Home / Romansa / OH DUDA / Bab 15 - Duda Gila

Share

Bab 15 - Duda Gila

Author: Aggiacossito
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Ini ruangan apa?" tanya Sakina pada Ujang saat mereka sudah ada di depan sebuah pintu salah satu ruangan yang ada di lantai satu.

"Ruang tempur," jawab Ujang seraya membuka pintunya. Ia memang diperintahkan oleh Erzha agar mengajak Sakina berkeliling dan menjelaskan yang penting-penting. Dalam kata lain, ini office tour. "Ayo masuk," sambungnya.

Setelah masuk, Sakina memperhatikan sekeliling. Ada seperangkat meja kerja di sudut ruangan, banyak kertas, tumpukan plastik, lakban dan buble wrap.

Sakina yakin ini ruangan packing. Sebelumnya ia pernah melihat tempat seperti ini di toko buku online milik Elina. Ya, tidak salah lagi. Ruangan ini pasti tempat untuk membungkus pesanan-pesanan novel.

"Ini tempat tempur alias packing-packing. Maaf berantakan, belum sempat diberesin. Lagian kalau diberesin pun nantinya bakalan berantakan lagi," kata Ujang.

"Sebenarnya saya yang bertanggung jawab urusan packing. Kadang kalau orderan membludak ... semuanya turun tangan. Sampai Mas Erzha pun pernah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • OH DUDA   Bab 16 - Duda Gila #2

    "Hmm, tadi katanya Mas Erzha jarang di kantor. Kalau boleh tahu, dia biasanya ke mana?" tanya Sakina lagi."Bisnis dia nggak hanya penerbitan aja, tapi banyak. Makanya dia sibuk."Sakina mengangguk paham. Bagus jika Erzha benar-benar jarang berada di Aluna. "Ah iya, aku resmi kerjanya besok, kan? Setelah selesai bantu ngurusin novel baru ... apa aku boleh pulang?" tanya Sakina ragu-ragu."Boleh, sekarang pun sebenarnya boleh."Jawaban Ujang membuat Sakina bersemangat. Jika ia pulang lebih cepat, kemungkinan Erzha tidak akan bisa mengantarnya pulang. Bukankah tadi Erzha bilang akan kembali nanti sore? Ya, itu artinya Sakina harus pergi sebelum sore. Diliriknya jam tangan yang kini menunjukkan pukul 14.00."Beneran boleh pulang sekarang?" Sakina memastikan sekali lagi."Ya masa se-ganteng ini ngebohong, sih? Boleh, kok," jawab Ujang penuh percaya diri. "Orang ganteng kayak saya mah nggak suka ngebohong dong."Belum sempat Sakina menjawab, tiba-tiba terdengar suara mobil berhenti."Mobil

  • OH DUDA   Bab 17 - Jangan Terpesona!

    Detik itu juga, Sakina langsung menyesal. Kenapa ia melakukan ini tanpa berpikir terlebih dahulu? Ditatapnya wajah Biru yang tampak kebingungan."Lo abis maling ayam tetangga atau—""Sttt," potong Sakina seraya menempelkan jari telunjuk di bibirnya, sebagai isyarat agar Biru diam. "Sebelumnya maaf, di luar ada sahabatku yang rempong-nya minta ampun. Aku nggak mau dia salah paham, jadi please ... Mas Biru sembunyi sebentar," pinta Sakina setengah berbisik."Lo pikir gue mau? Konyol banget," balas Biru yang kemudian memutar tubuh, hendak membuka pintu."Dia bakal lebih curiga kalau Mas Biru keluar dari sini. Aku mohon," tahan Sakina."Kenapa tadi lo nggak nyuruh gue pergi aja? Parahnya malah diajak masuk.""Jarak dia nggak memungkinkan buat aku ngomong, Mas Biru pasti nggak akan ngerti dan bakal terus nanya. Alhasil, dia keburu ngelihat kita.""Emang kenapa kalau dia ngelihat? Kita bisa dipenjara, gitu?""Bu-bukan begitu, tapi—" Sakina sontak menghentikan ucapannya begitu bel mulai terd

  • OH DUDA   Bab 18 - Dikerjain Duda Gila

    Dengan wajah khas orang baru bangun tidur, Biru bangun dan duduk dengan santainya. "Lo lagi ngapain di sini?"Belum sempat Sakina menjawab, Biru sudah bertanya lagi, "Sekarang jam berapa?""J-jam ... setengah dua belas," jawab Sakina takut-takut."Gila ya lo!" kata Biru seraya berdiri. "Lo habis ngerumpi atau ngerakit pesawat, sih?!""Maaf, aku nggak tahu bakalan se-lama ini.""Traktir gue makan."Sakina tentu terkejut. "Hah?!""Gue laper, gara-gara lo gue belum makan malam.""Tapi ini udah tengah malam, Mas.""Apa salah gue kalau sekarang udah tengah malam?"Sakina menghela napas. "Ya udah, aku kasih uangnya aja deh. Mas Biru bisa pesan—""Enggak, lo harus ikut!""Ini udah tengah malam, Mas. Aku—""Justru karena ini udah tengah malam, makanya jangan banyak omong. Kalau keburu pagi, gimana?" balas Biru, sontak membuat Sakina cemberut. "Kenapa? Lo takut gemuk? Jomlo ngapain takut gemuk, sih? Enggak ada yang peduli juga, kan?"Sadis sekali kata-katanya. Jika saja Sakina tidak memiliki r

  • OH DUDA   Bab 19 - Terjepit

    Setelah berbicara dengan Sakina melalui telepon, Erzha langsung menuju apartemen wanita itu tanpa memedulikan kalau ini masih terlalu pagi. Sebenarnya Erzha menelepon untuk mengajak Sakina agar berangkat ke kantor bersamanya, tapi Sakina menolak dengan alasan akan berangkat lebih pagi.Ya, wanita itu mengaku hendak ke rumah mamanya terlebih dahulu. Untuk itu, Erzha tak ingin melewatkan hal ini begitu saja. Sejak kemarin ia ingin mengantar Sakina pulang agar bisa berbicara empat mata, tapi gagal karena Sakina sudah pulang duluan.Menurut Erzha, berbicara dalam perjalanan bisa sedikit mengusir kecanggungan antara keduanya. Erzha tahu betul betapa canggungnya hubungan mereka sejak bertemu kembali. Sakina seakan terus menghindarinya, entah apa alasannya. Padahal, dulu Sakina tidak pernah mau jauh-jauh darinya. Sungguh, Erzha ingin mendengar langsung alasannya dari mulut Sakina, kenapa wanita itu terus menciptakan jarak sementara Erzha ingin mereka kembali menjadi dekat?Waktu menunjukkan

  • OH DUDA   Bab 20 - Firasat

    "Kalian pikir ini taksi online?"Itu adalah pertanyaan yang dilontarkan Erzha. Sakina hafal betul Erzha bukanlah tipe pria yang mudah ngegas seperti Biru. Ternyata sekarang pun masih sama. Buktinya, barusan pria itu bertanya dan nyaris tak terdengar nada kesal di dalamnya. Padahal Sakina yakin sebenarnya Erzha kesal. Bagaimana tidak, saat di lampu merah Biru turun lalu pindah duduknya ke belakang, tepat di samping Sakina sehingga membuat Erzha seolah menjadi sopir. Sakina pun jadi ragu, haruskah ia pindah ke depan? Atau tetap duduk di samping Biru.Alih-alih menjawab pertanyaan Erzha, kini Biru malah tertawa mengejek."Sebenarnya mau ke mana? Di sini cuma lo aja yang tujuannya nggak jelas. Kalau Sakina, kan, jelas mau ke tempat orangtuanya," kata Erzha lagi."Gue ikut lo aja deh, Zha. Gue kangen berduaan sama lo," jawab Biru lalu kembali tertawa."Lo sehat?" balas Erzha."Tenang, Bro. Nanti gue turun kalau pengen."Sakina tidak heran, akhir-akhir ini ia mengenal Biru, sikap pria itu m

  • OH DUDA   Bab 21 - Aku Serius

    "Mama kira, kamu masih betah istirahat," ucap Nita setelah Sakina cerita lebih detail tentang tempat kerja barunya. "Mama juga kaget, sih, saat kamu bilang via telepon kalau kamu sekarang udah punya kerjaan. Jadi, itu sebabnya kamu jarang ke sini? Selama ini kamu nyari-nyari pekerjaan."Bisa dibilang begitu. Sakina memang banyak memasukkan surat lamarannya pada banyak perusahaan. Anehnya, ia malah diterima di tempat yang sama sekali tidak ia kirimkan surat lamaran."Ya begitulah.""Baiklah, kalau begitu mama paham kalau kamu jarang ke sini," balas Nita. "Oh iya, pria yang kamu bilang sopir itu datang ke sini buat ngasih ponsel kamu yang ketinggalan di mobilnya. Mama mau tanya, maksud kamu apa bilang dia sopir? Dia itu Erzha, kan? Yang sering antar-jemput kamu waktu zaman sekolah dulu?"Sakina sudah mengira, pasti pertanyaan ini akan muncul. "Maaf, aku nggak bermaksud bohong, Ma.""Aku cuma nggak mau mama berharap lebih. Aku nggak pernah bawa pria ke sini, mama pasti salah paham kalau

  • OH DUDA   Bab 22 - Ada Apa di Antara Kalian?

    Sakina bersyukur setelah Nita mengatakan kalau rahasia tentang cinta pertamanya sama sekali tidak bocor pada Erzha. Sakina akan malu sekali jika pria itu sampai tahu.Tentu saja sebenarnya Nita berbohong, ia hanya tidak ingin merusak mood putrinya di hari pertama bekerja. Meski tak bisa dimungkiri, ada penyesalan di hati Nita karena sudah menceritakannya pada Erzha. Sungguh, wanita itu sama sekali tidak tahu kalau Erzha memiliki istri, bahkan Nita sempat menaruh harapan pada pria itu.Saat ini, Sakina sedang membantu melayani para pengunjung rumah makan. Tempat ini memang berada di kawasan yang sangat strategis, ada rumah sakit dan kompleks perkantoran yang membuat tempat ini ramai di jam sarapan dan makan siang. Tempat ini juga sudah lumayan terkenal di kalangan orang-orang yang ingin menu lezat dengan harga terjangkau, sehingga tak heran bisa seramai ini.Sakina sudah terbiasa membantu kegiatan rumah makan jika datang ke sini. Sekarang pun ia menyempatkan membantu dengan mengantarka

  • OH DUDA   Bab 23 - Sebuah Saran dari Duda Gila

    Pertanyaan macam apa itu? Sakina tidak menyangka Biru akan menanyakan hal yang paling ingin ia sembunyikan dari siapa pun. Ada apa antara dirinya dengan Erzha?"Enggak ada apa-apa, Mas. Kok nanyanya begitu?" Sakina berusaha tenang dan bersikap biasa saja agar Biru tidak curiga."Lo ngehindarin Erzha, kan?""A-aku? Enggak. Serius, aku nggak menghindar. Mas Biru jangan ngarang.""Kalau nggak, kenapa ekspresi lo kayak lagi ketangkap basah gitu?""Aku ... biasa aja, kok. Aku nggak bohong, Mas." Sakina masih berusaha menyembunyikan kepanikannya. Kenapa Biru bisa mengetahui hal ini? Jangan-jangan Erzha curhat pada Biru dan mengutus pria itu untuk menginterogasinya. Bukankah mereka berdua sahabatan?"Sebelumnya kalian udah saling kenal, kan? Buktinya Erzha nitip salam buat Tante Nita. Tante Nita itu pasti mama lo," tebak Biru. "Gimana ... lo udah menyampaikan salam dari Erzha ke mama lo, kan?""U-udah dong. Masa belum," jawab Sakina cepat. "Kenapa jadi bahas ini, sih? Kenapa juga Mas Biru ma

Latest chapter

  • OH DUDA   Extra Part - 2

    Sakina tidak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya saat melihat sampel novel yang dibawa Elina. “Wah, ini bagus banget covernya,” puji Sakina. “Saat masih dalam bentuk soft copy aja aku udah jatuh cinta banget sama covernya, ternyata versi fisiknya lebih bikin aku terpesona.”“Ini Tayo yang bikin,” kata Elina. “Tadi aku mampir ke percetakan dan sekalian bawa sampelnya deh. Mas Erzha kemarin telepon buat ngasih tahu kalau kalian udah sampai rumah. Aku senang banget,” sambungnya.“Makasih ya, El. Udah mau bawain ini.”“Kamu cek lagi, Na. Takutnya ada yang kelewat, kalau ada revisi tinggal kasih tahu Tayo aja. Setelah semuanya aman … bakal diperbanyak. Rencana pre-order Minggu depan, kan?”“Iya, El. Rencananya Minggu depan. Eh, tapi Mas Erzha ke mana? Kamu udah sempat ketemu, kan?”“Di gudang depan sama Ujang dan Tayo karena kebetulan ada novel yang baru aja datang. Mau ke sana?”“Boleh,” balas Sakina.“Ngomong-ngomong, honeymoon-nya lancar, kan?” tanya Elina saat mereka sudah berjalan

  • OH DUDA   Extra Part - 1

    “Sayang … bangun yuk,” ucap Erzha seraya mengelus-elus rambut panjang Sakina. Ia bahkan sesekali mengecup pipi sang istri yang kini masih tertidur lelap. Padahal, matahari sudah semakin naik.Sakina menggeliat, membuat Erzha spontan sedikit memundurkan tubuhnya. “Ini jam berapa, Mas?” tanyanya dengan suara khas orang baru bangun tidur, matanya bahkan belum seratus persen terbuka.“Jam setengah sembilan, Sayang. Jadi pergi hari ini, kan?”Mendengar itu, Sakina langsung membuka lebar matanya. “Ya ampun, Mas … aku belum mandi dan siap-siap.”“Makanya ayo bangun, Kina. Selagi kamu mandi dan siap-siap … aku bakal siapin sarapan buat kita.”Hari ini, tepat dua bulan mereka resmi menjadi sepasang suami istri. Selama itu pula mereka melakukan perjalanan panjang. Ya, Sakina dan Erzha baru pulang dari acara bulan madu keliling Eropa.Semenjak menikah, Erzha menyerahkan beberapa bisnisnya kepada manajer profesional, kecuali Aluna Publishing yang ia percayakan pada Biru sampai dirinya kembali. Se

  • OH DUDA   Bab 47 - Cinta Pertama dan Terakhir

    Kata orang, menjelang pernikahan akan banyak sekali cobaan dan rintangan yang biasanya dihadapi para calon pengantin. Namun, Sakina dan Erzha bersyukur tidak menemukan cobaan-cobaan yang berat selama enam bulan menjelang hari H. Ya, mereka akhirnya memutuskan pernikahan akan dilangsungkan enam bulan setelah kepergian Aluna.Mungkin waktu akan terasa begitu singkat karena baik Erzha maupun Sakina sama-sama sibuk bekerja. Erzha dan Sakina memang melakukan rutinitas seperti biasa. Sakina bahkan berhasil melakukan self edit sekaligus merevisi cerita bersambungnya dan kini tinggal ia serahkan ke meja editor. Ya, Biru akan mengeditnya dan kemungkinan bisa terbit dalam waktu beberapa bulan ke depan.Formasi Aluna Publishing masih tetap sama dan mereka semakin kompak, terlebih saat Ujang dan Sutaryo mengetahui rencana pernikahan Sakina dan Erzha. Dua pria itu benar-benar super heboh.Biru? Pria itu masih tetap sama, kadang marah-marah tak jelas jika naskah yang dieditnya begitu banyak kesalah

  • OH DUDA   Bab 46 - I Love You

    Sherly cukup lama sendirian berada di makam Aluna, ia tahu hari ini pasti tiba. Hanya saja, wanita itu tidak menyangka betapa cepatnya Aluna pergi meninggalkannya. Sebagai seorang ibu, hatinya hancur. Sangat hancur. Namun, tidak ada pilihan selain berusaha merelakan dan berdoa agar Aluna tenang di alam sana.Saat keluar dari area pemakaman, Sherly mendapati Biru sedang berdiri di dekat gerbang. Sepertinya pria itu sedang menunggunya. Ya, tidak ada siapa-siapa di sini, sudah pasti Biru ingin berbicara dengannya.Menghampiri pria itu, Sherly kemudian bertanya, “Belum pulang?”Biru memperhatikan raut wajah Sherly yang begitu jelas menunjukkan kesedihannya. Matanya bahkan sembap. “Lo belum makan, kan?” tanya Biru kemudian.“Belum. Lo juga belum?”Mereka kemudian memutuskan untuk mencari restoran terdekat. Keduanya sama-sama membawa mobil sehingga mereka mengemudikan mobilnya masing-masing.“Gue turut berduka cita ya, Sher,” ucap Biru yang sudah kesekian kalinya. Saat ini mereka berdua sud

  • OH DUDA   Bab 45 - Memangnya Boleh Begini?

    "Kina....""I-iya, Mas?" balas Sakina gugup.“Gimana keadaan kamu?” tanya Biru.Sakina tidak langsung menjawab, ia memperhatikan Biru yang sepertinya sudah bersikap seperti biasa seolah pembicaraan kemarin sekaligus penolakannya tidak pernah terjadi. Jujur, Sakina masih merasa canggung. Sangat.“Wah, malah ngelamun. Tapi kamu kelihatannya udah sehat, sih. Buktinya datang ke sini sendiri,” kata Biru lagi.“Itu tahu. Ngapain nanya?” balas Sakina dengan nada bercanda demi mengusir kecanggungan. Ya, mulanya Sakina pikir hubungannya dengan Biru akan sangat canggung, tapi melihat sikap dan ekspresi pria itu ternyata seperti biasa jelas membuatnya sangat lega.“Emang pria yang udah ditolak nggak berhak nanya, ya?”“Bu-bukan begitu, Mas.”“Tapi?”“Maaf, kita seharusnya nggak membahas ini, Mas. Terlebih di sini,” balas Sakina.“Sori, sori. Bercanda.”“Oh iya, kalau boleh tahu … apa Mas Biru tahu Aluna sakit apa?” tanya Sakina kemudian.“Tumor otak,” jawab Biru. “Erzha sama Sherly rapi banget m

  • OH DUDA   Bab 44 - Berita Duka

    Setelah tertidur hampir lima jam, Sakina mengerjapkan matanya perlahan. Saat matanya sudah terbuka sepenuhnya, ia memperhatikan sekeliling. Tidak salah lagi, kini ia berada di ruangan rumah sakit. Terlebih infus terpasang di tangannya yang semakin mendukung keyakinannya.“Kina, kamu udah bangun.”Menoleh ke sumber suara, Sakina mendapati Fifi sedang duduk di sofa dan kini mendekat ke arahnya. Sakina tidak akan heran kalau Biru yang ada di sini karena ingatan terakhirnya yaitu sedang berbicara serius dengan Biru. Namun, bagaimana bisa Fifi yang berada di sini?“Kenapa kamu di sini?” tanya Sakina sambil berusaha duduk. Tentu saja Fifi secepatnya membantu.“Pertanyaan kamu ada-ada aja. Aku di sini karena kamu ada di sini, Kina.”“Kamu yang bawa aku ke sini? Thanks banget kalau gitu.”“Aku sama Biru,” jawab Fifi.Sakina mengernyit. “Kok bisa?”“Biru nelepon aku. Dia nggak tahu harus menghubungi siapa lagi selain aku.”“Kok dia tahu nomor kamu?”“Bukan itu yang penting, Kina. Sekarang piki

  • OH DUDA   Bab 43 - Hilang Kesadaran

    Biru mengajak Sakina menikah? Apa tidak gila?Berbicara tentang Sherly, Sakina jadi teringat tentang pembicaraan mereka di kafe tadi....________“Saya pengen rujuk sama Erzha.”Jawaban Sherly seharusnya sudah cukup mampu membuat Sakina mundur teratur. Benar kata Biru, seharusnya dirinya mendengarkan pria itu dari awal. Hanya saja, Sakina tidak mau mengulangi kesalahan yang pernah dilakukannya yakni men-judge sembarangan. Ya, ia pernah menganggap Erzha adalah suami orang tanpa mendengar langsung fakta sebenarnya sehingga ia cukup lama tenggelam dalam kesalahpahaman.Oleh karena itu, saat Sherly mengajaknya bertemu, Sakina tidak mau langsung berpikir yang tidak-tidak. Meskipun sebenarnya perasaannya tidak tenang, khawatir Sherly akan memintanya menjauhi Erzha, tapi Sakina tetap datang untuk menemui wanita itu. Ia ingin mendengar sendiri apa yang akan Sherly katakan agar tidak larut dalam berbagai prasangka.Dengan begitu, Sakina akan bisa memutuskan langkah mana yang seharusnya diambil

  • OH DUDA   Bab 42 - Tolong Bilang Iya

    Begitu sampai, Sakina langsung turun dan membuka helmnya. Biru yang baru saja turun setelah memarkirkan motornya, tak bisa melepaskan pandangannya dari wajah pucat Sakina. Biru tidak menyangka Sherly benar-benar menerima sarannya untuk memisahkan Erzha dan Sakina.Jujur, Biru senang jika Sakina menyerah pada cinta pertamanya. Dengan begitu, ia memiliki kesempatan untuk bersama Sakina. Namun, jika melihat Sakina sampai pucat begini, Biru jadi agak merasa bersalah.“Kamu nggak apa-apa, kan?” tanya Biru kemudian.Sakina mengangguk. “Aku duluan ya, Mas. Makasih atas tumpangannya.” Tanpa menunggu jawaban Biru, Sakina bergegas menuju lift. Tentu saja Biru segera mengikuti.Dalam diam, mereka kini sudah sampai di lantai yang mereka tuju. Sakina masih bertahan dengan kebungkamannya, begitu juga dengan Biru yang masih tetap mengikuti Sakina.“Aku masuk dulu ya, Mas,” pamit Sakina yang kini berada tepat di depan pintu.“Aku boleh masuk?”Pertanyaan Biru membuat Sakina mengernyit. “Ma-mau apa?”

  • OH DUDA   Bab 41 - Effort Biru #3

    Waktu seolah berjalan sangat lambat saat menunggu. Ya, Sakina merasa sudah cukup lama menanti kedatangan Sherly. Sambil menunggu, Sakina bahkan sempat melakukan panggilan video dengan Fifi, tapi sampai detik ini Sherly belum juga tiba.Sakina memang datang lebih awal dari waktu yang mereka janjikan, hanya saja sekarang sudah satu jam berlalu. Kenapa Sherly tidak ada kabar sama sekali? Sakina bahkan menunda makannya demi menunggu Sherly. Ia takut jika makan lebih dulu, lalu tiba-tiba Sherly datang, tentu hal itu sangat tidak enak baginya.Bersamaan dengan minuman ketiga yang mulai tandas, seorang wanita tersenyum seraya berjalan ke arah Sakina. Mungkinkah itu Sherly? Sakina belum pernah melihat wajahnya sehingga tidak bisa memastikan rupa wanita itu.Namun, saat wanita itu sudah benar-benar di hadapannya, Sakina spontan berdiri. Sepertinya wanita yang sangat cantik di hadapan Sakina memang benar mantan istri Erzha.“Sakina, ya? Maaf udah bikin kamu nunggu lama,” ucap Sherly penuh rasa

DMCA.com Protection Status