Setelah belasan jam kemudian, Grace tiba di bandara Negara Marla.Mungkin Antony menerima informasi dari neneknya, saat Grace membawa koper keluar dari bandara, Antony sudah menunggunya."Nyonya, kamu pasti sangat di sepanjang jalan."Antony berkata dengan sopan, "Pak William kurang sehat, jadi seda
Pilih makan dan enggan turun tangan sendiri, Grace tidak akan memanjakannya.William terkejut dan seketika tidak tahu apa yang harus dikatakan.Tentu saja dia bukan suruh Grace melayaninya. Dia hanya ingin memastikan bahwa Grace masih perhatian padanya.Namun, dia tidak sangka bahwa Grace yang dulu
Grace terasa sakit, juga sangat marah.Meskipun William sedang sakit, Grace juga tidak mampu melawannya.Ditambah dengan saat ini William seperti merasa terpukul. Pelukannya membuat Grace terasa seperti tulangnya akan patah. Bibirnya juga terasa kebas.Grace sangat jelas bahwa tiada untung bagi diri
Grace ingin menyingkirkan tangannya, tetapi tak berhasil dan membentak, "Kalau begitu, apa sekarang kamu boleh melepaskanku?""Nggak boleh." William memeluknya secara paksa, lalu menempelkan dagu pada rambut Grace. Suara William menjadi makin lemah. "Aku deman dan sangat sengsara. Kamu bantu menurun
Nada bicara Grace yang sedang melampiaskan amarah membuat William menyunggingkan ekspresi berwaspada.William mengangkat alis mata. "Apa kamu mau membunuh suami?"Grace seketika mencurigai apakah William sedang pura-pura bingung. Jika tidak, bagaimana mungkin pikirannya masih begitu jernih pada saat
Antony sontak tertegun saat melihat William dan Grace berpelukan dengan mesra.Namun, detik berikutnya dia segera menyadari dan mendongakkan kepala. "Ssh, sepertinya adalah seekor nyamuk masuk ke mataku, jadi aku nggak bisa melihat apa pun. Mungkin dokter itu masih belum pergi jauh, Pak William, aku
Grace memilih sebuah mal yang terkenal di Negara Marla.Di sini benar-benar surga belanja. Berbagai macam merek produk mewah serba lengkap. Grace merasa pusing saat melihatnya.Dia memilih beberapa gaun, sepatu dan tas yang sedang tren. Saat teringat Jessy suka produk perawatan kulit, dia memilih du
Grace baru mengerti bahwa Reza bilang mengejarnya ke sini bukanlah bercanda, setidaknya bukan seperti itu bagi Mia."Tuan Muda Reza, kamu mau membuat Nona Mia benci padaku, 'kan?" Grace berkata tanpa daya. Kalau begini terus, cepat atau lambat dia akan dicelakai oleh Reza!Reza menyadari pikirannya,