Satu hal yang Javier takuti ialah kehilangan Isabella. Sering kali membayangkan jika Isabella tidak ada di sampingnya, mungkin Javier akan hilang kontrol. Isabella itu bagaikan obsesi bagi Javier. Bukan hanya semata obsesi saja wanita itu juga adalah candu. Jika, Isabella tidak ada, maka Javier bisa merasa hampa. Bagaikan pecandu narkoba, jika mereka lepas dari barang tersebut akan hilang kendali, begitupun dengan Javier pada Isabella.Tidak terpikir oleh Javier Isabella akan menanyakan mengenai bekas jahitan yang ada di perutnya. Apakah jika Javier mengatakannya, Isabella akan meninggalkannya?Sebab, Isabella pernah berkata pada Diana, mama Isabella, satu-satunya orang yang sudah mengetahui kehamilan Isabella, mengatakan, Isabella menanti kehamilannya ini. Bayangkan kalau Javier menjawab pertanyaan Isabella, mengapa perutnya ada bekas jahitan di sana? Ya, karena itu bekas operasi saat Isabella sudah dinyatakan mengalami keguguran. Javier tidak bisa membayangkannya.Meski Isabella t
"Mommy!"Jayden dan Iriana berlari kencang ke arah Isabella yang sedang di ruang meja makan bersama Javier. Isabella senyum teharu saat melihat Jayden dan Iriana memluknya erat. "Aku sangat sangat sangat sangat merindukan Mommy!" seru Jayden."Aku juga merindukan Mommy!" ujar Iriana juga. Melihat istrinya yang dipeluk terlalu erat, Javier langsung menegur kedua anaknya. "Jangan terlalu kencang memeluk Mommy, nanti sesak nafas." Jayden menatap Javier seperti kesal. "Bilang saja Daddy cemburu!" "Tidak. Siapa bilang?" Walau dalam hati Javier membenarkan apa yang dikatakan anaknya. Melihat hanya Isabella yang dipeluk saja, Javier akui ia cemburu. Bagaimana bisa kedua anaknya melupakan atensi dirinya? Lihatlah, sekarang justru ketika orang tersebut berbincang riang, melupakan Javier yang menatapnya sendari tadi. Seolah ingin juga ikut berbincang. Sesekali Jayden melirik ke arah Javier yang sedang memasang raut masam. Anak itu terkikik. Mengetahui Jayden tengah mengejeknya, Javier be
Isabella benar-benar tidak habis pikir dengan Javier yang ternyata sudah merencanakan dan mengatur untuk honeymoon. Sudah Isabella tolak, tetapi pria itu diam-diam mengurus semuanya sendiri. Apalagi setelah mengetahui mereka akan honeymoon dimana. Di sebuah pulau Lanai Island, Hawaii. Tentu saja Isabella langsung terkejut setengah mati, karena pulau tersebut predikat sebagai pulau pribadi dengan harga termahal di dunia sejauh ini dipegang oleh Lanai Island di Hawaii. Javier mem-booking pula tersebut selama satu minggu lamanya. Pria itu juga mengatakan hanya mereka bedua saja yang pergi, kedua anaknya akan dititipkan oleh orang tua Javier. “Sudah siap?” tanya Javier yang baru memasuki kamar.“Kita sungguh pergi ke sana?” Isabella kembali bertanya.“Kau sudah menanyakannya tadi, sayang. Aku hitung sudah empat kali kau bertanya seperti itu.” Javier memeluk Isabella dari belakang lalu mengecup leher istrinya. “Aku masih kaget. Kita sungguh honyemoon kembali?” Javier terkekeh. “Sepert
Cahaya matahari menyelinap masuk pada sela-sela gorden yang tidak tertutup rapat. Di sebuah kamar berukuran luas, dihiasi dengan beberapa bunga kecil pada pot, memberikan kesan flora pada kamar tersebur. Apalagi dindingnya didominasi oleh kayu. Setelah semalam hujan mengguyur beberapa jam lamanya, suhu kamar tersebut menjadi meningkat dingin. Faktor penambah suhu ruang dingin, karena dinding kayu. Kayu membuat ruang selalu sejuk, hingga Javier haru mematikan pendingin ruang juga.Di bawah selimut tebal, tubuh Javier memeluk erat Isabella yang tampak kedinginan. Respon wanita itu juga seperti mencari kehangatan pada tubuhnya, Javier bagaikan serigala yang tengah menghangatkan tubuh sang kekasih manusianya. “Dingin sekali…” Isabella kian menenggelamkan kepalanya di dada Javier, hingga Javier bisa merasakan dada ranum Isabella yang menempel di dadanya. Mereka masih telanjang bulat.“Sayang, jangan banyak bergerak,” tegur Javier, sebab Isabella terus bergerak kecil mencari posisi nyaman
Sudah terasa enam hari mereka berada di Hawaii dan besok sudah bersiap untuk pulang. Isabella pikir honeymoon-nya kali ini akan diisi oleh nasfu gila Javier saja. Namun, Isabella juga dibuat takjub pemandangan sekitar pulau. Bahkan Javier juga mengajaknya masuk ke dalam pulau tersebut lebih dalam untuk melihat pemandangannya.Walaupun begitu, nafsu gila Javier tidak pernah hilang. Pria dengan tingkat kemesuman di atat rata-rata tersebut setiap hari tidak absen untuk bercinta dengan Isabella. Ya, walau tidak separah sewaktu honeymoon pertama. Pada saat honeymoon pertama mereka pergi ke Swiss, negara yang bagaikan dongeng. Pemandangan di Swiss sangat indah, Isabella jadi terasa seperti di negeri dongeng. Namun, sayangnya Isabella tidak bisa menikmati pemandangan di sana.Sebab, Javier terus mengajaknya bercinta. Jadi tubuh Isabella lelah dan menjadi tidak sempat untuk jalan-jalan menikmati pemandangan yang indah di Swiss. "Aku sangat menyukai tempat ini," seru Isabella. Ia sedikit tid
“Sayang, sepertinya aku harus ke China malam ini.” Javier menghampiri sang istri yang sedang membaca sebuah buku tebal dengan kaca mata bulat yang menjadikan Isabella semakin cantik serta manis bersamaan. “Hm?” Isabella hanya menolehkan kepala, namun matanya masih tetap fokus pada bukunya. Badan Javier bergeser agar lebih dekat dengan Isabella, pria ingin tahu apa yang sedang wanita itu baca sehingga ia sampai diabaikan. “Kau sedang baca apa?” Dahi Javier mengekerut bingung melihat deretan kata yang memakai bahasa Russia. “Buku dokter.”“Buku dokter?”“Bukun mengenai perjalanan para dokter,” jelas Isabella. Javier hanya menangguk. “Kau mengerti bahasa Russia?”“Iya.”Cukup kaget dengan jawaban Isabella. “Aku tidak mengetahui kau mengerti bahas Russia.” Jujur saja Javier takjub, sebab dahulu semasa di bangku kuliah, Javier berminat untuk belajar bahasa Russia. Namun, ternyata tidak semudah yang dibayangkan, menurutnya bahasa Russia lebih sulit dari bahasa Arab. “Aku menyukai bahas
Beruntungnya penumpang bisnis class hanya sedikit, jadi tidak dapat banyak protes dari kebisingan yang dibuat Javier. Di bilik bangungnya Javier membuka laptopnya terburu-buru, hingga tak sengaja menjatuhan gelas yang berada di mejanya.Kebetulan ia baru saja Javier selesai makan malamnya. Saat mendapatkan ponselnya berdering, jantungnya berdebar kencang. Salah satu pengawalnya memberitahu dengan panik bahwa Isabella diculik. Ingin berteriak kencang, namun Javier tahu tempat, kini ia sedang berada di pesawat. Coba saja ia menggunakan pesawat pribadi sekarang, mungkin Javier langsung memerintahkan pilot untuk mendarat di bandara yang terdekat. Pesawatnya sedang berada di sekitaran negara Kazakhstan, tidak mungkin Javier memerintah pilot untuk mendarat darurat. Ini bukan pesawatnya. Tadi ia ingin bertindak bodoh dengan memaksa masuk ke kokpit, tetapi ia urungkan. Lebih baik Javier secepatnya mencari keberadaan Isabella melalui laptopnya. Mata Javier membelak kaget saat menemukan tit
Javier melangkah cepat saat sudah sampai di lantai yang di tuju, lalu langsung menempelkan kartu akses yang akan membuka pintu apartment Daren.Kartu yang Javier dapatkan secara paksa pada resepsionisnya. Tentu saja mereka akhirnya memberi kartu akses apartment Daren, karena mereka juga tahu sedang berhadapan dengan Javier Coullard.Langkah kaki Javier semakin cepat, memandang ruang apartement Daren yang bersih seperti apartement baru. Tidak ada perabotan di dalamnya. "Sial!" umpat Javier saat Daren sudah berhasil membawa Isabella pergi. "Cepat lacak kembali!" perintahnya pada Tayler. Tayler selalu membawa tablet yang menampilkan map serta sebuah titik keberadaan Isabella berada. Sebuah kalung berlian yang diberikan Javier untuk Isabella, di dalamnya terdapat alat pelacak. Isabella tidak tahu menahu mengenai alat pelacak yang ada di dalam kalungnya, Javier hanya meminta Isabella untuk memakainya setiap saat. Untungnya wanita itu menuruti, kalau Isabella tidak menggunakan kalung ter
"Mana mereka? Mengapa tidak membawa sendiri tas mereka? " tanya Isabella pada Grace yang memasuki ruang tengah dengan membawa tas sekolah miliki kedua anaknya. "Mereka langsung pergi ke halaman belakang untuk memindahkan pembibitan tugas sekolah Iriana karena hujan." "Alasan, untuk bisa bermain hujan." Kata Isabella yang ditanggapi senyum oleh Grace pengasuh ketiga anaknya.Isabella menyadari sesuatu, "Apakah Isya tahu?" putri si bungsu yang sudah berusia 3 tahun tentu saja pulang lebih awal dari kedua kakaknya tadi berlari dari dapur untuk menyambut kepulangan kedua kakaknya. "Tadi masih berdiri diteras." Jawab Grace yang juga memiliki pemikiran yang sama. Dia segera memberikan tas sekolah ditangannya pada pelayan yang ada disana dan meminta tolong untuk dibawa keruang belajar sebelum menyusul nyonyanya kedepan. Kelihatannya sesuai dugaannya, si kembar sudah menuruni tangga depan bahkan ketika melihat Isabella datang bukannya berbalik kembali untuk naik, mereka berdua memperc
Kedua anak kecil berlari menyabut kedatangan lsabella, bergantian memeluknya seperti Isabella yang sudah meninggalkan mereka beberapa hari, padahal Isabella hanya pergi beberapa jam lebih tepatnya dia pergi menemani suaminya menghadiri perjamuan makan siang sehingga saat ketiga putranya pulang sekolah dia tidak ada dirumah. "Merindukan mommy?" tanya Isabella. "Tidak boleh, hanya daddy yang boleh merindukan mommy." Kata Jayden. Isabella tertawa, Javier selalu bertingkah sama dengan anak-anaknya jika berhubungan dengan dirinya. "Mom, minggu depan ada acara outbond disekolah, apakah aku boleh ikut?" tanya Iriana. "Mom, ada tugas sekolah yang tidak kumengerti." Kata Jayden. Isabella tersenyum, duduk diantara kedua anaknya, "Kalian bertiga menyambut mommy ternyata ada kepentingan, tapi mana adik kalian?" Isabella baru menyadari kedua putri bungsunya tidak ada, padahal ini adalah jam bermain mereka yang artinya walau si bungsu baru berusia 5 bulan, kedua kakaknya selalu mengajak adi
Javier menatap Isabella yang masih terlelap di depannya. Sudah hampir 7 jam paska operasi caesarnya selesai. Dengkuran halus Isabella terdengar. Matanya juga masih terpejam. Istrinya yang kuat. Isabella baru saja melahirkan anak ketiga merrka.Isabella dan Javier bersyukur sudah dikarunai tiga anak. Mereka mempunyai kembali anak perempuan yang cantik. Permasalahan besar hari itu selesai dan kehidupan Isabella dan Javier berjalan sangat baik. Kehamilan Isabella juga tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dikhawatirkan karena dokter mengatakan fisik Isabella tidak sekuat dulu saat melahirkan kedua anak kembarnya. Mungkin juga karena efek dari kelahiran pertamanya. Kehamilan anak tiga juga terasa sangat berat bagi Isabella. Di bulan kelima, pernah Javier mendapati Isabella yang menangis tiba-tiba di depan pintu rumah mereka. Ia memegang perutnya sambil sesunggukan. Ternyata karena rasa tidak nyaman dan sesak di dadanya. Penderitaan Isabella jauh lebih menyakitkan ketimbang kehamilan
Orang-orang bilang, cinta itu akan hadir karena terbiasa. Dan mungkin Javier pun sudah merasakan cinta tersebut untuk Isabella. Dia tak tahu kapan perasaan itu datang, dan Javier baru sadar akan perasaannya saat melihat Isabella berjuang mati-matian di dalam ruang persalinan saat akan melahirkan anak mereka. Javier gugup, panik, dan takut secara bersamaan. Melihat Isabella yang sudah sangat lemas padahal anak mereka belum lahir. Javier sangat takut Isabella akan kenapa-kenapa. Karena itu dia setia mendampingi Isabella, menggenggam tangannya dengan erat dan mengucapkan kata-kata penyemangat. Setelah perjuangan yang hebat dan melelahkan, akhirnya lahirlah bayi mereka yang berjenis kelamin perempuan. Javier tersenyum penuh haru saat perawat menaruh bayinya di atas tubuh Isabella. "Cantik. Seperti kau," bisik Javier. Isabella tersenyum lemah mendengar itu. Dia menatap bayinya, kemudian air mata menetes dari sudut matanya. Isabella merasa tak percaya dia akan di fase ini dalam waktu
FLASHBACK. ————————“Javier! Jayden!" jeritan Isabella terdengar ketika ia melihat ruang pakaiannya yang berantakan. Tentu saja ini ulah Jayden dan suaminya, Javier, yang selalu menemani putra mereka saat beraksi. Kali ini bukan baju, tas, atau sepatu Isabella yang menjadi korbannya. Tapi alat rias lsabella dan juga perhiasannya. Tak jauh dari tempat kejadian perkara, Isabella bisa mendengar tawa geli yang tertahan. Ia berjalan menuju salah satu ujung lemarinya. Ada kaki mungil yang terlihat mencoba bersembunyi di balik lemari. “Mommy bisa melihat kalian berdua," ujar Isabella. Ia menoleh mendapati Jayden dengan celana pendek dan kaus serta wajah cemong terkena berbagai jenis alat rias Isabella. Beberapa kalung berlian milik Isabella tergantung di tubuh mungil Jayden. Di sampingnya ada Javier yang menutup mulut Jayden agar anak itu tidak menimbulkan tawa berisik. Wajah Javier juga sama kacaunya dengan Jayden dan sebuah ikat rambut kecil di depan kepala Javier yang menyembul s
Senyum Javier merekah ketika ia sibuk melihat ulang hasil foto-foto liburan mereka di ponsel dan kameranya. Kiri dan kanannya ada Jayden serta Iriana yang ikut berfokus pada gambar di kamera sang ayah. Sesekali mereka heboh ketika melihat salah satu yang mengeluarkan ekspresi konyol dalam foto. "Daddy, nanti kita akan liburan lagi? Dengan Mr. Xander bolekah?" tanya Jayden pada sang ayah. Mereka sudah sampai kembali ke Italia dan Javier masih berada di kediaman orang tuanya karena anak-anak memintanya bermain di sana sebentar saja. "Why not? Nanti Daddy tanya dia dahulu." Javier mencubit gemas pipi anak tersebut. Tampaknya memang tidak terelakkan lagi. Kedua anaknya sangat senang bermain dengan Xander. "Aku menyukai Mr. Xander, dia menyenangkan. Karena selama ini Mr. Xander menyebalkan di mataku," ujar Jayden.Javier dengan cepat menoleh pada anak laki lakinya. Oh ayolah. Javier seorang pria. Dia jelas tau jika Jayden menganggap Xander bagaikan kakanya karena itu yang Jayden la
Hari terakhir liburan sekolah Jayden dan Iriana sudah di depan mata. Isabella terbangun dari tidurnya. Ia mengusap mata dan menyadari dirinya berada di kamar utama. Tempat yang seharusnya Javier gunakan. Tapi tidak ada Javier di kamar ini. Seingat Isabella ia tertidur di depan saat menonton bersama Javier. Mungkin Javier memindahkannya.Mereka tidak mungkin melakukan hal-hal aneh seperti malam sebelumnya. Isabella yakin sekali akan hal itu. Ia bangkit dan keluar dari kamar utama. Ruang tengah kosong. Tidak ada tampak kehidupan di sana. Pintu menuju luar pun kosong. Isabella terus berjalan menuju kamar lainnya. Tempat kedua putrinya tidur. Begitu Isabella membuka pembatas ruangan itu, ia mendapati pemandangan konyol di depannya. Javier yang masih terlelap di atas kasur Iriana. Lalu kedua anaknya sibuk mengikat rambut Javier dengan ikat rambut mereka yang Isabella letakkan di meja samping kasur. Seulas senyum Isabella mengembang. Javier tampak tidur sangat lelap sampai tak sadar hasi
Matahari sudah terbit dan menampakkan cahaya pagi yang indah. Sebagian cahaya matahari masuk ke dalam kamar lewat sela-sela gorden. Dan Isabella sudah terbangun sejak beberapa menit yang lalu. Saat bangun dan menyadari kondisi tubuh dia dan Javier yang telanjang, wajah Isabella langsung memerah karena malu. Kejadian semalam saat dia dan Javier melakukan hubungan intim terus terbayang dalam benak Isabella. Dan itu membuat dia semakin malu jadinya. Isabella tidak langsung turun dari ranjang dan memilih tetap berbaring di samping Javier. Tubuhnya menghadap ke arah Javier yang tidur dengan posisi terlentang. Mata Isabella memperhatikan struktur wajah Javier yang sempurna dari jarak yang sangat dekat. Dan baru sekarang Isabella menyadari kalau suaminya tersebut sangat tampan. Isabella lalu kembali mengingat perjalanan dia dan Javier selama dua bulan menjadi pasangan suami istri. Hubungan mereka baik, tak pernah bersitegang ataupun bertengkar.Javier jika dilihat sekilas terlihat seper
Pagi ini, Isabella bangun dengan keadaan yang sehat seperti biasa. Dia tidak merasakan pusing atau mual, bahkan tidak muntah-muntah juga. Dan sampai sekarang, belum ada hal yang aromanya sangat menusuk dan mengganggu Isabella. Semuanya terasa sangat normal. Maka pantas bulan kemarin dia tak sadar dirinya hamil. Haid masih keluar, juga tak ada tanda-tanda hamil yang dia rasakan. Perubahan pertama yang dia sadari adalah perutnya yang sekarang tak sekencang awal. Isabella sudah tahu kalau dengan fakta dirinya hamil, maka suatu saat nanti tubuhnya akan berubah bentuk. Masih untung kalau misal berat badannya naik secara normal dan tidak berlebihan. Dan jujur saja, Isabella belum siap untuk itu. Dia sudah search di internet tentang perubahan tubuh pada wanita hamil. Ada yang tubuhnya hanya sekedar berisi, ada yang benar-benar melebar. Ada juga yang wajahnya rusak karena jerawat atau flek hitam, ada juga yang kulitnya berubah jadi kusam dan tidak cerah lagi. Jujur, Isabella benar-bena