Home / CEO / Office Girl Kesayangan CEO Tampan / Bab 7. Hukuman lebih parah

Share

Bab 7. Hukuman lebih parah

Author: Faiz bellzz
last update Last Updated: 2023-09-21 21:49:17

“Ck! Sebenarnya rencana apa lagi kali ini? Aku harap tidak menyusahkanku.”

Poppy menggerutu sambil berjalan menuju unit apartemen milik Ezra.

Menoleh ke kanan dan ke kiri ketika ia melewati beberapa pintu untuk memastikan agar tidak terlewat. Hingga akhirnya ia menemukan unit yang dimaksud.

"Kenapa lama sekali?"

Wanita itu mengeluh karena sudah menekan bel beberapa kali, tetapi Ezra tidak kunjung membukanya.

“Apa dia sedang mengerjaiku?”

Lagi-lagi Poppy mengeluh karena kakinya mulai pegal menunggu tanpa kepastian. Hampir satu jam Poppy berada di sana sampai orang-orang yang kebetulan lewat menatapnya heran.

Malu? Sudah jelas. Hanya saja rasa kesal lebih mendominasi.

"Bilangnya jangan terlambat. Tapi lihatlah, dia malah membuang-buang waktuku!"

Tidak ingin menunggu lebih lama lagi, Poppy putuskan untuk pergi.

Namun, saat ia akan melangkah tiba-tiba pintu dibuka membuat Poppy mengurungkan niatnya. Wanita itu kembali berbalik dan menatap Ezra yang menguap dengan jengah.

“Kau berisik sekali!” cetus Ezra sambil kembali masuk.

Mendengar ocehan Ezra jelas semakin membuat Poppy kesal.

“Saya hanya melakukan seperti yang Anda perintahkan, Pak.”

“Aku tidak menyuruhmu untuk menekan bel begitu banyak,” ujar Ezra tidak mau disalahkan.

Poppy mengepalkan tangannya dengan gigi yang menggeretak menahan kesal.

Pria itu berbalik karena merasa Poppy tidak mengikutinya. Hal itu pula yang membuat Poppy langsung menormalkan raut wajahnya.

“Kenapa kau hanya berdiri di sana, hah?”

“Saya tidak mendapatkan perintah untuk masuk, Pak.”

Ezra menyeringai, “Kau bukan lagi seleraku sekarang, jadi kau tidak perlu takut aku akan berbuat hal aneh-aneh padamu.”

Ocehan Ezra yang semakin menjadi membuat Poppy memutar bola matanya, jengah menghadapi sikap Ezra yang begitu percaya diri.

“Anda salah, saya bahkan tidak pernah berpikir ke arah sana, Pak.”

"Kau masih berpura-pura polos? Baiklah, aku akan pura-pura percaya.”

Ezra tiba-tiba membuka kaos hitam polos yang dikenakannya. Sehingga menampilkan dada bidang dengan perut sixpack yang begitu menggoda iman.

“Kita lihat, apa kau masih berpura-pura jika sudah melihat tubuhku.”

Pri itu mendekati Poppy yang masih berdiri di depan pintu.

Melihatnya lantas membuat Poppy menunduk dalam. Meski bukan hal tabu baginya, tetapi itu hanya berlaku jika melihat mantan suaminya.

“Apa yang Anda lakukan, Pak?” Poppy tidak berani melihat Ezra yang kini sudah berdiri di depannya.

Tidak menjawab, Ezra menarik satu sudut bibirnya ke atas saat melihat sikap Poppy.

“Bereskan kamarku!” perintahnya setelah hanya diam beberapa saat.

Refleks Poppy mendongak untuk melihat wajah Ezra karena tidak mengira jika tugas pertamanya membereskan kamar.

"Aku tidak menyukai bantahan!" cetus Ezra saat melihat Poppy akan protes.

Tidak memiliki pilihan lain, akhirnya dengan enggan Poppy menurut. Perempuan itu mengikuti Ezra ke kamarnya.

"Apa kau ingin mandi bersamaku?"

Pertanyaan tiba-tiba Ezra menyentak Poppy. Bagaimana bisa pria itu menanyakan hal seperti itu? Yang benar saja!

"Tidak, Anda jangan main-main!" Poppy menyilangkan kedua tangannya di depan dada karena Ezra berjalan mendekat.

"Memang siapa yang mau mandi bersamamu? Sudah kubilang kau bukan seleraku."

Pria itu berbalik lalu benar-benar masuk ke kamar mandi, sedangkan Poppy mulai membereskan kamar.

"Dasar pria gila!" umpat Poppy sambil mengelus dada.

Sementara Ezra tertawa sambil menggosok tubuhnya.

“Ini baru awal, Poppy. Aku akan membuatmu semakin menderita,” gumam Ezra penuh tekad.

Tidak langsung ke ruang ganti, Ezra malah santai menghampiri Poppy hanya dengan balutan handuk yang dililit pada pinggang.

"Pel juga lantainya, kau harus bertanggung jawab jika tiba-tiba aku terpeleset."

Dengan sengaja Ezra mengacak-ngacak rambutnya yang basah, sehingga tetesan air mengenai lantai.

"Anda bukan anak kecil yang akan berlarian di kamar."

"Berani membatah?"

Dengan cepat Poppy menggeleng saat Ezra menatapnya tajam.

Pria itu berjalan menuju ruang ganti, tetapi sebelum masuk ia menghentikan langkahnya. "Siapkan pakaian untukku."

Poppy mendengkus sebal.

Apa-apaan ini? Mengepel lantai saja belum ia lakukan, dan Ezra sudah menyuruhnya menyiapkan pakaian. Bener-bener keterlaluan!

Memilih untuk tidak menuruti perintah Ezra yang kedua, Poppy dengan sengaja berlama-lama mengepel lantai. Hingga tiba-tiba Ezra kembali dengan penampilan yang masih sama.

"Ck! Kenapa lambat sekali? Jika begini aku akan terlambat."

Byur!

Dengan sengaja Poppy menendeng ember untuk meluapkan kekesalannya.

"Pak, Anda masih memiliki tangan yang kuat untuk mengambil pakaian!"

Kelakuan tidak terpuji Poppy jelas membuat Ezra menggeram kesal. Ia yang menyukai kerapihan dan kebersihan tidak terima kamarnya jadi becek.

"Kau!"

Ezra menunjuk Poppy yang menunduk--menyesali kelakuannya karena malah membuatnya mendapatkan masalah lebih besar.

"Bersihkan seluruh ruangan!"

"Baik."

Dengan kesal Ezra kembali ke ruang ganti kemudian mengambil pakaiannya sendiri.

"Ck! Benar-benar, padahal aku ingin mengerjainya."

Ezra menyayangkan karena rencananya untuk mengerjai Poppy di ruang ganti gagal total. Ia yang memang memiliki pertemuan penting tidak bisa mengulur waktu lebih lama lagi.

"Aku akan berangkat! Kau jangan berani mengambil apapun dari apartemenku."

Poppy mendesah pelan karena Ezra kembali menuduhnya yang tidak-tidak.

Memang pria itu pikir ia maling, yang berani mengambil bukan haknya!

"Baik."

"Jangan kira pekerjaanmu hari ini hanya membereskan apartemenku. Kau juga harus ke kantor!"

"Baik, Pak."

"Aku berangkat!"

Ezra pergi, tetapi Poppy menahannya. "Apa lagi? Masih rindu, hemm?"

Sepertinya memang kepercayaan diri Ezra meningkat pesat. Poppy akui itu.

"Kata sandinya apa, Pak?"

"201219."

Poppy mengerutkan kening. "Aku merasa tidak asing dengan angka itu."

Saat Poppy akan menanyakannya, Ezra sudah pergi.

Related chapters

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 8. Jangan macam-macam

    “Poppy, dari mana saja kau? Sejak tadi Pak Ezra menanyakanmu!”“Mohon maaf, Pak. Tadi saya memiliki keperluan.”“Apa itu lebih penting daripada pekerjaanmu?”Tentu saja! Ingin sekali Poppy membalas Sean. Sayangnya ia tidak mungkin mengatakan tentang kontrak yang diperbaharui kemarin.“Maaf.”“Ck! Ya sudah, lebih baik kau segera temui Pak Ezra.”“Baik.” “Sekarang dia akan melakukan apa lagi padaku?” Poppy menebak-nebak saat ia baru tiba di depan ruangan Ezra.Tok! Tok! Tok!Ezra langsung menegakkan tubuhnya, menatap Poppy dengan senyum penuh arti.“Dari mana saja kau?” “Seperti yang Anda perintahkan sebelumnya, saya baru datang dari apartemen Anda, Pak.”“Ck! Apa kau yakin sudah membereskan semua ruangan?”“Sudah, Pak.” “Kalau begitu sekarang buatkan aku kopi! Sejak tadi tenggorokanku kering karena menunggu pekerjaanmu yang lama.” Tidak protes, Poppy langsung mengerjakan perintah Ezra.“Kalau haus yang tinggal minum. Kenapa harus menungguku?” Poppy melampiaskan kekesalannya dengan

    Last Updated : 2023-09-22
  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 9. Salah paham

    “Hahaha ….” Ezra memegang perutnya yang hampir saja kram karena tertawa terlalu lama.Melihat Poppy yang gugup menjadi hiburan baginya.“Kau tenang saja, aku bukan pria yang haus belaian. Buka matamu! Aku masih memakai celana.”Perlahan Poppy membuka mata, dan benar saja pria itu mengenakan celana pendek. "Pikiranmu terlalu kotor, kau harus mencucinya!" cetus Ezra lalu memakai pakaian.Setelah kemeja dipasang, Ezra meminta Poppy untuk mengancingkannya. Tidak lagi protes, Poppy pun melakukannya. "Pasangkan juga dasinya!" "Baik." Gerakan Poppy tiba-tiba terhenti ketika Ezra menyentuh dahinya. Ia mendongak, sehingga bertemu pandang dengan Ezra tanpa sengaja. "Aku hanya ingin memastikan jika karyawanku baik-baik saja." Ezra menarik tangannya, membuat Poppy kembali memasangkan dasi. "Sudah selesai, Pak." Poppy mundur beberapa langkah. "Hemm." Pria itu pergi ke meja makan. "Kenapa berdiri di situ? Ayo duduklah!" Ragu-ragu Poppy bergabung dengan Ezra. "Kau memasak terlalu bany

    Last Updated : 2023-09-22
  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 10. Pesta

    Poppy heran melihat barang yang ada di paperbag.“Untuk apa pakaian ini?” “Aku harus menghadiri undangan, kau dataglah bersamaku nanti malam.” “Tapi—” “Kau tidak lupa dengan kontrak yang sudah kau tandatangani ‘kan?” Perempuan itu bungkam. Lagi-lagi kontrak konyol yang ia tandatangani membuatnya tidak berkutik.“Baik.”“Nanti malam aku akan menjemputmu. Kau dandan yang cantik agar tidak membuatku malu!” "Baik," ucap Poppy yang sudah kebal dengan ucapan tajam Ezra. "Kau boleh pergi!" "Baik, Pak. Saya permisi." “Poppy, apa yang kau bawa?” Sean melirik ke arah paperbag yang sedang Poppy jinjing.“Ah, ini baju. Waktu itu saya memesannya secara online, dan kurirnya saya minta antar ke mari saja.” Lagi-lagi Poppy harus mencari alasan karena tidak ingin cerita masa lalunya diketahui orang. “Oh, baiklah. Apa kau tidak mendapatkan perintah dari Pak Ezra?” “Tidak, Pak.” “Kalau begitu kau bantu Rexi membersihkan kaca di lantai tiga.” “Baik.” Segera Poppy bergabung dengan Rexi. Ka

    Last Updated : 2023-09-25
  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 11. Salah memberi alasan

    “Apa sebenarnya yang kau tangisi sampai wajahmu menjadi seperti itu?”Ezra menatap wajah Poppy yang sembab dengan penuh selidik.Kemungkinannya ada dua, antara memikirkan mantan suaminya yang tampak mesra dengan Seren tadi malam. Atau memikirkan anaknya yang sudah tiada.“Maaf.” Poppy tidak ingin menceritakannya kepada Ezra. Sehingga mengundang kekesalan pada pria itu.“Aku tidak menyuruhmu minta maaf. Lebih baik kau cuci muka yang benar! Jangan tunjukan wajah menyedihkan itu padaku. Benar-benar memuakkan,” omel Ezra sambil berlalu ke kamar mandi. Sementara Poppy keluar dari kamar Ezra lalu mencuci muka di wastafel.Perempuan itu mengembuskan napas berat–mencoba menahan sesak di dada. “Ayo Poppy, kamu harus semangat! Dunia belum berakhir,” ujarnya menyemangati diri.Setelahnya Poppy kembali melanjutkan tugasnya.“Pakaiannya sudah saya siapkan, Pak.”Langkah Ezra terhenti lalu berkata, “Kalau begitu bantu aku pakai baju!”“Baik.”Segera Poppy mengikuti Ezra ke ruang ganti. Perempuan

    Last Updated : 2023-09-29
  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 12. Pulang ke apartemen Ezra

    “Rexi, terima kasih. Berkatmu, aku bisa lolos dari pertanyaan Pak Sean tadi.”“Sama-sama, Poppy. Aku tahu kau sangat tertekan dengan kelakuan Pak Ezra.”Poppy mengangguk dengan wajah yang memelas. “Sekali lagi terima kasih.” “Sudahlah, kau tidak perlu terus-menerus berterima kasih padaku. Aku bahkan tidak melakukan sesuatu yang berarti. Lebih baik kau makan sebelum Pak Ezra mengganggumu dengan perintahnya yang konyol!” “Kau benar.”Perempuan itu lantas makan. Namun, baru beberapa suap bunyi telepon mengganggu mereka.Segera Poppy mengangkatnya. “Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?”“Poppy, kau kemarilah!” Tut!Telepon langsung dimatikan secara sepihak. Ezra tidak memberikan Poppy kesempatan untuk protes. “Ada apa?” Rexi menatap Poppy khawatir saat melihat raut wajah temannya muram.“Pak Ezra menyuruhku untuk menemuinya.” “Ck! Padahal kau baru saja akan makan.” “Mau bagaimana lagi?” Tidak dapat menolak, Poppy segera menemui Ezra di ruangannya.“Selamat siang, Pak. Apa ada

    Last Updated : 2023-09-29
  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 13. Kesayanganku

    “Kau akan menabrak orang jika berjalan dengan menunduk seperti itu!” “Saya tidak nyaman dengan tatapan orang-orang.” Poppy masih saja menunduk, membuat Ezra mendengus.“Ck! Cara apa lagi yang kau lakukan sekarang? Berpura-pura jadi perempuan lugu. Begitu?”“Sudah berapa kali saya katakan kalau saya tidak memiliki niat untuk mendekati Anda, Pak.” Perempuan itu mulai jengah.“Apa aku harus percaya pada perempuan penghianat sepertimu, hemm?” Skakmat! Poppy hampir saja melupakan kejadian beberapa tahun silam.“Ck! Kau diam, artinya memang benar dengan tebakanku.” “Bukan begitu—”“Sudahlah, kau lebih baik masuk!” cetus Ezra kemudian masuk ke mobil lebih dulu.Dengan jengkel Poppy masuk. Entah harus dengan cara apa agar Ezra percaya kalau dirinya sama sekali tidak memiliki niat buruk.Apa kesalahannya di masa lalu begitu besar sehingga tidak termaafkan? “Apa yang sedang kau pikirkan? Kau pusing mencari cara lain agar aku terjerat padamu?” Ezra melirik Poppy yang sedang memijat pangka

    Last Updated : 2023-09-29
  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 14. Tanggung jawab dengan kehangatan

    “Aku tidak berselingkuh, Mas. Tolong percaya padaku ….” Tidur Ezra terganggu dengan racauan Poppy.Pria itu menghampiri Poppy yang tidur di kursi. “Apa yang kau mimpikan?” Ezra mengusap kilatan keringat di dahi Poppy.“Ini anakmu, Mas.” Tampak Poppy gelisah, membuat Ezra semakin penasaran. Pria itu berjongkok lalu menepuk pipi Poppy pelan.“Ezra ….” Poppy menatap Ezra dengan napas terengah.“Hemm, aku terganggu dengan tidurmu yang berisik!” “Maaf.” Perempuan duduk lalu mengatur napas. “Seharusnya Anda jangan menyuruhku untuk tidur di sini.”“Oh, lihatlah. Siapa kau mengaturku seperti itu?” Ezra berdiri membuat Poppy mendongak.“Saya hanya tidak enak karena sudah mengganggu waktu tidur Anda, Pak.”Ezra mengabaikan dan malah keluar. Tidak lama pria itu kembali dengan membawa air putih.“Kau minumlah.”“Dengan air putih, kau akan lebih tenang.” Ezra menambahkan saat Poppy hanya diam.Karenanya dengan ragu perempuan itu menerimanya. “Terima kasih.”“Hemm.” Pria itu duduk di sampi

    Last Updated : 2023-10-01
  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 15. Kisah setelah perpisahan

    Untungnya tadi malam Ezra benar-benar hanya tidur. Sehingga Poppy merasa aman ketika mendapati pakaiannya yang masih utuh.“Kau mau ke mana?” Suara berat yang terdengar rendah itu membuat Poppy mengurungkan niat untuk turun dari ranjang.“Saya ingin ke kamar mandi, Pak.”“Diamlah sebentar lagi.”Dengan mata yang terpejam Ezra menarik Poppy ke dalam pelukannya. Tentu saja membuat Poppy berontak.“Pak, jangan seperti in—”“Sepertinya aku demam, Poppy.”Pada saat itulah Poppy baru menyadari jika lengan yang mendekapnya begitu panas.Ia langsung mengeceknya untuk memastikan. “Anda memang demam, Pak.” “Ck! Ini semua gara-gara kau.” Ezra membuka mata karena tidak mendapatkan balasan dari Poppy. Pria itu mengerutkan kening ketika melihat Poppy yang sendu. “Apa kau begitu mengkhawatirkanku, hemm?” Segera Poppy mengontrol diri. “Saya buatkan bubur, Pak.”“Ya, kau memang harus melakukannya.”“Kalau begitu, bisa Anda lepaskan pelukannya?”Dengan enggan Ezra melepaskan pelukannya, yang m

    Last Updated : 2023-10-01

Latest chapter

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2.Tamat

    Tidak bisa memutuskan begitu saja, Sesil diam. Sehingga Keenan kembali menocba meyakinkan. "Sesil, aku benar-benar lajang." "Meski begitu, kita bahkan tidak saling mengenal.""Kita bisa belajar mengenal satu sama lain lebih dulu jika begitu." "Lantas jika aku tidak merasa cocok denganmu, bagaimana?" tanya Sesil menatap Keenan dengan tajam."Kita tetap harus menikah."Tentu saja keputusan Keenan membuat Sesil mendengus sebal. "Jika keputusannya sama, untuk apa melakukan pendekatan?"Keenan terkekeh kecil dengan tangan yang mengusap ujung kepada Alice. "Karena aku yakin kau akan merasa cocok denganku." Begitu percaya dirinya Keenan mengatakan itu, sehingga membuat Sesil lagi-lagi mendengus. "Kau terlalu percaya diri!" cetus Sesil."Kau akan merasakannya jika sudah menjalani." "Sayangnya aku tidak mau," ujar Sesil masih teguh dengan pendirian. Mendensah pelan, Keenan menatap Sesil dengan serius. "Sesil, pertimbangkan baik-baik. Ini demi Alice. Lagipula ... apa yang mampu membiay

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2

    Kali ini Sesil yang mengerutkan kening. Apa maksudnya Keenan mengatakannya bodoh? "Dari pada bingung, lebih baik kau ikut denganku!" ujar Keenan lantas mengajak Sesil untuk kembali ke restoran tempat ia berkumpul dengan teman-temannya.Tentu dengan tidak semerta-merta Sesil mau ikut. Wanita itu menggeleng lalu berkata, "Untuk apa aku ikut denganmu? Aku bahkan tidak memiliki kepentingan hingga harus mendengarkan penjelasanmu!" Mengusap wajahnya dengan kasar. Tentu Keenan sadar jika ini tidak akan mudah. Terlebih ia dan Sesil yang bahkan hanya berhungan ketika malam itu saja. "Tentu saja kita memiliki kepentingan! Apa kau tidak lihat Alice merindukanku? Merindukan papa kandungannya!" Menggeleng dengan cepat, Sesil menyangkal itu semua. "Tidak, Alice tidak merindukanmu." "Benarkah?" Keenan lantas menoleh ke arah Alice yang sekarang berada dalam gendongannya. "Alice, apa kau tidak merindukan papa?" Tentu Alice yang masih polos tidak mengerti jik mamanya tengah menghindari pria ya

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2

    Sesil dan Alice langsung menoleh ketika mendengar nama mereka dipanggil. Keduanya tampak terkejut ketika mengetahui yang memanggil mereka adalah Keenan. Hanya saja mereka memiliki reaksi yang berbeda. Jika Sesil langsung pucat. Sangat bertolak berlakang dengan Alice yang sangat bahagia. Gadis kecil itu bahkan langsung memanggil Keenan sambil melambaikan tangan. "Papa!" Keenan membalas lambaian tangan Alice kemudian berjalan mendekat. Membuat Sesil yang menyadari itu lekas pergi dari sana.Sesil berbalik sambil menarik Alice sedikit kasar karena takut akan kehadiran Keenan yang semakin mendekat. "Alice, ayo kita pergi!""Tidak! Aku ingin bertemu Papa." Alice menahan sekuat tenaga, tetapi tenaganya sangat jauh dari sang mama. Alhasil Alice terseret yang membuat Keenan yang melihat itu tidak terima. Keenan berlari, mempercepat langkahnya untuk mengejar Sesil. Sehingga kakinya yang panjang berhasil menyusul. "Tunggu!" seru Keenan seraya menghadang jalan Sesil sambil merentangkan kedu

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2

    Tiba di rumah, Sesil langsung memasukkan semua pakaiannya ke koper. Wanita itu tidak bisa diam saja karena takut jika Keenan akan merebut Alice darinya.Tidak, Sesil tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi! Ia yang mengandung dan melahirkannya. Sesil juga yang merawatnya sampai sekarang. Jadi yang berhak atas Alice adalah dirinya. "Mama, kita mau ke mana?" tanya Alice ketika Sesil selesai mengemasi pakaiannya, dan mengajak Alice untuk pergi. "Kita ke rumah nenek, Alice. Kau tau, Nenek sudah merindukan kita!" Dengan cepat Alice menggeleng. "Tidak! Aku akan tetap tinggal di sini," cetusnya."Alice---" "Papa sudah berjanji akan pulang, jadi aku akan menunggunya!" Sesil mendesah frustasi. Lagi-lagi anaknya itu bersikap keras kepala dalam keadaan genting seperti ini. Sehingga membuat Sesil semakin terpojok. "Kita bisa beritahu papa, biarkan papa menyusul nanti. Hemm?" Sekuat tenaga Sesil menahan dirinya untuk tidak marah kepada Alice. Karena bagaimanapun Alice tidaklah salah.

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2. Bab 3. Tes DNA

    "Mohon maaf sebelumnya, tapi bisakah Anda tidak mengaku-ngaku sebagai papa dari anak saya?" Sesil menatap Keenan dengan tajam.Sementara Keenan tampak lebih tenang dari sebelum-sebelumnya. Banyak pelajaran yang pria itu ambil dari kejadian beberapa tahun terakhir. Sehingga ia bersikap lebih tenang. "Maafkan saya jika memang perbuatan saya tadi membuatmu tidak nyaman. Saya hanya ingin menyenangkan Alice," ucap Keenan begitu tenang.Sesil mendesah pelan lalu berkata, "Tetapi perbuatan Anda akan membuat Alice menjadi ketergantungan. Alice anak yang kadang keras kepala, jadi saya khawatir jika nanti Alice akan benar-benar menganggap Anda sebagai papanya." "Jika memang demikian ... saya tidak keberatan," ujar Keenan lagi-lagi membuat Sesil merasa pening. Seharusnya Keenan melakukan penolakan. Terlebih bagaimana jika istri dari pria itu salah paham andai melihat Alice yang memanggilnya dengan sebutan papa? Oh, ayolah! Sesil tidak tahu saja jika Keenan sudah menduda selama lima tahun ini

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2. Bab 2. Papa!

    "Pak Keenan," tegur Gigi ketika melihat Keenan yang malah melamun. Sontak hal itu membuat Keenan terperanjat. Sehingga cangkir yang dipegangnya terjatuh. Prang! Pecahan kaca itu berserakan, membuat Keenan refleks menghindar. Pria itu mendesah sambil menunduk, menatap pecahan kaca tersebut dengan datar. “Dokter, tidak apa-apa?” tanya Gigi panik.“Hemm. Tolong panggilkan petugas kebersihan,” ujar Keenan sambil berlalu. Setelahnya Keenan mengembuskan napasnya dengan kasar. Entah kenapa senyum Alice terus menari-nari dalam pikirannya. Hingga dadanya berdebar-debar, seolah merasakan kerinduan yang mendalam. Padahal ia baru sekali bertemu dengan anak gadis itu! Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di rumah Sesil. Wanita itu menghempaskan tubuhnya di sofa, lalu memejamkan mata. Pertemuannya dengan Keenan jelas membuat Sesil terganggu. Wanita itu bahkan menjadi teringat dengan malam panas bersama Keenan.“Mama,” panggilan dari Alice lantas menyadarkan Sesil. Buru-buru ia menggele

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   S2. Bab 2

    Tanpa pikir panjang Alice langsung mengangguk dengan cepat. Gadis kecil itu tampak tidak sabar ingin segera memakan cokelat yang diberikan Keenan. Karenanya ia langsung membuka bungkusnya kemudian membuang sembarangan.Tentu saja hal itu membuat Keenan yang selalu ingin bersih dan rapih melebarkan mata saat melihatnya. Namun, dengan segera ia mengubah raut wajahnya karena yang dihadapannya ini adalah seorang anak kecil."Hei, gadi kecil! Kau harus membiasakan diri untuk tidak membuang sampah sembarangan." Meringis kecil, Alice yang menyadari kesalahannya hanya mampu berkata, "Maaf, Doktel! Alice lupa."Keenan tersenyum kecil lalu mengangguk saja. Hingga Sesil yang sejak tadi melihat interaksi keduanya pun segera mengajak Alice pulang."Alice, kita pulang.""Tapi Alice masih betah di sini. Doktelnya baik, Mom!"Mendesah pelan, Sesil kebingungan harus membujuk Alice bagaimana. "Sayang, Dokternya mau kerja. Jangan diganggu," ujarnya masih berusaha membujuk.Namun, gadis kecil itu tidak

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Bab 149. Berjanjilah

    Keenan melebarkan matanya saat melihatmu wanita yang ada di depannya. Wanita yang sama dengan malam yang pernah ia lewati dulu. Iya, Keenan masih ingat betul pada sosok Sesil yang menghabiskan malam bersamanya saat ia mabuk waktu itu. Begitu juga dengan Sesil, wanita itu masih hafal dengan wajah dan .... "Huwaaaa ... Dokternya jahat," tangis Alice menyadarkan Sesil maupun Keenan dari rasa terkejut mereka.Sesil lantas menarik Alice agar menjauh dari Keenan. "Sudah, Alice. Jangan menangis," ujarnya mencoba menenangkan anaknya.Namun, tangis anak bernama Alice itu tidak berhenti dan cenderung lebih keras. Membuat Sesil kebingungan harus melalukan apa. Hingga tiba-tiba .... "Hei anak girl, menangislah yang puas." Keenan mendekat dengan posisi yang masih berjongkok--mensejajarkan diri dengan tubuh Alice yang kecil.Tentu saja Sesil melebarkan mata mendengar ucapan Keenan. Padahal dirinya sedang kesulitan untuk menghentikan tangis Alice yang tidak kunjung berhenti dan mengganggu sekitar

  • Office Girl Kesayangan CEO Tampan   Kisah Keenan dan Sesil

    Sudah lima tahun berlalu dari Keenan meninggalkan hiruk-pikuk kota tempat asalnya tinggal. Mengabdi pada salah satu rumah sakit yang berada di desa pinggir kota membuat Keenan mulai menata hidupnya yang berantakan karena kesalahannya di masa lalu.Meski begitu, Keenan masih belum bisa sepenuhnya melupakan cinta pertama sekaligus mantan kekasihnya--Poppy yang ia dengar sudah memiliki seorang anak.Karenanya Keenan selalu menyibukan diri dengan bekerja meski itu di hari liburnya. Seperti sekarang ini, pria itu baru saja tiba di rumah sakit yang membuat para pekerja di sana menyapa."Dokter Keenan, kau kembali bekerja. Padahal ini hari liburmu. Apa kau tidak ingin menikmati hari libur dengan bersantai di rumah saja?" Keenan tersenyum mendengarnya lantas menjawab, "Tidak ada yang spesial di hari libur. Saya lebih menyukai tinggal di sini.""Dokter, kau memang idaman! Tidak hanya tampan dan jenius, tapi kau juga rajin. Beruntung sekali yang akan menjadi istrimu nanti." Sontak Keenan t

DMCA.com Protection Status