padamu." Grace membeliak
Chapter 4My Cousin"Sekarang beri tahu aku," erang Grace sambil perlahan menggoyangkan pinggulnya dengan pelan.Mata keduanya bersobok, saling mengunci. Grace menatap William yang berada di bawahnya dengan sorot mata memohon, juga mendamba, sedangkan William menatap Grace dengan tatapan penuh cinta, juga gairah yang membara. Membakar seluruh jiwanya."Kau yakin ingin mendengarnya?" Grace mengangguk lemah seolah tidak berdaya, ia memang terlalu lemah setiap kali William memenuhi tubuhnya."Kau akan cemburu jika mendengarnya." William mencengkeram kedua pinggul Grace, mengangkatnya dengan rendah lalu menghunjamkan dirinya dalam-dalam ke dalam tubuh Grace yang sempit dan hangat. Grace terengah, Ia mencengkeram kedua bahu William, nyaris menjerit karena William terlalu dalam memenuhinya. Tubuhnya bergetar hebat oleh kenikmatan yang menerjangnya seperti badai, ia menempelkan bibirnya di bibir William, mencumbu bibir suaminya dengan serakah. Menghisap lidah William seolah hanya William y
Holla, selamat sore.Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate bintang lima di pojok kiri bawah layar ponsel kalian dan Follow Authornya.Chapter 5 The Traitors"Aku tidak menyukai pria tadi," ucap William yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat tinggal mereka. Di sampingnya, Grace terkikik mendengar pernyataan William. "Kau tidak menyukai semua pria yang ada di sekitarku." "Aku tidak suka istriku ditatap pria lain." Grace memutar bola matanya. "Bagaimana mungkin kau berbicara seperti itu, sedangkan istrimu berprofesi sebagai model." Sudut bibir William terangkat mengingat bagaimana cara Sean menatap Grace, pria itu seolah menginginkan istrinya. "Batalkan saja kontrak konyolmu dengan desainer gaun pengantin itu." Grace menatap William dengan tatapan memperingatkan, ia menyipitkan sebelah mata sambil menghela napasnya. "Kau mulai bertingkah pencemburu dan tidak masuk akal lagi." "Kau akrab dengannya." Itu adalah sebuah tuduhan, s
Holla, selamat sore.Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan rate bintang lima di pojok kiri bawah layar ponsel kalian dan Follow Authornya.Chapter 5 The Traitors"Aku tidak menyukai pria tadi," ucap William yang mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju tempat tinggal mereka. Di sampingnya, Grace terkikik mendengar pernyataan William. "Kau tidak menyukai semua pria yang ada di sekitarku." "Aku tidak suka istriku ditatap pria lain." Grace memutar bola matanya. "Bagaimana mungkin kau berbicara seperti itu, sedangkan istrimu berprofesi sebagai model." Sudut bibir William terangkat mengingat bagaimana cara Sean menatap Grace, pria itu seolah menginginkan istrinya. "Batalkan saja kontrak konyolmu dengan desainer gaun pengantin itu." Grace menatap William dengan tatapan memperingatkan, ia menyipitkan sebelah mata sambil menghela napasnya. "Kau mulai bertingkah pencemburu dan tidak masuk akal lagi." "Kau akrab dengannya." Itu adalah sebuah tuduhan, s
Chapter 4My Cousin"Sekarang beri tahu aku," erang Grace sambil perlahan menggoyangkan pinggulnya dengan pelan.Mata keduanya bersobok, saling mengunci. Grace menatap William yang berada di bawahnya dengan sorot mata memohon, juga mendamba, sedangkan William menatap Grace dengan tatapan penuh cinta, juga gairah yang membara. Membakar seluruh jiwanya."Kau yakin ingin mendengarnya?" Grace mengangguk lemah seolah tidak berdaya, ia memang terlalu lemah setiap kali William memenuhi tubuhnya."Kau akan cemburu jika mendengarnya." William mencengkeram kedua pinggul Grace, mengangkatnya dengan rendah lalu menghunjamkan dirinya dalam-dalam ke dalam tubuh Grace yang sempit dan hangat. Grace terengah, Ia mencengkeram kedua bahu William, nyaris menjerit karena William terlalu dalam memenuhinya. Tubuhnya bergetar hebat oleh kenikmatan yang menerjangnya seperti badai, ia menempelkan bibirnya di bibir William, mencumbu bibir suaminya dengan serakah. Menghisap lidah William seolah hanya William y
Chapter 3 Who is She? "Willy," sapa Meghan yang hari ini akan menjadi pengantin. Ia mengenakan gaun pengantin berwarna putih tanpa lengan, bagian bawah gaun yang ia kenakan terbuat dari kain sepanjang delapan meter hingga membuatnya mekar dengan sempurna. Gaun pengantin yang sempurna itu dipadukan dengan veil dan crown, membuat penampilan Meghan tampak sempurna seperti seorang ratu. "Selamat, akhirnya kau menikahi Calvin." William menempelkan pipinya ke pipi sahabatnya, bergantian kanan dan kiri. Meghan menyeringai lebar. "Aku sangat bahagia, ya Tuhan." "Aku turut bahagia," ujar William. Meghan mengerutkan hidungnya, ia memiringkan kepalanya, matanya melirik ke arah Grace yang berdiri di samping William. "Grace? Lama tidak berjumpa." Grace tersenyum ramah. "Selamat atas pernikahanmu. "Terima kasih." Meghan menatap Grace dan William bergantian. "Kalian pasangan serasi," bisiknya pelan. William merengkuh pundak Grace. "Dia pernah cemburu padamu." Grace membeliak
Chapter 2 KindnessNathalia menatap layar ponselnya, menatap Grace yang mewarisi kecantikannya. "Kau bisa berada di posisi itu karena aku," ucapnya dengan nada getir, tetapi terselip amarah.Sepuluh tahu di dalam penjara, lalu saat ia keluar dari dalam penjara, semuanya berubah. Ia menjadi sebatang kara tanpa ibunya, satu-satunya keluarga yang ia miliki di dunia ini. Namun, karena ia memiliki seorang putri, itu berarti ia masih memiliki keluarga.Nathalia Allen, wanita berambut merah kecoklatan dan memiliki paras yang sangat cantik itu tidak pernah menyangka jika ia akan berakhir di dalam penjara. Ia tidak pernah mengalahkan siapa pun kecuali, Jack Grantham. Pria bangsawan yang menggodanya hingga ia bertekuk lutut dan menyerahkan kesuciannya di usia enam belas tahun. Nathalia, ia hanyalah seorang gadis remaja biasa yang dibesarkan dengan hidup seadanya oleh ibunya yang bekerja sebagai salah satu pelayan di kediaman keluarga bangsawan di Sevenoaks, London Timur, Inggris. Ia sering
Chapter 1New BeginningGrace Elizabeth, pemilik mata berwarna biru seindah lautan di Grace bay itu, adalah putri tidak sah dari salah satu bangsawan di London yang dijual oleh ibu kandungnya sendiri, tetapi ia beruntung karena keluarga Johanson membesarkannya lalu pada usia dua puluh tiga tahun putra pertama keluarga Johanson yang bernama William Johanson menikahinya. Awalnya William dan Grace berulang kali terjebak dalam lingkaran yang membuat mereka saling membenci dan saling menyakiti dalam kata balas dendam. Grace sangat membenci William, begitu juga William, pria itu juga membenci Grace karena Grace menanggalkan nama Johanson di belakang namanya. Grace melarikan diri dari keluarga Johanson yang telah merawatnya sejak ia mengenal dunia. William menganggap perbuatan Grace adalah penghinaan terhadap keluarga Johanson. Keluarga Johanson adalah keluarga terpandang di London, meskipun bukan keluarga bangsawan nyatanya derajat mereka nyaris sama dengan keluarga bangsawan di London k
Chapter 46 Tertipu. Itulah yang di alami oleh William dan Grace. Thomas adalah anak Jack yang ke tiga, selama ini Thomas tidak pernah berada di London karena ia menimba ilmu di German lalu bekerja dan memutuskan untuk menetap di sana, kebetulan ia kembali ke London karena memang hendak menikah dengan gadis pilihan orang tuanya dan kebetulan pula Thomas dan Leonel telah saling mengenal sejak sekolah menengah atas sehingga Leonel dengan mulus menjalankan misinya untuk membuat William dan Grace menikah. Rupanya seluruh keluarga mereka terlibat dalam rencana itu. Masing-masing dari mereka memainkan peran dengan sangat apik. William dan Grace sangat terkejut manakala mereka tiba di gereja yang Sidney tentukan, kedua keluarga telah berkumpul di sana menyambut dua orang yang keras kepala akhirnya mengakui cinta mereka dan meresmikannya. Meskipun mereka sedikit kecewa karena ternyata keduanya memutuskan untuk merahasiakan pernikahan mereka. Pengambilan sumpah di gereja berlangsung dengan s
Chapter 45Grace menerima gaun berwarna putih di tangan William, perlahan ia membuka lipatannya dan tercengang dengan apa yang ia lihat. Sebuah gaun pengantin. "G-gaun? Gaun pengantin?" Atanya Grace tergagap-gagap."Ya, gaun pengantin. Kita akan menikah," jawab William dengan nada datar. "M-menikah? Siapa yang meni...." "Kita, kau dan aku," sahut William tanpa menunggu Grace menyelesaikan kalimatnya. "B-bagaimana mungkin?" William hendak meraih telapak tangan Grace tetapi Grace justru menghindarinya dan mundur dua langkah. "Sayang, kita akan menikah, kau akan menjadi istriku. Aku akan menjadi milikmu," ucap William sambil berusaha mendekati Grace. Kau menjadi milikku? Grace meletakkan gaun di tangannya ke atas tempat tidur sambil sebelah tangannya memberi kode agar William tidak mendekat, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Menatap William dengan tatapan permusuhan yang angkuh. Mendadak keberaniannya menyeruak, rasa kecewanya kepada William tidak bisa dielakkan lagi. Di masa l
Chapter 44William kembali ke tempat tinggal orang tuanya, ia baru saja melangkahkan kakinya hendak menuju ruang belajar di mana ayahnya berada. Ayahnya mengatakan Ada hal penting yang harus dibicarakan tetapi ketika tiba di dalam ruang belajar William sedikit terkejut karena bukan hanya ayahnya yang berada di sana, tapi ibunya juga berada di sana. Tidak terkecuali Sydney dan Leonel, hanya alexa yang tidak berada di sana."Pembicaraan keluarga rupanya?" tanya William sambil mendaratkan bokongnya di atas sofa.Alexander mengamati wajah putra pertamanya. "Barusan ayahnya, maksudku--ayah kandung Grace datang ke sini," ucapnya."Untuk apa pria tua itu datang ke sini?" tanya William dengan nada sangat acuh."Grace akan bertunangan dengan pria yang dipilihkan olehnya," jawab Alexander.Menyembunyikan keterkejutannya, William berkata dengan nada datar dan mempertahankan sikap acuhnya. "Itu bagus."Jawaban William membuat empat pasang mata yang ada di dalam ruangan itu kompak tertuju kepada
Chapter 43Grace sangat terkejut manakala mendapati pria yang sangat ia kenal duduk di atas sofa ruang tamu tempat tinggalnya, rasanya ia ingin melompat ke dalam pelukan William. "Willy," desahnya. Akhirnya dia kembali. William melemparkan senyum tipis ke arah Grace. "Ganti pakaianmu, aku ingin berbicara denganmu," ucap William dengan nada ada yang tak mampu di baca oleh Grace karena nada bicara William tidak dingin, tidak juga hangat, juga tidak ada keramahan di sana. Grace menggigit bibirnya sambil samudra biru di matanya menatap William dengan tatapan seolah ia ragu-ragu meninggalkan William bahkan jika hanya satu detik. Ia ingin menentang William, ia takut William pergi meninggalkannya lagi tetapi akhirnya ia harus mengangguk kemudian kakinya melangkah menuju kamarnya untuk berganti pakaian. Tidak lama kemudian Grace telah duduk di samping William. Susana cukup kaku, apalagi setelah beberapa menit berlalu William masih bertahan dengan kebisuannya. Grace nyaris putus asa karena