Share

Disekap

Penulis: Wafa Farha
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-16 19:49:42

Heru berpikir sejenak, ada baiknya mereka diizinkan beristirahat di sini saja. Toh mereka hanya meminta satu malam dan dia tidak akan keluar kamar.

"Tempatkan mereka di kamar samping!"

"Baik, Tuan."

"Satu lagi, jangan beritahu siapa pun kalau aku ada di sini."

"Beres, Tuan. Itu mah Mamang juga mengerti."

Mang Juned turun ke lantai bawah, kemudian menemui tamunya di teras.

"Maaf lama, kata Juragan saya kalian boleh nginep tapi hanya satu malam."

"Makasih, Pak. Tidak apa-apa satu malam karena besok kami akan melanjutkan perjalanan ke atas,"kata Aldi.

"Mari, lewat sini." Mang Juned mendahului mereka berjalan ke arah samping villa.

Aldi dan teman-tema nya saling pandang karena ternyata mereka tidak diizinkan masuk ke dalam villa utama.

Akhirnya mereka pasrah hanya bisa masuk bagian samping villa.

"Kalau ada apa-apa, Mamang di sana, ya. Ketuk saja pintunya." Mang Juned menunjuk pintu yang menjadi penghubung bagi

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Noda di Seragam Putriku    Ulah Helen

    "Helen? Maksud kamu apa?" jawab suara di seberang telepon yang ternyata adalah Rani."Jadi, kamu mau mengelak?" Helen terdengar sewot."Bukannya mengelak, tapi kamu harus tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi.""Tidak penting!" jawab Helen ketus."Kakak kamu di penjara itu karena perbuatannya, ia pantas mendapatkannya.""Kenapa kamu sebagai istrinya tidak mau membela suami sendiri? Malah menggugat cerai dan ninggalin suami yang sedang kesusahan di penjara. Istri macam apa?""Apa pantas suami seperti kakakmu itu dipertahankan? Aku kira semua wanita yang berperan sebagai ibu akan memilih anaknya daripada suaminya bejad seperti Heru." Rani tidak bisa tinggal diam ia terus-terusan disudutkan oleh Helen.Tapi bukan Helen namanya kalau dia menyerah begitu saja."Ya, karena kesalahan terbesar kakakku adalah menikahi kamu.""Dan kesalahan terbesarku adalah jika aku bertahan dengan kakakmu."Setelah berkata seperti itu Ran

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Noda di Seragam Putriku    Nasib di Tangan Pengacara

    "Helen!?" seru Rani."Kaget ya, kenapa aku bisa sampai di sini? Bukan hal sulit bagiku untuk menemukanmu. Aku hanya ingin menunjukkan surat gugatan ini padamu. Jadi bersiaplah, Rani!""Surat gugatan!!" Rani kaget begitu pun dengan yang lain."Iya, apa aku perlu mengulanginya?""Gugatan apa? Apa tidak salah kamu yang menggugat?" Rani merasa heran kenapa malah Helen yang menggugat dirinya."Sepertinya justru yang salah adalah otakmu, Rani. Mas Heru harus tersiksa di penjara sementara kamu enak-enakan di rumah dengan pria lain." Helen menatap sinis ke arah Aji."Jangan sembarangan bicara!" Aji yang tadi diam saja, tak tahan akhirnya ikut berbicara."Tidak usah membela diri, karena itu kenyataanya," cibir Helen."Rani sudah resmi bercerai dengan Heru, jadi di bebas menentukan pilihan lain." Aji geram terhadap adiknya Heru itu."Oh, jadi sekarang aku mengerti apa alasannya kamu menggugat cerai kakakku. Karena pria ini 'kan?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Noda di Seragam Putriku    Pertemuan

    "Aku bisa sendiri, Bun. Enggak apa-apa, kok." Laila merengek seperti anak kecil sambil memegangi tangan Rani."Enggak, pokoknya enggak boleh sendirian. Bunda harus ikut!" Rani juga tetap bersikukuh.Pagi itu Laila ingin menemui Aris di penjara, dan tidak ingin ditemani Rani. Tentu saja ibunya itu tidak tega membiarkan anaknya pergi sendirian.Posisi mereka yang sedang dalam masalah, juga khawatir kalau ada anak buah Heru yang mengintai. Bagaimana kalau Laila dicelakai atau diculik.Selain itu juga kehadiran wartawan yang bisa ada di mana saja dan menyerang secara tiba-tiba dengan berbagai pertanyaan.Membayangkan itu Rani jadi khawatir membiarkan Laila pergi sendiri."Nanti setelah ketemu Aris sebentar, Bunda nunggu di luar biar kamu leluasa ngobrol sama Aris. Bunda janji, yang penting kamu enggak berangkat sendirian." Rani menebak kenapa Laila bersikeras ingin berangkat menemui Aris sendirian, mungkin karena tidak ingin terganggu."Y

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Noda di Seragam Putriku    Penemuan Mayat (Menuju Ending)

    "Alhamdulillah," ucap Laila sambil memeluk Rani.Tangis gadis itu pecah setelah mendengar putusan pengadilan bahwa Aris dinyatakan bebas setelah melalui tiga kali persidangan.Semua ini tidak lepas dari campur tangan Papanya Fanno. Aris dan Laila sangat berterima kasih kepada keluarga Fanno."Gue enggak tahu bagaimana caranya berterima kasih sama lu dan keluarga lu." Aris berganti memeluk Fanno."Santai aja, Bro. Gue lihat lu akur sama istri lu aja, gue udah seneng banget." Fanno menepuk punggung sahabatnya itu."Sampaikan terima kasih gue juga buat Papa lu, ya.""Siap, Papa juga minta maaf enggak bisa hadir di persidangan terakhir lu karena lagi sibuk.""Enggak apa-apa, bantuan beliau sudah lebih dari sekedar hadir di sini."Bersama Laila dan keluarganya, Aris akan pulang ke rumah Fanno. Sepasang mata berkaca-kaca di sudut ruang sidang. Ajeng hadir di persidangan terakhir anak laki-lakinya itu secara diam-diam."Kita te

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Noda di Seragam Putriku    Salah Sasaran

    Ajeng memeluk anak dan menantunya bergantian sambil mengucap maaf berulang kali. Papa hanya menyaksikan sambil mengucap syukur tiada henti karena akhirnya istrinya sadar bahwa tidak ada yang salah tentang perasaan Aris dan Laila.Semua ini tidak lepas dari campur tangan Fanno. Pemuda itu yang semula mendekati Lintang untuk tujuan mengembalikan Aris pada keluarganya ternyata berhasil mempengaruhi Lintang. Gadis itu luluh dan berubah pikiran lalu bersama ayahnya yang memang sudah bisa menerima mereka lebih dulu berhasil juga membujuk Rani.Meski pada akhirnya Fanno malah jatuh cinta beneran pada Lintang dan dia sendiri terjebak di tengah keluarga Aris.Pemuda itu pasrah karena mungkin dengan cara inilah Tuhan mempertemukan cintanya."Mama sangat senang kalian akhirnya kembali. Jangan pergi lagi, ya. Mama mohon, Mama minta maaf."Aris berpandangan dengan Laila, mereka ragu menyampaikan satu hal pada Mamanya, melihat Ajeng sangat bahagia kelihatannya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Noda di Seragam Putriku    Balasan yang Setimpal

    "Aaahh... !! Siapa kamu?!" Terdengar teriakan Heru disusul oleh jeritan Helen."Mas Heru?! Jadi ini Mas Heru? Maafkan aku, Mas. Aku kira Aji."Beberapa orang polisi masuk sambil menodongkan senjata ke arah kakak beradik itu.Helen berjongkok disamping Heru yang terkulai lemas bersimbah darah. Sementara tangan kanan wanita itu masih memegang pisau."Jangan bergerak!" perintah salah satu polisi yang memegang senjata.Helen menoleh dengan tangan gemetar."Aku tidak sengaja melakukannya. Dia kakakku, mana mungkin aku melukainya." Helen mencoba membela diri ketika dua orang polisi mendekatinya."Nanti bisa dijelaskan di kantor, Nona!""Lepaskan aku! Aku tidak salah! Mereka yang salah sudah menculik dan menyekap kakakku!" Helen berontak ketika tangannya diborgol.Sementara tubuh Heru segera diamankan dan tak lama kemudian datang ambulance yang segera membawanya ke rumah sakit terdekat.Fanno dan Aris juga Ardian menyaks

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Noda di Seragam Putriku    Ending

    nding"Sah!" ucap para saksi serempak."Alhamdulillah," gumam Laila sambil menoleh ke arah Rani.Hari ini, setelah menunggu masa iddah Rani selesai ditambah lagi persiapan beberapa minggu, akhirnya Aji resmi menghalalkan wanita itu untuk yang kedua kalinya.Akad nikah dilaksanakan di rumah Papanya Fanno yang selama ini menjadi kediaman Rani. Tidak banyak yang hadir sore itu, hanya kerabat dekat saja dan acara pun dilaksanakan sangat sederhana."Selamat, ya, Bun. Mungkin saat ini akulah orang yang paling bahagia." Laila memeluk Rani dengan kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan."Makasih, sayang." Rani balas memeluk anaknya.Laila kemudian beralih menghampiri Aji."Alhamdulillah, akhirnya cucu kalian akan lahir dengan kakek dan nenek yang lengkap." Laila mengusap perutnya yang sudah terlihat agak besar.Bulan ini sudah genap 6 bulan kandungan Laila. Aris tersenyum sambil ikut mengusap perut istrinya, m

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16
  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 1: Istriku Sayang

    "Laila, sayang! Cepetan dong. Aku sudah telat nih," teriak Aris dari dalam kamar sambil menggendong Ariel yang kini sudah 1 tahun lebih 4 bulan. Pria itu mendongak ke luar kamar."Iya, bentar, Kak. Sedikit lagi, nih," jawab Laila dari arah dapur."Ada apa, sih, pagi-pagi teriak-teriak?" Ajeng datang dari arah kamarnya."Aris sudah telat pergi ke kampus, Ma. Aril enggak ada yang jagain.""Loh, Laila kemana?" Ajeng mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar."Di dapur, lagi nyiapin bekal buat aku," jawab Aris cengengesan."Ya sabar dulu, dong. Sini , anak gantengnya main sama Oma dulu ya. Papa kamu itu udah punya junior juga masih teriak-teriak kaya anak SD," omel Ajeng sambil mengambil alih Ariel dari gendongan Aris.Sejak tahu kalau Ariel adalah cucu kandungnya, Ajeng makin sayang pada bocah menggemaskan itu. Waktu luangnya dia gunakan untuk memanjakan Ariel.Ajeng membawa cucunya keluar dari kamar, meninggalkan Aris yang segera

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-16

Bab terbaru

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 20: Terakhir

    Acara lamaran Lintang berlangsung sangat khidmat. Senyum tak lepas dari bibir gadis itu. Akhirnya pemuda yang selama hampir tiga tahun dekat dengannya ini, membuktikan keseriusannya.Begitu juga dengan Aris, kedua sahabat ini pernah berkelakar bahwa mereka akan jadi sodara ipar. Fanno berkali-kali pernah menawarkan diri untuk jadi adik ipar sahabatnya ini.Ternyata benar, ucapan itu adalah doa, maka ucapkanlah yang baik-baik agar menjadi doa yang baik-baik pula.Selesai acara lamaran, semua yang hadir menyantap hidangan yang telah disediakan oleh Ajeng.Fanno mendekati sahabat sekaligus calon Abangnya itu."Gimana kerjaan lu?""Sopan dikit kek, sekarang gue udah jadi calon Abang lu. Masa masih manggil seperti itu?" Aris protes."Oke, Bang, gue ralat. Gimana sekarang kerjaan lu, Bang?""Tetap aja, ya, tapi gapapa lah gue maklum.""Lagian, begitu aja jadi masalah. Pertanyaan gue kagak dijawab juga.""Lu kepo aja uru

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 19: Menuju Akhir

    Ekstra Part 19Menuju AkhirAris berusaha untuk menikmati pekerjaannya sebagai tukang cuci mobil. Meski bayaran yang dia terima tidak sebanyak ketika bekerja di kantor Papanya David. Tetap saja ia syukuri.Dua hari sudah waktu yang David janjikan untuk membawa Zara kepada keluarga Aris. Tapi belum ada tanda-tanda pria itu akan menepati janjinya."Gue cuma mau ngingetin, ini sudah hampir 2 x 24 jam, Dav," kata Aris lewat sambungan telepon."Gue usahain nanti malam, Ris.""Bener, ya?""Bener. Entar gue kirim alamatnya.""Lu datang ke rumah gue saja.""Enggak bisa, Ris. Lu tahu Zara seperti apa? Ini juga gue enggak yakin.""Lah, gue pikir udah deal.""Tadi 'kan gue bilang mau usahain.""Oke, gue tunggu kabar selanjutnya."Aris memutus sambungan telepon. Ia berharap David bisa membuktikan ucapannya.***Selepas magrib David mengirimkan alamat pad

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 18: Klarifikasi

    Malam itu juga Aris pergi ke rumah David. Tidak sulit baginya untuk menemukan alamat orang kaya dan terkenal seperti keluarga David.Sebelumnya Aris mengirim pesan terlebih dahulu pada pria berambut klimis itu kalau dia sedang dalam perjalanan ke rumahnya.[Gue lagi di luar, Ris. Besok aja, ya, kita ketemu di kantor.]David beralasan.[Tanggung gue udah di jalan. Enggak apa-apa kalau lu enggak ada, gue ketemu Bokap lu aja.]Tulis Aris sambil tersenyum.[Oke, gue balik. Lu tunggu gue, jangan ngadu macem-macem sama bokap gue!]Aris tersenyum membaca balasan dari David. Pria itu ternyata sangat sayang dengan jabatannya, sehingga dia sangat takut kehilangan.Ternyata Aris sampai terlebih dahulu dari tuan rumah. Dia menunggu di dekat pos satpam. Kata Pak satpam barusan, David belum sampai ke rumah.Berselang lima belas menit, mobil David memasukkan pintu gerbang. Ia langsung mengajak Aris masuk melalui pintu samping dan duduk

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 17: Fitnah

    "Mama tidak menyangka kamu tega mencoreng muka Mama dan Papa. Memberikan kesan buruk pada keluarga kita, Ris. Maksudnya apa ini?" Ajeng mengetuk-ngetuk layar ponselnya."Itu fitnah, Ma. Aris dijebak, Mama tahu 'kan wanita itu yang mengacau di acara wisudaku beberapa bulan ke belakang.""Iya, Mama tahu. Tapi ini tidak bisa dikatakan fitnah. Sedangkan jelas orang di dalam poto ini adalah kamu. Mama tidak bisa membayangkan kalau Papa sampai tahu." Ajeng merasa terpukul.Lagipula, Aris tak habis pikir, dari mana wanita itu mendapat nomor Ajeng."Aku bisa jelaskan, Ma.""Apa lagi yang mau dijelaskan? Semuanya sudah jelas, kamu tidak bisa beralasan." Ajeng berpaling."Adegan dalam poto ini rekayasa, Ma.""Tidak mungkin, kamu tidak bisa membodohi Mama. Kalau kamu tidak mau harusnya berontak dan menolak. Dari segi mana itu dibilang rekayasa. Atau kamu mau bilang itu adegan poto untuk kepentingan komersial? Kalaupun ia, Mama tidak setuju!"

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 16

    Selama perjalanan menuju rumah sakit, Laila maupun Aris tidak banyak bicara. Keduanya bingung harus bersikap, secara dari semalam Laila masih belum bersikap manis pada suaminya.Aris ingin segera menunjukkan video itu pada Laila. Tapi sepertinya waktunya tidak tepat jika sekarang.Laila pun tak tahu harus bagaimana memulai untuk minta maaf pada Aris. Ia merasa canggung karena dari semalam dia tidak bersikap baik pada suaminya.Keduanya hanya bersikap biasa ketika berbicara dengan Ariel. Selebihnya seperti dua orang asing yang baru saja bertemu.Kaku.Di rumah sakit, untung saja Laila segera datang, karena ternyata Rani sendirian. Beberapa menit yang lalu, Aji pamit pulang dulu untuk mengambil sesuatu di rumah. Itu kata Rani, wanita itu tidak mau berterus terang bahwa Aji sedang mencari pinjaman uang untuk melunasi biaya rumah sakit.Tabungan mereka belum cukup untuk melunasi semua biaya. Aji sedang menemui beberapa teman kerjanya siapa tahu

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 15

    "Ini surat pengunduran diri saya." Aris meletakkan surat itu dihadapan Pak Jani, pria yang dulu menerimanya bekerja."Saya perlu tahu, kenapa kamu ingin berhenti bekerja di sini. Padahal kamu termasuk karyawan terbaik meski baru dua bulan bergabung bersama kami. Apa kamu ada masalah dengan salah satu karyawan di sini?" Pak Jani bersandar pada kursinya sambil memperhatikan Aris."Saya tidak ada masalah, Pak. Selama bekerja di sini saya sangat senang. Tapi saat ini, saya ingin mencoba mengembangkan usaha sendiri meski kecil-kecilan." Aris beralasan."Saya sangat menyayangkan saja, Ris. Harus kehilangan karyawan baik seperti kamu. Next kalau kamu ingin bergabung kembali dengan kami, jangan sungkan, ya. Pintu selalu terbuka buat kamu.""Baik, Pak. Terima kasih telah memberikan kesempatan buat saya bekerja di sini. Saya permisi." Aris bangkit dan mengulurkan tangannya."Terima kasih juga sudah pernah bergabung bersama kami," jawab Pak Jani sambil meneri

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 14: Kepercayaan

    Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, Aris seperti kesetanan mengemudikan mobilnya. Ia terus merutuki kebodohannya, kenapa harus menuruti David. Bukankah ia sudah punya janji dengan Laila dan Ariel.Kenapa pula ia harus terus menerus merasa tidak enak pada David, bukankah ia juga punya hak untuk menolak."Sial. Seharusnya aku sudah berhenti kerja setelah tahu David itu sepupuan dengan Zara. Sebab aku tahu Zara itu licik dan nekad." Aris memukul setir.Berkali-kali ia menekan klakson karena ada yang menghalangi jalannya. Hingga satu ketika mobilnya oleng dan hampir saja menabrak pembatas jalan."Astaghfirullah," ucapan sambil memelankan mobilnya.Ia usap wajahnya berkali-kali, lalu membuang nafas perlahan. Ini salah, melampiaskan kekesalan dengan cara ugal-ugalan saat menyetir, memang tidak dibenarkan. Bisa membahayakan dirinya juga pengendara lain. Bukannya mengurangi masalah malah akan manambah masalah jadinya."Papa?!" Matanya membola keti

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 13: Hati Wanita

    Ekstra Part 13Hati WanitaLaila mondar mandir sambil terus mengotak-atik ponselnya. Dari tadi ia menghubungi Aris tapi tidak diangkat. Akhir pekan ini, pria halalnya itu berjanji akan pulang cepat demi mengajak Ariel jalan-jalan."Habis ashar kamu dan Ariel langsung siap-siap, ya. Supaya aku tidak nunggu lama dan kita punya banyak waktu untuk mengajak Ariel jalan-jalan." Itu pesan Aris beberapa jam yang lalu lewat telepon.Tapi sampai saat ini suaminya itu belum juga datang. Laila mencoba menghubunginya, tapi tak satupun panggilan darinya diangkat."Mungkin Kak Aris terjebak macet, maklum ini sudah masuk akhir pekan jadi banyak yang ke luar untuk liburan," guman Laila menghibur diri.Matanya tak lepas dari layar ponsel yang masih menyala."Tapi ... kalau memang iya terjebak macet, kenapa sampai tidak bisa menjawab telepon?"Laila bangkit dari duduknya lalu melihat ke luar rumah melalui kac

  • Noda di Seragam Putriku    Ekstra Part 12: Hukuman Untuk Orang Jahat

    "Lepaskan aku! Kalian tidak punya hak menangkapku!"Helen terus meronta ketika dua orang sipir memegangi tangannya. Kedua pria itu membawa Helen ke luar sel tersebut."Lepaskan!!" Helen mencoba mengayunkan tangannya agar terlepas, tapi sia-sia karena tenaga dua orang pria itu tentu saja lebih kuat.Tiba-tiba wanita itu berhenti. Ia berusaha mundur ketika dua orang berseragam itu menariknya."Aku bilang lepaskan! Kalian akan membawa aku kemana?""Tindakanmu barusan itu membahayakan penghuni lain. Kamu harus dipisahkan," ujar salah satunya."Tidak mau! Aku tidak mau sendirian! Aku mau bersama dengan yang lain. Lepas, aku bilang lepas!!"Lama-lama tenaga Helen terkuras sia-sia karena terus meronta. Wanita yang dulu selalu berpenampilan bak artis ibu kota itu akhirnya harus pasrah ketika dirinya dimasukkan ke sel terpisah tanpa teman."Heeyy! Lepaskan aku!! Kalian tidak tahu pacarku kaya, banyak duitnya. Sebentar lagi dia akan data

DMCA.com Protection Status