"Hei, bagaimana kalau kita menonton itu bersama?'' Axel tersenyum miring melihat Shakira mengernyit masam.
"Ini semua gara – gara kamu!''
"Aku? Kenapa jadi aku yang salah?'' Axel memasang tampang tak berdosa.
"Kau membohongiku? Kenapa kau kirim foto malam pertama kita? Padahal kan kita tidak melakukannya! Karena, aku tak bisa mengingat apapun!'' Shakira tak menyadari apa yang ia bicarakan membuat Axel makin membara seperti api yang tersulut bensin. Axel langsung menindihnya dan mengunci kedua tangannya.
"Aahh jadi kau menginginkan malam pertama yang sebenarnya?'' Senyum Axel mulai mengembang, ''dan kupastikan semua itu tak akan pernah terlupakan seumur hidupmu sayang.''
"Jangan harap! Justru aku ingin memastikan kebenarannya!'' Shakira memberontak.
"Ya, memang menyedihkan, di malam pertama pernikahanku, istriku malah tidur sangat pulas. Apalagi yang bisa aku lakukan selain menciuminya? Yah, aku melakukan itu hanya ingin menandai kepemi
Makan malam telah terhidang di meja makan. Namun, hanya Shakira yang sedang asyik menikmati makan malamnya. Dua piring yang telah disediakan diatas meja masih dalam keadaan tertelungkup, karena sang empunya belum menampakkan batang hidungnya. Untuk itulah Shakira sengaja makan lebih awal karena ingin buru – buru menyelesaikan aktivitasnya agar bisa menghindari kedua kakak beradik itu.Dengan perasaan lega Shakira meneguk air putih di tangannya, lalu bangkit berdiri setelah merapikan mulutnya dengan tisu. Namun, baru beberapa langkah ia berjalan menjauhi meja ia mendengar sayup – sayup suara laki – laki sedang berbicara di telepon datang mendekat dengan bahasa Inggris yang sangat kental.Oh tidak! Ada yang datang! Sebaiknya aku jalan memutar melewati lorong samping. Siapa ya? Axel atau Aksa? Tadi Amelia bilang, mereka pergi bersama. Terserahlah, siapa pun itu aku tak mau bertemu mereka untuk saat ini.Shakira berjalan cepat menuju arah berlawana
Shakira terbangun dengan badan remuk redam, seolah ia habis tergilas oleh sesuatu yang besar dan kuat. Gadis itu membuka mata perlahan, celingukan dan bangkit untuk duduk, namun usahanya terhalang sebuah tangan yang terkulai memeluk pinggangnya yang ramping. Shakira tersentak kaget, saat melihat Axel dengan wajah polosnya tertidur di sampingnya.Shakira membekap mulutnya setelah menyadari apa yang terjadi. Apalagi saat ia melihat warna merah di sprei. Airmata mulai mengembang di kedua mata indahnya. Sambil menggigit bibirnya, Shakira memindahkan lengan Axel dengan perlahan – lahan agar menjauhi pinggangnya lalu ia bangkit dari ranjang sambil membelit tubuhnya yang polos dengan selimut.Kenapa semua ini bisa terjadi? Bahkan aku tak menyadari baju – bajuku lepas dari tubuhku begitu saja? Oh mama, doakan aku agar segera terlepas dari pernikahan ini. Pernikahan dengan laki – laki brengsek seperti Axel. Oh sakit. Badanku serasa remuk redam. Ini kan hanya p
"Axeeeeell! Kemana saja kau beberapa hari ini sayang! Aku kangeeeeen! Kau menghilang seperti di telan bumi! Aku tak bisa menghubungimu!'' celoteh perempuan berambut burgundy itu dengan manja bergelayut di leher Axel."Cindy?'' ucap Axel terkejut tanpa membalas pelukan gadis itu."Sayang aku sangat merindukanmu ....'' tanpa basa basi Cindy langsung mencium pipi Axel. Melihat itu Shakira bergegas meninggalkan tempat itu seolah ia tak mengenal Axel.Baru beberapa langkah Shakira menjauh dari Axel, tiba – tiba ia mendengar suara – suara teriakan perempuan yang menyebut – nyebut nama Axel. Mereka terdengar antusias melihat sosok Axel dan mengerubungi laki – laki berparas tampan menawan itu.Wake up Shakira! Axel itu milik semua wanita dimanapun dia berada dan kau hanya istri diatas kertas yang sewaktu – waktu akan di buang kalau dia sudah merasa bosan!Shakira memasuki kelas yang sudah ramai oleh para mahasiswa, dan mendapa
Shakira diam membisu tanpa bisa menjawab, jantungnya berdegup sangat kencang. Gadis itu hanya bisa mematung di dinding yang menguncinya tanpa bisa bergeser mundur untuk melarikan diri."Aku tanya sekali lagi, siapa dia?'' Axel mengungkung Shakira dengan tatapan tajam mengintimidasi."Dia, bukan siapa - siapa!'' Shakira tak bisa menahan rasa gugup yang tiba – tiba menderanya."Oke, kalau begitu mari kita buktikan!'' sahut Axel bersiap memencet ulang telepon masuk sebelumnya."Tidak! Axel! Jangan!'' Shakira berusaha merebut ponselnya dari genggaman Axel yang langsung menghindari dan menjauh. Mereka saling berebut benda kotak kecil itu."Kalau begitu jawab aku! Siapa dia?'' Axel bersiap memencet tanda telepon warna hijau di layar ponsel Shakira."Bukan siapa – siapa,'' jawab Shakira sekali lagi dengan wajah memohon."Kubilang jawab aku atau ....''"DIA MANAGERKU DI RESTORAN!" potong Shakira dengan emosi kepada Axel. Sh
Untuk beberapa saat Shakira hanya terdiam membeku menahan malu karena ia terlihat senang dengan hadiah pemberian Axel. Akan tetapi, ia tak ingin membuat Axel besar kepala dan meletakkan ponsel baru itu kembali ke dalam kardus kecil tersebut. Lalu tanpa memperdulikan Axel, ia bergegas kembali ke kamar."Hei! Apa kau tak suka dengan modelnya? Kenapa di kembalikan?'' Axel menarik lengan Shakira yang langsung ditepiskan olehnya sambil tetap memasuki kamar. Saat Shakira menutup pintu, ia sempat mendengar ponsel Axel berdering yang membuatnya teralihkan dari Shakira.Siapa coba yang menelepon tengah malam begini? Ah bodo amatlah! Lebih baik aku tidur biar aku bisa pergi pagi – pagi besok.Shakira segera melepaskan celana panjangnya dan ia tidur hanya mengenakan kemeja Axel. Tak berapa lama ia pun terlelap dalam balutan selimut yang hangat.***DRRRRRTTTTTTR!DRRRRRTTTTTTR!Shakira tersentak dari tidurnya sa
"Shaki? Apa itu benar?'' pertanyaan Rachel menyadarkan Shakira dari ketakutan yang menyergapnya.Shakira menepis tangan Axel yang ada di lengannya. Ia mencoba menguasai diri dan tersenyum. "Hahaha.... Yang benar saja. Tuan muda bisa – bisanya bercanda seperti itu! Nanti semua orang jadi salah paham lho, hehe...''"Sayang, Axel ada apa ini?'' Kedatangan Cindy makin membuyarkan ketegangan diantara mereka. Baru kali ini Shakira merasa harus berterima kasih dengan kedatangan gadis manja itu walau sosoknya seperti duri dalam daging baginya.Cindy langsung bergelayut di lengan Axel yang membuat laki – laki merangkulkan lengannya di pundak gadis itu. "Tidak apa – apa sayang, ternyata aku salah mengenali orang. Kupikir dia orang yang sama. Yuk!''Axel melangkah pergi sambil merangkul Cindy dari hadapan Shakira yang masih terpaku bergetar hebat. Sementara Rachel segera menyeretnya pergi sambil terus menggumamkan kebingungannya tentang sikap Axel
Axel berdiri di depan mobil dengan amarah yang membuncah sambil mengacungkan jari telunjuknya menantang Martin keluar dari mobil."KELUAR KALIAN!" Bentaknya sambil menggebrak mobil itu sekali lagi. Tiga orang laki – laki berdiri di belakangnya.Setelah pintu terbuka, Shakira dan Martin keluar dari mobil dengan perasaan was - was. Martin hendak berlari menolong Shakira yang langsung di seret menjauh oleh Axel, namun langkahnya langsung di hadang oleh para pengawal Axel. Baku hantam pun tak terelakkan. Shakira mau tak mau ikut melawan Axel demi menolong Martin. Akan tetapi Shakira terperangkap oleh dekapan kuat Axel."Aagk! Lepas! Axel!'' Shakira terus menggeliat agar terlepas dari kungkungan Axel yang bertubuh lebih tinggi besar jika dibanding dirinya."HEI! TUNGGU! Ada apa ini? Kau pria pelanggan yang tadi? Kenapa kau ingin mencari gara – gara terus? Lepaskan Shakira! Jangan kasar pada perempuan!'' Martin menggeram emosi terangah di sela baku
"Maafkan aku pak Martin, aku harus melakukan itu dihadapan bapak, agar bapak bisa segera melupakan aku dengan rasa sakit yang bapak terima hari ini. Tidak apa – apa jika bapak memandangku seperti wanita ja***g atau bahkan pela*** yang menjual diri pada konglomerat! Tidak apa – apa, asal bapak selamat!'' jerit batin Shakira yang berkecamuk tak karuan.Sambil menyisakan tangisnya ia memasuki sebuah kamar kosong yang ada di lantai dua. Ia sengaja memilih kamar dengan posisi terjauh di rumah itu, agar ia bisa menenangkan dirinya tanpa gangguan siapapun, terutama Axel. Hatinya benar – benar remuk redam.Shakira yang dulu memang sempat jatuh cinta pada Martin yang tampan, dewasa dan sangat bertanggung jawab itu kini harus mengubur rasa cintanya dalam - dalam. Walaupun begitu ia sangat tahu diri bahwa umur mereka yang terpaut cukup jauh membuatnya lebih memilih mundur, apalagi ia melihat teman kerjanya juga sangat menyukai managernya itu dengan sepenuh hati.
Seharian ini Axel dibuat pusing oleh tingkah Shakira yang semakin lama semakin suka uring-uringan tak jelas. Namun ada kalanya Shakira terlihat sangat ceria saat bersama si kembar. Apalagi si kembar kini sudah bisa berjalan walau tertatih-tatih. “Bagus! Anak-anak Mama sudah mulai bisa berjalan! Sini Mama cium dulu, anak tampan dan cantik Mama!” puji Shakira dengan antusias memangku kedua buah hatinya dan menciumi mereka bergiliran dan membuat keduanya tergelak-gelak kegelian. Akan tetapi suasana yang ceria itu seketika suram saat Axel mendekati mereka. Dengan wajah masam, Shakira mencoba menjauh darinya. Namun, tangan Axel dengan cepat menangkap Shakira dengan merangkulnya dari belakang. Mau tak mau kedua anaknya pun ikut dalam kungkungannya. “Apa yang kau lakukan? Sudah kubilang jauh-jauh dariku,” desis Shakira menahan marah, namun beda halnya dengan si kembar yang tergelak-gelak karena mendapat pelukan dari Papa mereka. “Sayang, aku minta maaf jika ada salahku, tetapi kumohon jan
Pesta itu di gelar di sebuah aula hotel bintang lima yang berada dalam naungan bisnis Othman Group yang telah Axel akuisisi.Saat itu Shakira dan Axel memakai baju pernikahan mereka kembali, seolah mengenang kembali pernikahan mereka dan mendandani si kembar seperti malaikat-malaikat kecil yang lucu dan cantik. Sungguh memperlihatkan keluarga yang sempurna. Beberapa tamu melontarkan pujian sekaligus iri dengan kemesraan mereka dengan tiada henti-hentinya. Pesta itu berlangsung sangat meriah dan ramai. Axel dan Shakira terlihat semakin bahagia tatkala sampai acara puncak itu yang diisi oleh potongan-potongan foto Axel dan Shakira dengan berbagai pose atau adegan yang tanpa sengaja terekam kamera CCTV dengan pose lucu, tertawa atau pun sedih. Juga foto-foto di kembar yang sangat menggemaskan yang terpampang di layar utama.“Ya. Inilah keluarga kecil saya. Istri saya, Shakira yang tercinta juga anak-anak saya, Angelo dan Angela serta Ibu mertua saya, Mama Natarina, serta Kakak saya, Aks
“Kau tahu, apa pun yang kita rencanakan dan bagaimana pun kita berusaha, jika Tuhan telah menggariskan sebuah takdir semua tak akan bisa ditentang,” ujar Aksa kala itu.Axel tersenyum tipis mendengarnya walau tetap tak melepaskan pandangannya pada Shakira yang sedang tertawa senang bercanda ria dengan si kembar dan Ibunya di sebuah kasur lantai.Kedua kakak beradik itu sama-sama terdiam saat melihat Shakira yang dengan luwesnya meraih Angelo yang mulai merengek. Dan berkat godaan Shakira, bayi mungil itu kembali terbahak-bahak menggantikan rengeknya.“Ya. Aku hanya berpikir, bahwa aku akan berusaha semampuku agar semua yang aku cita-citakan dapat kuraih. Termasuk memiliki hatinya.” Axel tetap menatap Shakira dengan senyum mengembang.Ucapan Axel sukses membuat Aksa mengalihkan pandangannya dari Shakira kepada Axel.“Aku tahu ke mana arah pembicaraanmu, Aksa. Walaupun para Kakek ingin mencatat nama kalian dalam ikatan jodoh. Tapi Tuhan menakdirkan Shakira terikat padaku. Begitu, ‘kan?
“Aku hanya takut, aku tak pantas untukmu, Shakira. Karena aku bukanlah siapa-siapa lagi ....”Kata-kata putus asa Axel masih terus terngiang-ngiang di telinga Shakira bahkan setelah ia terbangun dari tidurnya. Ia menatap wajah Axel yang masih terlelap dalam pelukannya.Shakira meraba wajah tampan di hadapannya dengan perasaan haru, lalu dengan berkaca-kaca ia mengecup kelopak mata Axel yang masih terpejam, hidung mancung dan bibirnya dengan lembut. Dengan tatapan puas, Shakira menatap wajah suaminya yang terlihat polos dan tampan.Namun kesenangannya harus dikejutkan gerakan Axel yang tiba-tiba menimpanya dan menyurukkan wajahnya di leher jenjang Shakira yang spontan membuat Shakira memekik kegelian.“Dasar Nakal, kau selalu mengejutkan aku, Axel,” tegur Shakira mencubit pipi Axel dan membuat laki-laki itu menggumam dan makin gencar mencumbu Shakira yang membuat Shakira makin terkekeh kegelian. Mau tak mau hal itu membuat Axel benar-benar bangun.“Mana morning kissnya?” gumam Axel kem
Shakira mendorong Axel dari dekapannya dan menatapnya dengan mata terbelalak tak percaya.“Ada apa, Axel? Kenapa kau tiba-tiba seperti ini? Kenapa tiba-tiba kau mengucapkan itu?” cecar Shakira tercekat tak percaya.Melihat Axel hanya terdiam membisu, Shakira mengangguk paham, “Apa ini karena aku telah melarikan diri bersama Aksa waktu itu? Jadi kau tak percaya ....”“Shakira ....” sela Axel yang kini bersimpuh di kaki Shakira dan memeluk lututnya.“Dosa Othman terlalu besar untuk diampuni. Kakek telah menghancurkan hidupmu begini rupa. Aku terlalu malu untuk menatapmu sekarang. Tak ada lagi yang bisa kubanggakan dan kupersembahkan untukmu, Shaki. Aku bahkan yang hanya memiliki sedikit perasan kepadamu tanpa sadar hanya diperalat untuk mengikatmu secara paksa.Aku tak pernah menyangka segala dukungan buatku dari Kakek, itu semua karena kupikir Kakek yang benar-benar menyayangiku dan iba melihatku yang selalu jadi bayang-bayang Aksa. Tapi nyatanya, semua demi tujuannya sendiri. Demi ing
“Sayang, apa kau sudah selesai berbicara? Ayo, kita pulang, sepertinya Shakira sedang kerepotan dengan anak-anaknya. Sebaiknya kita pamit,” ucap seorang wanita yang tiba-tiba datang dan menggandeng lengan Martin, perut wanita itu terlihat sedikit buncit.Axel menatap wanita tersebut, yang menatapnya dengan sopan namun sangat jelas terlihat dia menikmati apa yang sedang dilihatnya.“Sarah? Kau sudah selesai berbicara dengan Shakira?” tanya Martin menoleh pada wanita yang terlihat agak genit itu, “Perkenalkan Tuan Muda, ini istri saya Sarah, dan Sarah ini adalah Tuan Muda ...”“Axel, Tuan Muda Axel, suami Shakira siapa yang tak tahu Tuan Muda Axel Othman. Salam kenal saya Sarah, istri Tuan Martin ini, pemilik restoran yang punya cabang di beberapa Mal,” sela Sarah memotong ucapan Martin dan mengulurkan tangannya untuk dijabat Axel.Ucapan Sarah, membuat Martin jengah dan menegurnya walau dengan suara lembut. Akan tetapi sepertinya Sarah sangat menikmati pamer di hadapan Axel, apalagi me
“Bagaimana, Erick? tanya Axel setelah dokter Erick memeriksa kondisi Kakek Othman.“Axel, Kakek meninggal karena pembuluh darah arterinya putus dan menyebabkan kehilangan banyak darah dan mengakibatkan syok dalam jantungnya. Dan Kakek meninggal sekitar 2 sampai 3 jam yang lalu,” ungkap dokter Erick dengan tatapan penuh simpati.“Kenapa tidak pasti?” sela Aksa kepada Erick menutupi ranjang dan seprei yang berlumuran darah Kakek Othman yang mengering.“Karena suhu ruangan ini sangat rendah, jadi membuat suhu tubuh juga semakin turun dan dapat mempengaruhi pembekuan dengan cepat,” jawab Erick yang membuat Aksa terdiam menguyup wajahnya sendiri dengan kasar. Laki-laki itu terlihat sangat stres.“Dan memang beliau meninggal karena sebab bunuh diri, tak ada tanda-tanda kekerasan selain itu,” lanjut Erick dengan wajah penuh duka. Dokter muda yang berumur tak jauh di atas Axel itu menghela napas dengan berat, “Aku turut berdukacita atas apa yang terjadi pada Kakek,” pungkasnya seraya melepas
Sore itu Shakira duduk bersebelahan dengan Axel, sementara Aksa duduk di bangku tunggal terpisah berhadapan dengan Tuan Bastian West yang duduk dengan Pak Adam, sekretaris Axel dan Pak Ares, Pengacara Axel.Kelima orang tersebut sedang bersitegang karena masalah yang sedang mereka hadapi. Apalagi melihat Tuan Bastian yang sempat tak bisa menahan harunya bisa melihat Shakira setelah sekian lama. Hal itu semakin membuatnya bersemangat untuk mengungkapkan alasan kedatangannya ke rumah itu.“Jadi, singkatnya, seperti yang tertulis dalam surat wasiat terakhir, sebelum Tuan Abraham Ansel meninggal, bahwa semua miliknya akan di wariskan kepada Nona Shakira. Dan jika Nona Shakira meninggal sebelum memiliki keturunan maka sebagian aset itu akan disumbangkan kepada yayasan amal pilihan Tuan Ansel, dan sebagian lagi untuk Nyonya Natarina,” papar Tuan Bastian seraya menyerahkan beberapa lembar dokumen di tangannya kepada ke empat orang itu.“Dan ini adalah seluruh aset itu, dengan taksiran harga
Mendengar ucapan Axel yang terbata-bata, Aksa tak kuasa menahan gelak tawanya dan membuat Shakira dan Natarina menatapnya semakin heran.“Ada apa, Aksa?” tegur Natarina yang langsung membuat Aksa menghentikan gelak tawanya.Lalu dengan menyisakan tawanya ia akhirnya mengakui, bahwa dia memang sengaja membisikkan kata-kata itu untuk membuat Axel marah dan bangun.“Apalagi yang bisa membuatmu marah selain itu? Lihat saja Ma, bahkan dia bisa melawan dan bangkit dari kematian hanya karena Shakira,” papar Aksa yang membuat Shakira dan Natarina menangis haru. Shakira kembali memeluk dan menciumi tangan Axel. Sementara Axel menahan sakit karena tawanya yang terlepas begitu saja.***Akhirnya setelah beberapa hari di rawat, Axel diperbolehkan pulang ke rumah dengan berbagai macam syarat yang harus dipatuhinya demi mempercepat pemulihannya. Dengan begitu pekerjaan Shakira semakin banyak, selain mengurus kedua anaknya ia juga harus membagi waktunya untuk Axel.“Aku merasa jadi punya 3 bayi yan