"Udah, Ce?" tanya Xella.
Grace hanya bisa menganggukkan kepalanya dengan lemah, wajahnya memerah dan juga sekarang perut sudah sedikit membaik. Xella dan Anggi pun kini membawa Grace ke rombongan di mana mereka telah duduk di atas rerumputan hijau di bawah pohon rindang yang tak jauh dari bus."Sudah baikan, Grace?" tanya Pak Thanapon.Grace menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil menatap guru itu dan kembali menundukkan kepalanya karena kepalanya masih terasa pusing. Pak Thanapon pun kini menyuruh mereka untuk beristirahat sejenak selama 5 menit saja. Karena masih ada perjalanan yang akan mereka masuki ke dalam sana. Grace dan rombongannya yang lain mempergunakan waktu itu dengan berbaring di atas rumput itu, sementara yang lainnya ada yang pergi menjauh untuk buang air dan juga makan sejenak mengisi perut."Ce, gue tadi buatin kalian smoothie. Dingin sih, lo mau rasa apa? Ada rasa strawberry yogurth, oreo smoothie, atau rasberry?" tanya Anggi."Oreo"Apa kita bakalan lanjut?" tanya Grave mendongak menatap pria itu yang berdiri di sebelahnya."Iya, ayo."Yeager menyimpan botol itu ke dalam saku jaketnya lalu kembali menggenggam tangan Grace lagi dan tetap berjalan sesuai dengan petunjuk arah. Tibalah mereka di sebuah simpang di mana jalan ini terbagi dua. Mereka pun berhenti, terdiam sejenak."Kok jalannya jadi gini?""Kayaknya dosen ngejebak kita deh," sahut Yeager lalu menoleh ke belakang.Tidak ada siapa-siapa di belakang mereka. Mungkin para siswa yang lain tidak memasuki jalan nomor 3. Tetapi, di kedua sisi jalan itu kini saling menunjukkan arah masuk. Terdapat 2 palaing di sana dan di dalamnya itu kini ada sebuah jalan yang berbelok dengan berlainan arah. Mereka kini dilanda kebingungan. Grace tidak habis pikir. Bagaimana jalan ini bisa dibagi lagi?"Kayaknya kita balik lagi deh," usul Grace.Yeager menganggukkan kepalanya, lekas mereka bergegas membalikkan tubuhnya, berlari keluar dari j
Drafiox langsung mematikan panggilan dari Yeager. Pria itu pun menyimpan ponselnya kembali lalu tersenyum manis ke arah gadis yang duduk di sampingnya."Makasih ya Ger, udah mau selamatin gue.""Biasa aja kali, Grace. Gue kalo gak bawa pulang lo dengan selamat atau gue yang ninggalin lo, bisa-bisa gue habis ditonjokin sama Bryan lo itu."Grace terkekeh pelan. Ya, dulu Yeager dan Bryan sempat adu jotos. Itu dikarenakan Bryan salah paham. Dia mengira bahwa Yeager lah yang mengunci pintu toilet utama perempuan itu dan dirinya yang dulu menjadi kakak kelas di waktu Grace menduduki kelas 10 SMA sementara Bryan yang kelas 12 IPS pun marah. Dirinya yang datang ke toilet untuk mendobrak pintu toilet itu pun melihat Yeager di sana yang berusaha untuk membuka kunci pintu toilet yang dia minta dari pembersih sekolah itu.Bryan pun langsung memukul Yeager tanpa ampum dan akhirnya bisa diredakan ketika wakil kepala sekolah datang menemui mereka dan membawa mereka berdua menuj
Setelah dirasa cukup, Marvel pun menghentikan olahraganya dan memilih untuk kembali duduk di samping gadis itu dan juga kini dirinya meminum sebotol air mineral saja. Lalu Marvel pun mengajak Grace untuk pulang ke hotel setelah tubuhnya tidak berkeringat lagi. Walaupun Marvel berkeringat seperti tadi, aroma cytrus di tubuhnya itu menguar. Aromanya benar-benar semerbak dan membuat Grace tidak geli berada di dekat pria itu."Sekalian kita mandi di hotel. Baju kamu masih ada di sana kok," kata Marvel setelah dirinya itu menutup pintu dan mengeluarkan mobilnya di parkiran melesat ke jalan raya.Rasanya tubuh Grace sekarang sudah sedikit ringan dan juga pergelangan kaki, betis dan pahanya sedikit sakit karena berolahraga tadi. Grace jarang sekali berolah raga, di sekolahnya dulu hanya melakukan senam berirama. Itupun rasanya sudah cukup. Tapi, kali ini tubuhnya benar-benar sakit sekali. Setelah mereka sampai di hotel, tepatnya di kamar milik Marvel yang sangat luas itu."M
Setelah kepergian Marvel, Retirado benar-benar murka melihat kelakuan anaknya itu. Gio yang melihat semuanya di balik pintu kamarnya itupun tidak bisa mengelak. Gerland sudah hengkang dari kantor yang pernah bekerja dan diketuai Marvel dahulu. Dia mengatakan pada Gio bahwa dia akan mengirimkan surat pengunduran dirinya tanpa gaji yang mungkin saja Retirado tidak akan mengeluarkannya. Karena menurutnya bekerja dengan Retirado adalah neraka baginya. Bagaimana tidak, beberapa dari karyawan Marvel dahulu sebagian dipecat dan dibuka dengan karyawan yang baru. Padahal jika pun Retirado tidak akan melakukan hal ini, pasti akan tetap menyenangkan. Mengingat seluruh pegawai di bawah Marvel, semuanya tetap sama. Tidak ada yang membedakan, dan juga friendly sekali.Bagaimana tanggapan dari Retirado mengenai Gerland ingin mengundurkan diri? Dia hanya bisa menandatangani surat itu dan mencari manager lain. Gerland sekarang tidak tahu bagaimana kehidupannya. Entah dia masih bekerja atau dia
Hingga pada akhirnya Marvel pun merasakan bagian inti gadisnya itu yang sudah basah oleh kelakuannya."Ini kenap basah?" tanya Marvel menggoda gadis itu dan dia menggerakkan jemarinya sehingga tangannya itu dihimpit oleh kedua paha Grace karena dia kegelian."Call me daddy, Bae."Marvel kemudian menyatukan birai mereka sambil terus menggoda inti tubuh gadis itu dan juga dia sedikit memijat lembut dada Grace. Pria itu membuat gadisnya terus mendesah, sehingga membangkitkan kobaran api yang ada di dalam dirinya. Lalu kini ciuman Marvel kembali turun ke bahu yang tidak mengenakan apa-apa lagi. Terasa dingin, karena pendingin ruangan dari kamar mandi mereka yang tidak tertutup ini masuk dengan leluasanya."Apa boleh aku menyentuhnya kali ini?" tanya Marvel dengan tatapannya yang penuh dengan hasrat.Merasa jawaban Grace yang lama itu, akhirnya pria itu mengangkat pinggung gadis itu dan membuka pakaian dalam yang masih tersisa itu hingga gadis itu benar-benar dit
Lin dan Javier pun menatap ke arah sang sutradara yang duduk di peraduannya dan mereka bertepuk tangan. Hanya satu menit mereka menghapal naskah sudah membuat sang sutradara semakin yakin bahwa nanti syuting mereka akan berjalan lancar."Baiklah, kita akan mulai syuting 5 hari lagi. Persiapkan diri kalian, jaga kesehatan, dan para kru nantinya akan menyiapkan seluruhnya. Good job," kata sutradara setelah casting mereka selesai.Mereka pun kini beristirahat dengan tempat dan makanan yang telah disediakan, Javier dan Lin makan bersama satu meja dengan manager dan sutradara sementara pemain yang lain duduk di tempat lain berombongan dengan mereka pula. Setelah acara makan selesai, Lin pulang ke rumah orang tuanya yang berjarak 500 meter dari rumahnya itu. Dia mendapat kabar bahwa Ashton Pagos sang ayahnya kini tengah sakit-sakitan. Sesampainya di rumah, dia langsung bergegas ke kamar orang tuanya di mana Seraphine tengah duduk di kursi samping ranjang Ashton yang tengah tertidur.
Mereka kembali menggibahi Grace di depan pelakunya tersebut dan kembali terdiam saat Yeager masuk ke kelas yang mereka tempati itu beriringan dengan teman-teman yang lain pun memasukinya dan mengambil tempat duduk masing-masing. Yeager memilih duduk di belakang Grace sementara Drafiox, di belakang Xella, Oxales di belakang Anggi dan beberapa temannya yang lain.Tak beberapa lama, datanglah guru dudi masuk. Mereka mengucapkan salam pertemuan pada sang dosen dan kembali dilanjutkan dengan les private. Sejak tadi, Olivia memandang tak suka ke arah Yeager yang memilih tempat duduk tepat di belakang Grace itu. Dirinya sangat dengki terhadap Grace, bagaimana bisa Grace meluluhkan hati seorang kapten basket di kampusnya dan famaous wanted pula di kampusnya. Sementara Grace hanya bisa melihat ke papan tulis di mana seorang dosen pria itu tengah menjelaskan materi yang akan mereka bahas.Yeager yang duduk di belakang Grace itu hanya bisa tersenyum kecil karena dia berkesempatan unt
Kedua kakinya seketika terasa seperti jelly. Lin pun mengambil map tersebut dan membukanya.SURAT PERNYATAAN CERAIYang bertanda tangan di bawah ini menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:Pihak INama: Marvel Zeroun Montefalco TremontUmur: 35 tahunPekerjaan: Pemilik Hotel, Model, Publik FigurAlamat:-Dalam hal ini disebut Pihak I yang meminta cerai.Pihak IINama: Lin Reganne AlceriahUmur: 36 tahunPekerjaan: Modelling, AktrisAlamat:-Dalam hal ini disebut Pihak II yang memberi cerai.Pada hari ini Selasa, 18 Oktober 2021, kami menyatakan yang sebenar-benarnya, di hadapan para saksi-saksi bahwa kami telah bersepakat untuk berpisah dalam menjalani hidup berumah tangga, berdasarkan kemauan kami berdua tanpa ada unsur pemaksaan dari pihak manapun.Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani.Marvel Zeroun Montefalco Tre
"Sekarang buka gerbangnya, kalian bisa memastikannya saat aku sudah pergi," ujar Nantsu menatap sinis pada pengawal.Pengawal itu berpikir keras, mungkin saja itu benar. Nantsu adalah salah satu orang kepercayaan tuannya, jadi tidak mungkin dia berbohong."Baiklah, tetapi cepatlah kembali!" pengawal kemudian membuka gerbangnya.Tanpa mengacuhkan pengawal tersebut, Nantsu kemudian mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang. Nantsu tersenyum puas dan sangat lega, karena semua rencananya berjalan dengan lancar. Sesekali dia melihat ke belakang dan melihat Grace yang masih tidak sadarkan diri di sana."Sebentar lagi Sayang, sebentar lagi!" Nantsu berujar dengan smirknya yang licik.2 jam lamanya Nantsu mengemudikan mobilnya, dia ha
Kemudian dia segera mencari kamar Marvel, dan ketika dia membuka pintu kamarnya dia tersenyum senang melihat Grace di sana. Akhirnya tujuannya akan tercapai yaitu merebut Grace dari Marvel dan membawanya pergi. Nantsu masuk dan menutup pintunya kembali. Terlihat seorang gadis sedang terlelap tidur di atas ranjang.'Oh, jika saja aku sedang tidak terburu-buru, akan aku pastikan kita akan bercinta saat ini juga,' batin Nantsu melongo menatap keindahan tubuh Grace meskipun dari belakang.Nantsu berjalan mendekat ke arah Grace dan duduk di sampingnya. Perlahan Nantsu membelai lembut pipi Grace membuat Grace terganggu dan mengerjap membuka matanya. Seketika Grace membuka matanya lebar dan menjauhi Nantsu."Apa yang kau lakukan?! Bagaimana bisa kau sampai di sini?! Untuk apa kau kemari?!!" bentak Nantsu merasa terkejut akan keberadaan Nantsu di kamar Marvel."Waktu kita tidak lama, pergilah bersamaku
"Ah tidak, aku akan menerimanya. Tapi aku tidak akan memakainya, bagaimana jika tergores, bagaimana jika hilang dan bagaimana jika kalung ini diambil orang. Aku akan menyimpannya, dan akan aku pakai lain kali di acara penting saja," lanjut Grace merasa sayang dengan kalung itu."Terserah padamu saja!" Marvel kembali memasukkan kalung itu pada kotak beludru itu dan menyerahkannya pada Grace.Grace menerima kotak itu dan menatap mata Marvel begitu dalam. Lalu dengan tiba-tiba dia berdiri dan meraih tengkuk Marvel Menciumnya dengan penuh kelembutan, memainkan lidah Marvel dan menyesapnya dalam. Marvel terkejut tetapi sangat menikmati ciuman ini, dia terkejut dengan ciuman Grace. Rasanya masih tidak percaya jika saat ini Grace sedang menciumnya. Grace melepas ciumannya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal dan dengan cepat dia berlari ke kamar mandi menahan malu. Grace merutuki kebodohannya sendiri yang dengan tiba-tiba mencium Marvel.
Grace hanya diam dan kembali mengeratkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Marvel berdiri dari duduknya dan mengambil sebuah buket bunga dan kotak beludru biru yang cukup mewah. Entah apa isinya tetapi Grace bisa menebak bahwa isinya pasti sebuah kalung atau perhiasan lainnya."Pilihlah salah satu, ini hadiah untukmu!" Marvel menyodorkan buket bunga sederhana di tangan kanannya yang menurut Grace itu benar-benar payah, karena bunga itu cukup berantakan dan dapat Grace tebak jika bunga itu dipetik dari kebun belakang, sementara kotak beludru biru di tangan kirinya."Hadiah? Untuk apa?" Grace menatap Davian bingung. Hari ini bukan hari ulang tahunnya lalu mengapa Marvel repot memberinya hadiah, Grace menggaruk tengkuknya yang tidak gatal."Untuk semalam."Grace yang semula menunduk kemudian menatap mata Davian. Ingatannya kembali kepada kejadian semalam, saat dirinya dengan paksa harus mengulum junior Marvel. Oh, sun
Marvel berjalan memasuki mobilnya dan berlalu pergi ke kantor meninggalkan mansion mewahnya. Setelah melihat mobil Marvel pergi, Grace bergegas masuk. Grace mulai menjalankan semua aktivitas paginya, tanpa tahu seseorang sedang mengawasinya dari jauh. Hari berlalu begitu cepat, jam menunjukkan pukul 7 malam. Dan benar saja, Marvel mengirimkan seseorang untuk meriasnya. Grace bingung dibuatnya, pasalnya dia tidak tahu alasan dibalik ini. Dia hanya bisa Grace semua perintah Marvel. Satu jam kemudian Grace sudah siap. Grace berdiri di depan cermin dan memandangi dirinya, dia menelan ludahnya sendiri.'Ke mana dia akan mengajakku pergi, mengapa aku harus memakai gaun terbuka seperti ini,' batin Grace menghela napasnya.Grace berjengit kaget ketika tiba-tiba seseorang memeluknya dari belakang. Marvel memeluk erat Grace dari belakang dan mendaratkan ciuman di leher jenjang Grace, kemudian menumpukkan dagunya di bahu Grace.
Jeol berhenti di tepi jalan yang sepi setelah tadi usai kebut-kebutan di jalanan. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri dan berulang kali menghantam kemudinya dengan keningnya."Bego lo Jeol! Gila! Sinting!" maki Jeol pada dirinya sendiri."Dia Grace, istri Marvel, sahabat lo!" teriaknya yang tentu di tujukanpada dirinya sendiri."Jeol gila!" Lagi, Jeol kembali menghantam kemudi dengan keningnya sendiri."Kak ... jangan nyakitin diri sendiri." Sebuah suara halus, lembut dan begitu ia kenali membuat Jeol cepat-cepat mengangkat kepalanya, menatap kursi di sebelahnya yang semula kosong namun kini sudah terisi dengan objek kegilaannya tadi. Jeol berteriak, memukul kepalanya sendiri guna menghilangkan sosok Grace di sampingnya."Pergi Grace! Pergi!" teriak Jeol frustasi.Setelah bermenit-menit kemudian, baru Jeol berani membuka mata, di tatapnya kursi sebelahnya yang kini telah kosong seperti semula. Jeol lelah, ia menyandarkan punggung dan kepalan
la kembali ikut tertawa begitu melihat Bryan dikerjai oleh ayahnya, tawa kosong, tawa yang diam-diam di penuhi rasa iri hingga membuat matanya di isi buliran air yang siap jatuh kapan saja. Marvel yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini sedikit bergerak merapatkan kursinya agar lebih dekat pada istrinya. la genggam jemari Grace yang di letakkan di paha lalu membawanya ke pahanya sendiri. Begitu Grace mengalihkan tatapan ke arahnya, Marvel makin mengeratkan genggaman tangannya, ia berikan tatapan seteduh mungkin, sehangat yang ia bisa untuk menyalurkan rasa hangat pada istrinya. Grace tersenyum kecil, matanya yang sedikit memerah jadi menyipit kala bibirnya tertarik ke atas. "Mau nambah?" tanya Grace sebisa mungkin meredam rasa sesaknya. Marvel menggeleng, ia malah meletakkan sendoknya dan beralih mengusap pelan pipi Grace. "I'm here," bisik Marvel pelan, Grace mengangguk dengan mata memerahnya yang cepat-cepat ia usap dengan gerakan seolah mengusap hidungnya.
"Terus nanti kalau mogok lagi, Bapak gimana?" tanya Grace. "Gini ajalah, kebetulan di depan sana sekitaran beberapa meter lagi ada pom bensin. Bapak berhenti di situ, nanti saya carikan tukang bengkel yang bisa jemput Bapak," ucap Jeol pada Pak Didit. Grace kali ini setuju, Pak Didit pun mengiyakan. Sebelum menaiki mobil Jeol, Grace berjalan menuju mobilnya terlebih dahulu guna mengambil tasnya. Setelah segala macam barang bawaannya sudah di tangannya, Grace menghampiri Jeol dan Pak Didit yang masih menunggu. "Bapak duluan Pak, biar kita ngiringin di belakang," ucap Grace sebelum masuk ke dalam mobil Jeol. Setelah mobil Pak Didit melaju, barulah Jeol juga ikut melajukan mobilnya tepat di belakang mobil Pak Didit. Sementara Jeol sibuk menyetir, Grace sendiri sibuk mengistirahatkan badan. "Capek, ya?" tanya Jeol yang diangguki Grace. "Aku boleh numpang tidur nggak, Kak?" tanya Grace dengan suara lelah dan bercampur ngantuk. Jeol menoleh kearah Graxe
"Ya biarin," jawab Grace tak acuh.Marvel hanya tersenyum kecil, ia tahu Grace hanya ingin dirinya istirahat, tapi ya mau bagaimana lagi, pekerjaannya masih ada sedikit lagi, dan ia pun baru selesai makan. Dengan Grace masih berada di gendongan depannya, Marvel kembali menuju sofa tempatnya bekerja tadi, ia duduk di sana dengan Grace yang juga ikut duduk di pangkuannya. Marvel mulai kembali bekerja, sementara Grace hanya bisa cemberut karena Marvel kembali berkutat pada laptopnya.Merasakan gerakan abstrak jemari Grace di punggungnya, Marvel membujuk, "sebentar ya, ini dikit lagi selesai."Setelahnya, ia kembali fokus pada laptopnya. Dua keluarga besar kini sudah berkumpul memenuhi meja makan Marvel, para orang tua sedang asik berbincang sambil menunggu masakan siap di sajikan. Sementara Bryan dan Gio asik berdebat mengenai ajang badminton yang memang sedang diadakan di Korea. Marvel? Marvel ya Marvel, ia hanya akan bersuara ketika di tanya, atau bahkan hanya mengangg