Share

Layu Sebelum Mekar

Penulis: Gra_Violla
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 19:17:31

“Are you, okay?” Echa mencondongkan wajah prihatinnya pada Nirmala, setelah gadis yang curhat padanya itu terdiam cukup lama.

Nirmala yang memang sedang gundah setelah mendengarkan cerita kisah tentang pemuda incarannya itu gelagepan.

“Um, ya? Aku baik-baik aja, kenapa?”

“Enggak...Kamu enggak terlihat sedang baik-baik aja. Hem...tampaknya kamu bener-bener suka, ya, sama si Anggara itu?”

Gadis yang masih dipenuhi banyak pertanyaan itu tersenyum malu mendengar ledekan temannya itu.

“Ya, kalau kamu yakin, lanjut aja, nggak pa-pa. Siapa tau dia emang jodoh kamu, kan? Tapi, sorry to say ya, aku nggak bisa bantu comblangin. Soalnya, temenku nggak satu atau dua yang naksir abis ke dia. Nggak enak juga kan, kalau aku memihak ke salah satu. Hehe.” Echa merasa tidak enak hati tapi menyembunyikan dalam tawa ringannya.

Nirmala mengerti dan hanya merespon dengan senyuman satu senti.

“Nggak pa-pa, kok. Kamu udah mau dengerin curhatku dan ngasih bocoran informasi tentang dia aja, aku udah makasih ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Kembalinya Sang Sahabat

    “Aku tidak pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Bukan karena aku tidak normal. Di benakku, laki-laki itu sama. Sama seperti Bapak; keras, kasar, egois, dan cuek. Padahal, laki-laki diciptakan untuk melindungi, menyayangi, dan melengkapi kebahagiaan seorang wanita. Bukan begitu, Dear?”“Atau aku terlalu keliru sehingga Tuhan ingin meluruskan jalan agar tidak tersesat terlalu dalam? Dikirimkan dia untuk aku berpikir bahwa tidak semua laki-laki seperti itu. Secara visual, dia cakep. Buktinya, banyak yang mengincarnya, tidak hanya aku. Dari cerita,dia sosok yang baik, selalu membantu teman-temannya yang membutuhkan pertolongan. Dia juga tidak merokok. Waw! Di zaman seperti ini, ada sesosok pria yang nggak ngabisin duit buat membakar kretek. Bukankah itu langka dan keren? Itu seperti ciri-ciri pria masa depan impian yang pernah kutulis, ‘kan, Dear?”“Jangan tanya soal senyum, gaya berpakaian dan sorotan matanya itu...aku tidak sanggup untuk mengungkapkan. Itu begitu indah dan menyenang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Curhatan Sahabat Lama

    Nirmala tidak sabar ingin bertemu sahabat baik SMA-nya bernama Fitonia Anggraini Siswoto. Setelah selesai kelas, gadis lincah itu bergegas ke rumah yang dulu pernah menjadi basecamp-nya. Sepanjang perjalanan, ia sudah membayangkan bercengkeraman dan ngobrol seru, melepas rindu.Begitu sampai di pekarangan, Nirmala langsung menjerit saking bahagiannya bertemu dengan best friend-nya. Dengan langkahnya yang cepat melesat, gadis itu langsung lari dan memeluk seorang gadis yang tengah menemani seorang lelaki sepuh di kursi roda.“A...Fitonia, aku kangen banget tauk sama kamu!” Saking hebohnya, ia memeluk sembari menggoyang-goyangkan badan Fitonia dan memutarnya beberapa kali. Padahal, badannya lebih kecil dari sahabatnya itu.“Aku juga kangen. Maaf, ya, nggak langsung ngabarin kamu.”“Iya, ih. Kamu jahat, nggak langsung ngasih kabar aku, kalau kamu lagi di sini. Kalau kamu nggak update status di FB, mana tau, kan?”Fitonia memandang Nirmala dengan rasa bersalah.“Iya, maaf, ya.”“Kamu kap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Surprise dari Fitonia

    “Tuh, kan, disuruh cerita malah nglamun lagi.” Melihat ekspresi Nirmala yang seperti tengah kasmaran tapi tidak mau melanjutkan curhatannya, Fitonia menjadi geregetan. Ia memicingkan mata antara penasaran dan meledek.“Dah, ah, ganti topik.” Nirmala yang bingung, malu dan takut keblabasan mencintai sementara sang pangeran saja tidak mengenalnya, segera menghentikan lamunan.“Ya, nggak boleh gitu. Ayo, lanjutnya. Siapa tau, nanti aku bisa bantu. Bantu doa. Haha.”“Biar impas,dong. Kamu juga nggak mau curhat blak-blakan kayak dulu, kok. Ayo, ngaku. Kamu sebenarnya udah punya cowok, ‘kan? Tapi nggak mau cerita. Takut aku ikut suka, ya? Ngaku, ayo!”Keduanya menjadi saling ledek, lalu meledaklah tawa riang mereka. Teras yang bertahun-tahun tidak terdengar tawa ceria, kini terasa hidup kembali.“Eh, cerita dong, gimana rasanya jadi mahasiwi di kampus terkenal? Gedung megah, penghuni yang stylish, dosen yang bening. Um, apalagi ya...” Nirmala berusaha mengganti topik pembicaraan.“Tugasnya b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Teman Pria Fitonia

    “Fitonia...” Setelah tertegun cukup lama, akhirnya Nirmala melanjutkan langkahnya menuju ke tempat sahabatnya yang tengah bercengkerama dengan sesosok pemuda yang tidak asing baginya.“Hei, Nirmala.” Melihat kehadiran sahabat yang dinanti, Fitonia yang tadi duduk, kini berdiri dan langsung merangkul Nirmala. “Kamu lama banget, sih. Kamu selalu cerita kalau jarak kampusmu dengan alun-alun dekat, sedekat persahabatan kita. Ini kita nunggu hampir setengah jam, lho. Kamu baru nongol.”Nirmala yang terkejut, tidak begitu mendengarkan ucapan Fitonia yang panjang lebar. Tatapannya fokus pada teman pria Fitonia yang tengah duduk menatap mereka berdua sembari sesekali menyuguhkan senyuman.Fitonia yang sadar jika sambutannya tidak digubris, cemberut. Diperhatikannya gadis yang tampak lesu itu lekat. Setelah sadar jika gadis di depannya tengah melamun, digerakkan telapak tangannya berkali-kali sehingga Nirmala tersadar dari lamunannya.“Kok malah ngelamun, sih? Nglamunin apa atau siapa, nih?” F

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Kencan Berujung Tanda Tanya Besar

    Tepat jam sepuluh, Nirmala sudah siap menunggu Anggara. Batinnya tidak henti-henti berisik, sementara jantungnya tidak bisa dikontrol karena detakaannya yang terlalu cepat. Bukan hanya ini adalah kali pertama akan bertemu sekaligus ‘jalan’ bersama pria idola, tapi moment-nya benar-benar tidak dapat diprediksi.Gadis yang berpakaian sederhana dengan kemeja dan rok bahan jins itu bahkan sampai detik ini belum begitu percaya dengan apa yang telah terjadi—jatuh cinta pada pandang pertama dengan seorang pria cakep dan pada akhirnya bisa berkenalan secara langsung melalui sebuah drama persahahatan. Persis seperti dongeng, begitu katanya beberapa kali membatin sambil terus tersenyum haru.“Hai,udah lama nunggu, ya?”Seseorang menyapa dari arah belakang. Dengan sigap, Nirmala menoleh. Senyuman manis tengah menyambutnya—senyum Anggara.“Oh, nggak, kok. Baru aja.” Jelas Nirmala gelagepan menjawab sapaan pacar khayalannya.“Syukurlah. Jadi, kita akan ngerjain tugas di mana?”“Um...”Nirmala berpi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Gusar

    Bukannya hati sudah lega karena impian untuk kenal sekaligus jalan dengan pemuda impiannya telah tercapai, tapi hal itu tidak membuat Nirmala lega. Ia justru tidak bisa konsentrasi dalam setiap detiknya. Malam yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah, justru membawanya ke loteng. Dengan secangkir teh manis di tangan, dipandanginya langit malam ini.Memori tentang episode kencan singkat bersama sang idola menemaninya. Kadang, senyum tercipta manakala mengingat betapa tampan dan manisnya pacar impiannya itu. Namun, ketika sampai pada memori saat dirinya ditinggalkan begitu saja setelah mendapatkan telepon dari seorang wanita, bibirnya manyun dan sedih.“Siapa wanita yang menelponnya waktu itu, ya?” tanyanya dalam batin. Dengan gelisah, tangan kanannya memutar-mutar gelas.Belum juga berhasil menganalisa, seseorang tiba-tiba membuyarkan lamunannya dengan suara deheman cukup keras. Alhasil, Nirmala menoleh ke sumber suara. Di jarak beberapa langkah, telah berdiri E

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Mengungkap Rahasia Hati

    Dengan langkah lesu dan suasana hati yang tidak karuan, Nirmala tiba di rumah Fitonia. Gadis menawan itu telah menunggunya di teras sambil menikmati camilan. Begitu melihat orang yang ditunggu muncul, ia langsung menyambut.“Dih, kenapa itu muka ditekuk kek baju lecek aja. Kenapa, sih?” Fitonia yang ceria meledek Nirmala yang masih juga belum menarik bibirnya ke belakang, barang satu sentimeter pun.“Lagi banyak pikiran,” lirih Nirmala menjawab sambil mengambil tempat duduk.“Ya, ya, kuliah itu emang banyak tugas. Pasti pusing, lah. Tapi kan, salah satu yang bikin pusing, udah beres, dihandle-in Anggara. Nih!” Fitonia memberikan benda kecil berwarna kuning-putih bertuliskan ‘Kingston’.“Gimana kesan kamu ke Anggara? Dia keren, ‘kan?” ledek Fitonia sembari mendekatkan diri dan siap menunggu reaksi gadis berwajah sendu di hadapannya.Ditanya demikian, sontak Nirmala yang terkenal sebagai orang yang blak-blak-an justru kebingungan.“Apa maksud dari pertanyaan Nia, ini?” batin Nirmala tid

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Surprise di Akhir SMS

    Seharusnya, Nirmala sudah lega karena rahasia terbesarnya telah diungkapkan ke orang yang paling dekat denganya saat ini. Namun, gadis itu justru semakin sering melamun dan susah konsentrasi. Ia takut jika dibiarkan terus menerus, nilai akademik akan anjok yang berakibat dicopotnya beasiswa. Kalau sampai terjadi, Bapak bisa murka dan benar-benar melarangnya untuk kuliah. Hal ini semakin membuat gadis mungil itu overthinking.Di kamar kostnya yang sempit dan minimalis, dia merenung. Bahkan, berkali-kali bangkit dari ranjang untuk mondar-mandir. Lalu, naik lagi ke ranjang berusaha tidur, tapi justru wajah cute Anggara seolah terpampang nyata di hadapan. Alhasil, melek lagi. Sekuat apa pun dirinya menenggelamkan wajah di bantal, bayangan pemuda yang terkenal pintar itu tidak bisa hilang.Bahkan, kini dia dihantui dengan curhatannya pada sang sahabat kemarin. Sambil cemberut mendekap bantal, ia berujar, “kira-kira bener nggak, ya, keputusanku kemarin curhat blak-blakan sama Nia. Berlebiha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Yang Meninggalkan dan Ditinggalkan

    “Kamu yakin, Sayang?” tanya Bu Vera pada putrinya yang beberapa langkah lagi menuju pintu mobil.Dengan mantap mantap, wanita yang masih terlihat pucat itu mengangguk seraya menjawab, “ya, Ma.”Merasa terharu, dipeluknya sang putri dengan penuh kasih.“Aku selalu mendoakan kebahagiaan kamu. Mama akan usahakan pengobatan dan terapi terbaik nanti di sana,” ucap Bu Vera tidak bisa menyembunyikan rasa haru. Wanita yang belakangan merasa begitu dekat dengan putri yang pernah ditinggalkannya itu berkali-kali mengusap usap pundak penuh kasih.Tidak hanya kedua wanita itu yang merasa berat untuk berpisah dengan kampung halaman, rumah kenangan, tapi juga Mbak Duwik. Wanita yang selama Bu Vera di sini selalu siap sedia diperintah itu ikut menangis penuh haru.Seperti mengerti perasaan wanita cekatan itu, Fitonia mendekat, memeluk dan berkata, “ terima kasih ya, Mbak Duwik, selalu ada buat kami.”Wanita yang tadinya mewek dengan suara pelan, kali ini justru sesenggukannya terdengar semakin keras

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Rembug Tua

    Nirmala, Pak Harsono, istri dan kakak perempuannya serempak saling pandang menatap dua orang lelaki yang berdiri di depan pintu rumah. Satu terlihat begitu bugar, gagah dan percaya diri, sementara satunya memancarkan sorot kesedihan mendalam, lemah dan pesimis. Beberapa kali, pria gagah menepuk-nepuk punggung pria tak berdaya di samping sambil mengangguk, seolah tengah menyalurkan kekuatan.“Assalamu’alaikum, Pak Harsono dan keluarga, bolehkah kami masuk?” Karena saking terpananya dengan apa yang dilihat, sekeluarga hanya bisa melongo dan sampai lupa mempersilahkan tamu segera masuk.“Oh, ya, Wa’alaikumsalam. Silahkan masuk,” ujar Bu Harsono seketika sadar.Istri Pak Harsono itulah yang paling awal melihat kedatangan dua pria beda usia tersebut menuju rumah, lalu lari ke kebun samping dan memberi tahukan bahwa ada tamu. Ia sangat penasaran dengan pria yang tengah menuntun calon menantu idamannya, sekaligus kaget dengan keadaan Anggara yang seperti sedang sakit.“Maaf jika kedatangan ka

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Tamu Mengejutkan

    “Benarkah itu Johan?” Bu Diana hampir tidak percaya dengan apa yang dilihat. Sosok yang sebentar lagi pasti mengetuk pintu itu memang bisa dibilang jauh berbeda dengan suaminya dulu, tapi sebagai istri, ia masih tidak lupa dengan cara berjalannya yang gagah dan khas. Terlebih, saat tamu tak diundangnya mengetuk pintu tapi merasa tidak direspon dan wajahnya berusaha mengintai lewat kaca, Bu Diana kini yakin seratus persen bahwa orang tersebut adalah suami yang pernah diusirnya berkali-kali. Hal itu terlihat dari bekas luka sabetan benda tajam di wajah.“Ada apa si Johan kembali lagi ke sini? Bukankah sudah kusuruh tidak lagi menginjakkan kaki di rumah ini lagi? Berani sekali dia!” Bu Diana yang cukup pangling dengan penampilan sang tamu itu berkali-kali mengucek mata untuk memastikan.“Assalamu’alaikum...Assalamu’alaikum,” salam Pak Johan setelah ketukan pintunya yang berkali-kali tidak digubris.Nada suaranya yang kini terdengar adem dan lembut itu mengundang simpati Bu Diana. Wanita

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Peran Pak Johan

    Melihat sosok yang selama ini dirindukannya, Anggara merasa begitu lega. Kali ini, tidak lagi ada kecanggungan. Ia telah menemukan kembali kenyamanan berada di dekat seorang ayah seperti dulu waktu kecil sering bermain dan bercanda.Pak Johan langsung mempersilakan sang putra masuk ke kamar penginapan yang hanya dia sendiri di sana. Entah kebetulan atau memang sudah takdir, biasanya ia akan berada di sebelah tuannya kapan pun. Jika sedang tour kota semacam ini, kalau tidak tidur di pondok pesantren persahabatan, ya menginap di penginapan lengkap dengan tim.Namun, kali ini sungguh berbeda. Gus Hamdan, pendakwah muda yang tengah naik daun itu tengah membersamai istri tercinta pasca melahirkan di klinik dan kini telah dibawa ke rumah sakit khusus ibu dan anak demi mendapatkan fasilitas terdepan.“Bapak istirahatlah. Aku sudah pesankan kamar di penginapan dekat rumah sakit ini. Beristirahatlah setenang mungkin. Jangan pikirkan aku atau Ning. Tenang saja, ada Bik Fatimah dan beberapa sant

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Kembalinya Sang Ayah

    “Kabari Ayah kapan pun kamu mau. 082****.”Anggara memandang secarik kertas yang sepertinya ditulis dengan buru-buru itu penuh haru. Ia memang masih menyimpan kenangan indah bersama sang ayah sewaktu kecil dulu, sebelum pada akhirnya kepala rumah tangga itu diusir pemilik sah rumah itu. Dalam hati, ia memang berniat untuk kembali bertemu, bahkan ada secercah harapan untuk bisa hidup bersama lagi seperti dulu.Malam telah cukup larut. Jalanan sudah mulai sepi. Terlebih, klinik bersalin itu berada di pinggir kota. Di jam segini, mana mungkin ada kendaraan umum, kecuali ojek. Setelah berjalan dan bertanya beberapa orang, akhirnya ia menemukan tukang ojek yang langsung dimintanya untuk membawa pulang.Kali ini, ia sebisa mungkin menghentikan sementara pikiran tentang Pak Johan, Nirmala dan Fitonia. Sebagai seorang anak laki-laki satu-satunya yang dimiliki sang ibu, Anggara berpikir keras mencari kata yang hendak diucapkan saat bertemu dengan wanita single parent itu.Ia ingat betul bagaim

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Ayah dan Buah Hatinya

    “Ma, istirahatlah. Aku baik-baik saja. Hanya, aku butuh obat tidur, terlelap, lalu bangun dalam keadaan siap menghadapi takdir yang ada. Maaf, telah membuat Mama, Papa dan keluarga kecewa, malu dan sedih. Setelah ini, aku berjanji tidak akan mengulanginya,” tulis Fitonia di pesan singkat, lalu mengiriminya pada sang mama, yang langsung lemas setelah membaca.Pak Rudi yang ikut membaca karena penasaran dengan penyebab sang istri langsung menjatuhkan diri ke dadanya itu juga tidak tahan untuk tidak bersedih. Terlebih, lelaki sukses itu merasa menyesal, mengapa baru kali ini datang ke mari, kenapa tidak kemarin-kemarin saat istrinya meminta.Ia sama sekali tidak menyangka jika putri sulungnya itu justru akan bertambah parah ketika berada di sini. Dikiranya, kesehatannya membaik karena waktu hendak pulang ke kampung halaman, dia melihat harapan dari senyum semangat sang putri. Ditepuk-tepuknya pundak sang istri seraya berucap,”dia gadis cerdas, pasti bisa bangkit segera. Papa yakin itu, M

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Perenungan yang Dalam

    “Bapak...” panggil Nirmala pada lelaki brewokan di teras rumah. Beberapa bulan tidak melihat, wajah Pak Harsono yang dulu hampir selalu rapi, kini tampak tidak terurus. Rambut-rambut dibiarkan tumbuh liar di wajah menambah kesan garang.“Kalian dari mana aja jam segini baru pulang?” cecar Pak Harsono sembari menatap tajam ke arah pasangan muda mudi yang terlihat tegang itu.Anggara menatap kekasihnya seolah memberi isyarat apakah dirinya harus jujur atau tidak. Seperti mengerti makna sorotan mata itu, Nirmala menggeleng pelan.“Maaf, Pak. Tadi, abis kontrol. Antriannya panjang, jadi sampai telat pulangnya. Bapak kapan pulang?” tanya Nirmala lirih penuh kehati-hatian.Bersamaan dengan jawaban putrinya, Bu Harsono yang mendengar suara sang suami yang cukup lantang tadi segera ke luar.Ditatapnya muda-mudi itu dengan sorot kecemasan. Sebagai seorang Ibu, Bu Harsono memiliki ikatan batin kuat kepada sang putri yang dari tatapannya seperti tengah meminta bantuan.“Oh, kalian sudah pulang,

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Runyam

    “Kamu dari mana aja, Gara? Tante nyariin kamu kemana-mana, kirain ke toilet atau ke luar beli sesuatu.”Begitu sampai di depan ruangan tempat Nirmala diperiksa tadi, terlihat Tante Ayu tengah gelisah. Wanita yang tampak kelelahan dan kebingungan itu langsung lari menyusul saat melihat Anggara muncul.“Nggak dari mana-mana, Tante,” jawab Anggara singkat. Pikirannya masih tersangkut pada sosok yang baru saja ditemuinya.“Kamu lho, seperti linglung begitu. Ada apa? Oh, ya, Nirmala sudah siuman. Tadi Tante udah masuk sebentar. Ini mau jemput ommu di rumah Fitonia. Duh, suasana katanya kacau balau. Kamu di sini tunggu Nirmala, ya. Jaga kesehatan dan mental dia. Tante jemput om dulu,” pamit Tante Ayu terlihat tergesa-gesa.Anggara hanya mengangguk. Langkahnya lesu masuk ke ruangan yang sedari tadi ditunggui tantenya itu. Batinnya senang mendengar sang kekasih sudah siuman, tapi tetap saja masih terasa ada yang mengganjal.Melihat Nirmala menatapnya, ia berusaha tersenyum ceria. Diingatnya b

  • Nikahi Aku atau Aku Mati   Kejutan di Klinik Bersalin

    Melihat ekspresi putranya yang begitu terkejut dan panik, Bu Diana mendelik. Dicubitnya sang putra sebagai bentuk protes sekaligus permintaan untuk tetap duduk melanjutkan prosesi acara lamaran. Seperti tidak mau kehilangan kesempatan, wanita yang tidak menyangka akan ada kejadian tak terduga tersebut pun langsung meminta panitia untuk tetap melanjutkan acara.Ia mengajak calon besan untuk saling mengaitkan cincin di masing-masing calon pengantin. Namun, Anggara yang hatinya terkoyak melihat kekasih hati jatuh pingsan, tidak kuasa untuk bertahan. Ia bangkit tanpa memperdulikan pekikan dan larangan sang ibu. Dipapahnya wanita muda yang tidak sadarkan diri itu ke luar tempat acara.Tante Ayu yang menyaksikan adegan memilukan itu pun tergugah hatinya, lalu bangkit dan meminta kunci pada sang suami. Wanita yang sudah menganggap Nirmala sebagai anak sendiri itu pun menyuruh sang keponakan untuk memasukkan Nirmala ke mobilnya.“Tante yang nyupir,” ujarnya sigap membukakan pintu. Ia benar-be

DMCA.com Protection Status