Share

Temukan Dia Segera!

Author: Risca Amelia
last update Last Updated: 2024-12-03 14:00:08

Suri hanya terdiam, matanya menerawang keluar jendela sepanjang perjalanan menuju bandara. Hatinya berat, meski ia tahu keputusan ini adalah yang terbaik. Harus diakui bahwa meninggalkan kota kelahirannya bukanlah hal yang mudah. Namun ia harus pergi, meninggalkan kehidupan yang selama ini hanya memberinya rasa sakit. 

Tidak ada lagi Romeo. Tidak ada lagi air mata karena cinta yang kosong. Yang ia butuhkan saat ini adalah kesembuhan jiwa dan raga, dan itu semua hanya bisa ia dapatkan jika jauh dari keluarga Albantara. 

Ia sudah mencoba bertahan, mengabaikan segala luka dan penghinaan. Namun, kini ia sadar bahwa cinta yang tidak dihargai hanya akan menghancurkannya. 

Setibanya di bandara, Kevin membantu Suri menurunkan koper dan mengantarnya hingga ke pintu keberangkatan. Sebelum berpisah, ia mengeluarkan secarik kertas dari sakunya lalu menyerahkan ke tangan Suri.

“Nona, ini alamat rumah Dokter Silas. Begitu Anda tiba di Herona, langs

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Teh Nimaz
mamam luh.. laki gk tau diri.. plng tar klw dh tau yg sebner nya baru nyesel cuih.. suri lu gk ush balik lagi ama tuh laki.. mnding cari yg mencintai lu drpda lu yg cinta
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Awal Baru

    Suri turun dari pesawat dengan langkah yang sedikit gontai, melepaskan napas panjang begitu kakinya menyentuh lantai bandara kota Herona. Udara hangat menyambutnya, seolah menandakan bahwa perjalanan panjang yang melelahkan ini akhirnya berakhir, setidaknya untuk sementara. .Setelah melewati deretan penumpang yang sibuk dengan koper mereka, Suri segera mencari taksi di luar bandara. Ia sedikit terkejut dengan hiruk pikuk yang berbeda dari kotanya. Kota Herona memang asing, tetapi justru itulah yang diinginkannya. Ia membutuhkan suasana baru untuk menyegarkan jiwanya yang terasa lelah. Suri melangkah menuju taksi yang menunggu di tepi jalan, menyerahkan alamat yang ditulis oleh Tuan Josua kepada sopir. "Ke alamat ini, Pak," ucapnya pelan sambil mengamati secarik kertas itu untuk memastikan.Sopir taksi itu mengangguk tanpa banyak bicara, dan segera mengarahkan mobil keluar dari kawasan bandara. Sembari duduk di kursi belakang, Suri memandangi pemandangan di luar jendela. Kota Herona

    Last Updated : 2024-12-04
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Saya Siap

    Dengan mata terbelalak, Suri menatap pria itu, mencoba memahami situasi yang sedang terjadi. Sekilas, ia melihat sesuatu yang familiar - stetoskop yang menggantung di leher pria itu. Pikiran Suri yang masih linglung segera menghubungkan potongan informasi tersebut, dan rasa cemasnya perlahan berkurang. Ternyata ini benar-benar dokter Silas, dokter sekaligus keponakan Tuan Josua yang ia tunggu. Sontak, Suri menarik napas pelan, meski jantungnya masih berdetak dengan cepat.Dokter Silas—tersenyum tipis, lalu berkata, "Saya minta maaf jika kehadiran saya mengejutkanmu, Suri. Saya hanya ingin memeriksa kondisi kesehatanmu, karena Bi Lena tadi melapor bahwa kamu mengalami mimisan."Suri mengangguk pelan, meskipun tubuhnya masih terasa lemas. "Iya, Dok, saya tiba-tiba pusing dan mengalami mimisan," ucap Suri dengan suara parau.“Tidak apa-apa. Mari kita periksa dulu kondisimu,” kata dokter Silas dengan nada profesional. Dokter Silas meletakkan tas medisnya di atas meja, mengeluarkan bebera

    Last Updated : 2024-12-04
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Siapa Pengirimnya?

    “Bagus. Tetap tenang, dan pastikan Anda beristirahat malam ini,” pungkas dokter Richard. Suri mengangguk lemah. Ketika ia bangkit dari kursi pemeriksaan, tubuhnya terasa lebih ringan, seolah sebagian dari beban yang selama ini dipikulnya telah hilang. Namun, ia tahu pertempuran yang sebenarnya baru saja akan dimulai.Dokter Richard memberikan beberapa instruksi tambahan, lalu memanggil perawat untuk membantu Suri keluar ruangan. Ketika ia berjalan menuju pintu, ternyata dokter Silas sudah menunggu di luar dengan wajah cemas.“Bagaimana?” tanyanya.“Operasi dijadwalkan besok pagi,” jawab Suri dengan nada datar, mencoba menyembunyikan ketakutannya. Dokter Silas tersenyum dan menepuk bahu Suri perlahan, memberikan dukungan tanpa kata.“Jangan terlalu banyak pikiran, Suri. Malam ini, kamu harus tidur nyenyak,” kata dokter Silas, mencoba menyemangati.Suri hanya tersenyum tipis walaupun terselip kekhawatiran besar yang tidak dapat ia sembunyikan. Bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk

    Last Updated : 2024-12-05
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Perjuangan di Meja Operasi

    Menjelang pukul delapan malam, sudah tidak ada aktivitas yang terdengar di rumah dokter Silas. Kamar tempat Suri beristirahat pun terasa begitu sunyi. Hanya penerangan dari lampu tidur yang memancarkan cahaya temaram di dalam ruangan. Suri berbaring di ranjang kamar tamu, tetapi matanya sama sekali tak mau terpejam. Pikirannya berkelana, mencemaskan operasi tumor hidung yang akan dijalaninya esok pagi. Setiap kali dia menutup mata, bayangan ruang operasi, suara-suara alat medis, dan tangan para dokter yang melakukan pembedahan muncul silih berganti. “Apa aku bisa melewati ini? Apakah aku akan selamat?” gumamnya lirih pada diri sendiri. Bunyi ketukan yang terdengar dari pintu kamar, membuat Suri terkejut dan segera bangkit. Ketika ia membuka pintu, Bi Lena sudah muncul di sana. Wanita itu membawa nampan dengan secangkir teh yang mengepulkan uap harum.“Maaf, Nona Suri,” ucap Bi Lena dengan suara halus, “Saya membawakan teh chamomile untuk Anda. Dokter Silas meminta agar Anda meminu

    Last Updated : 2024-12-05
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kebencian Diva

    Diva terperanjat. Wajahnya langsung memucat, tetapi dia berusaha keras untuk mempertahankan senyum palsunya. “Foto apa? Aku tidak mengerti apa yang Kak Romeo bicarakan,” jawabnya dengan suara pelan, mencoba berlagak tidak tahu. Sejenak, Diva mengalihkan pandangan dan pura-pura sibuk membaca pesan di ponsel. “Aku butuh kejujuranmu,” potong Romeo dengan tegas. “Suri memiliki fotoku yang sedang tertidur di kamar apartemen. Hanya kamu yang bisa mengambil foto itu, karena tidak ada orang lain di sana.”Diva mengerjap beberapa kali, otaknya berputar cepat mencari alasan yang masuk akal. Dia tidak menyangka Romeo akan tahu tentang foto yang ia kirimkan kepada Suri, dalam waktu secepat ini. “Bukan aku pelakunya, Kak,” jawab Diva dengan nada sedih, mencoba memainkan perannya sebagai wanita yang tersakiti. “Malam itu, kepalaku sangat pusing dan perutku mual. Aku tertidur lebih dulu dari Kak Romeo. Mana mungkin aku bisa mengambil foto lalu mengirimkannya kepada Suri,” sangkal Diva.Romeo me

    Last Updated : 2024-12-06
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kesempatan Kedua

    Suri terbangun dengan perlahan. Kepalanya terasa berat, dan ia merasakan denyutan nyeri yang tajam di bagian hidung. Rasa pusing itu membuat penglihatannya sedikit buram, seakan-akan semua yang ada di sekitarnya bergerak lambat. Namun, rasa nyeri yang mendera telah menariknya kembali pada kenyataan. Dengan jari-jari yang masih gemetar, Suri meraba wajahnya. Ada perban yang membungkus rapat di sekitar tulang hidung, bekas operasi yang baru saja ia jalani.Desahan lirih keluar dari bibirnya. Pandangan Suri masih kabur, tetapi samar-samar ia menangkap bayangan seseorang di samping brankar. Perlahan, bayangan itu menjadi lebih jelas. Seorang perempuan berusia sekitar tiga puluhan, dengan seragam putih dan topi kecil berwarna senada. Mata perempuan itu yang semula menatap monitor pemantau detak jantung tiba-tiba teralih, dan segera menunjukkan sorot lega begitu menyadari Suri telah sadar.“Oh, syukurlah, Anda sudah sadar!” kata perawat itu, senyum tulus menghiasi wajahnya. “Saya akan pang

    Last Updated : 2024-12-06
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mantan Kekasih

    Bibir Nyonya Valerie memucat. Alih-alih membenci Suri, putranya malah memihak wanita itu secara terang-terangan. Terlebih, Romeo berani mempertanyakan tuduhan yang ia sematkan terhadap menantunya yang mandul itu.“Romeo, sejak kapan kamu terpengaruh oleh ucapan Suri?” tanya Nyonya Valerie dengan suara bergetar. Ia mengira bahwa Suri yang sudah meracuni pikiran putranya.“Suri tidak mengatakan apa-apa,” pungkas Romeo.Wajah Nyonya Valerie merah padam, antara marah dan bingung. Ia tak terbiasa melihat Romeo berbicara dengan nada setajam ini. Sementara Aira, yang biasanya sering membalas perkataan kakaknya, kali ini diam membatu, seperti seorang bocah yang ketahuan berbuat nakal.Romeo melanjutkan dengan nada suara yang lebih dingin dan tegas, seolah memberi peringatan. “Aku dan Suri belum bercerai,” katanya, menatap tajam ibu dan adiknya secara bergantian. “Dan aku akan segera membawanya pulang.”

    Last Updated : 2024-12-06
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Lukamu Akan Hilang

    Aira menimbang sejenak, tetapi akhirnya mengangguk. Bagian dari dirinya ingin mengabaikan Ivan, tetapi di sisi lain, ia merasa senang melihat bahwa pria itu masih tertarik padanya.Percakapan dimulai dengan canggung. Ivan mencoba menarik kembali ingatan masa lalu, tentang momen-momen ketika mereka bersama, tetapi Aira hanya menjawab sekenanya. Ia tidak mau terlihat lemah, apalagi masih menyimpan cinta terhadap pria itu. Hanya saja, setelah mereka berdua menghabiskan beberapa gelas minuman, Aira mulai terbuka. Perlahan-lahan senyumnya kembali mengembang, bahkan gadis itu tak canggung untuk bersandar di bahu Ivan. Sebagai mantan kekasih, Ivan tahu persis bagaimana caranya membuat Aira luluh, dan hal itu mulai melemahkan pertahanan yang telah ia bangun.“Baby, apa kamu pernah berpikir untuk bersamaku lagi?” Ivan bertanya tiba-tiba, membuat jantung Aira berdegup lebih cepat. Apalagi, Ivan menatapnya dengan tatapan serius yang sulit diabaikan.Aira menghela napas, mencoba menutupi kebimba

    Last Updated : 2024-12-07

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Ayah yang Tampan

    Aira melangkah keluar dari mansion dengan tergesa, sengaja menyembunyikan matanya yang sembap di balik kacamata hitam. Pikirannya penuh dengan kecemasan, tetapi ia berusaha menjaga langkahnya tetap stabil, agar para pelayan tidak menaruh curiga. Namun, saat ia hampir mencapai halaman, jantungnya berdegup kencang. Ia melihat mobil ibunya, Nyonya Valerie, telah terparkir di sana. Aira pun mempercepat langkah, berharap bisa pergi sebelum sang ibu melihatnya."Aira, mau ke mana kamu?" panggil Nyonya Valerie.Aira berhenti sejenak, lalu menoleh dengan senyum yang dipaksakan. "Aku mendapat undangan ulang tahun dari teman, Ma. Aku hampir terlambat."Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, Aira masuk ke mobil dan menyalakan mesin dengan terburu-buru. Dari kaca spion, ia melihat ibunya mengernyit, tampak curiga dengan tingkahnya. Namun, ia mengabaikan hal itu, dan langsung mengemudikan mobilnya keluar dari gerbang mansion. Tak berselang lama, Aira tiba di apartemen Lili. Gadis itu sudah berdiri

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Mau Hancur Sendirian

    “Pergilah ke luar negeri, Diva, setidaknya sampai situasi benar-benar aman,” ucap Randy yang ikut merasa ketakutan. Diva mengernyit, menatap Randy penuh keraguan. "Pergi? Sekarang?""Semakin cepat, semakin baik! Kalau Toni sampai membuka mulut, kamu bisa ditangkap polisi.”Diva menghela napas panjang. Pikirannya berkecamuk. Pergi ke luar negeri mungkin pilihan terbaik, tetapi itu juga berarti ia harus meninggalkan semua yang ia miliki di sini, termasuk karier dan kehidupannya yang sudah nyaman. Tenggorokannya terasa kering. Ia mengepalkan tangan, berusaha meredam kegelisahan yang meluap-luap di dadanya. Beberapa saat kemudian, Diva mengangkat wajahnya, kedua matanya menyala penuh tekad. "Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum menemukan Kak Romeo,” pungkas Diva. Seringai tipis muncul di sudut bibirnya. “Aku sudah bertindak sejauh ini, Randy. Aku tidak akan menyerah terlalu cepat."Tanpa menunggu tanggapan dari asistennya, Diva segera menundukkan kepala dan menekan nomor ponsel seseor

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jatuh Cinta Berkali-kali

    Dada Romeo bergemuruh hebat, tangannya mencengkeram erat jemari Suri, seakan takut kenyataan ini hanyalah mimpi yang bisa lenyap kapan saja. Napasnya tersengal, dan sebaris senyum penuh haru perlahan merekah di bibirnya. Sementara matanya mulai terasa panas, digenangi air mata kebahagiaan yang sulit dibendung. "Apa...? K-kita punya anak kembar?" tanya Romeo terbata-bata. Setiap kata yang terucap mengandung guncangan emosional yang begitu dalam.Suri mengangguk sambil tersenyum di tengah air matanya. "Ya, Romeo... kita punya dua bayi, satu laki-laki dan satu perempuan. Nama mereka Jevandro dan Jeandra.”Romeo tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia menarik Suri ke dalam pelukan, seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Tangisnya pecah di pundak istrinya."Jadi, dugaanku benar... Saat aku koma, kamu tengah mengandung anak kita."Suri terkejut, dahinya mengernyit penuh tanda tanya. "Dari mana kamu tahu? Apa Yonas yang memberitahumu?"Romeo menggeleng, bibirnya membentuk senyum samar. "Tid

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mengurai Kesalahpahaman

    Suri tidak dapat menahan air matanya lagi. Perasaan haru dan syukur bercampur menjadi satu dalam dadanya, ketika mengetahui Romeo sudah bisa melihat.Tanpa banyak bicara, ia langsung merengkuh sang suami dalam pelukan erat, tubuhnya berguncang oleh tangis yang tak terbendung. Sambil menangis tersedu, Suri membenamkan wajahnya di bahu Romeo, merasakan kehangatan tubuhnya yang begitu nyata, begitu hidup. Selama ini, ia takut kehilangan Romeo, takut segalanya akan berakhir dalam perpisahan yang menyakitkan. Tak disangka, kini ia berada dalam dekapan Romeo, mendengar suara beratnya yang penuh kepastian.Romeo membalas pelukan itu, membiarkan Suri menangis di pelukannya. Ia mengusap lembut punggung sang istri, berusaha menenangkan tubuhnya yang gemetar. Setelah beberapa saat menyelami kehangatan yang indah, Romeo menyeringai kecil dan berkata dengan nada menggoda."Sayang, jangan terlalu erat. Dadaku masih nyeri, lenganku juga pegal karena terbentur tanah."Suri langsung terkejut dan mel

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Aku Mengenalimu, Sayang

    Di dalam ruang kerja yang sunyi, Suri menghela napas lega usai berhasil memompa ASI. Hasilnya, tiga botol kecil susu tersusun rapi di atas meja, siap untuk disimpan.Dengan hati-hati, Suri menyimpan kembali pompa ASI ke dalam tas, memastikan semuanya tetap bersih dan rapi. Rasa lelah sedikit menyergapnya, tetapi ada kepuasan tersendiri melihat stok ASI bertambah. Baju atasan yang ia kenakan telah basah, meninggalkan bercak yang cukup kentara di kainnya. Mau tak mau, Suri mengambil kemeja bersih yang sudah ia siapkan untuk berjaga-jaga. Begitu berganti pakaian, Suri merapikan rambutnya sejenak, lalu bersiap untuk keluar.Pelan-pelan, Suri membuka pintu ruang kerja, berhati-hati agar tidak menimbulkan suara berisik. Ia melangkah perlahan, hampir mengendap-endap, menuju dapur dengan tujuan menyimpan stok ASI ke dalam freezer. Matanya sesekali melirik ke sekeliling, memastikan bahwa Romeo tidak mendengar pergerakannya. Begitu sampai di dapur, Suri membuka pintu freezer dan menyimpan bot

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Harga Diri yang Hancur

    Di dalam kamar dengan pencahayaan redup, Aira duduk di atas kloset dengan wajah pucat. Tangannya sedikit gemetar saat ia membuka kemasan test pack yang sejak tadi ia pegang. Jemarinya yang dingin berusaha tetap stabil, dalam menggenggam alat kecil berwarna putih yang akan menentukan masa depannya. Ia mengumpulkan keberanian, lalu menampung urine di wadah kecil sebelum mencelupkan test pack ke dalamnya. Selama beberapa detik, Aira tidak bisa bernapas dengan normal. Ia merasa seperti menunggu vonis yang akan menentukan nasibnya. Satu detik. Dua detik. Lima detik. Aira menutup mata erat-erat, enggan melihat hasilnya. Ia berusaha meyakinkan diri bahwa ini hanya keterlambatan biasa, bahwa ia hanya terlalu stres belakangan ini. Namun, saat ia membuka mata, garis pertama muncul dengan cepat—tanda bahwa test pack berfungsi. Dan tak lama kemudian… Garis kedua muncul begitu saja. Dua garis merah yang sangat nyata, seakan-akan menertawakan hidupnya yang baru saja terjungkal dalam jura

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Rahasia yang Terungkap

    Meskipun jantungnya berdegup kencang, Suri berupaya menemukan alasan yang masuk akal sebelum Romeo mencurigai sesuatu. Beruntung, sebuah ide cemerlang melintas di benaknya pada waktu yang tepat."Ah... ini hanya keringat biasa, Tuan Romeo," katanya berusaha terdengar santai. "Saya kepanasan karena terlalu lama berdiri di bawah terik matahari. Setelah sampai di apartemen, saya akan langsung ganti baju.”Mendengar jawaban Suri, Romeo hanya menatap lurus ke depan tanpa mengatakan apa-apa. Suri pun menarik napas lega. Namun, ketenangan itu hanya berlangsung sebentar, karena Romeo tiba-tiba memberikan perintah kepada sopirnya."Berhenti di restoran sushi. Aku ingin makan sebelum ke apartemen." Panik mulai menjalari pikiran Suri. Jika ditunda lebih lama, mungkin ia tidak akan tahan menanggung rasa nyeri yang kian menyiksa. Ditambah lagi, bajunya yang semakin basah akan mengundang perhatian banyak orang.“Tuan Romeo, bagaimana kalau saya memesan sushi lewat layanan delivery? Lebih praktis d

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Insiden di Lokasi Proyek

    Mata Suri membelalak, seolah telinganya baru saja menangkap sesuatu yang tidak seharusnya. Ia tidak yakin apakah ia benar-benar mendengar atau hanya berhalusinasi, tetapi suara itu begitu jelas, begitu nyata. Romeo memanggilnya ‘Sayang’. Jantung Suri berdegup lebih cepat, seperti ingin berontak dari dalam dadanya. Jemarinya yang masih menggenggam lengan Romeo sedikit gemetar, tetapi ia berusaha menenangkan diri dengan berdehem."Tuan Romeo," panggil Suri terdengar ragu. "Apa yang baru saja Anda katakan?" Romeo menoleh dengan ekspresi datar seperti biasa. Ia bahkan tidak terlihat menyadari kegelisahan yang melanda Suri. Dengan nada polos, Romeo malah balik bertanya, "Memangnya aku mengatakan apa?" Suri mengernyit, mencoba mencari tanda-tanda bahwa Romeo sedang mempermainkannya. Namun, ekspresi pria itu tetap tenang, seolah ia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi. "Aku hanya meminta dukungan dan bantuan darimu supaya tidak gugup," lanjut Romeo ringan.Suri menatapny

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bantu Aku, Sayang

    Di kediaman keluarga Albantara, suasana terasa hening. Nyonya Valerie duduk dengan gelisah di sofa. Di tangannya, secangkir teh chamomile mengepul hangat, tetapi ia sama sekali tak berniat menyesapnya. Pintu utama terbuka, dan seorang pelayan masuk, membungkuk sopan sebelum mengumumkan kedatangan tamu. "Nyonya, Nona Diva telah tiba," katanya dengan nada hormat. Tak lama, Diva masuk sambil mengulum senyum, tetapi ada kilatan ambisi dalam sorot matanya. Wanita itu berjalan mendekati Nyonya Valerie, dan tanpa basa-basi langsung menanyakan tentang Romeo."Bagaimana hasilnya, Tante? Apakah detektif yang Tante sewa sudah menemukan Kak Romeo?" Nyonya Valerie menegakkan punggungnya, lalu menghela napas pelan. Ia meletakkan cangkir tehnya di atas meja kaca sebelum menjawab dengan nada datar. "Belum," jawabnya singkat. "Sepertinya Romeo belum meninggalkan tempat persembunyiannya. Tapi, dia akan keluar untuk mengurus pekerjaan. Saat itulah, detektif kita bisa menemukan jejak Romeo."

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status