Share

35. WANITA ITU SUDAH MATI

Penulis: mayuunice
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Sudah hampir tiga minggu Candra tidak pulang ke rumah. Tidak ada rasa penasaran sedikit pun pada istrinya. Padahal terakhir mereka bertemu, Mitha pingsan dan dilarikan ke rumah sakit.

“Aku pulang.”

Suara seorang wanita yang dinantinya, memecah keheningan. Candra yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya langsung melirik ke arah pintu. Keyza baru saja pulang bekerja.

Candra segera berdiri menyambut kedatangan wanita yang sejak dulu dan sampai saat ini dia cintai.

“Tumben sekali kamu pulang lebih pagi?” kata Candra.

Sekarang baru pukul sepuluh malam, padahal minggu ini Keyza mendapatkan jadwal untuk pulang tengah malam.

“Aku sedang tidak enak badan, Mas,” jawab Keyza. Dia langsung menghampiri Candra dan menghempaskan tubuhnya di atas sofa.

Melihat wajah lelah Keyza, Candra langsung duduk dan memandang lekat wanita itu.

“Mau aku buatkan minuman?” tanya Candra.

Perlakuan Candra pada Keyza dan Mitha, bagaikan langit dan bumi. Keyza selalu dia puja dan diperlakukan dengan
mayuunice

Selamat tahun baru, kakak-kakak semuanya! Semoga tahun ini keberkahan selalu menyertai kita, ya. Aamiin.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   36. ULANG TAHUN

    Candra benar menjemput sang ibu di stasiun. Untung saja keretanya delay beberapa jam. Sehingga Candra tidak perlu izin pulang lebih dulu. Kemudian membawanya pulang ke rumah.“Mama kenapa nggak ngomong dulu, sih, kalau mau ke sini?” cerocos Candra.Jujur saja Candra merasa kesal dengan kedatangan sang ibu yang mendadak. Karena mau tidak mau Candra harus kembali ke rumah ini. Padahal dia sudah memiliki rencana spesial malam ini.“Surprise!” ucap Rifah sambil mengangkat kedua tangannya. Wajahnya berbinar, memberikan kejutan pada sang anak.Decakan keras terdengar dari mulut Candra, dan itu bisa didengar oleh Rifah. Seketika wanita itu mendekat ke arah anaknya.“Kenapa? Kamu nggak suka Mama datang?” tanya Rifah sedikit ketus.Melihat raut wajah ibunya yang berubah kesal, membuat Candra mencengkram kelopak matanya. Dia menarik napas, lalu menarik kedua sudut bibirnya.“Bukan begitu Mama, Sayang.” Candra merangkul sang ibu. Dia tidak boleh membuat ibunya marah, karena itu akan menjadi keru

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   37. KAMAR HOTEL

    Untuk beberapa saat, Mitha mematung sambil memandang miris kotak pemberian dari sang ibu. Sedih rasanya ketika sang ibu mertua lebih bersemangat dengan hubungan rumah tangga mereka. Keheningan itu pecah, ketika Candra kembali hadir di tengah-tengah mereka. “Sudah selesai makan malamnya?” tanya Candra yang melihat sendok dan garpu pada piring Rifah juga Mitha dalam posisi tertutup. “Sudah,” jawab Rifah. Candra menarik tipis kedua ujung bibirnya, “Ya sudah, ayo kita pulang!” ajak Candra. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Candra masih memiliki waktu untuk menyelinap, lalu pergi dari rumah. Tadi Candra mendapatkan panggilan dari Keyza, dia sudah menunggunya di apartemen. Hanya saja Candra sedikit berbohong tentang keberadaannya. Dia tidak ingin Keyza tahu, kalau sebenarnya Candra sedang bersama dengan Mitha. “Pulang?” kata Rifah. Candra menarik kepalanya ke belajkang, alisnya terlihat mengerut. “Kalian tidak akan pulang,” imbuh Rifah. Mata Candra membeliak, mendengar ucapan

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   38. AKU SUKA TUBUHMU (18+)

    Entah kenapa hati Cakra tidak tenang. Ibunya memberi tahu bahwa Mitha dan Candra sedang menghabiskan malam bersama di hotel. Cakra yang mengetahui bagaimana kisah kakak dan kakak iparnya itu, merasa khawatir dengan keadaan Mitha. Dengan cepat Cakra menyusul mereka ke hotel yang dimaksud.“Cakra?” Mitha terkejut saat mendapati adik iparnya berdiri di hadapannya. Tak hanya Mitha yang kaget. Cakra juga dibuat terlonjak dengan kondisi Mitha, yang hanya mengenakan pakaian tipis. Perlahan sisi kejantanan Cakra mulai bangkit.“Di mana, Mas Candra?” tanya Cakra.Mitha memungut handuk yang sempat ia kenakan tadi. Kemudian dia langsung menutupi tubuhnya dengan handuk tersebut. “Per-pergi,” jawab Mitha dengan gugup.Cakra mendengar suara lift berhenti. Dengan cepat dia masuk ke dalam kamar Mitha, lalu menutup pintunya rapat.Tubuh Mitha menegang, ketika mendapati Cakra ada di hadapannya dengan jarak yang lumayan dekat. Dia mendongak memperhatikan Cakra.“Terus, sedang apa kamu mengenakan paka

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   39. SELINGKUH

    Mitha terbangun dengan kondisi masih tak berbusana. Begitupun dengan Cakra yang ada di sampingnya. Dia beringsut bangkit dari tempat tidur. Namun, saat dirinya hendak duduk, tangan Cakra langsung memeluknya. Seolah melarang Mitha untuk beranjak dari posisinya.“Biarkan aku memelukmu lebih lama lagi, Mitha,” ucap Cakra dengan suara yang parau, khas bangun tidur. Mitha melipat bibirnya. Dia memandang wajah Cakra yang masih terpejam. Memorinya memutar kejadian semalam, di mana mereka saling menciptakan irama erotis yang membara. Otak Mitha juga menangkap ekspresi wajah Cakra yang begitu sangat menggairahkan, ketika mereka sedang berbagi peluh bersama. Sedetik kemudian, Mitha menggeleng sambil memejamkan matanya. “Cakra,” panggil Mitha, dia mencoba melepaskan pelukannya. “Hmm?” Cakra hanya berdeham.“Sudah siang, kita harus pergi dari sini,” ucap Mitha. “Lima menit lagi. Cuman di sini aku bisa lebih dekat denganmu, Mith,” timpal Cakra. Namun, Mitha menggeleng, “Sudah cukup, Cak.” D

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   40. SUGAR MOMMY?

    “Serius, Mitha nggak penasaran kamu ke mana?” tanya Keyza.Wanita itu sedang tidur bersama dengan pria yang dicintainya. Candra menempelkan dagunya di puncak kepala Keyza.“Iya. Sekedar chat juga nggak pernah,” jawab Candra. Akan tetapi, nada bicara Candra terdengar mengusik perasaan Keyza. “Bagus dong,” celetuk Keyza.Namun, Candra tak menanggapi. Terlihat tatapannya seperti sedang menerawang sesuatu. “Mas, apa mungkin Mitha juga berselingkuh?” Keyza nampaknya sedang memprovokasi Candra. “Hah?” Umpan yang diberikan Keyza, kini disantap oleh sang ikan. Keyza bangkit, merubah posisinya menjadi duduk menatap Candra yang sedang tertidur. “Iya, itu mungkin saja, bukan?” lempar Keyza lagi.Namun, Candra menggeleng sambil tersenyum meremehkan.“Tidak mungkin. Siapa juga yang mau sama Mitha?” celetuk Candra.Tiba-tiba saja otak Candra memunculkan bayangan sosok Mitha. Dia mencoba menerawang bagaimana bentuk fisik Mitha. Namun, ada satu hal yang mengusik hati Candra. Entah kenapa, dia m

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   41. SERBA SALAH

    “Mith?” Seseorang memanggil Mitha, tapi wanita itu nampaknya tidak mendengar. Tatapannya kosong, dan dirinya diam mematung tepat di depan kompor. “Mitha?” Panggil orang itu lagi.Sayangnya, Mitha masih tidak merespon. Sepertinya kedua telinga Mitha disumpal oleh benda asing. Sehingga dia tidak bisa mendengar suara apa pun. Bahkan suara air khas dari teko yang sedang dimasak pun, Mitha tidak bisa mendengarnya. Pria yang memanggil Mitha adalah Cakra. Melihat tingkah wanita itu yang nyatanya sedang melamun, membuat Cakra mendekat. Kemudian tanpa basa-basi, Cakra tiba-tiba mengecup pipi Mitha. Ya. Usaha Cakra itu membuahkan hasil. Mitha tersentak dan langsung menoleh ke arah Cakra.“Ish! Kamu apa-apaan, sih, Cak?” sewot Mitha yang sepertinya tidak terima ketika mendapatkan serangan tiba-tiba. Cakra mengangkat kedua alisnya, “Cium kamu. Lagian dari tadi aku manggil, tapi kamu nggak nyaut. Itu tuh, airnya udah mateng,” ucap Cakra sambil menunjuk teko di atas kompor oleh dagunya. Panda

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   42. PERHATIAN CANDRA

    Semalaman Mitha tidak bisa tidur. Pikirannya kalut, karena khawatir jika skandal dia dengan sang adik ipar terendus oleh suaminya. Candra sungguh bersikap sedikit aneh. Dia sama sekali tidak memancing keributan dengan Mitha. Bahkan kini dia mau sarapan bersama dengan istri dan adiknya. Di samping Candra, nampak Cakra yang melirik pada sang kakak. Mitha bisa melihat dengan jelas, bahwa Cakra juga merasa sedikit gugup. Pasalnya, Mitha semalam mengirim pesan pada Cakra untuk bisa menjaga jarak dengannya, karena sang suami sudah kembali. “Ayok, Mith,” ucap Candra seraya meraih tas miliknya dan berdiri di ambang pintu. “Eh?” Mitha nampak memasang wajah bingung, “ayo?” tanyanya dengan nada bergumam. “Ayo berangkat kerja,” ajak Candra lagi.Kedua alis Mitha terangkat, bahkan kini kepalanya sedikit tertarik ke belakang. Apa Mitha tidak salah dengar?“Aku akan mengantarmu ke kantor,” kata Candra menegaskan. Ada angin dari mana, sampai Candra mau mengantar Mitha ke kantor? Keanehan itu ti

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   43. ANTING

    Tas yang dibawa Mitha barusan—milik Keyza—adalah tas yang pernah Mitha inginkan. Mitha pernah melihat tas tersebut di mobil suaminya. Namun, sang suami mengatakan bahwa itu milik atasannya. Melihat Keyza memiliki tas itu, entah kenapa Mitha merasa sangat iri. Padahal bisa saja Keyza memiliki tas itu karena atas jerih payahnya sendiri. “Mbak, boleh nggak aku pakai anting ini?” tanya Keyza yang menunjukkan perhiasan yang tersemat di daun telinganya. Puspa mengamati sebuah anting dengan mata berbentuk bunga berwarna salem. Selain itu anting itu sedikit panjang. “Boleh. Malah kayaknya cocok sama look pertama sama ketiga, deh.” Puspa melemparkan pandangan ke arah gaun yang masih tergantung. “Wah, Mbak Keyza sengaja atau kebetulan pakai anting ini?” tanya Puspa. Keyza tersenyum, “Sengaja, sih, Mbak. Kemarin Mbak Puspa kan kirim foto gaunnya. Aku coba cari perhiasan yang sekiranya cocok sama gaun yang bakal aku pakai hari ini. Syukurlah kalau Mbak Puspa setuju,” terang Keyza .“Wah, Mb

Bab terbaru

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   44. JANGAN MUDAH PERCAYA

    Baru kali ini—sejak beberapa tahun terakhir— Mitha diajak makan malam berdua bersama suaminya. Sungguh, Mitha dibuat terkejut oleh Candra. Karena pasalnya kini mereka sudah berada di sebuah restoran Jepang.“Kamu mau ramen seperti biasa kan?” tanya Candra pada Mitha.“Boleh, kebetulan aku lagi pengin ramen,” jawab Mitha Dalam hati Mita bertanya; apakah suaminya benar-benar masih mengingat menu favoritnya?“Mas, saya pesan dua beef ramen, kuahnya toripaitan. Minumnya Ocha.” Candra kemudian membuka halaman pada buku menu.“Side dish-nya, karaage 1 dan ekado goreng 1,” imbuh Candra. Mitha sedikit terkejut karena Candra benar-benar masih mengingat menu favoritnya.Setelah mencatat pesanan Candra, pramusaji itu pun segera pergi dan membuat kan pesanan mereka.Hening sejenak, seolah tidak ada yang berani lebih dulu untuk berbicara. Sesekali Mitha mengintip untuk melihat Candra. Terlihat suaminya itu sedang sibuk dengan ponselnya.“Maaf, tadi ada chat dari Faisal. Masalah kerjanya,” ucap

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   43. ANTING

    Tas yang dibawa Mitha barusan—milik Keyza—adalah tas yang pernah Mitha inginkan. Mitha pernah melihat tas tersebut di mobil suaminya. Namun, sang suami mengatakan bahwa itu milik atasannya. Melihat Keyza memiliki tas itu, entah kenapa Mitha merasa sangat iri. Padahal bisa saja Keyza memiliki tas itu karena atas jerih payahnya sendiri. “Mbak, boleh nggak aku pakai anting ini?” tanya Keyza yang menunjukkan perhiasan yang tersemat di daun telinganya. Puspa mengamati sebuah anting dengan mata berbentuk bunga berwarna salem. Selain itu anting itu sedikit panjang. “Boleh. Malah kayaknya cocok sama look pertama sama ketiga, deh.” Puspa melemparkan pandangan ke arah gaun yang masih tergantung. “Wah, Mbak Keyza sengaja atau kebetulan pakai anting ini?” tanya Puspa. Keyza tersenyum, “Sengaja, sih, Mbak. Kemarin Mbak Puspa kan kirim foto gaunnya. Aku coba cari perhiasan yang sekiranya cocok sama gaun yang bakal aku pakai hari ini. Syukurlah kalau Mbak Puspa setuju,” terang Keyza .“Wah, Mb

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   42. PERHATIAN CANDRA

    Semalaman Mitha tidak bisa tidur. Pikirannya kalut, karena khawatir jika skandal dia dengan sang adik ipar terendus oleh suaminya. Candra sungguh bersikap sedikit aneh. Dia sama sekali tidak memancing keributan dengan Mitha. Bahkan kini dia mau sarapan bersama dengan istri dan adiknya. Di samping Candra, nampak Cakra yang melirik pada sang kakak. Mitha bisa melihat dengan jelas, bahwa Cakra juga merasa sedikit gugup. Pasalnya, Mitha semalam mengirim pesan pada Cakra untuk bisa menjaga jarak dengannya, karena sang suami sudah kembali. “Ayok, Mith,” ucap Candra seraya meraih tas miliknya dan berdiri di ambang pintu. “Eh?” Mitha nampak memasang wajah bingung, “ayo?” tanyanya dengan nada bergumam. “Ayo berangkat kerja,” ajak Candra lagi.Kedua alis Mitha terangkat, bahkan kini kepalanya sedikit tertarik ke belakang. Apa Mitha tidak salah dengar?“Aku akan mengantarmu ke kantor,” kata Candra menegaskan. Ada angin dari mana, sampai Candra mau mengantar Mitha ke kantor? Keanehan itu ti

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   41. SERBA SALAH

    “Mith?” Seseorang memanggil Mitha, tapi wanita itu nampaknya tidak mendengar. Tatapannya kosong, dan dirinya diam mematung tepat di depan kompor. “Mitha?” Panggil orang itu lagi.Sayangnya, Mitha masih tidak merespon. Sepertinya kedua telinga Mitha disumpal oleh benda asing. Sehingga dia tidak bisa mendengar suara apa pun. Bahkan suara air khas dari teko yang sedang dimasak pun, Mitha tidak bisa mendengarnya. Pria yang memanggil Mitha adalah Cakra. Melihat tingkah wanita itu yang nyatanya sedang melamun, membuat Cakra mendekat. Kemudian tanpa basa-basi, Cakra tiba-tiba mengecup pipi Mitha. Ya. Usaha Cakra itu membuahkan hasil. Mitha tersentak dan langsung menoleh ke arah Cakra.“Ish! Kamu apa-apaan, sih, Cak?” sewot Mitha yang sepertinya tidak terima ketika mendapatkan serangan tiba-tiba. Cakra mengangkat kedua alisnya, “Cium kamu. Lagian dari tadi aku manggil, tapi kamu nggak nyaut. Itu tuh, airnya udah mateng,” ucap Cakra sambil menunjuk teko di atas kompor oleh dagunya. Panda

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   40. SUGAR MOMMY?

    “Serius, Mitha nggak penasaran kamu ke mana?” tanya Keyza.Wanita itu sedang tidur bersama dengan pria yang dicintainya. Candra menempelkan dagunya di puncak kepala Keyza.“Iya. Sekedar chat juga nggak pernah,” jawab Candra. Akan tetapi, nada bicara Candra terdengar mengusik perasaan Keyza. “Bagus dong,” celetuk Keyza.Namun, Candra tak menanggapi. Terlihat tatapannya seperti sedang menerawang sesuatu. “Mas, apa mungkin Mitha juga berselingkuh?” Keyza nampaknya sedang memprovokasi Candra. “Hah?” Umpan yang diberikan Keyza, kini disantap oleh sang ikan. Keyza bangkit, merubah posisinya menjadi duduk menatap Candra yang sedang tertidur. “Iya, itu mungkin saja, bukan?” lempar Keyza lagi.Namun, Candra menggeleng sambil tersenyum meremehkan.“Tidak mungkin. Siapa juga yang mau sama Mitha?” celetuk Candra.Tiba-tiba saja otak Candra memunculkan bayangan sosok Mitha. Dia mencoba menerawang bagaimana bentuk fisik Mitha. Namun, ada satu hal yang mengusik hati Candra. Entah kenapa, dia m

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   39. SELINGKUH

    Mitha terbangun dengan kondisi masih tak berbusana. Begitupun dengan Cakra yang ada di sampingnya. Dia beringsut bangkit dari tempat tidur. Namun, saat dirinya hendak duduk, tangan Cakra langsung memeluknya. Seolah melarang Mitha untuk beranjak dari posisinya.“Biarkan aku memelukmu lebih lama lagi, Mitha,” ucap Cakra dengan suara yang parau, khas bangun tidur. Mitha melipat bibirnya. Dia memandang wajah Cakra yang masih terpejam. Memorinya memutar kejadian semalam, di mana mereka saling menciptakan irama erotis yang membara. Otak Mitha juga menangkap ekspresi wajah Cakra yang begitu sangat menggairahkan, ketika mereka sedang berbagi peluh bersama. Sedetik kemudian, Mitha menggeleng sambil memejamkan matanya. “Cakra,” panggil Mitha, dia mencoba melepaskan pelukannya. “Hmm?” Cakra hanya berdeham.“Sudah siang, kita harus pergi dari sini,” ucap Mitha. “Lima menit lagi. Cuman di sini aku bisa lebih dekat denganmu, Mith,” timpal Cakra. Namun, Mitha menggeleng, “Sudah cukup, Cak.” D

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   38. AKU SUKA TUBUHMU (18+)

    Entah kenapa hati Cakra tidak tenang. Ibunya memberi tahu bahwa Mitha dan Candra sedang menghabiskan malam bersama di hotel. Cakra yang mengetahui bagaimana kisah kakak dan kakak iparnya itu, merasa khawatir dengan keadaan Mitha. Dengan cepat Cakra menyusul mereka ke hotel yang dimaksud.“Cakra?” Mitha terkejut saat mendapati adik iparnya berdiri di hadapannya. Tak hanya Mitha yang kaget. Cakra juga dibuat terlonjak dengan kondisi Mitha, yang hanya mengenakan pakaian tipis. Perlahan sisi kejantanan Cakra mulai bangkit.“Di mana, Mas Candra?” tanya Cakra.Mitha memungut handuk yang sempat ia kenakan tadi. Kemudian dia langsung menutupi tubuhnya dengan handuk tersebut. “Per-pergi,” jawab Mitha dengan gugup.Cakra mendengar suara lift berhenti. Dengan cepat dia masuk ke dalam kamar Mitha, lalu menutup pintunya rapat.Tubuh Mitha menegang, ketika mendapati Cakra ada di hadapannya dengan jarak yang lumayan dekat. Dia mendongak memperhatikan Cakra.“Terus, sedang apa kamu mengenakan paka

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   37. KAMAR HOTEL

    Untuk beberapa saat, Mitha mematung sambil memandang miris kotak pemberian dari sang ibu. Sedih rasanya ketika sang ibu mertua lebih bersemangat dengan hubungan rumah tangga mereka. Keheningan itu pecah, ketika Candra kembali hadir di tengah-tengah mereka. “Sudah selesai makan malamnya?” tanya Candra yang melihat sendok dan garpu pada piring Rifah juga Mitha dalam posisi tertutup. “Sudah,” jawab Rifah. Candra menarik tipis kedua ujung bibirnya, “Ya sudah, ayo kita pulang!” ajak Candra. Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Candra masih memiliki waktu untuk menyelinap, lalu pergi dari rumah. Tadi Candra mendapatkan panggilan dari Keyza, dia sudah menunggunya di apartemen. Hanya saja Candra sedikit berbohong tentang keberadaannya. Dia tidak ingin Keyza tahu, kalau sebenarnya Candra sedang bersama dengan Mitha. “Pulang?” kata Rifah. Candra menarik kepalanya ke belajkang, alisnya terlihat mengerut. “Kalian tidak akan pulang,” imbuh Rifah. Mata Candra membeliak, mendengar ucapan

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   36. ULANG TAHUN

    Candra benar menjemput sang ibu di stasiun. Untung saja keretanya delay beberapa jam. Sehingga Candra tidak perlu izin pulang lebih dulu. Kemudian membawanya pulang ke rumah.“Mama kenapa nggak ngomong dulu, sih, kalau mau ke sini?” cerocos Candra.Jujur saja Candra merasa kesal dengan kedatangan sang ibu yang mendadak. Karena mau tidak mau Candra harus kembali ke rumah ini. Padahal dia sudah memiliki rencana spesial malam ini.“Surprise!” ucap Rifah sambil mengangkat kedua tangannya. Wajahnya berbinar, memberikan kejutan pada sang anak.Decakan keras terdengar dari mulut Candra, dan itu bisa didengar oleh Rifah. Seketika wanita itu mendekat ke arah anaknya.“Kenapa? Kamu nggak suka Mama datang?” tanya Rifah sedikit ketus.Melihat raut wajah ibunya yang berubah kesal, membuat Candra mencengkram kelopak matanya. Dia menarik napas, lalu menarik kedua sudut bibirnya.“Bukan begitu Mama, Sayang.” Candra merangkul sang ibu. Dia tidak boleh membuat ibunya marah, karena itu akan menjadi keru

DMCA.com Protection Status