Share

Bab 117: Gurauan Terselubung

Author: Piyu_Qu
last update Last Updated: 2024-11-25 16:17:49

Tapi entah mengapa membaca pesan misterius itu justru ia teringat nama Aditama. Selama ini, Aditama terlihat seperti sekutu, tetapi ada sesuatu tentang pria itu yang terasa tidak tulus. Kata-kata Rendra tentang adanya tangan ketiga membuat Nirmala semakin curiga. Tapi bukan curiga kepada Maharaja melainkan pada sekretarisnya. Selama ini Maharaja telah dipenjara, tapi topik masa lalu entah mengapa malah mencuat sekarang. Ini sungguh aneh, Nirmala khawatir jika Aditama mungkin memiliki peran yang lebih besar dalam konflik ini.

Ia memutuskan untuk menemui Bhaskara di rumahnya keesokan harinya, berharap pria itu dapat membantunya mengurai simpul-simpul misteri yang semakin rumit.

Keesokan harinya, Nirmala tiba di rumah Bhaskara. Ia disambut oleh Vani yang langsung mempersilakannya masuk.

Ketika ia memasuki ruangan keluarga, ia menemukan pria yang ia cari sedang duduk di meja, menatap layar laptopnya dengan ekspresi serius.

Belum sempat Nirmala memanggil nama pria itu, rupanya Bhaskara tel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 118: Tersembunyi

    Di tengah kegelapan malam, seseorang tengah duduk meratapi gemerlapnya kota yang tak pernah tidur itu. Meskipun waktu telah menunjukkan 1 dini hari, jalanan kota masih sibuk dilalu lalangi kendaraan.Dari balkon rumah lantai tiga itu, seorang pria duduk dengan gelas wine pada tangan kananya. Pria itu menatap lurus melihat gedung pencakar langit sembari memutar-mutar alkohol yang tinggal setengah di gelasnya.Salah satu sudut bibirnya terangkat membuat wajah dinginnya semakin mengerikan."Semudah itu?" gumam suara berat itu menyeringai lebar.Diterpa cahaya bulan, pria bergaris wajah tegas itu tampak kelam."Satu pengganggu telah ada dalam kendaliku dan satu penghalang lainnya sebentar lagi akan tumbang di bawah kakiku," lanjutnya nampak wajah puas menghiasi raut rupawan dewasa itu.Derttt ... drttt ....Tangannya mengambil ponselnya yang bergetar di meja sampingnya. Pandangannya menyorot tajam melihat siapa gerangan yang mengganggu waktunya malam itu.'Eks penghianat'Mata hitam kelam

    Last Updated : 2024-11-26
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 119: Kecurigaan Kian Mencuat

    Malam itu kepala Nirmala terasa berat. Meskipun berulang kali berguling di atas kasurnya mencari posisi ternyaman, Nirmala tak kunjung menemukannya. Pikirannya terus menganalisis setiap kata yang Arya katakan, tetapi semakin ia memikirkannya, semakin besar keraguan yang menguasainya.“Apa benar Surya mempersiapkan semua ini hanya untuk mengambil aset Ayah?” gumamnya akhirnya menyerah untuk tidur justru memutuskan untuk duduk bersandar. Apabila memutar kembali ingatannya tepat ketika berbincang dengan Surya. Ekspresi Surya kala itu memang penuh amarah, sorot matanya juga menyiratkan rasa sakit yang begitu dalam. Hal itu membuat Nirmala sempat dirundung rasa bersalah. Jika dihubungkan dengan perkataan Arya, sepertinya memang benar adanya kebencian tersembunyi dari Surya kepada Nirmala. Bisa dibilang perkataan Arya seperti sebuah tamparan yang mampu membuka lebar mata Nirmala bahwa semua tindakan Surya hanyalah taktik untuk mencapai tujuan pribadinya.***Dari dini hari hingga pagi har

    Last Updated : 2024-11-26
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 120: Jalan Narpati

    Setelah mereka berhasil mengelabui petugas keamanan, mereka kembali ke mobil. Keduanya nampak canggung satu sama lain, namun ada perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba terbesit. Nirmala seolah-olah merasa ada seseorang yang mengawasi setiap langkahnya. Meski begitu ia abaikan, bisa saja muncul karena syok yang beberapa saat lalu ia rasakan.Selama perjalanan, Nirmala mencoba menenangkan pikirannya dan hatinya yang sudah lama tidak bekerja sekeras ini. Keheningan memenuhi ruang dalam mobil. Nirmala memutuskan untuk memantau jalanan, tapi anehnya jalanan yang dipilih Bhaskara terasa asing."Hey! Kau mau membawaku kemana? Ini bukan jalan rumahku!" pekik Nirmala dengan alis menukik tajam.Bhaskara tak menjawab, ia tak terusik oleh suara tinggi Nirmala. Tak beberala lama laju mobilnya memelan ketika memasuki halaman hotel.Nirmala terkejut. "Hotel? Kau tidak akan berbuat macam-macam kan?" tanya Nirmala memberondong pertanyaan skeptik.Bhaskara akhirnya menoleh ke arahnya dengan sorot dingin

    Last Updated : 2024-11-27
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 121: Kotak

    Setelah meninggalkan rumah tua di Jalan Narpati, Nirmala dan Bhaskara kembali ke apartemen yang menjadi markas sementara dengan membawa kotak besi kecil di tangan mereka. Perasaan campur aduk menguasai keduanya—rasa penasaran, kecemasan, dan ketegangan menyelimuti udara di antara mereka.“Apa yang kau pikirkan tentang kotak ini?” tanya Bhaskara, memecah keheningan.Nirmala mengendikkan bahunya. “Aku tidak tahu,” jawab Nirmala sambil memandangi kotak itu di atas meja. “Tapi aku merasa kotak ini bisa memberikan jawaban yang selama ini aku cari.”Bhaskara duduk di kursi seberang, menatap Nirmala dengan serius. "Bagaimana jika ini hanya jebakan?" ujarnya berspekulasi. “Tapi jika kita tidak membuka, kita tidak akan tahu," sambung Bhaskara cepat.Nirmala mengangguk pelan. “Ya, apapun itu kita harus melangkah maju."Selama beberapa jam berikutnya, Nirmala dan Bhaskara mencoba mencari cara untuk membuka kotak itu. Mereka memeriksa seluruh apartemen, berharap menemukan alat yang bisa digunakan

    Last Updated : 2024-11-27
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 122: Tempat Bermulanya Permainan

    Sesuai kesepakatan semalem, Nirmala dan Bhaskara bersiap pergi ke lokasi pesan misterius semalam. Ada satu titik koordinat yang disebutnya tempat yang pernah menjadi saksi bisu pengkhianatan terbesar.“Kau yakin tentang ini?” tanya Bhaskara sembari mencengkeram setir mobil dengan gelisah. Ia ingin memastikan kembali keputusan Nirmala. Meskipun ia telah percaya dengan keputusan wanita itu, ada perasaan tak enak yang menghinggapi benaknya.Nirmala mengangguk, mengindahkan rasa takut yang terus menghantui pikirannya. “Jika aku tidak pergi, aku tidak akan pernah tahu kebenarannya.”Setelah perjalanan selama satu jam, mereka akhirnya sampai di tempat tujuan. Ternyata titik lokasi itu berada di sebuah pabrik tua yang telah lama ditinggalkan. Bangunan itu tampak suram, dengan dinding yang sudah mulai runtuh dan jendela yang pecah akibat termakan zaman.“Pabrik ini dulunya adalah milik Rajya Corp,” gumam Bhaskara tanpa disangka mengenali bangunan tersebut.“Oh ya? Aku pikir kau tidak mengetah

    Last Updated : 2024-11-28
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 123: Retak

    Setelah meninggalkan pabrik tua itu, Nirmala dan Bhaskara kembali ke apartemen dalam keheningan. Pikiran mereka sibuk dengan informasi baru yang baru saja mereka dapatkan. Surat dari Wahyatma, kehadiran Arya, dan pesan-pesan misterius yang terus menghantui mereka adalah tanda bahwa permainan besar ini jauh dari kata selesai.“Apa kau percaya pada Arya?” tanya Bhaskara tiba-tiba memecah keheningan.Nirmala mendesah panjang. “Aku tidak tahu, Bhaskara. Tapi aku tidak bisa mengabaikan apa yang dia katakan. Ada sesuatu di balik semua ini, sesuatu yang lebih besar dari yang kita pikirkan.”Wanita itu dilanda frustrasi berlebih. Sudah hampie sebulan ia disibukkan dengan permasalahan masa lalu. Kondisinya terlihat lesuh dengan kantung mata yany mulai menghitam.Bhaskara mengetuk setir mobil pelan, menunjukkan kegelisahannya. Ia menoleh kepada Nirmala sekilas. Ada rasa iba dalam benak pria itu, juga rasa tak terima. “Nirmala," panggilnya mterlihat ragu.Begitu sang pemilik nama menoleh, Bhaska

    Last Updated : 2024-11-28
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 124: Labirin Penghianatan

    Nirmala bergegas keluar dari apartemen dengan langkah cepat, meninggalkan Bhaskara yang masih terdiam di ruang tamu. Udara malam yang dingin menyambutnya, tapi itu tak mampu meredakan panas di dadanya. Kata-kata Bhaskara masih terngiang di telinganya.Sementara itu, Bhaskara mengutuk dirinya sendiri. Ia tahu ia telah melukai hati Nirmala. Setelah beberapa saat, ia mengambil jaketnya dan berlari keluar, mencoba mengejar wanita itu.“Nirmala, tunggu!” panggil Bhaskara saat melihatnya di trotoar.Nirmala berhenti, tapi tidak berbalik. “Apa lagi, Bhaskara? Apa kau ingin meneriakiku lagi?”Bhaskara menghela napas panjang, berusaha meredakan emosinya. “Maafkan aku. Aku tidak bermaksud membentakmu tadi. Aku hanya... aku khawatir.”Nirmala berbalik perlahan, matanya masih basah. “Kau khawatir, tapi kau malah menyakitiku dengan kata-katamu. Kau pikir aku ingin percaya pada Aditama? Aku hanya mencoba mencari jawaban.”Bhaskara mendekatinya, menyesali apa yang telah terjadi. “Aku tahu. Aku tahu

    Last Updated : 2024-11-29
  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 125: Kotak Rahasia Masih Terkunci

    Ketika Nirmala dan Bhaskara mengemasi semua dokumen penting untuk pindah ke tempat yang lebih aman, tiba-tiba lampu kembali menyala. Mereka bergegas mengosongkan apartemen dan pergi ke sebuah kafe yang sepi untuk melanjutkan pencarian mereka. “Kita tidak bisa terus seperti ini,” kata Bhaskara usai menuntaskan dokumen bagiannya. “Aditama memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dari kita. Jika kita tidak hati-hati, dia akan menemukan kita sebelum kita menemukan bukti yang cukup.” Nirmala menegakkan punggungnya menatap Bhaskara lurus. “Ya memang, makanya kita butuh lebih banyak informasi. Kita harus menemukan seseorang yang tahu lebih banyak tentang hubungan Aditama dengan proyek ini.” “Bagaimana dengan Arya?" usul Nirmala tiba-tiba, membuat Bhaskara terdiam menimbang keputusan. "Dari caranya membantu kita menemukan kepingan puzzle, sepertinya ia tampaknya ingin kita melawan Aditama.” Bhaskara menggeleng samar. “Aku masih belum mempercayainya sepenuhnya. Kau tahu, Mala, duni

    Last Updated : 2024-12-03

Latest chapter

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 135: Ujian Terakhir [END]

    Malam itu, Bhaskara duduk sendirian di kamarnya, menatap ponsel yang tergeletak di meja. Pandangannya kosong, tetapi sorot matanya menunjukkan hatinya tengah penuh kegelisahan. Kegelisahannya bukan tanpa alasan, iatelah mengirimkan pesan demi pesan kepada Nirmala, tetapi tak satu pun yang mendapat balasan.Pikirannya terus melayang ke arah percakapan terakhir mereka, ketika Nirmala, dengan nada lelah dan penuh tekanan, mengatakan bahwa dia butuh waktu untuk sendiri. Bhaskara tahu betul bahwa semuanya bukan karena cinta mereka memudar, melainkan karena tekanan yang mereka hadapi selama berbulan-bulan terakhir ini—dari skandal Aditama, ditambah dengan dirinya harus menstabilkan kembali keadaan perusahaan, hingga beban tanggung jawab yang tak pernah surut.“Apa aku terlalu menekannya?” gumam Bhaskara, menenggelamkan wajahnya di kedua tangannya.Ponselnya bergetar, tetapi hanya notifikasi pesan otomatis dari operator. Tidak ada pesan dari Nirmala. Tidak ada kabar sama sekali.Bhaskara men

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 134: Hianat Menghianati

    Hari itu tibalah waktunya untuk rapat dewan pemegang saham di Rajya Corp. Suasana dalam rapat itu berlangsung tegang. Aditama duduk di kursinya dengan senyum penuh kemenangan, sementara Nirmala, Bhaskara, dan kini hadir pula Surya berdiri di depan ruangan.“Baiklah,” ujar Aditama dengan nada sinis. “Anda mengatakan memiliki sesuatu yang ingin disampaikan kepada dewan, Pak Surya?”Surya menatap Aditama dengan dingin. “Aku tahu apa yang kau lakukan selama ini, Aditama. Dan aku di sini untuk memastikan semua orang tahu.”Nirmala melangkah maju, meletakkan dokumen di meja dewan. “Ini adalah bukti bahwa Aditama telah memanipulasi proyek Narpati dan menggunakan dana perusahaan untuk keuntungan pribadinya.”Para pemegang saham mulai bergumam, suasana ruangan menjadi semakin gaduh.Aditama tetap tenang. “Bukti ini tidak cukup untuk menjatuhkanku. Kalian tidak punya saksi yang dapat mendukung klaim kalian.”Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan seorang pria masuk dengan langkah mantap. Semua o

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 133: Titik Balik

    Di sebuah ruangan yang remang-remang, Aditama duduk di belakang meja besar dengan segelas anggur di tangannya. Senyumnya dingin, menandakan keyakinannya bahwa permainan ini hampir mencapai puncaknya. Di hadapannya, beberapa dokumen berserakan, sementara layar komputer menampilkan data-data rahasia dari Rajya Corp. “Apa laporan terakhir?” tanya Aditama kepada Arya, yang berdiri di sudut ruangan. Arya, dengan raut wajah serius, mendekat dan menyerahkan sebuah map berisi laporan terkini. “Surya telah kembali bersama Nirmala. Mereka pasti sedang menyusun langkah untuk melawan kita.” Aditama membaca laporan itu dengan seksama, lalu menutup map tersebut dengan keras. “Kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkan kendali atas informasi ini. Waktunya memutar balikkan fakta.” “Bagaimana caranya?” tanya Arya dengan hati-hati. Aditama mengangkat salah satu dokumen dari meja, lalu melemparkannya ke arah Arya. “Kita buat mereka terlihat seperti dalang di balik kehancuran proyek Narpati. Publ

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 132: Antara Hidup dan Mati

    Malam itu, hujan turun deras, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Mobil yang dikendarai Bhaskara melaju di jalanan gelap menuju lokasi yang tertera dalam email misterius. Di dalam mobil, Nirmala duduk di kursi penumpang, sesekali menatap layar ponselnya dengan gelisah. “Ini pasti jebakan,” kata Bhaskara, memecah keheningan. Tangannya mencengkeram setir mobil erat-erat. “Aku tahu,” balas Nirmala tanpa menoleh. Ia mendesah pelan berusaha meredakan dadanya yng berdegup cepat. “Tapi kita tidak punya pilihan lain. Jika Om Surya benar-benar ada di sana, kita harus mencarinya.” Vira yang sedari tadi duduk di kursi belakang, menambahkan, “ya memang, kita harus tetap waspada. Aditama bukan orang yang akan menyerah begitu saja.” Tak butuh waktu lama, mereka akhirnya tiba di sebuah gudang tua di pinggiran kota. Bangunan itu tampak usang, dengan pintu besi besar yang hampir sepenuhnya tertutup karat. Bhaskara mematikan mesin mobil dan memandang gedung itu dengan ragu. “Seberapa yakin

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 131: Tawaran Licik

    Pagi yang tegang menyelimuti Rajya Corp. Di ruang rapat utama, Nirmala duduk sendirian, memandang kursi kosong di seberangnya. Pikirannya berputar, membayangkan segala kemungkinan yang akan terjadi. “Dia akan datang,” gumamnya pelan, mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Sebenarnya ia masih menyimpan keraguan ketika menjalankan strategi ini, namun jika Aditama tidak dipancing, ia tak dapat memiliki bukti kuat. Jadi ini lah waktunya, ia harus yakin usahanya akam berhasil. Beberapa menit kemudian, pintu ruang rapat terbuka, dan Aditama masuk dengan langkah mantap. Wajahnya memancarkan kepercayaan diri yang tinggi. Wajah penuh wibawanya itu menampakkan senyuman miring. “Kau benar-benar berani mengundangku, Nirmala,” ucapnya sambil mengambil tempat di seberang meja. “Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?” Tak ingin terintimidasi, Nirmala menatapnya dengan penuh tekad. “Aku ingin tahu di mana kau menyembunyikan Pak Surya.” Aditama tersenyum tipis, seolah menikmati momen itu. “Surya? Aku

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 130: Strategi Umpan

    Vira masuk dengan ekspresi serius, membawa dokumen yang baru saja ia periksa.“Kita punya bukti kuat,” katanya. “Namun, untuk menjatuhkan Aditama, kita butuh lebih dari ini. Dia punya banyak pengaruh di luar sana.”Bhaskara mengangguk. “Kita harus memastikan bahwa semua bukti ini dipublikasikan secara luas. Tidak ada jalan keluar baginya.”“Tapi bagaimana dengan Om Surya?” tanya Nirmala. “Aku merasa dia tahu lebih banyak daripada yang ia ceritakan. Dan aku tidak bisa mengabaikan keterlibatan ayahku dalam semua ini.”Vira menghela napas. “Kita memang membutuhka Surya untuk bersuara. Jika dia tidak berbicara, permainan ini tidak akan pernah berakhir.”"Tapi di mana ayahku. Aku juga tak tahu sekarang dia ada dimana," ujar Bhaskara frustrasi."Kita harus menemukan ayahmu, Bhaskara," tandas Nirmala tak terbantahkan.***Langit malam tampak kelabu, seolah menandakan sesuatu yang buruk sedang terjadi. Bhaskara duduk di ruang tamu apartemen dengan wajah tegang, matanya terus menatap layar po

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 129: Crisis Point

    Nirmala dan Bhaskara saling bertukar pandang tanpa sadar menahan napas saat langkah kaki Aditama semakin mendekat. Suara pintu besi yang terbuka sepenuhnya bergema di ruangan kecil itu. Cahaya lampu senter menyapu dinding, nyaris mengenai tempat mereka bersembunyi.“Aku tahu kalian ada di sini,” ujar Aditama dengan nada rendah, tetapi penuh ancaman. “Kalian pikir bisa menggali masa lalu tanpa konsekuensi?”Pria yang bersama Aditama menyisir ruangan dengan cermat. Sementara itu, Nirmala menggenggam tangan Bhaskara erat-erat, berharap keheningan mereka cukup untuk menghindari deteksi.“Apa kalian ini ingin menjadi anak kecil? Aku tidak suka bermain petak umpet,” lanjut Aditama. “Tapi aku juga tidak keberatan. Semakin lama kalian bersembunyi, semakin aku menikmati permainan ini.”Nirmala menatap Bhaskara, memberikan isyarat agar mereka bersiap. Namun, sebelum mereka sempat bergerak, pria yang bersama Aditama berbicara.“Pak, ada dokumen di sini. Sepertinya mereka sudah menemukannya.”Adi

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 128: Hilangnya Surya

    Nirmala dan Bhaskara berdiri di tengah ruang kerja Surya yang berantakan. Dokumen-dokumen berserakan di lantai, kursi terbalik, dan tanda-tanda mencurigakan terlihat jelas.“Dia tidak mungkin pergi begitu saja meninggalkan ruangannya seberantakan ini,” lirih Bhaskara, matanya penuh kekhawatiran.Nirmala memungut sebuah dokumen dari lantai, lalu menatap surat Rajendra yang tertinggal di meja. Sesuatu terasa tidak beres.“Kita harus menemukannya, Bhaskara,” kata Nirmala, suaranya gemetar. “Kepergian Om Surya dalam keadaan seperti ini, ditakutkan karena ulah seseorang. Kau tahu kan Aditama orangnya nekat, dia bisa saja merencanakan penculikan ayahmu untuk menggagalkan rencana kita.”Bhaskara nampak termagu sejenak. “Aku akan menghubungi orang-orang kepercayaan Ayahku. Mungkin mereka tahu di mana dia berada.”Namun, jauh di dalam hati, Bhaskara merasa cemas. Jika benar Surya telah diculik, maka ini bukan lagi sekadar permainan kekuasaan. Ini adalah perang total.***Keesokan harinya, Nirm

  • Office Girl yang Dihina Ternyata Kaya Raya   Bab 127: Permulaan Perang

    Di tengah malam, di sebuah kafe kecil yang sepi di pinggir kota, Bhaskara dan Nirmala bertemu dengan Vira lagi. Kali ini, mereka sedang menyusun rencana yang lebih berani yaitu memanfaatkan bukti-bukti sementara untuk menjebak Aditama dan memancingnya ke langkah berikutnya.“Aku telah menelusuri lebih dalam,” ujar Vira sambil membuka laptopnya. Ia lantas memutarkan laptopnya membuat Nirmala juga Bhaskara mampu melihat isinya. “Ada jaringan transaksi gelap yang melibatkan Aditama, PT Laksana Bhumi, dan sebuah perusahaan cangkang di luar negeri. Tapi ini hanya pucuk dari keseluruhan jaringan.”Nirmala dan Bhaskara melihat secara saksama.“Berapa banyak waktu yang kita punya sebelum mereka menyadari kita sudah menemukan ini?” tanya Bhaskara.Sejenak wanita berambut panjang itu menganalisa. “Tidak lama,” jawab Vira. “Tapi kita bisa memanfaatkan waktu ini untuk melancarkan serangan kecil.”“Serangan kecil seperti apa?” tanya Nirmala yang sedari tadi memilih bungkam.Vira tersenyum tipis. “

DMCA.com Protection Status