"Lucyan bunuh diri di dalam sel tahanan,'' jawab Axel dengan wajah terpukul."Apa? Tidak! Bukankah dia baru dipindahkan ke sel tahanan?'' sela Shakira terkejut bukan main."Itulah. Ini benar – benar aneh. Seharusnya Lucyan tak perlu bunuh diri. Toh dia hanya di dakwa sebuah penculikan dan hanya beberapa tahun dalam penjara. Tapi ini benar – benar aneh,'' gumam Axel dengan wajah mengernyit bingung."Aneh kenapa Axel?''"Sejak Lucyan di tangkap, bukti – bukti dalam laptop itu telah sirna, hanya bukti yang ada pada ponselmu dan surat perjanjian itu. Itulah kenapa kita hanya bisa mendakwa Lucyan atas penculikanmu, dan pihak berwajib tak menemukan bukti – bukti rekaman yang kau bilang tentang usahanya menggulingkan perusahaan,'' papar Axel dengan wajah serius, ''makanya aku tanya padamu sekali lagi, apa kau ingat rekaman apa yang ada di laptop itu? Dan apa yang Lucyan bicarakan saat dia ingin kau menandatangani perjanjian itu?''Shakira tertegun.Semua bukti yang menunjukkanmu sebagai pemb
Setelah dua hari menunggu, akhirnya jadwal endoscopy untuk Natarina pun dilakukan. Shakira menunggui di luar ruangan bersama Axel.Ia tak diizinkan masuk untuk melihat karena dikhawatirkan mengganggu jalannya proses penglihatan dalam lambung Natarina. Selama hampir empat puluh lima menit berlalu, akhirnya Natarina telah selesai endoscopy.Lalu mereka diperbolehkan masuk ke ruangan untuk melihat hasil poto endoscopy tersebut dan mendengarkan hasil dari pemeriksaan itu.Dengan seksama serta penuh perhatian Shakira dan Axel mendengarkan penjelasan dokter Bryan sehubungan dengan apa yang dialami oleh Natarina.Bahwa Natarina menderita luka lambung yang cukup serius dan jika tak segera di tangani dengan cepat akan mengakibatkan sakit komplikasi di lambung dan sekitar pencernaannya.Lalu setelah perbincangan itu mereka kembali diantarkan ke ruang rawat inap.Shakira dan Axel yang terus mendampingi serta mendorong kursi roda Natarina, terlihat lega sekaligus khawatir setelah mendengarkan hasi
Apa maksudnya? Apa maksud Axel? Shakira mendekap mulutnya untuk menahan rasa terkejutnya. Dengan menahan gemetar di tubuhnya, ia mencoba untuk tetap tenang dan berpura – pura tak mendengar apa pun."Aku tidak mengancammu Aksa. Kau yang memulai semuanya, aku hanya menjaga milikku dan seharusnya kau tahu batas!''Axel menutup teleponnya dengan menghela napas berat. Untuk sesaat tak ada suara apa pun, sebelum akhirnya Shakira mendengar suara langkah kaki Axel memasuki ruangan saat Shakira berpura – pura tidur.Untuk beberapa saat tak suara atau pergerakan apa pun yang Axel lakukan, hingga Shakira merasakan Axel duduk tepat di sebelahnya.Shakira merasakan tangan Axel membelai wajahnya dan berangsur turun membelai lehernya yang spontan membuat Shakira tersentak bangun membuka mata."Axel ....'' ucap Shakira dengan pekik tertahan menatap Axel yang duduk di ujung sofa yang sibuk memperhatikannya."Kenapa terbangun? Apa kau tak bisa tidur?'' tanya Axel menatap Shakira lurus – lurus. Hal itu
Melihat langkah Axel menjauhinya, Shakira segera menghalangi pintu dan bersandar pada benda itu. "Jangan pergi seenaknya, pembicaraan kita belum selesai,'' ucap Shakira dengan nada menantang.Shakira berusaha mencairkan suasana dan menciptakan pengalihan pikiran Axel tentang dirinya. Axel bersedekap, ''apalagi? Bukankah semua sudah selesai? Dan bukankah Nyonya sedang sibuk mengurusi Mama?'' sindir Axel mengangkat alisnya."Hei, dengar ya Tuan Muda, kau sudah menuduhku seenaknya dan sekarang kau mau pergi begitu saja? Enak saja. Kalau kau ingin bukti aku kencan dengan siapa, lihat sendiri dan buktikan aku akan pergi ke mana dan berkencan dengan siapa!'' ucap Shakira dengan ketus seraya mendorong tubuh Axel menjauh.Axel menahan senyumnya, ''Jadi aku harus bagaimana untuk membuktikannya Nyonya?'' pancing Axel menjebak Shakira."Ya tunggu saja, siapa yang akan menjemputku,'' elak Shakira terlihat mulai panik, menjauh dari pintu dan menuju meja riasnya yang ada di tengah ruangan.Shakira
Menjelang malam, Shakira, Axel dan Natarina telah menyelesaikan makan malam bersama. Bertepatan kakek Othman datang bersama Aksa dan beberapa pengawal yang berada di luar.Kakek Othman dan Aksa menyapa dan berbincang – bincang dengan Natarina yang terlihat makin sehat. Shakira yang duduk bersebelahan dengan Natarina dan diapit Axel sangat senang tatkala Kakek Othman menyerahkan ponselnya yang sempat disita sebagai barang bukti."Nah, Shakira. Ini ponsel milikmu kan? Tadi Kakek mampir ke sana untuk mengambilnya,'' ucap Kakek Othman menyerahkan bungkusan yang berisi ponsel Shakira.Shakira menerima dengan senang, ''wah, akhirnya. Terima kasih Kek,''"Loh Shaki kenapa ponselmu ada pada Kakek Othman?'' tanya Natarina yang spontan membuat suasana yang tadinya ramai dengan percakapan yang di selingi senda gurau itu langsung berubah hening."Aaahh, itu ....'' Shakira tergagap."Ponsel Shakira sempat rusak Ma, waktu itu terjatuh karena ada sedikit kecelakaan,'' sela Axel merengkuh pundak Shak
Pagi itu Shakira terlihat sangat bersemangat, apalagi rencananya telah berhasil dengan mengatakan Rachel akan datang berkunjung. Dengan begitu Axel berangkat lebih pagi dari biasanya, walau pun Shakira tahu ada gelagat Axel tak ingin pergi ke kantor karena ia merasa kurang beristirahat.Shakira melambaikan tangannya kepada Axel yang melewatinya dan balas melambai dari dalam mobil mewahnya. Ia di temani sopir kantornya.Sementara Joe, sopir pribadi di rumah sekaligus merangkap keamanan saat itu menutup gerbang dan tersenyum pada Shakira yang berjalan mendekat padanya."Selamat pagi Pak, saya ingin sedikit berbicara dengan Pak Joe, apa kita bisa ke taman sebentar?'' tanya Shakira kepada Joe setelah ia menelisik letak CCTV rumah itu.Shakira berpikir dengan berbicara di sekitar taman, Axel tak akan mencurigai arah pembicaraan mereka.Dengan mengangguk setuju Joe mengikuti ke mana langkah Shakira. Lalu mereka berhenti di depan sebuah pot bunga yang mencoba di geser oleh Shakira, yang akhi
"Iya, tidak. Oh aku bingung harus menjawab yang mana lebih dulu,'' keluh Shakira yang terlihat lelah, ''iya rencananya begitu, tapi sepertinya ia ada acara, makanya ia tak jadi datang,'' lanjut Shakira sembari menghempaskan dirinya ke sofa."Apa yang kau lakukan Shaki? Suami mu baru pulang kerja, kenapa kau malah duduk di sini?'' tegur Natarina yang membuat Shakira menepuk keningnya seraya mengernyit menandakan ia lupa.Lalu Shakira bergegas bangkit dan menyusul langkah Axel yang terburu – buru menuju kamar. Mau tak mau Shakira harus memulai bersikap baik pada Axel. Shakira bergelayut di lengan Axel dan mengambil tas jinjing di tangan Axel seraya mereka memasuki kamar.Shakira mengecup pipi Axel, ''selamat datang,'' ucapnya tersipu malu lalu bergegas meletakkan tas jinjing Axel di atas meja lalu bergegas ke kamar mandi untuk menyiapkan air untuk Axel mandi. Setelah memastikan semua siap, Shakira kembali ke kamar dan betapa terkejutnya ia saat mendapati Axel telah melepaskan semua paka
Shakira menahan isak tangisnya agar tak berkepanjangan, apalagi saat mendengar suara pintu yang diketuk seseorang dari luar. Shakira segera membersihkan lelehan airmata di kedua pipinya."Siapa?'' tanyanya dengan cepat."Saya Nyonya Kakak, Amel,'' jawab Amelia dengan setengah berteriak."Masuklah Amel,'' ucap Shakira bergegas merapikan riasan wajahnya.Dan kedatangan Amelia membuatnya tertegun, karena gadis itu membawa nampan yang berisi makanan dan minuman untuk dirinya."Loh, Amel ....?''"Ini Nyonya Kakak. Tuan Muda menyuruh saya membawakan makan malam Nyonya ke kamar. Tadi kata Tuan Muda, Nyonya sedang ingin makan di kamar dan tak ingin di ganggu karena kurang enak badan. Jadi kata Tuan Muda, Nyonya di suruh istirahat saja di kamar,'' papar Amelia seraya meletakkan nampan penuh makanan itu di meja yang ada di sudut ruangan."Oh dia benar, aku memang ingin istirahat,'' sahut Shakira tersenyum sedih."Apa Nyonya Kakak mau saya temani?'' ucap Amelia menawarkan diri."Tidak, terima ka
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan