Setelah kejadian hari itu, dimana Jia mendapatkan fakta tentang Rose. Membuatnya merasa sangat tidak bersemangat, namun Allen berniat membantu menulusuri tentang kematian Rose. Jia segera bangkit, ia tidak bisa menyerahkan semuanya pada Allen, ia pun harus melakukan sesuatu untuk mencari kebenarannya."Max! Aku harus pergi ketempat Pria itu berada!" Segera Jia mencari informasi tentang tempat Allen dari seorang kenalannya.Beberapa menit kemudian Jia sampai di suatu tempat yang dikatakan kenalannya yang kebetulan menangani kasus Max. Hal itu membawa keberuntungan tersendiri bagi Jia, karena ia bisa dengan mudah membuat Max mengakui kejatahannya dan segera lenyap dari dunia ini.Jia mengeluarkan lipstik untuk memoles bibirnya agar terlihat segar. "Akan aku balas berkali lipat perbuatanmu, Max terhadap Putri ku!" Karena kenalannya tersebut ia mendapatkan sebuah informasi penting yang tidak ia dapat dari penjelasan Shella. Persoalan Rose yang memiliki banyak tanda kiss marx, ia yakin jik
Pertemuan singkat Jia dengan Max, tak membuat rasa kepuasan memenuhi dirinya. Ia ingin melihat Max menderita, bahkan lebih menderita dari dirinya. Apapun caranya, Jia akan melakukan apapun agar hal itu dapat terjadi, namun yang pertama ia harus lakukan adalah mencari tahu tentang Max lebih dalam lalu menyakiti seseorang yang paling sangat Max sayang. Sebenarnya telah terlintas nama Shella untuk Jia jadikan korban namun ia masih ingin mencari tahu keseluruhan kasus ini terlibat atau tidak dengan Shella. "Untuk sekarang aku harus berpikir dengan sedikit kritis. Max harus merasakan rasa sakit yang telah dia berikan padaku."Jia sangat beruntung karena ia memiliki banyak sekali kenalan yang membuat rencananya untuk mengetahui apapun tentang Max dapat segera terkuak, namun ia harus menunggu hingga tiba saatnya.Saat Jia pulang, ia tidak mendapatkan seseorang yang selalu berada disisinya setiap saat. "Dimana Allen? Ah! Aku melupakannya, hari ini Allen pergi ke Apartemen
Setelah pertemuan dengan Shella dan Gael, Allen akhirnya kembali ke kediaman Jia. Allen segera keluar dari mobil dan membawa kembali makanan yang ia bawakan nya untuk Lily dan Shella. "Sayang jika aku harus membuangnya," ucap Allen dengan menatap tajam kearah pintu. "Mungkin Wanita gila itu akan menyukainya..."Allen baru saja memasuki area ruang tamu, namun ia mendapati pemandangan Jia yang tengah menunggu Kedatangannya hingga tertidur. Jia mendengar suara, ia pun memilih bangun dari mimpinya dan melihat kearah depan. "Allen? Kau datang sejak tadi?" Ia membenarkan posisinya yang semula berbaring."Sudah makan sesuatu? Aku membawakan makanan untukmu." Allen membuka kotak roti tersebut. "Kupikir kau mungkin menyukainya, jadi aku membawakan beberapa. Tapi jika kau tidak ingin, maka katakan saja." Hari ini benar-benar melelahkan bagi Allen. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.Tangan Jia terulur untuk mencoba roti yang dibawa Allen. "Aku tidak menya
Kabar baik datang dari seorang kenalan Jia, yang telah mengetahui beberapa informasi tentang Max dan kenalannya memberikan alamat yang ia harus tuju untuk memastikannya secara langsung.Kini Jia pun telah tiba di tempat yang tertera di alamat. Ia sedikit terkejut ketika tiba di tempat itu, karena tempat yang ia kunjungi cukup mengerikan.Jia melangkah maju dan memasuki rumah tua yang terbengkalai itu. Pemandangan area dalam sungguh membuat dirinya merinding. Selain sedikit cahaya yang menyinari area, bau tidak sedap pun menusuk indera penciumannya dengan tajam. Ia terus melangkah dan menemukan sebuah kotak yang berukuran cukup besar. Dengan perlahan-lahan ia mulai membuka kotak tersebut."Hah!" Jia terkejut dengan isi didalamnya hingga ia akhirnya terjatuh dengan posisi duduk.Seluruh tubuh Jia merasa terguncang, kedua kakinya bahkan gemetar. "Aku... Dijebak?" Itulah yang ia pikirkan karena ia melihat kepala kenalannya yang memberitahu tempat ini, didalam kotak tersebut.Jia berusaha
Semua hal tentang Max yang Jia tahu selama ini, ia jelaskan pada pria bernama Viano tersebut tanpa terkecuali."Max atau tuan mu itu, dia telah membuat nyawa Putri ku lenyap!" ucap Jia menekan kalimat terakhirnya."Itulah mengapa kau meminta orang itu untuk menyelidiki tentang tuan Max?" Viano tidak tahu apakah benar jika Max melakukan hal seperti itu, ia tidak dapat mempercayai cerita tersebut secara keseluruhan karena ia lebih mengenal Max dari siapapun."Jadi dimana tuan Max saat ini? Aku berusaha mencarinya selama beberapa tahun terakhir dan aku langsung menuju kesini saat melihat seseorang tengah mencarinya.""Dia dipenjara!""Aku tahu itu, kau hanya perlu menunjukkan dimana tempatnya dan aku akan berpura-pura tidak pernah bertemu denganmu setelahnya!"Jia melipat kedua tangannya. "Mengapa harus aku? Ini alamatnya." Ia memberikan foto tempat Max berada. "Kau bisa datang sendiri bukan?""Aku akan melakukannya jika aku bisa!"Benar, Jia melupa
Pengakuan Lily membuatkan terkejut. "Lalu? Apa lagi yang kau tahu?""Kakak Rose membawa Kakak Max ke kamar. Aku tidak tahu apa yang terjadi di sana. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kamar, lalu beberapa menit kemudian seseorang menekan bel Apartemen berkali-kali. Aku bangkit dan ingin membukanya namun saat itu Kakak Rose telah berdiri di depan pintu. Seketika aku kembali melihat siapa yang datang dari balik pintu." Tangan Lily bergetar dan membuat Gael segera mengengam tangannya. "Ceritakan saja dengan perlahan. Setelah itu apa yang terjadi?""Seorang Wanita muncul dari pintu setelah Kakak Rose membukanya. Aku tidak tahu siapa Wanita itu, namun tiba-tiba dia mengarahkan senjata api pada Kakak Rose dan..." Lily tidak tahan lagi untuk tidak mengeluarkan airmata nya.Segera aku memeluknya. "Baiklah, terimakasih telah menceritakannya pada kami. Cukup sampai disini! Bagaimana jika kita bermain sesuatu lalu tidur? Permainan apa yang akan kita mainkan, Gael?" Ak
Pesan dari Allen membuat Jia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Ia pun akhirnya bangkit dari ranjang untuk menenangkan dirinya di balkon.Rumah benar-benar terasa sepi tanpa kehadiran Allen. Jia tidak bisa melarang Allen jika pria itu ingin menginap di Apartemen untuk menenangkan Lily. Tetapi bukankah Allen harusnya memperhatikan Jia? Ia pun kehilangan Rose."Allen, kau tidak akan mengkhianati ku bukan? Setelah apa yang kuberikan padamu?" Walaupun berulang kali Jia menepis pemikiran ini tetapi pemikiran itu kembali lagi dan lagi. Seolah hal buruk itu benar-benar akan terjadi.Jia memeluk tubuhnya dan menikmati angin malam yang kian terasa semakin dingin seperti akan membekukan dirinya. "Allen, segeralah pulang..."Di Apartemen Allen sejak tadi sibuk bermain dengan Lily di kamar milik Shella. Ia menemani Lily hingga Lily tertidur. "Kau telah tumbuh dengan baik, Lily! Kedepannya bagaimana jika kita hidup dengan bahagia bersama-sama. Aku akan menjagamu hingga
Di Restoran Aku mendengarkan cerita Max dan Alex dibalik kebebasan tuduhan pembunuhan Max. Cerita yang mereka katakan sangat tidak dapat kuduga dan membuatku menerka-nerka siapa yang telah mengirimkan rekaman CCTV tersebut. Alex juga mengatakan jika rekaman itu datang dengan tiba-tiba, bertepatan berlangsungnya penetapan hukuman Max."Aku sedikit sedih karena Elisa bukanlah pelakunya!" ucap Gael. Mendengar penjelasan panjang dari Max dan Alex, ia tidak menyangka jika orang lain yang melakukannya. "Maaf jika aku mengatakan ini, tetapi apakah keluargamu seorang yang berbahaya, Max?" "Aku tidak ingin memberitahukan hal itu, maaf!" Max benar-benar tidak ingin hal yang menyangkut keluarganya terbongkar saat ini, ia hanya belum bisa berkata jujur untuk sekarang.Aku akhirnya tersenyum canggung dan berusaha mencari pembicaraan baru. "Ini adalah momen baik bukan? Jadi mari berhenti membicarakan hal itu. Bagaimana jika kita pergi ke suatu tempat?" Perkataan ku tersebut justru membuat suasana