"Hai, Esme. Lama kita tak berjumpa. Bagaimana kabarmu dan keluarga Richero?" sapa Emilia berpura-pura ramah dan sok tidak tahu apa yang terjadi siang tadi atas Tuan Arnold.Esmeralda tersenyum palsu lalu menjawab, "Hai juga, Emmy. Maaf sekian lama baru sempat menjengukmu di sini. Hari ini terjadi kecelakaan naas, mobil Rolls Royce antik milik papa terjun dari jembatan jalan tol menuju Brookside!" Dia pun berair mata dan mulai memainkan sandiwara yang menyedihkan. Dokter Jeffrey Norton menepuk-nepuk punggung Esmeralda, dia juga mengulurkan sapu tangan untuk mengeringkan air mata kekasihnya. Sepintas tatapan matanya memperhatikan Emilia yang tak dapat menyembunyikan senyum iblisnya. Dia puas berhasil mencelakakan Tuan Arnold.Kamera CCTV dan perekam pembicaraan di ruang besuk narapidana wanita aktif terpasang. Itu yang mereka butuhkan sebagai sumber barang bukti menambah vonis hukuman Emilia Pilscher.Emilia berkomentar dengan wajah simpatik, "Aku turut prihatin mendengar kabar buruk i
"Papa, ada hal penting yang ingin dibicarakan oleh Jeff!" seru Esmeralda ketika memasuki ruang keluarga. Tuan Arnold Richero sedang menonton berita di televisi stasiun lokal yang membahas mengenai kecelakaan tadi siang di Wild Flower Bridge. Bruce, sopir pribadinya ditemukan tak bernyawa karena kehabisan oksigen pasca mobil terjun dan tenggelam di sungai. Mobil Rolls Royce tahun 2010 itu diderek keluar dari sungai dengan susah payah hingga petang ini."Ohh, duduklah kalian. Apa yang ingin dibicarakan oleh Jeff?" sambut Tuan Arnold tanpa menebak bahwa putrinya akan dilamar secara mendadak.Dokter Jeffrey Norton berusaha mengendalikan perasaan gugup dalam dirinya. Rasanya seperti menghadap dosen penguji thesis S2 dulu. "Selamat malam, Sir. Izinkan saya untuk meminang putri Anda, Esmeralda. Kami menjalin hubungan spesial belakangan ini dan saya sudah menunda cukup lama sampai kami merasa nyaman satu sama lain. Kesimpulan saya adalah Esmeralda cocok dijadikan sebagai pendamping hidup say
"John, mantan suamiku belum tewas dalam kecelakaan mobil itu. Bisakah kau menolongku sekali lagi?" bujuk Emilia Pilscher saat menemui sang penguasa bawah tanah penjara federal di Kansas City itu.Pria bercambang tipis itu berdecak malas lalu menjawab, "Maaf, Emmy. Aku tak ingin melibatkan diri dalam urusanmu yang berbahaya. Menghilangkan nyawa orang itu berat hukumannya bila ketahuan. Setiap sudut kota ada kamera CCTV yang dipasang pemerintah. Anak buahku pastinya juga akan terdeteksi pergerakannya setelah usaha mereka kemarin gagal melenyapkan Arnold Richero!"Emilia beringsut memeluk John lalu berbicara dengan nada sedih. "Apa kau tak bisa menyewa pembunuh bayaran profesional saja dari pada menyuruh anak buahmu, Darling?" "Astaga, Emmy. Dengar ya, tadinya kupikir kau ini wanita baik-baik yang dijebak hingga masuk penjara. Nyatanya pikiranmu itu keji persis seperti layaknya seorang narapidana kasus pembunuhan atau konspirasi pembunuhan. Tidak. Aku tak mau!" John bangkit dari bangku
Emilia menjalankan rencananya untuk memikat John Barlow, dia menanggalkan seragam oranye tahanan penjara dan berganti dengan lingerie merah maroon berenda semi transparan. Dia keluar dari kamar mandi lalu menemui John."Whoa ... kejutan yang menakjubkan, Emmy!" desah kagum John saat dia melihat wanita itu melenggak-lenggok menggodanya.Mudah bagi Emilia yang memang seorang jalang tulen membangkitkan gairah kaum Adam, dia duduk di paha kekar berbulu lebat milik John Barlow sembari bergelanyut manja dengan tatapan sayu. "Apa yang kau tunggu, Darling? Aku siap untuk melayanimu!" ucapnya lalu mengecupi jakun pria itu."Ough ... kau menyiksaku dengan bertingkah binal, Emmy!" John membanting tubuh ramping beraroma wangi lembut itu hingga terlentang di atas ranjang. Lututnya melebarkan paha Emilia agar terbuka untuk serangan ganas berikutnya."Akhh ... John, kau membuatku tak berdaya!" pekik Emilia bernada manja yang membuat gangster berbadan bak beruang Grizzly itu lebih menginginkannya. Se
"Selamat atas rencana pernikahan kalian, Esme. Jadi lusa keluarga Jeff akan menemui papa?" ucap Celia ketika makan siang di kantor presdir bersama kakaknya.Esmeralda tersenyum tipis. "Terima kasih, Celia. Iya, nenek, bibi, paman, dan mama Jeff akan membicarakan tanggal pernikahan kami. Dia bilang tak ada gunanya menunda-nunda acara itu karena banyak hal yang terjadi belakangan ini. Oya, kau sudah membaca surat kaleng yang ditujukan kepadamu, Celia?" ujarnya sembari mengunyah menu diet sehat yang disiapkan chef kediaman Richero."Aku sudah membacanya sepulang dari DC kemarin, kurasa itu pengirimnya adalah Emilia. Di kehidupan sehari-hari aku tak banyak berinteraksi dengan orang luar. Yang memusuhiku hanya dia. Apa kau juga mendapat surat kaleng darinya?" jawab Celia santai sambil menikmati masakan yang dikirim Morgan dari salah satu restoran miliknya di Kansas."Ya, aku menerimanya pagi sebelum insiden kecelakaan mobil papa. Malang sekali nasib Bruce, istrinya menjanda karena ulah ora
"BLAMM!" Pintu kamar tidur Celia dan Morgan tertutup rapat dengan punggung Celia menempel di daun pintu. Morgan melepas setelan jasnya dengan terburu-buru seolah dia tak mampu lagi menahan gairah yang meletup-letup untuk menyentuh Celia. Bibirnya melumat ganas permukaan kenyal merah muda milik istrinya hingga bengkak. Namun, Celia tak peduli, dia sama bernapsunya seperti Morgan. Keperkasaan suaminya menggesek-gesek bagian bawah perut Celia, menggodanya hingga dia nyaris gila."Akhh ... bawa aku ke ranjang, Hubby!" desah Celia yang sudah setengah telanjang. Pakaian kantornya berserakan di lantai karena dilucuti oleh Morgan.Morgan meraup tubuh ramping itu ke gendongannya sembari menatap ke dalam mata bermanik ungu bak permata Amethys. "Your wish is my command, Wifey!" jawabnya dengan suara maskulin yang membuat detak jantung Celia memukul-mukul hebat di dalam rongga dadanya.Tubuh Celia direbahkan perlahan di tengah tempat tidur dan bra dengan kait di bagian depan itu dibuka dalam sek
"Ohh ... sudah kuduga pasti yang menukangi dapur restoran ini seorang chef handal sekaliber dirimu, Chef Raymond Luther!" seru Morgan ketika teman lamanya di akademi kuliner muncul menyapa ke meja mereka. Dia bertukar pelukan khas pria dan tertawa gembira."Long time no see, Chef Morgan 'Handsome' Bradburry! Jadi ini istrimu?" sambut Chef Raymond Luther yang tak kalah ganteng dengan Morgan. Pria itu berambut gondrong sebahu warna hitam pekat dengan mata berwarna biru terang mirip Morgan. "Yeah, ini Celia Richero, istriku. Dan itu Esmeralda, kakak iparku bersama calon suaminya, Dokter Jeffrey Norton. Jadi kau bekerja di sini atau restoran ini memang milikmu, Ray?" tanya Morgan setelah memperkenalkan rekan semejanya."Duduklah, kita mengobrol sebentar. Jadi ini restoran milikku yang baru sekitar delapan bulan berdiri di Kansas City. Tadinya aku bekerja di dapur hotel bintang lima di New York. Jam kerjanya gila dan setelah modalku cukup sampai kontrak kerjaku berakhir, aku pulang ke Kan
"Nona Esme, Anda tampak memukau. Pasti calon mertua Anda akan setuju menikahkan putranya denganmu!" puji make up artist yang dipanggil ke kediaman Richero pagi-pagi sekali untuk merias Esmeralda."Terima kasih, Madam Malique. Berkat bantuan tangan ajaib Anda, penampilanku jadi luar biasa!" balas Esmeralda rendah hati. Sepasang mata hijau zamrud warisan genetik mendiang Viona Sherrington itu nampak berbinar-binar indah di bawah naungan sederet bulu mata lentik.Dari ambang pintu kamar kakaknya, Celia memandangi dengan takjub. Dia berseru, "You're stunning, Esme!" Kemudian dia menghampiri Esmeralda di kursi rias yang menghadap ke cermin lebar. "Jam berapa keluarga Norton akan datang ke rumah kita?" tanya Celia. Dia sebenarnya telah bersiap-siap berangkat ke kantor seusai sarapan sebentar lagi."Kata Jeff pukul 10.00, dia sedang menunggu keluarga Norton di bandara karena mereka berangkat dengan pesawat penerbangan pertama dari Indianapolis. Apa nanti kau bisa pulang makan siang di rumah,
"Laut Aegea di bawah sana begitu biru, Jeff. Aku tak sabar untuk segera menginjakkan kakiku ke Bandara Thira!" seru Esmeralda sembari memandangi lautan dengan sebentuk daratan yang tak lain adalah negara Yunani.Jeffrey Norton ikut tersenyum senang mendengar antusiasme Esmeralda. Mereka memang melewatkan Italia dan langsung terbang ke Santorini, Yunani. Dia tidak keberatan asalkan istrinya bahagia. "Aku sudah melakukan reservasi villa mewah yang pemandangan kamarnya langsung ke Kaldera dan Laut Aegea, Esme. Kau pasti sangat menyukainya!" ujar Jeff. Esmeralda mengangguk-angguk penuh semangat. Booklet wisata di Santorini yang dia miliki di kamarnya di kediaman Richero kini bisa didatangi bersama pria istimewa yang tercinta. Tak sampai setengah jam pesawat Ryan Air yang mereka tumpangi mendarat dengan mulus di landasan Bandara Thira. Pramugari memberi arahan untuk penumpang turun satu per satu dengan tertib. Jeff mengambil koper bersama Esmeralda di kargo pengambilan barang penumpang
"Taman bunga Keukenhoff ini sangat luas, Jeff. Apa dulu kau sering berkunjung ke mari?" tanya Esmeralda sembari berjalan-jalan di antara rumpun bunga tulip beraneka warna. Memang tidak semua tanaman berbunga karena bukan musim semi saat ini."Tidak sering, aku banyak berada di Swiss dibanding berkunjung ke Belanda!" jawab Jeffrey Norton. Dia berjongkok lalu memetik beberapa tangkai bunga tulip berwarna ungu yang menurutnya tidak biasa ditemui. Dia mengikat beberapa bunga hasil perburuannya lalu menyerahkan ke Esmeralda sembari berlutut, "Untuk Ratuku yang paling mempesona!" Esmeralda tersenyum dengan rona merah muda di wajahnya. "Terima kasih, Jeff. Kau pria yang sangat manis! Bunga tulip ungu baru sekali aku melihatnya, apa benar boleh dipetik?" ujarnya."Taman bunga ini salah satu taman terluas di dunia. Tidak masalah bila memetik beberapa tangkai bunga nasional Belanda ini, Darling. Ayo kita lanjutkan jalan-jalannya!" ajak Jeff, dia menghirup udara segar di pagi hari menjelang sia
"Hello, Celia. Apa sudah siap pulang ke rumah?" Morgan melangkah masuk ke ruang kerja istrinya. Di luar kaca jendela ruangan vice CEO, langit mulai gelap.Celia merapikan barang pribadinya ke tas kerja lalu bangkit dari kursi. Dia menerima pelukan dan ciuman Morgan. "Hai, Hubby. Iya, hari yang melelahkan!" jawabnya lalu melangkah meninggalkan ruangan kantor menuju lift sembari menggandeng lengan suaminya.Karena Celia tidak menyinggung tentang acara memasak live show tadi pagi, Morgan lega. Dia lalu berbicara di dalam lift yang melaju turun, "Baby, kalau kita diminta dalam satu frame acara live show cooking, apa kamu bersedia?" Awalnya Celia mengerutkan keningnya, dia seolah-olah tak percaya lalu bertanya, "Apa kamu serius atau sekadar bercanda, Morgan?" "Serius, produser acara stasiun TV K-Star tadi meminta langsung kepadaku untuk mengajak serta kamu dalam acara memasak yang biasanya!" jawab Morgan lalu melangkah keluar di lantai lobi ketika lift terbuka pintunya."Baiklah, kenapa
"Pagi ini kita kedatangan tamu yaitu Annabella Stewart, please welcome!" seru Morgan sebagai host acara memasak di stasiun TV lokal K-Star. Seorang penyanyi asal Kansas City yang sedang naik daun dan lagu-lagunya menjadi top hits playlist radio itu memasuki studio sembari melambaikan tangan. Wanita berusia 27 tahun itu berjabat tangan dengan Chef Morgan dan mengecup pipi pria tampan bermata biru tersebut.Sedikit terkejut, tetapi Morgan berusaha menanggapi dengan biasa saja. "Jadi di kesempatan kali ini Bella akan menemaniku memasak Salmon Creamy Sauce with Potatoes and Asparagus dengan karbohidrat berupa Spagetti Aglio Olio. Mari kita mulai saja!" tutur Morgan memandu acara memasak yang menjadi top rating live show beberapa minggu terakhir ini di Kansas.Annabella pun menyahut, "Apa yang bisa saya bantu, Chef Morgan yang tampan?" "Apa kamu bisa memotong batang keras asparagus ini, Bella?" tanya Morgan mencoba memberi tugas yang menurutny mudah."Okay, akan kulakukan!" sahut Annabel
Seusai sarapan pagi di ruang makan yang hidangannya disiapkan oleh koki pegawai villa tersebut. Jeff dan Esmeralda memanggil taksi untuk mengantarkan mereka ke Chateau de Chillon. Obyek wisata bersejarah di Swiss yang berupa kastil bangsawan dengan tiga periode kepemilikan. Yang pertama adalah era Savoy pada abad 12 sampai 16 dengan kepemimpinan Counts of Savoy. Disusul era Bernese dan Vaudois.Pemandangan langsung di tepi Danau Jenewa membuat wisatawan yang mencari ketenangan dan melakukan refreshing menikmati kunjungan ke kastil kuno tersebut. Lokasinya yang berada di antara jalur menuju Pegunungan Alpen menjadikan tempat itu sayang untuk dilewatkan.Jeff membantu Esmeralda menapaki tangga batu melingkar di Chateau de Chillon. Ada banyak ruangan yang menyiratkan kejayaan era bangsawan dan menara tinggi di sudut-sudut kastil. Penjara bekas peninggalan Savoy pun masih bisa dilihat. Dari jendela menara tinggi yang terbuka, mereka memandangi Danau Jenewa yang terbentang luas dan latar b
"Tahukan apa alasan aku memilih villa ini dari pada hotel bintang lima di Jenewa sebagai tempat menginap kita, Darling?" tanya Jeff sembari membuka jendela kaca besar berbingkai kayu mahoni di samping jacuzzi yang sedang diisi air panas.Esmeralda menghampiri suaminya dan melihat pemandangan di luar jendela itu. Dia terkesiap takjub lalu tersenyum kepada Jeff. "Aku rasa karena kita bisa melihat langsung keindahan Danau Jenewa dengan latar belakang kastil tua di seberangnya itu. Apa tebakanku benar, Hubby?" jawabnya."Tepat sekali! Istriku memang cerdas. Iya, kuharap kau akan suka, ditambah jacuzzi ini sengaja diletakkan di sisi jendela agar tamu yang berendam bisa menikmati panorama indah itu dalam suasana santai atau ... romantis!" timpal Jeff. Dia menurunkan kerah longgar gaun selutut berbahan ringan yang dikenakan Esmeralda hingga terjatuh ke lantai lalu membenamkan kepala di antara bukit kembar istrinya."Aakh ... Jeff, kau pria yang sangat romantis. Mmhh ... airnya!" Esmeralda me
Derap kaki kuda menjelajah area perkebunan Lavaux di Zurich, Swiss. Esmeralda yang duduk di pelana kuda dan dipeluk dari belakang oleh Jeffrey Norton merasa aman. Dia baru satu kali mengendarai kuda, berbeda dengan Celia yang memang atlet tunggang serasi di kampus dulu. "Kuharap kau bisa rileks, Esme. Nanti bagian punggungmu sakit kalau tegang!" ujar Jeff seraya menarik tali kekang kuda putih yang mereka tunggangi.Esmeralda tertawa kering seraya menjawab, "Maklum saja, Hubby. Aku belum terbiasa berkuda. Jadi apa kau dan Morgan ketika remaja sering berkuda di sepanjang sungai Missouri?""Yeah ... Morgan sangat jago berkuda. Dia selalu berhasil mengalahkanku ketika kami balapan dengan kuda apa pun!" sahut Jeff terkenang masa remajanya dahulu. Esmeralda pun terkikik lalu menyeletuk, "Kurasa Morgan sangat jago, dia menunggangi Celia sampai hamil triplet sekaligus!"Jeff pun meledak dalam tawa. "Ahh ... nampaknya kau benar sekali, Esme. Kita tak boleh kalah dari mereka ya!" tukasnya lal
Mobil tahanan yang mengangkut Emilia berhenti di depan pintu penjara federal Kansas City, Missouri. Wanita berseragam oranye itu digelandang masuk menuju ke selnya. Lily dan Anne segera bergegas menghampiri Emilia. Kemudian mereka mendudukkan rekan satu sel yang terkenal namanya di penjara wanita karena hubungan spesialnya dengan John Barlow itu ke tepi tempat tidur. "Bagaimana hasil persidanganmu, Emmy?" tanya Lily tak sabar.Emilia mengendikkan bahu tak bersemangat. "Belum dibacakan vonisnya oleh hakim tadi, tapi sepertinya aku akan mendekam di sini lebih lama lagi!" jawabnya sendu.Dari tempat tidurnya, Zelda tertawa sendirian. Dia berkata, "Nikmati saja masa-masa kejayaanmu sebagai ratu penjara bersama Don Barlow, Emmy. Bukankah dia memenuhi segala keinginanmu termasuk kebutuhan biologis dan perawatan kecantikanmu yang mahal itu?" Memang yang dikatakan Zelda sesuai kenyataan. Akan tetapi, Emilia tersinggung seolah-olah Zelda menjadikannya sebagai lelucon dan tertawa di atas pen
"Emilia Pilscher, ada panggilan persidangan banding dari pihak penuntut yaitu Mister Arnold Richero di pengadilan negara bagian Kansas!" ujar sipir penjara wanita di depan jeruji sel tahanan.Wajah Emilia mendadak pucat pasi, dia tak menyangka gertakan Esmeralda akan seserius ini akibatnya. Dia pun menjawab sopan, "Baik. Atas dasar apa, Ma'am? Lalu kapan saya harus menghadiri persidangan banding itu?" "Maaf, aku tidak tahu detail isi gugatannya. Namun, jadwal akan diselenggarakan sidang memang sudah ada. Besok pagi kau harus menghadirinya dikawal oleh petugas kepolisian dengan mobil narapidana!" tutur Officer Valerie Brown. Wanita berkulit hitam itu lalu bergegas meninggalkan sel tahanan Emilia.Zelda dan kedua rekan Emilia lainnya cukup syok karena sidang banding untuk memperberat hukuman jarang dilakukan. Namun, masa tahanan setengah tahun yang diterima Emilia memang terkesan ringan bagi narapidana mana pun. "Apa suamimu tidak ingin kau cepat bebas dari penjara, Emmy?" tanya Lily