Share

Tak Bisa Lari Dariku

Penulis: Risca Amelia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-04 16:18:14

Suasana di ruang makan keluarga Albantara tampak tenang, tetapi samar-samar ada ketegangan yang menyelinap. Jeandra dan Rakyan baru saja turun dari lantai atas. Dengan langkah ringan, kedua kakak beradik itu duduk di samping Suri dan Romeo.

Jeandra melirik sekeliling meja dan bertanya dengan nada heran, “Mama, Jevan belum turun?”

Suri, yang tengah menuangkan susu ke dalam cangkir Rakyan, mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis.

“Bukan belum turun, justru Jevan sudah pergi. Katanya mau jalan-jalan sebentar, lalu langsung ke kantor.”

“Benarkah, Ma?” tanya Jeandra terkejut, memastikan bahwa ia tidak salah dengar.

Rakyan ikut mengernyit, meletakkan sendoknya, dan menyandarkan punggung ke kursi.

“Mama yakin dia pergi ke kantor? Kak Jevan masih terguncang dan kondisi emosinya belum stabil. Seharusnya, dia tidak boleh pergi sendirian,” ujar Rakyan. Ada nada cemas yang tak bisa disembunyikan dari suaranya.

“Mama dan Papa tidak bisa mencegahnya,” ujar Suri pelan, jemarinya saling mengge
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Menyambut Terang yang Baru

    Tak berselang lama, Jevandro memanggil Mateo melalu interkom. Begitu asistennya itu masuk, Jevandro memberikan sebuah instruksi tegas, tanpa memalingkan wajahnya dari layar.“Mateo, batalkan rencana mencari detektif.”“Maaf, Tuan?” tanya Mateo hati-hati, seolah tak yakin akan perintah yang baru saja keluar.“Kemarilah, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu."Jevandro memutar laptopnya menghadap Mateo. Telunjuknya terangkat, menunjuk lurus ke arah foto yang masih terbuka di layar laptop. “Gadis itu yang kucari," katanya lirih, “dan, dia akan menjadi karyawan Verdant Group.”Mata Mateo ikut tertuju ke layar. Ia memandangi wajah yang sama—Serin Aurelia. Ia mengingat jelas bagaimana Jevandro menyelamatkan gadis itu di lobi kantor beberapa waktu lalu. Gadis yang buta, yang kini akan menjadi bagian dari perusahaan. Seketika Mateo mengangguk pelan. Namun, ada sesuatu yang terasa mengganggu benaknya—sorot mata Jevandro.Bukan hanya ketegasan yang ia lihat di sana, tetapi juga kobaran emosi y

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Langkah yang Baru

    Dara, yang sejak tadi setia di sisi Serin, segera menarik tubuh sahabatnya ke dalam pelukan. Pelukan yang erat, lembut, dan menenangkan—seolah menjadi jembatan antara kegelapan di masa lalu, dan terang yang sudah terbit di masa depan. “Serin, ini keajaiban,” bisik Dara dengan suara serak, menahan tangis.Serin tersenyum sambil mengangguk perlahan. Masih menatap kagum ke sekelilingnya, seperti seorang bayi yang baru pertama kali melihat dunia.Dokter pun mendekat, setelah memberi waktu sebentar bagi Serin untuk menenangkan diri. Dengan ketelitian profesional, ia mulai memeriksa kondisi kedua mata Serin secara menyeluruh.“Sekarang, saya akan memeriksa pupil dan reaksi mata terhadap cahaya,” ujar sang dokter sembari mengarahkan senternya. “Tolong tatap ke arah cahaya ini, lalu gerakkan matamu ke kiri, kanan, atas, dan bawah.”Serin mengikuti setiap instruksi yang diberikan kepadanya. Sang dokter memperhatikan dengan cermat bagaimana pupil Serin bereaksi, sekaligus memastikan tidak ada

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   CEO atau Penyihir

    Di balik gorden jendela apartemen yang terbuka separuh, Jeandra berdiri di hadapan cermin besar. Mata wanita itu menatap bayangan dirinya sendiri dengan tatapan penuh keyakinan. Hari yang mendebarkan akhirnya tiba. Hari di mana ia bukan lagi desainer ternama, Jeandra Albantara, melainkan seorang sekretaris baru yang memiliki misi tersembunyi.Untuk penampilan perdananya, Jeandra mengenakan blouse putih gading dengan kerah bulat, dan rok span abu-abu yang jatuh hingga selutut—gaya yang sopan, bersih, dan cenderung konservatif. Rambutnya yang sebelumnya cokelat terang kini telah berubah menjadi hitam legam. Kali ini, ia membiarkan rambut itu terurai menyentuh bahunya, dan dijepit sedikit di sisi kanan agar tetap rapi. Jeandra hanya mengenakan riasan tipis, dengan alas bedak ringan dan sedikit blush on yang menambahkan rona sehat. Namun, ada satu hal yang mencolok: bibirnya yang kini dilapisi lipstik merah mawar matte keluaran brand mewah —lipstik tanpa jejak, yang tak akan meninggalkan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Boleh Menikah

    Kenan mengerjap, seolah tidak mempercayai pendengarannya sendiri. Ia menatap Jeandra selama tiga detik penuh dengan bibir terkatup rapat. Sementara, Jeandra yang masih memegang gelang di tangan, melangkah mundur seperti sedang menghadapi makhluk gaib. Namun seketika, suasana berubah tegang saat suara berat Kenan memecah udara.“Jangan sentuh gelang-gelang itu!” serunya tajam, matanya menatap langsung ke arah tangan Jeandra.Refleks, karena terkejut dan gugup, Jeandra menjatuhkan gelang warna-warni yang sedari tadi ia pegang. Gelang itu jatuh berputar di udara, sebelum menggelinding dan mendarat dengan bunyi pelan di lantai marmer.“Ah, maaf—” gumam Jeandra panik.Kenan maju dengan cepat. Ia membungkuk hendak mengambil gelang tersebut, bersamaan dengan Jeandra yang juga ikut merunduk. Alhasil, dahi mereka saling bertubrukan dalam satu hentakan kecil yang tak terduga.Duk!“Aduh,” keluh Jeandra terpekik kaget.Keduanya mendongak bersamaan. Bukan hanya dahi mereka yang bertemu, tetapi t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tugas Pertama dari Bos Arogan

    Begitu ucapan itu meluncur dari mulut sang manajer HRD, kelopak mata Jeandra terbelalak lebar, seolah baru saja mendengar kabar bahwa bumi akan berhenti berputar. Ia menatap Pak Andika dengan sorot tak percaya. Dalam hatinya, genderang protes sudah ditabuh habis-habisan.Sekalipun ia belum memiliki rencana untuk menikah dalam waktu dekat—bahkan dalam lima tahun ke depan pun tidak —namun tetap saja, larangan seperti itu melanggar ranah privasi seseorang. Dengan kata lain, Pradipta Group telah mencampuri urusan pribadi pegawainya, dengan mengatasnamakan “kontrak kerja”.“Maaf, Pak, apakah saya tidak salah dengar tadi?” tanya Jeandra hati-hati, kembali duduk di kursi di hadapan meja kerja Pak Andika. “Larangan menikah? Bukankah itu melanggar hak pribadi seseorang?”Pak Andika tersenyum tenang, tetapi senyum itu justru membuat dada Jeandra terasa makin sesak. Ekspresinya seolah mengatakan, bahwa pekerjaan terkadang bisa lebih kejam daripada percintaan.“Bukankah tadi saya sudah menyuruh

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Karyawan Baru yang Dicari CEO

    Di sudut kota yang lain, seorang gadis muda bernama Serin sedang bersiap memulai babak baru dalam hidupnya. Udara pagi yang masih segar menyentuh kulit wajahnya, menyusup lembut ke balik rambutnya yang tersanggul rapi. Hatinya penuh semangat dan debar-debar kecil yang tak henti berdentang.Setelah bersiap, Serin keluar dari kos sembari menggandeng tangan kecil Tristan. Ia ingin mengantar sang keponakan ke sekolah, sebelum berangkat ke kantor Verdant Group.Dengan pelukan hangat dan bisikan semangat di telinga Tristan, Serin melepas bocah kecil itu ke dalam gerbang sekolah. Kemudian, ia melangkah ringan menuju pinggir jalan, menunggu ojek motor yang telah ia pesan sejak tadi.Tangan kiri Serin menggenggam map berisi berkas-berkas penting yang diminta oleh Bu Marisa —identitas, fotokopi ijazah, dan buku tabungan. Mengingat hari ini adalah hari pertamanya bekerja, ia sengaja berangkat lebih pagi. Bukan hanya tak ingin terlambat, melainkan karena adanya dorongan yang begitu kuat di dalam

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Panggil Dia Kemari

    Serin melangkah menyusuri koridor lantai tiga dengan hati-hati, penuh rasa ingin tahu. Setelah mengikuti petunjuk arah yang tertempel rapi di dinding, akhirnya ia tiba di depan sebuah pintu dengan papan nama bertuliskan “Ibu Marisa - Human Resource Development.”Serin menarik napas pelan, menenangkan degup jantungnya yang tak menentu, lalu mengetuk pintu tiga kali.“Masuk,” terdengar suara tegas dari dalam.Serin membuka pintu perlahan lalu melangkah dengan sopan. Begitu pandangan Bu Marisa terangkat dari berkas di meja, wanita itu sejenak tertegun. Matanya menyipit sedikit, seolah memastikan bahwa penglihatannya sendiri tidak menipunya. Serin berdiri di sana, dengan mata bening yang memancarkan cahaya kehidupan dan fokus yang begitu nyata.“Silakan duduk, Serin. Kamu bisa melihat saya?” tanya Bu Marisa, setengah tak percaya.Serin tersenyum lembut dan mengangguk. “Iya, Bu. Saya menjalani operasi transplantasi kornea. Ini berkas yang Ibu minta,” katanya sambil menyodorkan map berisi i

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tampan tetapi Menyeramkan

    Setelah meninggalkan kantin, Aura dan dua orang temannya bersiap untuk sesi pelatihan berikutnya. Mereka kembali menjalani serangkaian simulasi telepon. Serin belajar menjawab panggilan dengan suara yang profesional, mencatat keluhan fiktif dari "konsumen", hingga menyampaikan solusi sesuai dengan skrip yang telah disediakan. Tak terasa, waktu sudah merambat ke pukul empat sore. Matahari mulai condong ke barat, dan ruang kerja disinari oleh bias cahaya jingga yang mengintip dari balik jendela. Pelatihan pun mendekati babak akhir.Ketika akan mengakhiri sesi latihan, ponsel Citra yang tergeletak di atas meja bergetar, menarik perhatian semua orang di ruangan itu. Citra mengangkatnya dengan cepat dan menjauhkan sedikit dari keramaian. Suaranya terdengar berubah menjadi lebih formal.“Baik, Bu, akan saya sampaikan,” ujarnya sopan, lalu mematikan sambungan.Wajah Citra yang biasanya datar kini terlihat sedikit berbeda—seperti menyimpan sesuatu yang mengejutkan. Ia melangkah ke depan dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Bukan Untukmu, tapi Untuk Liora

    Begitu mendengar tuduhan kasar yang keluar dari mulut Zico, Serin sontak menggeleng, nyaris berteriak dalam kepanikan yang bercampur luka.“Aku bukan wanita simpanan siapapun, Kak Zico! Aku sekarang bekerja. Aku mencari nafkah sendiri, dan hidup dengan cara yang jujur.”Suara Serin gemetar, tetapi sorot matanya menyala dengan keberanian—sebuah keberanian yang ia pelajari dari malam-malam penuh air mata.Namun, Zico hanya mendengus pelan, seperti meremehkan keteguhan yang ditunjukkan Serin. Ia melangkah maju ke arah adik tirinya itu. Tangan kekarnya menjulur cepat, mencengkeram lengan Serin dengan kasar. Serin tersentak, matanya melebar panik.“Kamu kira mamaku akan percaya begitu saja pada kebohonganmu?" desis Zico tajam. “Aku akan memberitahu Mama tentang kamu yang tinggal di kos murahan. Tentang kamu yang bersama pria ini. Kamu akan menerima hukuman yang pantas, karena telah mencoreng nama baik keluarga!”Serin menggeleng kuat-kuat, tetapi genggaman Zico semakin erat dan menarikny

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Aku Harus Tahu Segalanya Tentangmu

    Dengan suara yang gemetar, Serin mulai berbicara, “Kak Liora,” katanya lirih, nyaris seperti berbisik kepada angin. “Nama saya Serin. Saya ... yang menerima sepasang kornea matamu.”Ia menunduk lebih dalam, pipinya basah oleh air mata, dan suaranya bergetar menahan emosi.“Saya tidak tahu … apakah saya pantas menerima pemberian ini. Tapi, saya ingin berterima kasih. Sangat... sangat berterima kasih,” isaknya lirih, “Dan saya juga meminta maaf. Maaf jika keberadaan saya menyakiti keluarga dan orang-orang yang mencintai Kak Liora."Jevandro memejamkan mata mendengar kata-kata itu. Tenggorokannya tercekat, tetapi ia belum bergerak dari tempatnya berdiri.Serin melanjutkan dengan suara pelan, seolah sedang berbicara kepada sahabat lama.“Saya tidak akan menyia-nyiakan pemberianmu ini, Kak. Saya akan menjaganya dengan baik, agar mata Kak Liora tidak pernah menyesal telah menatap lewat diri saya.”Jevandro akhirnya melangkah maju. Ia menarik lengan Serin, dan memaksa gadis itu untuk berdiri

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Haruskah Saya Melepasnya?

    Tiba-tiba saja seluruh tubuh Serin menggigil, seolah udara di ruangan mewah itu berubah menjadi es yang membekukan setiap helaan napasnya. Kata-kata yang baru saja meluncur dari bibir Jevandro terasa menghantam rongga dadanya, seperti badai yang menerjang tanpa aba-aba.Dugaannya ternyata benar. Nama yang disebut Dara, nama tunangan mendiang Liora, kini berdiri nyata di hadapannya. Jevandro Albantara ternyata adalah CEO dari Verdant Group, sosok yang memegang kendali atas perusahaan tempatnya bekerja. Pria berkuasa, dingin, dan saat ini menatap matanya dengan kemarahan yang nyaris meledak. Serin tidak pernah menyangka bahwa takdir membawanya sejauh ini. Ia yang hanya seorang gadis sederhana, yang baru saja mendapatkan kembali penglihatannya, kini berada di bawah tatapan penuh benci dari pria yang mencintai Liora.Tubuh Serin terasa ringan seperti hendak rubuh, sementara matanya mulai memanas, membiaskan pandangan. Tanpa bisa ditahan, cairan bening mulai menggenang di pelupuk, mencipt

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tampan tetapi Menyeramkan

    Setelah meninggalkan kantin, Aura dan dua orang temannya bersiap untuk sesi pelatihan berikutnya. Mereka kembali menjalani serangkaian simulasi telepon. Serin belajar menjawab panggilan dengan suara yang profesional, mencatat keluhan fiktif dari "konsumen", hingga menyampaikan solusi sesuai dengan skrip yang telah disediakan. Tak terasa, waktu sudah merambat ke pukul empat sore. Matahari mulai condong ke barat, dan ruang kerja disinari oleh bias cahaya jingga yang mengintip dari balik jendela. Pelatihan pun mendekati babak akhir.Ketika akan mengakhiri sesi latihan, ponsel Citra yang tergeletak di atas meja bergetar, menarik perhatian semua orang di ruangan itu. Citra mengangkatnya dengan cepat dan menjauhkan sedikit dari keramaian. Suaranya terdengar berubah menjadi lebih formal.“Baik, Bu, akan saya sampaikan,” ujarnya sopan, lalu mematikan sambungan.Wajah Citra yang biasanya datar kini terlihat sedikit berbeda—seperti menyimpan sesuatu yang mengejutkan. Ia melangkah ke depan dan

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Panggil Dia Kemari

    Serin melangkah menyusuri koridor lantai tiga dengan hati-hati, penuh rasa ingin tahu. Setelah mengikuti petunjuk arah yang tertempel rapi di dinding, akhirnya ia tiba di depan sebuah pintu dengan papan nama bertuliskan “Ibu Marisa - Human Resource Development.”Serin menarik napas pelan, menenangkan degup jantungnya yang tak menentu, lalu mengetuk pintu tiga kali.“Masuk,” terdengar suara tegas dari dalam.Serin membuka pintu perlahan lalu melangkah dengan sopan. Begitu pandangan Bu Marisa terangkat dari berkas di meja, wanita itu sejenak tertegun. Matanya menyipit sedikit, seolah memastikan bahwa penglihatannya sendiri tidak menipunya. Serin berdiri di sana, dengan mata bening yang memancarkan cahaya kehidupan dan fokus yang begitu nyata.“Silakan duduk, Serin. Kamu bisa melihat saya?” tanya Bu Marisa, setengah tak percaya.Serin tersenyum lembut dan mengangguk. “Iya, Bu. Saya menjalani operasi transplantasi kornea. Ini berkas yang Ibu minta,” katanya sambil menyodorkan map berisi i

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Karyawan Baru yang Dicari CEO

    Di sudut kota yang lain, seorang gadis muda bernama Serin sedang bersiap memulai babak baru dalam hidupnya. Udara pagi yang masih segar menyentuh kulit wajahnya, menyusup lembut ke balik rambutnya yang tersanggul rapi. Hatinya penuh semangat dan debar-debar kecil yang tak henti berdentang.Setelah bersiap, Serin keluar dari kos sembari menggandeng tangan kecil Tristan. Ia ingin mengantar sang keponakan ke sekolah, sebelum berangkat ke kantor Verdant Group.Dengan pelukan hangat dan bisikan semangat di telinga Tristan, Serin melepas bocah kecil itu ke dalam gerbang sekolah. Kemudian, ia melangkah ringan menuju pinggir jalan, menunggu ojek motor yang telah ia pesan sejak tadi.Tangan kiri Serin menggenggam map berisi berkas-berkas penting yang diminta oleh Bu Marisa —identitas, fotokopi ijazah, dan buku tabungan. Mengingat hari ini adalah hari pertamanya bekerja, ia sengaja berangkat lebih pagi. Bukan hanya tak ingin terlambat, melainkan karena adanya dorongan yang begitu kuat di dalam

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tugas Pertama dari Bos Arogan

    Begitu ucapan itu meluncur dari mulut sang manajer HRD, kelopak mata Jeandra terbelalak lebar, seolah baru saja mendengar kabar bahwa bumi akan berhenti berputar. Ia menatap Pak Andika dengan sorot tak percaya. Dalam hatinya, genderang protes sudah ditabuh habis-habisan.Sekalipun ia belum memiliki rencana untuk menikah dalam waktu dekat—bahkan dalam lima tahun ke depan pun tidak —namun tetap saja, larangan seperti itu melanggar ranah privasi seseorang. Dengan kata lain, Pradipta Group telah mencampuri urusan pribadi pegawainya, dengan mengatasnamakan “kontrak kerja”.“Maaf, Pak, apakah saya tidak salah dengar tadi?” tanya Jeandra hati-hati, kembali duduk di kursi di hadapan meja kerja Pak Andika. “Larangan menikah? Bukankah itu melanggar hak pribadi seseorang?”Pak Andika tersenyum tenang, tetapi senyum itu justru membuat dada Jeandra terasa makin sesak. Ekspresinya seolah mengatakan, bahwa pekerjaan terkadang bisa lebih kejam daripada percintaan.“Bukankah tadi saya sudah menyuruh

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Boleh Menikah

    Kenan mengerjap, seolah tidak mempercayai pendengarannya sendiri. Ia menatap Jeandra selama tiga detik penuh dengan bibir terkatup rapat. Sementara, Jeandra yang masih memegang gelang di tangan, melangkah mundur seperti sedang menghadapi makhluk gaib. Namun seketika, suasana berubah tegang saat suara berat Kenan memecah udara.“Jangan sentuh gelang-gelang itu!” serunya tajam, matanya menatap langsung ke arah tangan Jeandra.Refleks, karena terkejut dan gugup, Jeandra menjatuhkan gelang warna-warni yang sedari tadi ia pegang. Gelang itu jatuh berputar di udara, sebelum menggelinding dan mendarat dengan bunyi pelan di lantai marmer.“Ah, maaf—” gumam Jeandra panik.Kenan maju dengan cepat. Ia membungkuk hendak mengambil gelang tersebut, bersamaan dengan Jeandra yang juga ikut merunduk. Alhasil, dahi mereka saling bertubrukan dalam satu hentakan kecil yang tak terduga.Duk!“Aduh,” keluh Jeandra terpekik kaget.Keduanya mendongak bersamaan. Bukan hanya dahi mereka yang bertemu, tetapi t

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   CEO atau Penyihir

    Di balik gorden jendela apartemen yang terbuka separuh, Jeandra berdiri di hadapan cermin besar. Mata wanita itu menatap bayangan dirinya sendiri dengan tatapan penuh keyakinan. Hari yang mendebarkan akhirnya tiba. Hari di mana ia bukan lagi desainer ternama, Jeandra Albantara, melainkan seorang sekretaris baru yang memiliki misi tersembunyi.Untuk penampilan perdananya, Jeandra mengenakan blouse putih gading dengan kerah bulat, dan rok span abu-abu yang jatuh hingga selutut—gaya yang sopan, bersih, dan cenderung konservatif. Rambutnya yang sebelumnya cokelat terang kini telah berubah menjadi hitam legam. Kali ini, ia membiarkan rambut itu terurai menyentuh bahunya, dan dijepit sedikit di sisi kanan agar tetap rapi. Jeandra hanya mengenakan riasan tipis, dengan alas bedak ringan dan sedikit blush on yang menambahkan rona sehat. Namun, ada satu hal yang mencolok: bibirnya yang kini dilapisi lipstik merah mawar matte keluaran brand mewah —lipstik tanpa jejak, yang tak akan meninggalkan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status