Share

Ayah yang Tampan

Auteur: Risca Amelia
last update Dernière mise à jour: 2025-03-03 18:21:29

Aira melangkah keluar dari mansion dengan tergesa, sengaja menyembunyikan matanya yang sembap di balik kacamata hitam. Pikirannya penuh dengan kecemasan, tetapi ia berusaha menjaga langkahnya tetap stabil, agar para pelayan tidak menaruh curiga.

Namun, saat ia hampir mencapai halaman, jantungnya berdegup kencang. Ia melihat mobil ibunya, Nyonya Valerie, telah terparkir di sana. Aira pun mempercepat langkah, berharap bisa pergi sebelum sang ibu melihatnya.

"Aira, mau ke mana kamu?" panggil Nyonya Valerie.

Aira berhenti sejenak, lalu menoleh dengan senyum yang dipaksakan.

"Aku mendapat undangan ulang tahun dari teman, Ma. Aku hampir terlambat."

Tanpa menunggu reaksi lebih lanjut, Aira masuk ke mobil dan menyalakan mesin dengan terburu-buru. Dari kaca spion, ia melihat ibunya mengernyit, tampak curiga dengan tingkahnya. Namun, ia mengabaikan hal itu, dan langsung mengemudikan mobilnya keluar dari gerbang mansion.

Tak berselang lama, Aira tiba di apartemen Lili. Gadis itu sudah berdiri
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (4)
goodnovel comment avatar
Sitii Mutmainnah Taufik
plisss jangan ada lg yg merusak kbahagiaan mreka please ... btw aira mending km ke rumah suri aja suri pasti akan mlindungi km
goodnovel comment avatar
Nessa Ness
bukan waktunya penjahat menang...biarkn kebahagiaan selanjutnya lanjut thoor...
goodnovel comment avatar
Risca Amelia
Nggak pisah lagi kok, Kak.
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Keluarga Kecil yang Bahagia

    Ketika sopir pribadi Romeo tiba, ia segera turun dari mobil dan membukakan pintu belakang dengan penuh hormat. Romeo menghela napas, merasakan dadanya berdebar tak karuan. Namun, saat jemari Suri menggenggam tangannya, mengalir kehangatan yang begitu menenangkan. Tanpa banyak bicara, mereka berdua masuk ke mobil. Begitu kendaraan beroda empat itu mulai melaju, Romeo merasakan kegugupan semakin menjalar. Lelaki itu mengusap tengkuknya, lalu menatap ke luar jendela, pikirannya melayang jauh.Suri yang memperhatikan bahasa tubuh Romeo, lantas menggenggam tangan sang suami yang mengepal di atas pahanya."Sayang," panggil Suri lirih. "Kenapa tegang sekali?"Terdengar helaan napas berat dari Romeo, sebelum ia menoleh ke arah Suri."Bertemu dengan kedua anak kita, rasanya seperti saat aku hendak menyatakan cinta padamu," katanya, setengah tertawa, setengah mendesah."Jadi, kamu seperti anak muda yang baru jatuh cinta?" goda Suri, matanya berbinar geli.Romeo mengangguk, lalu meremas jemari S

    Dernière mise à jour : 2025-03-04
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kamu, Pahlawanku

    Setelah memastikan bahwa ketiga 'bayinya' telah tertidur pulas, Suri menghela napas lembut. Dua bayi kecilnya, Jevandro dan Jeandra, berbaring nyaman di box bayi mereka. Sementara satu bayi besar lainnya, yang tidak lain adalah sang suami, Romeo, terlelap di sampingnya. Suri tersenyum kecil, mengamati wajah ketiganya secara bergantian. Ada kemiripan yang begitu jelas di antara mereka—garis rahang, hidung mancung, bahkan ekspresi damai saat terlelap.Senyum Suri semakin merekah, hatinya terasa penuh dengan kebahagiaan. Mereka bertiga adalah hartanya yang paling berharga saat ini, sumber dari segala cinta dan kebahagiaan yang ia miliki.Jika ini hanya mimpi, ia tidak ingin bangun lagi.Lelah yang menggelayuti tubuh akhirnya menyeret Suri ke dalam tidur. Entah berapa lama ia terlelap di sisi Romeo, sampai ia merasa sesuatu yang hangat dan basah di lehernya. Kelopak mata Suri pun bergerak, sebelum terbuka perlahan. Ia terkejut melihat Romeo yang sedang menyurukkan wajah di lekuk leherny

    Dernière mise à jour : 2025-03-05
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Ancaman di balik Kegelapan

    Tatapan Romeo bertemu dengan Suri, seolah mereka berbagi pikiran yang sama. Tak ingin mengganggu istrinya yang mungkin mendapat kabar serupa, Romeo memilih keluar dari kamar. Pria itu menutup pintu dengan hati-hati, agar tidak membangunkan bayi-bayi mereka. Suri menarik napas dalam-dalam, kemudian tanpa ragu, ia menekan tombol jawab. "Halo, Om Josua.”"Maaf mengganggu istirahatmu, Suri," suara Tuan Josua terdengar di ujung sana. "Aku ingin menyampaikan kabar penting."Jantung Suri berdegup lebih cepat. Ia merasakan firasat buruk menyelimuti pikirannya. "Tidak apa-apa, Om. Ada apa?" tanyanya, berusaha menjaga ketenangan walau telapak tangannya mulai berkeringat. "Barusan aku mendapat konfirmasi dari pihak kepolisian. Pelaku utama yang menabrak Romeo sudah tertangkap. Dia dibawa kembali ke kota Velmora untuk menjalani proses hukum.""Siapa dia?" tanya Suri sembari mencengkeram ponselnya erat-erat."Namanya Toni. Ia seorang kriminal bayaran yang sebelumnya memiliki catatan kejahat

    Dernière mise à jour : 2025-03-05
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kejutan Bertubi-tubi untuk Nyonya Valerie

    Dalam tidurnya, Aira bermimpi. Ia berdiri di tengah padang rumput luas yang luas, angin bertiup lembut mengibarkan helaian rambutnya. Namun, ada sesuatu yang aneh. Langit di atasnya gelap, jauh lebih gelap dari seharusnya. Dalam kesunyian, ia mendengar suara lirih. "Mama.…”Suara lembut itu terdengar samar, seolah datang dari kejauhan. Aira menoleh, mencari asal suara itu. Dan di sana, berdiri seorang anak kecil perempuan.Anak itu menatapnya dengan mata bulat besar, wajahnya tidak jelas, tetapi Aira bisa merasakan tatapan penuh kesedihan darinya. "Kenapa, Ma? Kenapa Mama membenci aku?"Aira terperangah. Dadanya terasa sesak. Ia mencoba berjalan mendekat, tetapi setiap langkah yang ia ambil justru membuat anak itu semakin jauh. “Tunggu, Mama tidak membencimu ... Mama hanya…," Aira berbisik, air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan. Dan kemudian, dalam hitungan detik, seluruh dunia di sekelilingnya runtuh, jatuh ke dalam kehampaan. Aira tersentak bangun. Dadanya naik turun den

    Dernière mise à jour : 2025-03-06
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Perempuan Mandul

    Ruangan itu mendadak terasa sunyi di tengah percakapan yang belum tuntas. Tatapan tajam kedua polisi yang berdiri di ambang pintu, membuat jantung Nyonya Valerie berdegup lebih cepat. Perasaan tidak nyaman menjalari seluruh tubuhnya, seperti firasat buruk yang menggantung di udara. “Kami datang untuk menanyakan keberadaan Diva Adinda,” ulang salah satu polisi dengan nada serius. Nyonya Valerie mengerutkan dahi. “Ada apa dengan Diva?” Salah satu polisi menatapnya dengan ekspresi datar. “Saudari Diva telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tabrak lari terhadap Romeo Albantara.” Wajah Nyonya Valerie menegang. Matanya membelalak lebar, mulutnya sedikit terbuka tetapi tidak ada suara yang keluar. Ia sampai harus berpegangan pada dinding untuk menjaga keseimbangan tubuhnya.“I-ini tidak masuk akal,” lirih Nyonya Valerie hampir berbisik. Ia menggelengkan kepala, napasnya tercekat di tenggorokan. “Apa Anda tidak salah menyebut nama? Diva tidak mungkin melakukan hal seperti itu

    Dernière mise à jour : 2025-03-06
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tidak Akan Lengah Melindungi Mereka

    Di rumah Suri dan Romeo, suasana pagi itu dipenuhi kesibukan. Para bodyguard berlalu lalang, mengawasi setiap sudut dengan penuh kewaspadaan. Sopir Romeo telah datang lebih awal, membawa satu mobil tambahan yang sarat dengan perlengkapan bayi—tempat tidur bayi, kotak mainan, stroller, serta koper-koper besar berisi pakaian. Mereka sudah memutuskan untuk pindah ke apartemen Romeo —tempat yang lebih aman, dengan penjagaan ketat.Suri berdiri di tengah ruang tamu. Matanya mengikuti pergerakan para pekerja yang sibuk membereskan barang-barangnya. Romeo, yang sedari tadi juga mengawasi, sesekali membantu, memastikan semuanya terkemas dengan rapi. Dengan penuh kehati-hatian, Suri menggendong Jeandra, membenamkan wajah sesaat di rambut lembut bayi perempuannya sebelum melangkah menuju mobil. Di sisi lain, Romeo mengambil Jevandro dari baby sitter dan menggendongnya dengan penuh kasih sayang. “Sudah siap?” tanya Romeo, menatap istrinya penuh perhatian. Suri mengangguk, matanya menyiratka

    Dernière mise à jour : 2025-03-07
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Kagum Pada Kebaikan Hatimu

    Romeo masih berdiri di dekat jendela, pikirannya melayang jauh. Hatinya terasa berat sejak menerima kabar dari Yonas. Entah mengapa bayangan wajah Aira yang tergolek lemah di rumah sakit terus mengganggu benaknya. Sementara itu, Suri masih duduk bersandar pada kepala ranjang sambil menyusui bayi kembarnya. Suara isapan kecil terdengar jelas di antara keheningan kamar. Ia sesekali membelai kepala kedua buah hatinya dengan penuh kasih sayang. Namun, Suri bisa merasakan bahwa sang suami tengah mencemaskan sesuatu. Tatapannya pun beralih, memperhatikan Romeo yang tampak gelisah. “Sayang, ada apa?"Suara Suri yang lembut membuat Romeo tersentak dari lamunan. Pria itu menekan bibirnya sebelum melangkah mendekati ranjang. Sorot matanya terlihat sendu, menyiratkan kesedihan yang tertahan. "Aira… sekarang berada di rumah sakit. Kondisinya kritis karena mengalami pendarahan," tutur Romeo lirih.Suri menghentikan gerakan jemarinya yang semula mengelus punggung Jeandra. Matanya melebar, det

    Dernière mise à jour : 2025-03-07
  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Murka - Dia Tidak akan Lolos

    Romeo melangkah tergesa-gesa memasuki rumah sakit. Begitu melewati pintu utama, tatapannya langsung menyapu ruangan, mencari bagian informasi. "Permisi," suaranya terdengar tegas meski diselubungi ketegangan. "Saya mencari pasien atas nama Aira Albantara." Resepsionis, seorang wanita muda dengan seragam putih, segera meneliti layar komputer di hadapannya. Jemarinya bergerak cepat di atas keyboard, sebelum akhirnya ia mengangkat kepala. “Pasien Aira Albantara sedang menjalani operasi di lantai tiga. Anda bisa menuju ke sana dengan lift di sebelah kanan.” Tanpa menunggu lebih lama, Romeo segera berbalik, melangkah lebar menuju lift. Jemarinya menekan tombol dengan gerakan cepat, lalu ia masuk begitu pintu logam itu terbuka. Hatinya semakin berdebar, pikirannya dipenuhi berbagai kemungkinan.Saat angka di panel menunjukkan lantai tiga, pintu terbuka, dan ia bergegas melangkah keluar. Pandangannya segera menangkap sosok yang amat ia kenal. Di depan ruang operasi, nampak sang ibu

    Dernière mise à jour : 2025-03-08

Latest chapter

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tiga Anak Kesayangan

    Langkah-langkah ringan terdengar menuruni tangga spiral di tengah mansion. Suri, mengenakan gaun rumah dan syal tipis di bahunya, turun dengan anggun sambil menoleh ke arah dapur. Ada sedikit garis khawatir di ujung matanya—sebuah kebiasaan yang tak bisa dihapuskan oleh waktu, terlebih saat menyangkut anak-anaknya.“Tini, makan malamnya sudah siap?” tanya Suri kepada salah satu pelayan. “Iya, Nyonya. Tinggal disajikan,” jawab sang pelayan sambil membungkuk sopan.Suri mengangguk, lalu mengarahkan pandangannya ke ruang kerja untuk mencari keberadaan Romeo.“Sayang, ayo makan malam dulu!”Pintu ruang kerja terbuka. Romeo menoleh dan membalas, “Baik, Sayang. Kami segera ke sana.”Ia pun berdiri dan menepuk bahu Jevandro ringan. “Ayo, Nak. Waktunya makan malam.”Jevandro bangkit, masih dalam diam, tetapi wajahnya tampak lebih ringan daripada saat ia datang tadi.Ketika mereka keluar dari ruang kerja, pandangan Suri jatuh pada sosok putra sulungnya. Wajah itu kini tumbuh menjadi dewasa, t

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tiga Anak Kesayangan

    Langkah-langkah ringan terdengar menuruni tangga spiral di tengah mansion. Suri, mengenakan gaun rumah dan syal tipis di bahunya, turun dengan anggun sambil menoleh ke arah dapur. Ada sedikit garis khawatir di ujung matanya—sebuah kebiasaan yang tak bisa dihapuskan oleh waktu, terlebih saat menyangkut anak-anaknya.“Tini, makan malamnya sudah siap?” tanya Suri kepada salah satu pelayan. “Iya, Nyonya. Tinggal disajikan,” jawab sang pelayan sambil membungkuk sopan.Suri mengangguk, lalu mengarahkan pandangannya ke ruang kerja untuk mencari keberadaan Romeo.“Sayang, ayo makan malam dulu!”Pintu ruang kerja terbuka. Romeo menoleh dan membalas, “Baik, Sayang. Kami segera ke sana.”Ia pun berdiri dan menepuk bahu Jevandro ringan. “Ayo, Nak. Waktunya makan malam.”Jevandro bangkit, masih dalam diam, tetapi wajahnya tampak lebih ringan daripada saat ia datang tadi.Ketika mereka keluar dari ruang kerja, pandangan Suri jatuh pada sosok putra sulungnya. Wajah itu kini tumbuh menjadi dewasa, t

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Jangan Ulangi Kesalahan Papa!

    Selesai melakukan tugasnya, Jeandra segera menarik tangannya, seolah takut berada terlalu lama dalam lingkar keintiman yang tidak ia harapkan. Ia melangkah mundur, menghindari tatapan Kenan yang kini telah berbalik dan mulai mengenakan kembali kaos polo putihnya.“Saya tidak mau makan malam bersama Bapak,” tolak Jeandra tegas. “Saya lebih suka makan sendiri.”Kenan menatapnya sebentar, wajahnya tak menunjukkan perubahan apa pun. Pria itu hanya mengangguk, nyaris tanpa emosi. “Baiklah,” sahutnya ringan. "Kalau begitu, saya pulang sekarang.”Kenan menenteng tasnya, lalu menoleh sejenak sebelum melangkah ke pintu. “Jangan lupa, besok masuk kantor seperti biasa. Kamu tetap sekretaris saya, dan besok ada meeting penting. Datanglah tepat waktu.”“Ya, ya,” jawab Jeandra malas, mengibaskan tangannya tanpa menoleh.Dengan cepat, ia berjalan mendahului Kenan ke depan pintu apartemen. Sesampainya di sana, Jeandra berdiri dengan punggung lurus dan kepala sedikit menoleh ke samping. Tanpa ragu,

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Suami Istri Sungguhan

    Kenan lantas duduk bersandar di sofa empuk ruang tengah apartemen Jeandra, seolah ruangan itu telah lama menjadi miliknya. Cahaya temaram lampu gantung menciptakan siluet tegas di wajah tampannya yang selalu tenang dan sulit ditebak. Matanya menatap Jeandra sekilas, sebelum merogoh tas kerja kulit hitam yang ia bawa sejak tadi.Dengan gerakan terukur, Kenan mengeluarkan map dokumen berwarna gading lalu meletakkan di atas meja kaca di hadapannya.“Ini,” ucapnya seraya mendorong map itu ke arah Jeandra. “Draft perjanjian dari pengacara saya. Kami sudah berdiskusi cukup panjang tadi siang.”Jeandra menatap benda itu dengan kening berkerut, enggan menyentuhnya.“Dalam perjanjian ini,” lanjut Kenan tenang, “disepakati bahwa pernikahan kita akan tetap dijalankan selama enam bulan ke depan, demi menjaga nama baik keluarga saya, dan nama baik kamu juga. Setelah itu, saya akan memberimu satu milyar sebagai kompensasi perceraian.”Jeandra membelalak. “Enam bulan?” Sorot matanya menatap Kenan se

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Saya adalah Suamimu

    Langit nampak cerah ketika Jeandra tiba di butiknya, setelah hampir satu minggu tak menampakkan diri. Kedatangannya disambut dengan wajah-wajah penuh rindu dari para staf dan asistennya. Wangi lembut bunga peony yang menjadi ciri khas interior butik itu menguar di udara, memberikan rasa tenteram yang sudah lama tidak ia rasakan. Untuk sejenak, Jeandra merasa seperti pulang ke rumah kedua.“Bu Jeandra! Akhirnya datang juga,” seru Clara, asistennya yang setia, sembari menghampiri dengan antusias. Pegawai-pegawai lain ikut menyapa dan beberapa bahkan secara spontan memberikan pelukan ringan. “Kami pikir Anda tidak akan kembali dalam waktu dekat,” tambahnya dengan senyum lebar.Jeandra tertawa kecil. “Aku rindu tempat ini, tapi belum bisa datang setiap hari. Masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan di luar."Suasana hangat itu mendadak bertambah ramai, saat seorang wanita melangkah keluar dari ruang rias. Ia adalah Melina Pertiwi, calon pengantin dari keluarga pengusaha ternama yang s

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Tanpa Rasa

    Meski sempat nyaris menolak dengan halus, Serin akhirnya menganggukkan kepala ketika Suri kembali mengajaknya makan siang. Ia mengikuti langkah Suri dan Jeandra menuju ruang makan keluarga dengan ragu-ragu. Kesadaran bahwa dirinya sedang berdiri di ambang perubahan besar—membuat hatinya berdebar.Selama makan siang, Serin lebih banyak menunduk dan menyentuh makanan di piringnya tanpa benar-benar mengecap rasanya. Namun, suasana akrab di meja makan membuat dada Serin terasa hangat. Sudah lama sekali ia tak merasakan atmosfer kekeluargaan seperti ini—sejak kepergian kedua orangtuanya.Terlebih, keramahan Jeandra yang sering menyelipkan obrolan ringan, serta perhatian halus dari Suri membuat Serin mulai merasa diterima, walau ia masih takut untuk terlalu banyak bicara. Ia lebih suka mendengar, mencatat dalam benaknya bagaimana sebuah keluarga yang sesungguhnya saling berinteraksi.Selesai makan siang, Serin kembali berdiri dengan sopan, lalu membungkukkan tubuh sedikit.“Terima kasih ban

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Sandiwara Dalam Cinta

    Mendengar pengakuan dari bibir Serin, Jeandra nyaris tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Tatapan gadis itu memang tampak tulus, tetapi Jeandra mampu membaca lebih dalam dari sekadar kilau bening di bola mata seseorang. Ada yang disembunyikan, ada rasa yang terlalu ganjil untuk sekadar disebut cinta dalam waktu sesingkat itu. Dengan gerakan spontan, Jeandra memutar tubuh Serin agar menghadap ke arahnya. Kedua tangan Jeandra memegang bahu ramping Serin dengan kehangatan yang menguatkan, seperti seorang kakak yang sedang mencoba memahami keputusan adiknya.“Tatap mataku, Serin,” tukas Jeandra. “Jawab aku dengan jujur… apakah kamu sungguh-sungguh mencintai Jevan? Atau, kamu mengatakan semua ini atas suruhan seseorang?”Serin terdiam beberapa detik. Matanya membeku dalam kecamuk batin yang tak terucap. Di hadapannya, Jeandra menanti dengan penuh kesungguhan, seolah tak rela satu keping kebohongan pun bersembunyi.Serin tahu, Jeandra menuduhnya menyembunyikan kebenaran.

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Mulai Jatuh Cinta

    Kalimat menenangkan yang diucapkan oleh Suri dan Romeo membuat suasana di ruangan itu terasa berbeda. Serin tak lagi merasa berada di ruang penghakiman, melainkan berada di tempat di mana ia bebas bersuara —tanpa prasangka, tanpa syarat.Sembari menggigit bibirnya, Serin mengangguk perlahan. Suara lirihnya keluar seperti bisikan dari jiwa yang selama ini terkunci rapat.“Terima kasih… telah menerima saya di sini.”Tak berselang lama, pelayan datang untuk menyajikan minuman, membuat keheningan sejenak mengendap di antara mereka. Suri menyesap teh di hadapannya, seakan ingin memberi jeda sebelum pertanyaan berikutnya dilontarkan.Tatapannya yang lembut terarah kembali menyentuh wajah Serin, mencoba menyelami rahasia yang tersimpan di balik sorot mata gadis itu.Pada akhirnya, Suri mulai mengajukan pertanyaan yang sejak semalam mengganjal di hatinya.“Serin,” panggilnya tenang. “Benarkah sekarang kamu bekerja sebagai karyawan magang di bagian call center?” “Iya, Tante, sebelumnya saya m

  • Nyonya, Tuan Presdir Jatuh Cinta Lagi Padamu!   Butuh Kejujuranmu

    Serin menunduk dalam-dalam. Air matanya hampir menetes, tetapi ia segera menahannya. Ia harus kuat. Ia tidak boleh gentar. Karena satu langkah saja yang salah, maka bukan hanya pekerjaannya yang akan lenyap, tapi juga martabat yang selama ini ia pertahankan dengan segenap tenaga.Seiring roda mobil yang menggesek halus permukaan aspal, denting waktu seakan melambat di telinga Serin. Keringat dingin mulai menggenang di dahinya, membasahi kulit tipis yang pucat pasi. Telapak tangannya lembap, menggigil oleh gugup yang tak mampu ia redam. Bola matanya menatap kosong ke jendela yang menampilkan dunia asing—megah dan berkelas—yang terasa begitu jauh dari kehidupannya sehari-hari. Ia tidak tahu di mana letak mansion keluarga Albantara. Bahkan, membayangkan wujudnya pun ia tidak berani.Namun satu hal yang ia yakini, rumah itu pasti tidak seperti rumah—melainkan seperti istana para raja.Serin memejamkan mata sejenak, bagaikan seorang tawanan yang hendak dibawa menuju ruang sidang. Ia tak

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status