Kejora dibuat mematung begitu tangan Andromeda merebut mangkuknya. Dia ternganga dibuatnya, melihat apa yang dilakukan oleh Andromeda. Bagaimana pria itu sengaja menaruhnya di laci dinding yang tingginya hanya bisa dicapai oleh manusia bertubuh tinggi saja.
“Ka--kau? Jangan taruh situ! Aku lapar, oh God!” pekik Kejora usai menyadari apa yang dilakukan Andromeda.
Kejora buru-buru bangun, menghampiri Andromeda dan berusaha mencapai mangkuk berisi mie instan masakannya itu.
Gadis itu berusaha mengangkat tangannya tinggi. Berusaha mencapai mangkuk yang sudah dijauhkan darinya sendiri.
Gadis itu berbalik, menatap Andromeda tajam. Andromeda malah masih santai melipir dan membuka kulkas milik wanita itu. Mencari-cari bahan masakan yang dapat dibilang sehat barangkali, sayangnya hanya beberapa bahan makanan yang berasal dari sayur.
Saat dirinya berbalik, matanya harus membulat penuh, menatap apa yang sedang ada di hadapannya. Kejo
Kejora menjadi blank seketika. Otaknya tak bisa bekerja dengan benar saat memikirkan bagaimana Andromeda menjadi berani melakukan hal itu kepadanya. Seolah-olah ada arus mengalir cepat di seluruh permukaan kulitnya begitu bibir basah itu menempel di lehernya.Hormon kortisol dalam tubuhnya mulai menurun, tubuhnya yang menegang akibat terkejut perlahan mulai rileks, otot-ototnya mengendur. Telapak tangannya mendadak memproduksi keringat lebih banyak hingga saat Andromeda sudah memundurkan wajahnya pun, jantungnya masih meledak-ledak.Tatapan mereka saling beradu pandang. Kejora sampai lupa caranya bernapas kali ini. Benar-benar mematikan seluruh respon yang ada dalam tubuhnya.“Kau jangan pernah menyodorkan lehermu pada pria lain,” desah Andromeda yang mengusak rambutnya secara acak.Mata Kejora berkedip-kedip tanpa bisa mencerna pandangannya.Andromeda bahkan bisa merasakan endorfinnya, hormon kebahagiaan &nb
Flashback on“Aku tak membuang waktu untuk berpacaran seperti ini, jadi mari kita putus,” tegas gadis dengan sweeter tebal yang membalut tubuhnya.Musim sudah berganti menjadi dingin, badai salju sering turun dan matahari sering lewat begitu saja, enggan untuk tinggal lebih lama.“Maksudmu berpacaran seperti ini? Karena aku meminta kita melakukan seks?” Pria dengan rambut blonde itu memandang tak percaya kepada Kejora yang tengah mengangguk, memberikan jawaban untuknya.“Kau gila! Siapa yang tahan tak melakukan seks huh?”Ya, Kejora tengah meminta putus hubungan dengan pria berdarah Italia itu. Jelas-jelas dia menolak untuk tak melakukan seks, dan pria itu memaksa.“Tinggal di Eropa memang seks itu bukan hal tabu, tapi tidakkah kau menghormati keputusanku tentang prinsipku? Aku jengah denganmu.”Kejora bahkan berani menatap bosan sang pacar tanpa rasa takut sedikit pun. Pas
Saat itu Kejora menangis hebat semalaman. Usai sampel penelitian guna kelulusan sarjana yang dia kejar pun tersisa serpihan-serpihan di lantai saja. Dia menangis hebat begitu mengingat sampelnya terlempar ke lantai karena ulah seseorang.Bagaimana dengan kecerobohannya membuat pria itu emosi. Dan berujung mengenai sampel berharganya yang tak bisa ditebus uang dan menghabiskan banyak waktu baginya. Dia tak bisa dihibur meski Marje, ayah tirinya membujuknya dengan cincin mahal pun tak akan bisa menghentikan tangisnya.Dia hanya menangis di dalam flatnya. Berkat membujuk ibunya, dia berhasil menempati flat bersama teman-temannya.“Kau kenapa Sayang?” tanya Giovanne, pria gemulai yang tinggal bersamanya. Duduk di sampingnya yang menangis ditutupi bantal.Ciara menatapnya meringis. Giovanne bahkan tak tahu penyebabnya.“Apakah kau ingin makan sesuatu? Biarkan aku memasak untukmu?” bujuk Giovanne kembali. Pria itu ba
Mengingat masa lalu bersama orang yang pernah menjadi salah satu tokoh di dalam kehidupan kita bukanlah hal yang terlalu mudah dilupakan. Termasuk tentang siapa yang memiliki label ‘mantan’. Kejora menatap foto-foto lawasnya sembari menunggu Andromeda yang tengah mandi, menetralkan hawa tubuhnya yang panas bukan main usai memporak porandakan Kejora. Jelas saja, tak mudah menghentikan sesi yang membakar jiwa itu. Bahkan Kejora masih mengingat jelas rasa dan sensasinya. Lidahnya menjilati bibirnya sendiri yang dirasa kebas akibat hisapan yang dilakukan Andromeda. Pikirannya mengambang diiringi tangannya yang menyentuh dadanya, merasakan degup jantung yang kian berdebar tak ada hentinya. Bahkan dapat dirasakannya wajahnya memanas dan merona. Semakin banyak darahnya mengumpul di pipinya ketika otaknya berkelana terus menerus pada kejadian satu jam yang lalu. Benar-benar semuanya bukan ekspektasinya hari ini. Andromeda
Kejora mengumpat pada Andromeda. Dia benar-benar tak habis pikir kalau pria itu akan membeberkan semuanya kepada Kania dan Adam. Dia mengumpat dalam hatinya saat Kania dan Adam duduk di hadapan mereka berdua.Sebelumnya, dia dan Andromeda bersiap pergi dan … lupa dengan janji Kania dan Adam yang akan mengajaknya pergi, jalan-jalan.***“Mau dipesankan sarapan tidak?” tanya Andromeda sedikit berteriak saat melihat Kejora yang berlari menaiki tangga.“Pesan saja, malas masak!” balas Kejora dengan tak kalah kencangnya.Gadis itu terburu-buru untuk mandi karena rencana dadakan yang tercetus dari mulut Andromeda. Ya, Andromeda adalah gambaran kehidupan yang spontan, tak terencana bahkan tak diinginkan sekali pun pasti akan datang.Kejora hanya bisa senyum-senyum sendiri begitu mengingat malam mereka yang indah. Bahkan dengan memikirkannya saja, dia sudah merasakan degupan jantungnya yang menggila.
Berbeda dengan Andromeda dan Adam yang masih bersitegang saat ini. Melihat keberadaan keduanya yang kini hanya berdua di rumah Kejora. Sedangkan pemiliknya sudah diajak pergi oleh Kania, sahabatnya.“Bisa kau lepaskan tanganmu Bung?” desis Andromeda yang masih berusaha mencegah tangan Adam mencekiknya.Adam sendiri semakin merasakan emosinya naik karena tatapan meremehkan di netra milik Andromeda. Dia semakin menarik bibirnya lurus, rahangnya mengetat seiring dengan rasa geramnya.“Aku tak pernah mempermasalahkan siapa yang dekat dengan Kejora. Tapi, tidak denganmu,” tuduhnya.Andromeda mulai meningkatkan tenaganya, mendorong tubuh Adam untuk menjauh.“Memang kenapa? Salah jika aku menyukainya huh? Kau siapa? Hanya pacar dari sahabatnya saja, tak bisa ikut andil dengan apa yang dilakukan oleh Kejora!”BUG!Satu pukulan kembali melayang, mengenai sudut bibir Andromeda sampai kepalanya t
Andromeda yang baru saja memarkirkan mobilnya di pelataran Lounge hotel sudah dihadang oleh Adam. Dia tak menyangka akan bertemu dengan pria dari sahabat pacarnya sendiri. Pria itu bahkan mengikutinya?“Tak kusangka kita bertemu di sini,” ujar Andromeda masih dengan nada arogannya.“Aku tentu tak bisa melanjutkan untuk menghajarmu jika kedua wanita itu ada,” balas Adam dengan nada dinginnya kembali.“Jadi, kamu masih mau beradu tinju denganku? Aku tak masalah dengan itu. Tapi, biarkan aku menyelesaikan pekerjaanku dulu.”Sebetulnya Adam tak akan mengajak Andromeda kembali bertengkar. Karena, dia juga sudah tahu jawaban yang dimiliki Kejora. Dia hanya ingin meminta komitmen Andromeda pada Kejora saja, ingin tahu seberapa seriusnya Andromeda pada Kejora.Adam memperhatikan bagaimana cara Andromeda berinteraksi dengan orang lain soal pekerjaannya. Tidak ada sikap yang terlihat sara saat dia memperhatik
Berkencan menjadi satu hal yang baru bagi Kejora. Dia yang tak tahu menahu soal bagaimana kencan ala Asia tentu banyak bertanya pada Kania. Ya, seharusnya bertanya. Namun, yang ada di malah mengangguki ajakan Andromeda untuk makan di luar.“Kamu memang mau makan apa?” tanya Kejora.Kejora paham, piihan Andromeda pasti jatuh ke tempat terbilang bukan di pinggir jalan. Pria itu dan juga dirinya sama-sama berada. Bedanya hanya tempat tinggalnya saja yang berbeda, dia Belanda dan pria itu London.“Kalau dipikir-pikir, kamu lebih banyak menghabiskan waktu di mana?” Kejora masih memandangi Andromeda yang tengah mengendarai mobilnya.Matanya menelaah dari samping. Bagaimana postur Andromeda menggoda pandangan matanya. Sungguh, dia benar-benar terpesona dengan pose keren pria yang tengah menyetir. Dimulai dari tangannya, berotot dan nampak kuat. Lantas beralih pada mata yang fokus melihat ke depan. Tidak lupa bagian hair mess