Beranda / CEO / Obsesi Liar CEO / Lo Pergi Sama Dia, Deh

Share

Lo Pergi Sama Dia, Deh

Penulis: Authoring
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kini Marvel dan Grace berada di dalam mobil milik Marvel. Pria itu mengunci pintu mobil yang tak ia hidupkan sementara Grace sedari tadi menyuruh dirinya untuk membuka pintu mobil itu pada Marvel.

"Sayang, tadi itu-"

"Gue gak mau dengar apa-apa lagi dari lo!"

Grace menutup kedua telinganya dengan telapak tangannya itu. Marvel yang melihat gadis itu hanya bisa mengembuskan napasnya. Dengan cara apa lagi pria itu menjelaskannya? Ah, Marvel punya ide. Pria itu mengukung gadis itu yang berada di samping kursi kemudinya. Dan sekarang Grace sudah ketakutan dengan Marvel yang berada di depannya. Perlahan, Marvel menurunkan kursi penumpang yang diduduki Grace segara perlahana seiring wajah pria itu mendekat ingin menyambar bibir gadis itu.

Setelah merasa tempat itu setengah membaringkan tubuh gadis itu, barulah Marvel mempertemukan birai mereka. Pria itu menyesapnya dengan perlahan, ada perasaan rindu di lubuk hatinya dalam mereka berciuman ini. Marvel menahan kepala Grace dengan memegang bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar CEO   Duduk Di Tempat Duduk Lo

    Grace mengembuskan napasnya dan ia turun dari motor matic Bryan seraya membuka helm yang membungkus kepalanya itu, memberikan pada Bryan sementara Marvel tersenyum menatap Bryan sambil mengucapkan hati-hati pada pria yang lebih muda darinya itu. Bryan pun pergi dari hadapan Grace dan Marvel. Beberapa detik kemudian, mereka saling diam dan akhirnya Marvel berbicara."Ya udah, ayo naik."Grace mengikuti pria itu dari belakang dan duduk di bangku depan. Grace masih diam saat Marvel sudah naik ke mobilnya dan menjalankan mobilnya itu hingga ke sekolah. Ya, Marvel tak ingin mood gadis itu rusak jika ia mengeluarkan suara entahlah itu dia menanyakan 'tidurmu nyenyak semalam?' 'Apa hari ini tak ada PR?' 'Oh iya, tadi sarapan apa?'.Ingin sekali rasanya Marvel mengetahui semua tentang gadis itu. Apakah tidurnya nyenyak semalam, seperti dia yang harus melamunkan hingga dia tertidur atau Grace langsung tidur karena sudah kecapaian. Lalu sarapannya tadi itu apa mmbuat perut kecilnya itu kenyang

  • Obsesi Liar CEO   Yuk, Ke Parkiran. Motor Gue Di Sana

    Di jam istirahat, Anggi membawa Grace untuk makan di kantin bersama. Mereka berdua sahaja karena Xella tak datang ke kampus karena berhalangan sakit. Anggi pergi ke kampus dengan diantar dan dijemput oleh sopirnya karena gadis itu belum berani untuk menyetir sendiri."Oh, iya. Lo ada hubungan apa dengan Yeager?" tanya Anggi seraya menopang dagunya dengan satu tangan, sementara mulutnya itu mengunyah makanan. Dirinya menatap gadis cantik yang berada di depannya yang sedang menyuapi dirinya dengan beberapa sayur hijau dan juga sesuap nasi.Hari ini menu di kantin mereka adalah, sayur bayam, ikan tuna, beberapa potong ayam, cabe merah, nasi dan juga ada beberapa kacang-kacangan. Grace mendongak menatap Anggi yang menatap dirinya, menunggu jawaban dari dirinya. Grace meletakkan sendok dan garpu pada tempatnya lalu mengikuti gaya gadis itu yang berada duduk di seberangnya."Gue gak tahu juga."Anggi mencebikkan bibirnya mendengar jawaban dari gadis itu. Bisa-bisanya Grace tak mengatakan ya

  • Obsesi Liar CEO   Mana Gue Tahu, Gue Bukan Peramal

    Yeager yang berada di dalam kamar elitnya itu tersenyum melihat wallpaper Grace. Gadis itu sangatlah cantik, alisnya yang rapi, matanya yang berkilau dan hitam legam namun memancarkan kesan lembut dan hangat di sana dan juga kulit wajahnya yang bersih itu."Grace, kamu cantik banget," kata Yeager sambil tersenyum nelihat foto profil Grace melalui WhatsApp itu.Yeager mendapatkan nomor Grace melalui Anggi, dia mengirim pesan WhatsApp pada Anggi, bahwa dia sangat memerlukan Grace sekarang dan terpaksa Anggi memberinya. Yeager tak langsung mengirim pesan itu dari WhatsApp melainkan pesan ke nomor biasa dan ternyata nomor itu juga dipakai dengan akun WhatsApp oleh Grace. Yeager lalu berdiri di depan balkon kamarnya, udara malam ini sangatlah sejuk tetapi entah kenapa hatinya begitu hangat dan ingin sekali bertemu dengan gadis yang dia tumpangi tadi di hari esok. Rasanya tak sabar sekali."Pertama kali gue ngerasain perasaan hangat ini. Rasanya betul-betul bahagia dan gak sabar oengen kete

  • Obsesi Liar CEO   Bukan Selera Gue, Dia Mah

    "Gue kira kayak gitu.""Entahlah.""Lo mau gak nanti ditembak sama Yeager.""Gak tahu."Xella mencomot donat yang dia pesan dan juga untuk Anggi dan juga Grace. Miliknya itu berperisa anggur, sementara Grace strawberri jam dan Anggi rasa honey. Berdebat dengan Grace, tak akan pernah bisa baginya. Grace langsung mematahkan ucapan Xella itu dan gadis itu terkekeh melihat Xella yang mulai cemberut."Cepatan, 5 menit lagi."***Di saat pelajaran kalkulus yang dikuasai oleh seorang guru pria yang berperawakan bertubuh gempal, berkumis, berkacamata dan wajahnya garang itu membuat siapa saja, siswa di dalam kelas yang dia masuki akan takut. Termasuk juga Grace. Walaupun gadis itu selalu juara kelas semenjak dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas di kelas sebelas IPA ini, masih ada rasa grogi. Melihat wajah sangar pria itu dan juga dirinya takut salah dalam menjawab soal yang dia berikan."PR kalian udah siap?" tanyanya dengan suaranya yang lantang itu."Sud

  • Obsesi Liar CEO   Lo Gak Tahu Siapa Dia!

    Grace tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Dia juga ikutan duduk bersama di balai-balai depan rumahnya itu bersama dengab Yeager. Tanpa mereka ketahui, Marvel yang berdiri di balik pohon tak jauh dari pekarangan rumah Grace itu melihat keakraban keduanya. Ingin sekali dirinya datang ke sana sekedar untuk mengatakan bahwa Grace adalah miliknya. Tetapi, karena dia adalah salah satu public figure yang memang dikenal banyak orang dan tetangga Grace juga sudah tahu dengan dirinya itu. Ada rasa cemas menghantui dirinya dan juga Grace nanti. Marvel tak ingin pula Grace terjebak dalam masalah ini, apalagi gadis itu masih bersekolah."Kenapa lama sekali mereka," gerutu Marvel menatap keduanya yang tak kunjung pria berseragam itu pulang ke rumahnya.Marvel yang mengenakan jaket kulit hitam, celana hitam dan seluruhnya serba hitam itu kini sedikit kepanasan. Yeager yang merasa dirinya telah lama berada di rumah Grace itu berpamitan untuk pulang saja. Mereka berdua turun dari balai-balai, Gr

  • Obsesi Liar CEO   Woi!

    Marvel didudukkan oleh Grace dan Marvel di atas karpet dan Grace menyandarkan tubuh kekarnya di dinding papan rumah mereka. Grace lalu mengambil air di belakang rumangnya yang masih mendidih itu secangkir saja dan memasukkannya ke dalam wadah seng yang dicampuri dengan air minum yang masih tersisa. Grace juga mengambil handuk kecil di dalam kamarnya lalu membawa peralatan lainnya seperti betadine dan kapas."Maafin gue ya, gue gak tahu kalo itu lo. Habisnya lo pakaian kayak maling tahu gak! Makanya gue pukulin tadi," sesal Bryan sambil mengusap bahu lebar milik Marvel.Marvel yang mendengarnya pun membuka matanya dan menganggukkan kepala. Sementara di depannya sudah ada Grace dengan mangkuk berisi air dan handuk kecil yang ia rendam di sana dab juga kapas dan betadine di tangannya yang lain. Grace mendudukkan dirinya dan memberikan seluruhnya pada Marvel."Uhuk, Bunda. Kayaknya kita harus ke belakang, deh."Bryan membuat suara batuk untuk menyindir keduanya dan juga memberikan waktu u

  • Obsesi Liar CEO   Ya Udah, Tidur Sana

    "Sayang, maafin saya ya."Grace terdiam mendengar kata-kata maaf dari pria itu. Sepertinya Marvel sangat menyesal ketika dirinya meninggalkan gadis itu di saat dia tengah tertidur."Kalo saya gak nyusul dia, mungkin dia bakal ke atas dan buat keributan juga. Dia bakal tahu kamu, Sayang. Itu yang saya takutkan."Kata-kata Marvel itu benar, Grace saja yang terlanjur cemburu pada pria itu dan menyuruh pria itu untuk menjauhinya. Sementara Marvel tak ingin melakukan hal itu, karena dirinya sudah terlanjur nyaman pada gadis itu. Berbeda dengan Lin yang glamour dan kelas tinggi itu membuat dirinya tak ingin mendekati wanita itu."Iya, maaf ya Om. Aku juga salah."Marvel melebarkan matanya mendengar penuturan gadis itu, dia terbangun dari ranjangnya lalu berjalan menuju kamar gadis itu dan mengetuk pintu gadis itu. Grace yabg tahu itu adalah Marvel, dirinya langsung bangun dari pembaringan dan membuka pintu kamarnya. Grace terkejut, dia pun ingin menutup pintu kama

  • Obsesi Liar CEO   Aku Susah Napas

    Lalu Marvel pun mengalihkan ciumannya pada pipi Grace sementara gadis itu mengambil oksigen sebanyak mungkin karena paru-parunya telah menipis. Dirinya hanya bisa merasakan birai Marvel yang menciumi dirinya itu, terkadang juga Marvel menggigit pipinya itu. Lalu Marvel pun menyudahinya. Rambutnya kini sudah berantakan, matanya juga sayu menatap gadisnya itu lalu Marvel memeluk tubuh mungil Grace dengan erat karena dia kini tengah menahan hasratnya.Grace kini bisa merasakan milik pria itu tengah menegang. Inilah yang ditakuti Grace, Marvel selalu saja menegang padahal mereka hanya berciuman saja, apa separah itu hasrat Marvel padanya? Grace juga bingung. Dirinya ingin menjauh dari tubuh pria itu, tetapi dia memeluk dirinya begitu erat sekarang."Aku susah napas," kata Grace sambil menepuk bahu Marvel.Pria itu merenggangkan pelukannya lalu mendongak ke atas menatap wajah Grace yang terlihat memerah. Bukan karena menahan napas, tetapi dirinya juga malu merasakan hal in

Bab terbaru

  • Obsesi Liar CEO   Batalkan Semua Rapat Hari Ini

    "Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha

  • Obsesi Liar CEO   TIDAK!!

    Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku

  • Obsesi Liar CEO   Harus Menjadi Milikku

    "Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.

  • Obsesi Liar CEO   King Of Diamond

    Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun

  • Obsesi Liar CEO   Pesonaku Memang Luar Biasa

    Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.

  • Obsesi Liar CEO   Kok Belum Tidur?

    Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan

  • Obsesi Liar CEO   Setengah Jam Mungkin Ada

    la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.

  • Obsesi Liar CEO   Capek Ya?

    "Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe

  • Obsesi Liar CEO   Kenapa Bandel?

    "Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg

DMCA.com Protection Status