Marvel meletakkan kain di pangkuannya agar tidak mengotori pakaiannya nanti. Begitu juga dengan Grace, pria itu mengajari banyak hal yang belum dia ketahui, setelahnya Grace dan Marvel menyicipi menu hidangan sea food dan beef yang ada di depan mereka. Sementara hidangan dessert, para waiters meletakkan di samping meja itu.
"Enak sea food-nya?" tanya Marvel seraya menatap ke arah Grace yang sedang mencicipi makanan laut itu.Grace menganggukkan kepalanya karena mulut itu penuh oleh makanan yang dia suapi dan Marvel terkekeh pelan melihat tingkah Grace yang lucu dan menggemaskan itu."Daddy gimana?" tanya Grace pada Marvel setelah makanan itu ditelan."Enak juga beef-nya. Gak kalah sama masakan Bi Kailyn," timpal Marvel seraya memotong beef itu di piringnya dengan menggunakan pisau dan menahan agar daging itu tidak pergi ke samping piringnya dengan menggunakan garpu.Marvel mengangkat tangannya yang berisi beef di garpu-nya itu dan dia meletakkan ke depan mulSementara Marvel dan Grace yang berada di dalam mobil Genesis GV80 dari Hyundai. Mereka kali ini menuju ke alamat rumah Grace. Marvel dan Grace yang duduk di kursi penumpang itu, duduk berdekatan sambil berpegangan tangan dengan mesranya. Di mana Marvel menggenggam tangan mungil yang dia sukai itu lebih dahulu dan menempatkannya di atas paha pria itu sambil mengelus punggung tangan Grace dengan ibu jarinya dengan lembut.Sementara Grace terkadang gadis itu menatap tangannya yang digenggam oleh Marvel, menatap wajah tampan itu yang lebih tinggi darinya dan menatap ke kaca mobil ke arah samping saat mata mereka tak sengaja bertabrakan. Mereka seperti baru saja kasmaran dan malu-malu seperti ini. Tanpa mereka ketahui, sang sopir juga menatap ke arah Marvel dan Grace melalui kaca spion mobil itu. Beberapa menit kemudian, mereka sampai di depan pintu pagar rumah Grace. Bryan, Sansan dan Rinrada telah menunggu kedatangan mereka di depan rumah.Marvel, Grace dan sang sopir kini k
Hingga mereka sampai ke hotel dan bahkan ke kamar.Tak lupa, Marvel dan Grace memberikan kartu perdana dan makanan kepada Sansan dan Bryan. Marvel dan Grace kini duduk di balkon kamar mereka menikmati udara siang di Paris yang masih terasa dingin. Sekarang suhu Paris berada di 11 derajat celsius di ponsel milik Grace. Sambil menikmati green tea mereka, Marvel juga bercerita mengenai hotelnya kepada Grace."Daddy rencananya juga mau beli hotel di Brazil juga, ada teman Daddy di sana. Belum tahu sih, hotel mana yang akan Daddy beli nanti. Menurut kamu gimana?"Mulut Grace terbuka mendengar ucapan Marvel, pria itu ingin membeli hotel lagi di negeri orang? Sungguh, Marvel sangatlah memiliki pemikiran yang luar biasa gadis itu tidak mengerti. Mungkin saja Marvel juga ingin menghabiskan uangnya yang banyak itu, pikir Grace."Emangnya buat apa Daddy beli hotel lagi? Hotel di Indonesia aja udah buat uang Daddy makin banyak aja," kata Grace seraya menyeduh teh hijaunya ya
Marvel mengatakan pada koki tersebut untuk memberikan mereka menu makanan yang mewah. Koki tersebut memberikan 3 mangkuk Beef Burguignon adalah makanan ini sejenis dengan rendang yang berasal dari Sumatera Barat, Indonesia. Beef burguignon disebut-sebut sebagai hidangan paling lezat di Kota Mode. Bahkan, banyak yang rela mengantri panjang demi mendapatkannya. Terbuat dari daging sapi yang mempunyai tekstur lembut."Daging ini di rebus dalam anggur merah, sehingga cita rasanya lebih khas dan mewah.Bumbu yang digunakan, yaitu bawang putih, bawang merah, jamur dan aneka rempah segar," kata Marvel saat hidangan pertama mereka disajikan.Menu kedua adalah Escargot."Dalam Bahasa Indonesia, “escargot” berarti siput atau bekicot. Makanan dari Perancis ini memang menggunakan bahan dasar hewan yang bernama latin Achatina fulica tersebut. Mungkin bekicot bukan sajian yang lezat bagi beberapa orang, tapi apabila diolah dengan tepat justru akan menggugah selera.
Setelah morning kiss yang didapatkan oleh Marvel, kini dia melepaskannya dan dia melihat gelagat Grace yang langsung berhamburan beranjak dari ranjang dan berlarian menuju kamar mandi. Grace memegang dadanya yang mana jantungnya sekarang sedang berdetak kencang."Bisa-bisanya dia ambil. Padahal aku belum ada tenaga sama sekali, apalagi dia tadi belum pake baju. Akh."Grace menggaruk kepalanya yang terasa gatal memikirkan kelakuan Marvel padanya itu. Dia berjalan mendekati wastafel dan dia mengikat rambutnya terlebih dahulu, barulah dia menyalakan kran air dan membasuh 2lwajahnya dengan pembersih wajahnya dan juga menggosok giginya dengan bersih. Setelah selesai, Grace melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Kali ini dia ingin berendam air hangat di bath up karena pagi ini sangatlah dingin."Kapan salju akan turun? Aku mau lihat salju dan juga ingin merasakan kedinginan salju di Paris ini," gumam Grace saat dirinya kini telah merendamkan tubuhnya di bath up.Dengan a
Di pagi harinya, mereka sarapan di hotel. Mereka sarapan bersama-sama di lantai satu hotel dengan satu meja dan menikmati menu daging, Marvel memesan masakan Italia pada chef di hotel mereka. Beruntung para chef mau memasakkan menu sarapan yang diinginkan Marvel. Yaitu: Fettucini Alfredo, Chicken Parmigiana. Marvel yang memesan Makanan Khas Italia ini. Maka, dalam satu piring akan akan terlihat satu ayam dada yang dilapisi dengan tepung crispi renyah. Dan diatasnya akan diguyur saus neopolitan.Saus neopolitan sendiri adalah saus yang terbuat dari tomat dan keju. Sehingga, cita rasanya cenderung ke gurih sedikit asam dan manis. Sedangkan, ayamnya, sendiri menggunakan jenis schnitzel. Teknik pembuatannya dengan cara fillet. Atau di pisahkan antara daging dan tulangnya. Kemudian, di bekukan dan digoreng dengan menggunakan bumbu crispy setelah itu, dimasukkan kedalam oven untuk di panggang dimana, diatasnya sudah di beri tambahan keju dan tomat agar lelehannya melumuri seluruh ayam.
Grace menatap aneh ke arah Marvel dan kedua orang berbadan besar itu. ,Dia mengerutkan keningnya heran. Kenapa Marvel malah menyuruh orang-orang itu? Pikirnya. Grace menarik kemeja Marvel saat pria itu berjalan mendahuluinya.Sret!"Apa Sayang?" tanya Marvel.Pria menoleh ke belakang menatap Grace yang tampak heran."Kok Daddy malah suruh orang sembarangan, sih?" tanya Grace dengan suara yang dia kecilkan.Beruntung tidak ada Rinrada, Sansan maupun Bryan di sini karena mereka mengikuti langkah pria berbadan besar itu. Marvel tersenyum sambil mengelus pipi Grace dengan kasih sayangnya. Marvel menarik tangan Grace agar mereka bisa melihat Sansan, Rinrada dan Bryan masuk ke dalam jet hingga sampai ke jet mereka. Marvel telah membayar sewaan bandara ini khusus untuk jetnya sendiri. Karena memang barang bawaan Bryan, Sansan dan Rinrada lumayan banyak. Tidak akan cukup untuk ke pesawat internasional, nantinya akan di suruh oleh pegawai bandara agar bawaan yang ber
Setelah dia mengganti pakaiannya, menyisir rambut, memakai perawatan di wajah dan tubuhnya. Grace keluar dan dia mendudukkan dirinya di bibir ranjang, tepat di samping tubuh Marvel yang masih terlelap. Grace mengangkat satu tangannya dan dia menyentuh permukaan rambut Marvel yang tersikap ke atas. Wajah Marvel yang lucu itu membuat Grace tersenyum geli melihatnya.Grace mendekatkan wajahnya ke wajah Marvel untuk mengecup pipi pria itu dengan lembutnya. Entah keberanian dari mana datang pada dalam dirinya itu. Beberapa helaian rambutnya terjatuh dari balik daun telinganya yang dia singkapkan di sana.Cup!Bibir Grace berhasil menyentuh permukaan kulit pipi Marvel. Dia menghirup aromanya yang wangi maskulin itu dan menjauhkan bibirnya dari sana untuk melihat reaksi Marvel. Beruntung pria itu tidak sadar, Grace bisa bernapas dengan lega. Lalu matanya beralih pada bibir Marvel yang tertutup rapat itu. Bibir itu yang selalu memberikan sentuhan lembut di manapun pemilikny
Jam 10 pagi, Marvel membangunkan gadisnya itu. Selepas dia melakukan push up sebanyak seratus dua puluh lima kali. Grace mendudukkan dirinya di atas ranjang sambil mengucek kan matanya, sementara Marvel kini mengambilkan meja dan meletakkannya di atas ranjang. Dia mengisi meja itu dengan makanan dan minuman yang Marvel pesan tadi. Lalu menyuapi gadisnya itu dengan perlahan."Kamu capek banget ya, Sayang? Lama banget tidurnya," tutur Marvel seraya mengikat rambut gadisnya itu agar tidak jatuh ke dalam makanannya.Kali ini Grace menyuapi dirinya sendiri. Karena Marvel kini menikmati pula sarapan mereka yang terlambat itu sekarang."Iyalah capek. Orang siapa yang minta mau lagi-mau lagi terus," timpal Grace sambil mencebikan bibirnya itu."Heheheh, maaf Sayang. Masalahnya aku gak bisa puasa terlalu lama lagi. Aku gak tahan kalo udah dekat-dekat sama kamu. Pengen," ungkap Marvel seraya mengecup pipi Grace yang menggembung akibat dia memakan sarapannya itu.Semen
"Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha
Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku
"Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.
Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun
Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.
Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan
la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.
"Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe
"Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg